Share

70. Jangan Menyentuh Lilia-ku!

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2024-12-22 13:27:38
Suara benda pecah belah menggema di setiap penjuru ruang makan. Menimbulkan kebisingan selama beberapa saat sebelum keadaan menjadi hening.

“Kamu gila?!” tanya Nyonya Donna dengan suara yang sangat lantang pada anak lelakinya. “Apa yang sedang kamu lakukan ini, Liam?!”

Napas William naik turun tak beraturan, matanya sesaat terpejam. Cicit ketakutan dari Gretha yang mencemari indera pendengarnya membuat William justru semakin muak.

Matanya terbuka setelah itu, panas, ia bisa merasakan ledakan api meluap-luap dari dalam dadanya.

“Bisa-bisanya kalian semua malah makan-makan di sini setelah menyakiti Lilia,” desisnya, menyapukan pandang pada semua orang yang duduk menegang di kursi mereka masing-masing.

“Jangan menyentuh Lilia!” peringatnya tak main-main. “Terutama Mama.”

Sepasang matanya terarah lurus pada Nyonya Donna yang membeku tatkala melihat kedua telinga William yang memerah. Bara tengah menyulutnya dengan hebat. “Mama pikir aku tidak tahu apa yang Mama lakukan tadi siang p
Almiftiafay

baca selengkapnya .... apa kira-kira jawaban Gretha 🐍🐍

| 12
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
hohoho.... akhirnya kalimat "lilia adalah istri ku" keluar juga dari mulut willi. berani gak tuh si kereta di ajak visum paling banyak alasan nya
goodnovel comment avatar
Aya Melodi Agrifina
mana berani si wanita uler visum,yg ada ntr dia berkelit bla bla bla bla ini dan itu.... emang ye klo duren sawit tuh bnyak yg demen,berbagai cara dilakuin meskioun melecehkan diri sendiri hahahha
goodnovel comment avatar
Eva
Pasti manipulatif nih..nggak mau nih pasti berkelak lagi dia. Namanya juga wanita ular
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    71. Visum, Bersediakah?

    “V-visum?” ulang Gretha dengan pupil mata berlapis lensa ambernya yang gemetar. “Kak Liam bilang visum?” “Iya, semua akan terlihat dengan jelas lewat visum,” jawabnya. “Kamu harusnya tahu soal itu, ‘kan? Jika benar aku memperkosamu malam itu, hal pertama yang seharusnya kamu lakukan adalah pergi untuk visum, jadi kamu tidak perlu menggunakan banyak tenaga untuk bercerita karena ada bukti di tanganmu.” “A-aku masih sangat trauma, Kak Liam,” jawab Gretha. “Aku benar-benar tidak ingin mengingat kejadian malam itu. Aku tidak ingin mengingat saat Kak Liam—” “Tidak ingin mengingat?” potong William, dengus napasnya terdengar berat saat kedua tangannya berada di pinggang, menatap Gretha dengan alis berkerut penuh kebingungan. “Kamu bilang tidak ingin mengingat apa yang terjadi malam itu tapi mendatangi Lilia?” imbuhnya. “Di rumah yang kamu sebut sebagai ‘trauma’ itu?” William tertawa lirih, seperti yang pernah ia perdengarkan pada pertemuan mereka sebelumnya, malam ini pun sama. Dar

    Last Updated : 2024-12-22
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    72. Bolehkah Aku Mencintaimu?

    Lilia membeku di tempat ia berdiri saat William justru memeluknya semakin erat. Tak ada yang bicara untuk beberapa lama. Hanya napas mereka yang mengisi hening hingga Lilia meraih kedua lengan kekarnya dan memaksa William agar berdiri tegak. “Tuan William,” panggil Lilia. Pria itu tak menanggapi selain mengunci maniknya dengan sepasang netranya yang kelam. “Apa yang Anda lakukan ini? Bagaimana kalau Keano melihat Anda seperti ini?” tanyanya. Kedua bahu William jatuh mendengar itu. Pandangannya berpindah lebih rendah, ke bibir Lilia dan ia menundukkan kepalanya. Hidung mereka hampir bersentuhan sebelum Lilia menghindar dan menahan dadanya dengan kedua tangannya. “Kembalilah ke kamar Anda!” pinta Lilia. “Sudah terlalu malam untuk berkeliaran.” “Tidak mau,” tolak William. “Aku mau tidur di kamarnya Keano.” “Tuan William tidak boleh tidur di sana,” tolak Lilia. “Kenapa?” “Anda bau alkohol,” jawabnya. William hampir limbung ke depan tetapi hal itu gagal terjadi sebab Lilia menah

    Last Updated : 2024-12-23
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    73. Jangan Menangis, Keano ... Mama Hanya Pergi Sebentar

    ‘Lilia diam-diam menangis?’ ulang William dalam hati. ‘Benarkah begitu?’ Tapi bukankah apa yang dikatakan oleh anak lelakinya itu selalu jujur? ‘Apa Lilia sekecewa itu, dan berpikir aku benar menodai Gretha?’ “Papa tidak melakukan apapun dengan Tante Gretha, Keano,” kata William. “Tapi kenapa Tante menangis? Mama juga pergi sekarang. Bagaimana kalau Mama benar-benar tidak kembali?” Kalimat Keano membombardir William hingga ia bingung harus menjawab yang mana. “Mama pasti kembali, Tuan Muda Keano,” kata Agni. Wanita paruh baya itu berlutut di samping Keano, menunjukkan senyumnya dan mencoba membujuk. “Mama ‘kan sudah janji untuk pulang? Mama hanya melakukan tugasnya. Di sana sedang kekurangan orang untuk merawat adik-adik yang sakit dan kurang mampu. Mama tetap menjadi Mamanya Tuan Muda kok. Tapi sementara ini dengan Bu Agni ya?” Keano bisa memahami ucapan Agni, dan … sepertinya itu berhasil. “Ada Papa di sini, mau apa, Sayang? Keano bisa bilang ke Papa.” William mencoba merayu

    Last Updated : 2024-12-23
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    74. Ipar Adalah Maut

    “Bagaimana kalau pulang ke rumahku dulu?” tanya Nicholas saat ia membantu Lilia menyiapkan piring makan yang akan mereka gunakan untuk anak-anak panti asuhan. “Nanti akan aku katakan pada William, Lilia. Biar Keano sedikit redam amarahnya karena tadi Bu Agni bilang dia sangat meledak-ledak pada William.” Lilia ragu dengan ajakan itu. Ia tak berani. Itu bisa saja memantik amarah William seandainya ia tahu bahwa Lilia dan Keano tengah bersama dengan Nicholas. Ia memandang Nicholas dan mata tulusnya yang tampak membiaskan cahaya dari lampu yang menerangi ruangan di mana mereka berdiri. Sepasang netranya lalu berpindah melewati pintu masuk, menyaksikan Keano yang sedang berlarian dengan anak-anak panti yang lain dan dia terlihat sangat senang di sini. Seolah tak memiliki beban atau menanggung kebenciannya pada William. ‘Apakah boleh?’ batin Lilia bingung. ‘Apakah kami boleh ikut dengannya?’ Seperti sedang menyambut benaknya yang berkecamuk, Keano berlari menghampirinya dan memeluk

    Last Updated : 2024-12-23
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    75. Aku, Kau, Dia, Dan Hujan Malam Itu

    Lilia baru saja masuk ke ruang tamu rumah Nicholas setelah keluar dