Home / Rumah Tangga / Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin / 73. Jangan Menangis, Keano ... Mama Hanya Pergi Sebentar

Share

73. Jangan Menangis, Keano ... Mama Hanya Pergi Sebentar

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2024-12-23 13:30:45
‘Lilia diam-diam menangis?’ ulang William dalam hati. ‘Benarkah begitu?’

Tapi bukankah apa yang dikatakan oleh anak lelakinya itu selalu jujur?

‘Apa Lilia sekecewa itu, dan berpikir aku benar menodai Gretha?’

“Papa tidak melakukan apapun dengan Tante Gretha, Keano,” kata William.

“Tapi kenapa Tante menangis? Mama juga pergi sekarang. Bagaimana kalau Mama benar-benar tidak kembali?”

Kalimat Keano membombardir William hingga ia bingung harus menjawab yang mana.

“Mama pasti kembali, Tuan Muda Keano,” kata Agni. Wanita paruh baya itu berlutut di samping Keano, menunjukkan senyumnya dan mencoba membujuk. “Mama ‘kan sudah janji untuk pulang? Mama hanya melakukan tugasnya. Di sana sedang kekurangan orang untuk merawat adik-adik yang sakit dan kurang mampu. Mama tetap menjadi Mamanya Tuan Muda kok. Tapi sementara ini dengan Bu Agni ya?”

Keano bisa memahami ucapan Agni, dan … sepertinya itu berhasil.

“Ada Papa di sini, mau apa, Sayang? Keano bisa bilang ke Papa.” William mencoba merayu
Almiftiafay

kalian udah siap buat masuk ke masa2 manis William dan Lilia?? hihihi makasih ya akak semua udah membaca 😹 coba komen yang banyak, othor akan tambahin kalau banyak yang komen dan like ☺️☺️

| 28
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (9)
goodnovel comment avatar
Adilah Ismail
siap thor...manis manis...
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
semoga hubungan keano dan willi bisa kembali baik lagi
goodnovel comment avatar
meowza lee
kak thor, ku like komen plus kutambahin vote, tapi tambahin juga bab nya yaaa ʕ⁠っ⁠•⁠ᴥ⁠•⁠ʔ⁠っ
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    74. Ipar Adalah Maut

    “Bagaimana kalau pulang ke rumahku dulu?” tanya Nicholas saat ia membantu Lilia menyiapkan piring makan yang akan mereka gunakan untuk anak-anak panti asuhan. “Nanti akan aku katakan pada William, Lilia. Biar Keano sedikit redam amarahnya karena tadi Bu Agni bilang dia sangat meledak-ledak pada William.” Lilia ragu dengan ajakan itu. Ia tak berani. Itu bisa saja memantik amarah William seandainya ia tahu bahwa Lilia dan Keano tengah bersama dengan Nicholas. Ia memandang Nicholas dan mata tulusnya yang tampak membiaskan cahaya dari lampu yang menerangi ruangan di mana mereka berdiri. Sepasang netranya lalu berpindah melewati pintu masuk, menyaksikan Keano yang sedang berlarian dengan anak-anak panti yang lain dan dia terlihat sangat senang di sini. Seolah tak memiliki beban atau menanggung kebenciannya pada William. ‘Apakah boleh?’ batin Lilia bingung. ‘Apakah kami boleh ikut dengannya?’ Seperti sedang menyambut benaknya yang berkecamuk, Keano berlari menghampirinya dan memeluk

    Last Updated : 2024-12-23
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    75. Aku, Kau, Dia, Dan Hujan Malam Itu

    Lilia baru saja masuk ke ruang tamu rumah Nicholas setelah keluar dari mobil yang dikemudikan pria itu meninggalkan panti asuhan. Seperti yang ia putuskan sebelumnya bahwa Lilia akan membawa Keano menginap selama satu malam di sini dan akan diantar pulang oleh Nicholas besok pagi. Nicholas mengatakan bahwa ia sudah memberi tahu William sehingga Lilia merasa tidak akan terjadi hal buruk—semisal sebuah kesalahpahaman. Tetapi, itu sebelum ia mendengar suara teriakan seseorang yang ada di luar rumah. Lilia kenal betul, itu adalah suara William. Lilia yang tadinya berjalan mengikuti pelayan dengan segera menghentikan langkahnya. Ia berbalik dan melihat ke arah pintu yang terbuka. Menyaksikan William yang menghantamkan kepalan tangannya sehingga Nicholas limbung di bawah hujan. “BRENGSEK!” Umpatan William mengoyak petang yang harusnya tenang di halaman. Dari tempat ia berdiri, Lilia mendengar suara menggelegar William saat ia bertanya, “Kamu pikir aku tidak tahu apa tujuanmu membawa

    Last Updated : 2024-12-23
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    76. POSESIF

    Lilia bisa merasakan punggung William yang naik turun tak beraturan. Gerakan agresif yang dipicu oleh adrenalin yang terguncang di dalam tubuhnya. Samar Lilia mendengar detak jantung pria itu yang bertalu-talu, seolah tengah memprovokasi dan memintanya untuk menghancurkan apapun yang ada di hadapannya. Lilia sempat terseret sejauh beberapa langkah, ia menahan pria ini sekuat tenaganya dan sekali lagi memohon, “Tolong hentikan,” pintanya. “Tidak ada yang diuntungkan dari pertengkaran kalian ini selain kalian yang hanya saling menyakiti!” Tidak ada yang bicara setelah kalimat Lilia terdengar di sela-sela tirai hujan yang belum reda. Hanya ada napas yang naik turun, seolah tengah berusaha menguraikan sesak. Lilia perlahan melepaskan tangannya dari William, kemudian pria itu berbalik untuk memandangnya. Iris kelamnya menatap Lilia, jauh berbeda dengan dirinya yang tadi terlihat kejam dan angkuh pada Nicholas. Lilia mencuri pandang pada Nicholas juga, pria itu tengah berusaha

    Last Updated : 2024-12-24
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    77. Maaf, Untuk Apapun Itu ....

    Lilia tercenung untuk beberapa lama, ia tak menjawab William selain hanya matanya yang bergoyang gugup dan jantungnya yang berdegup. Pernyataan itu seperti sebuah angin sejuk yang membuat Lilia merasakan darah di dadanya berdesir. “Keano bilang kamu diam-diam sering menangis setelah Gretha datang ke sini malam itu,” kata William yang membuat mata Lilia membola. “K-Keano bilang begitu?” Lilia terkejut. ‘Apa keputusan William untuk menolak tuntutan keluarganya menikahi Gretha karena aduan Keano juga?’ batinnya menerka-nerka. “Iya,” jawabnya. “Jika itu karena kamu mengkhawatirkan soal aku dan Gretha, biar aku perjelas, tidak akan ada pernikahan antara aku dengan dia,” ulang William sekali lagi, tegas dan menekan. “K-kenapa Anda sangat yakin dengan keputusan itu?” “Tidak ada bukti,” jawab William singkat. “Aku mengajaknya untuk pergi visum tapi dia tidak bersedia.” “Visum?” ulang Lilia. “Iya. Dengan visum semua akan terlihat jelas. Jika benar aku melakukan sesuatu padanya malam i

    Last Updated : 2024-12-24
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    78. Tentang Masa Lalu Yang Membuatku Tak Ingin Kehilanganmu

    Tadinya Lilia ingin membiarkan William dan mengabaikannya. Tetapi tidak bisa! Kedatangannya membuat ruang geraknya menjadi terbatas. Ia membuka mata, Lilia yang semula tidur miring membelakangi William lalu menoleh ke belakang. Menghadapkan tubuhnya pada pria itu yang terkejut, kedua alis lebatnya terangkat saat bertemu pandang dengan manik Lilia yang masih segar di bawah minimnya pencahayaan di sekitar mereka. “Kamu belum tidur?” tanya William. “Kenapa Anda ikut tidur di sini?” tanya Lilia balik, bergerak tidak nyaman. “Tempatnya sempit, tidurlah di tempat yang lain.” “Di mana maksudmu?” tanyanya. “Di sebelah kiri Keano? Tangannya telentang seperti itu, aku takut dia bangun kalau memindahkannya.” Dagu William mengedik melewati bahu Lilia. Seolah itu isyarat agar ia membuktikan dengan mata kepalanya sendiri bahwa apa yang ia katakan itu benar. Lilia mendesah keberatan dan itu dengan cepat mendapat reaksi dari William. “Kamu keberatan?” tanya pria itu. “Ini rumahku, Lilia. Semua

    Last Updated : 2024-12-25
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    79. Selangkah Lebih Dekat Memenangkan Hatimu

    Detik jam yang ada di dalam ruangan itu seolah bergerak melambat, Lilia berpikir itu karena ia sedang memproses kalimat ‘aku tidak mau kehilanganmu’ yang disebutkan oleh William. Atau mungkin yang benar … karena Lilia menyadari di balik sikap dinginnya yang tampak tangguh dan angkuh itu William juga menyimpan luka hatinya tersendiri? Bayangan masa lalu membelenggu pria itu, memberinya sebuah perasaan takut kehilangan. Ia takut ditinggalkan, terutama oleh orang terdekatnya seandainya mereka dekat dengan Nicholas. “Tapi—” ucap Lilia. “Apa Anda pernah sekali saja membicarakan itu dengan Tuan Nicholas?” tanyanya. “Mungkin saja ada hal yang dia sembunyikan?” “Apa yang dia sembunyikan?” sangsinya. “Aku tidak yakin soal itu.” Mata mereka bertaut pandang untuk beberapa lama. Dan kadang … saat pria itu bersikap tenang, Lilia suka dengan kelamnya iris William. Seolah kegelapan di kedua netranya itu menyimpan banyak rahasia yang hanya ia sendiri yang tahu apa isi di dalamnya. “Tapi—“ Will

    Last Updated : 2024-12-25
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    80. Tak Bisakah Tidur Denganku?

    Debar jantung Lilia menggila. Ia menatap William yang berada sangat dekat dengannya. Hidung mereka hampir bersentuhan saat manik keduanya mengunci di bawah cahaya remang-remang. Lilia berusaha melepaskan diri dari William dengan bangun dari atasnya tetapi yang terjadi justru William melingkarkan kedua tangannya pada pinggang kecil Lilia dan memindahnya ke samping. Membuatnya tak bisa memproses rasa terkejut atas apa yang terjadi saat tubuhnya terhempas di atas tempat tidur. “Akh!” Lilia menahan William agar pria itu tidak semakin dekat dengannya pada posisi mereka yang tak lagi memiliki jarak ini. “A-apa yang Anda lakukan?” tanya Lilia, gugup mendapati sorot William yang terlihat tajam meski matanya tak terbuka seutuhnya. “Bukankah aku yang seharusnya bertanya, apa yang kamu lakukan, Lilia?” tanya William balik, irisnya memindai setiap sudut wajah Lilia yang berubah pias. “T-Tuan William demam,” jawabnya. “Jadi saya datang untuk melihat keadaan Anda yang tidak makan atau turun s

    Last Updated : 2024-12-25
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    81. Takluk Dalam Sentuhannya

    Jemari tangan William mengusap lembut bibir bagian bawahnya, membuat Lilia menahan napas untuk beberapa saat. Menatap kelam irisnya itu, seolah ia tengah terhipnotis, terserap masuk dan terlena. Jantungnya berdegup semakin kencang saat William menunduk semakin dekat. Sebelah tangannya yang lain dirasa Lilia tengah melingkar di pinggangnya, semakin lama semakin erat. Lilia berusaha menghindarinya tetapi rasanya tidak bisa. Seakan ia takluk dalam sentuhannya yang sangat berbeda dengan apa yang kerap ia dapatkan dari William dengan kejam dan tanpa kasih. ‘Bolehkah kami seperti ini?’ tanya Lilia dalam hati. Bolehkah jika akhirnya ia menjadi bagian dari William begitu juga sebaliknya? Bagaimana perasaan William padanya? Kenapa ia meminta pada Lilia agar tidak takut dan mengatakan ia tak akan menyakitinya? ‘Apa sikapnya ini hanya karena dia merasa bersalah telah bersikap kasar padaku selama ini?’ batin Lilia kembali. ‘Apa dia menganggap aku istrinya atau ….’ Lilia meremas ujung jarin

    Last Updated : 2024-12-26

Latest chapter

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    266. Kita Ulangi Lagi

    "Karena aku pikir kamu melakukan sesuatu dengan Nicholas saat kamu pergi dengannya waktu itu," aku William, apa yang ia katakan sekarang sama dengan kebingungan yang tadi dilihat oleh Lilia sebelumnya saat pria itu menanyakan apakah ia masih perawan.Lilia tersenyum mendengar pengakuan itu, "Makanya saat itu kamu sangat marah padaku?" tanyanya. "Karena kamu berpikir aku dan Nicholas melakukan sesuatu di belakangmu padahal saat itu masih dalam suasana berduka?"William mengangguk sebagai jawaban, "Iya. Ternyata aku benar-benar terlalu jauh menuduhmu.""Apakah setelah ini kamu masih akan mengatakan bahwa aku dan Nich—""Tidak, Lilia ...."William menyentuh rahang kecilnya, menunduk membuat mereka menjadi lebih dekat dan mendaratkan sebuah kecupan di sana."Apa rencanamu setelah ini, William?" tanya Lilia pada William yang mendekapnya dan membuat Lilia meringkuk di dada bidangnya."Melanjutkan laporan soal Gretha yang sudah membakar vila, dan membuktikan bahwa bukan aku yang sudah membua

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    265. Masih Perawan

    Api yang membakar mereka telah padam ....Lilia masih terdiam, merasakan bunga yang tumbuh di sela-sela retakannya yang kini hampir tak lagi dijumpai sakitnya.Ia melihat William menarik dirinya, pria itu beranjak turun dari tempat tidur setelah membelai lembut rambut Lilia dan membisikkan ia akan kembali sebentar lagi.Lilia bisa melihat siluet tubuhnya yang sempurna, yang menghilang selama beberapa detik dari pandangannya sebelum ia kembali dalam balutan sleep wear berwarna gelap yang telah menutup tubuhnya."Kamu bisa bangun?" tanyanya pada Lilia yang masih terbaring tak berdaya dan belum lama menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.Ia mengangguk dan menerima tangan William saat pria itu membantunya bangun."Kamu mau pakai gaun tidurmu yang tadi atau piyama yang aku ambilkan?" tawar William seraya menunjukkan pakaian tidur yang berwarna seperti miliknya, dan pada gaun tidur yang sebelumnya telah ia tanggalkan dan ia jatuhkan ke lantai."Yang manapun boleh," jawab Lilia lirih.Ia m

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    264. Malam Pertama Kita

    "Ke ... napa kamu tanya seperti itu?" tanya Lilia dengan sekilas menyentuh pipinya, saat William berhenti bergerak dan urung melanjutkan yang ia lakukan."Aku pikir ini bukan yang pertama kali untukmu, Lilia.""Bagaimana bisa bukan yang pertama kali? Kamu yang pertama.""Sebentar—" Pria itu seperti baru menyadari sesuatu. "Lalu saat kamu pergi dengan Nicholas waktu itu, kamu tidak melakukan apapun dengannya?"Lilia menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku tidak pernah melakukan apapun dengannya."Lilia bisa melihat William menelan pahit tuduhan itu sebelum matanya terpejam penuh sesal."Maaf ... aku terlalu jauh menuduhmu," katanya. "Aku pastikan kamu menikmati malam ini, Lilia ...."Lilia menutup matanya saat William menciumnya, ia memindahkan tangannya dari bahu William, melingkarkan di lehernya saat pria itu memenuhi dirinya."Ahh ..." Air matanya lolos, bibir manis William mencoba mengalihkan perhatian dengan mengecup leher dan bahunya."Ergh ...." Tidak, ini masih belum berakhir, be

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    263. Mengukir Malam Bersamamu

    Ciumannya rasanya sangat manis, lebih manis dari ciuman-ciuman yang pernah mereka lakukan sebelumnya.Mungkin karena mereka telah saling memiliki, tanpa takut akan adanya sebuah perpisahan esok hari.Dari menit pertama sejak William mengangkatnya berpindah dari sofa, menuju ke menit-menit berikutnya sebelum akhirnya Lilia merasakan pria itu menarik diri darinya.Bibirnya terasa bengkak, tapi William masih belum usai sebab ia kembali mendaratkan satu kecupan lain untuknya."Aku matikan dulu lampunya," bisiknya pada Lilia yang akhirnya menguraikan kedua tangan kecilnya dari leher William teriring sebuah anggukan.William tersenyum saat ia beranjak turun dari ranjang, meninggalkan sejenak Lilia kemudian ruangan di dalam sana berganti menjadi hanya diterangi oleh lampu tidur saja.Pria itu kembali dan menunduk di atas Lilia.Suara baritonnya yang hangat menyinggahi indera pendengarnya saat bertanya, "Kamu sungguh baik-baik saja?"Maniknya yang gelap menerpa Lilia yang sekali lagi mengangg

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    262. Wine After Wedding

    Malam harinya, 'setelah dipaksa' mendengar suara para sekretaris yang tak seburuk yang William tuduhkan, Lilia berjalan masuk ke dalam kamar di mana Keano beristirahat di sana. Bocah kecil itu terlelap dalam satu tempat yang sama dengan Alya yang menyambut kedatangan Lilia dengan senyumnya. Selagi di dalam ruangan tempat di mana para pemuda masih bersuka cita dan menghibur William, Tuan Alaric serta Nicholas, keheningan terjadi di dalam sini. "Ibu belum tidur?" tanyanya saat mendekat pada sang Ibu yang terlihat melepas kacamata yang dikenakannya. "Ibu dibelikan kacamata baru oleh Papamu, jadi Ibu gunakan untuk membaca, sudah lama ibu tidak membaca," jawabnya. "Kamu mau melihat Keano?" "Dia sudah tidur?" Alya sekali lagi mengangguk, "Sudah, Nak. Pasti kelelahan setelah bermain bersama paman-pamannya tadi." "Kalau begitu Ibu istirahat juga, kita bertemu lagi besok pagi." Alya sekilas menunduk dan tersenyum, "Kenapa buru-buru? Ibu bisa mengurus Keano, kamu pergilah ke kamarmu!"

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    261. Finally, We're Here

    William tak menjawab, ia hanya meraih tangan Lilia yang ada di pipinya dan memberinya remasan lembut, seolah itu adalah 'Iya' yang tak terlahirkan dalam lisan. Mereka saling pandang untuk beberapa lama hingga suara Jovan—sekretarisnya Nicholas—yang hari ini mereka jadikan sebagai pembawa acara dadakan meminta mereka agar duduk berhadapan dengan pemuka agama yang pagi hari ini akan menikahkan mereka. Dalam keheningan pagi dan khusyuk doa yang mereka lantunkan tanpa henti, akhirnya semuanya menjadi sempurna. "....dengan mas kawin uang senilai dua puluh satu ribu dolar Amerika dibayar tunai." "Bagaimana, Saksi?" "Sah." Delapan puluh hari dalam kekosongan Lilia, tentang ia yang tak mengenali orang lain selain dirinya dan ingatannya yang berhenti pada lima tahun lalu, ia telah memiliki hidupnya yang baru sekarang. Dalam penantian William yang penuh dengan luka dan kehilangan yang membelenggunya, dalam setiap angka di kalender yang ia lingkari hingga bulan demi bulan berlalu, ia telah

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    260. Wedding Day

    Waktu pernikahannya akan diberlangsungkan pada pagi hari, sekitar pukul delapan. Tadi pagi-pagi sekali—sekitar pukul tiga dini hari—Lilia, Keano dan Alya dijemput oleh Giff dan Zain untuk menuju ke hotel. Lilia dibawa masuk ke sebuah kamar hotel tersendiri oleh staf yang telah menunggunya di sana. Keano yang masih mengantuk digendong Giff masuk ke dalam kamar William. Lilia sudah melihat gaunnya sebelumnya, benar seperti tak ada bedanya dengan gaunnya yang hari itu ia lihat dilahap bara api. Gaun itu akhirnya ia kenakan setelah make up yang cantik dibubuhkan di wajahnya oleh seorang teman William yang secara khusus dimintanya ke sini. "Gaunnya pas dengan bentuk tubuhmu, Lilia," ucap wanita bernama Sherly itu. "Terima kasih." "Kamu juga memilih crown yang cocok untuk gaunnya." Lilia mengangguk dan tak bisa menahan senyumnya, atau sebenarnya ia sedang berusaha menyembunyikan rasa harunya yang sangat besar ini? Satu demi satu prosesnya terlewati, dari make up hingga gaun yang te

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    259. H-1, Detak-detak Di Dadaku

    Setelah mengantar Keano dan Alya pulang ke rumah yang mereka tinggali, Alaric menuju ke hotel tempat ia beristirahat. Ia melepas coat yang ia kenakan saat berjalan memasuki lift bersama dengan Zain yang berjalan mengekor di belakangnya. "Kamu sudah memberikan bukti-bukti yang kita bicarakan kemarin pada William, Zain?" tanyanya setelah lift naik meninggalkan lobi. "Sudah, Tuan Alaric," jawab pemuda itu. "Saya sudah memberikannya tadi setelah hampir mengganggu Tuan William dan Nona Lilia di dalam." Alaric tersenyum mendengarnya sebelum ia menghela napas dengan lega. "Setidaknya sekarang kita bisa melihat mereka bahagia, dan mendampingi mereka sampai nanti pada hari pernikahan, dan selama-lamanya." "Benar." "Soal rumah baru dan rumah lama? Sudah kamu selesaikan juga?" imbuhnya. "Sudah, rumah barunya sesuai dengan permintaan Anda, dan rumah lamanya sudah terjual," jawab Zain. "Saya meminta pemilik barunya untuk menempatinya bulan depan. Seperti yang Anda katakan, kita masih harus

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    258. Cukup Tepati Janjimu

    William memandang Tuan Alaric cukup lama dengan keadaan bibir terbungkam. Dan itu membuat beliau berdeham seraya bertanya, "Kenapa, Nak?" William menghela dalam napasnya kemudian menggeleng, "Tidak, Pa," jawabnya. "Aku hanya ... senang karena mendapat sosok seorang Papa dari Alaric Roseanne dan bukan dari Adam Quist. Sejak menikah dengan Ivana, aku bisa melihat cinta tulus seorang ayah justru dari ayah mertuaku, dan Papa masih akan terus menjadi ayah mertuaku, selamanya." "Papa sudah pernah bilang, 'kan?" tanggap beliau. "Papa juga sedang melakukan penebusan kesalahan atas apa yang pernah Papa lakukan di masa lalu, kegagalan Papa melindungi Ivana dan ibunya jadi Papa melakukan apapun untuk bisa membuat Leonora bahagia. Dan karena dia adalah istrimu, jadi Papa juga akan melindungi kamu dan Keano." William mengangguk dengan penuh terima kasih, "Terima kasih, Pa," ucapnya. "Seperti yang Papa katakan, aku akan menyelesaikan apa yang sudah Papa mulai. Terima kasih sudah menjaga Lilia dan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status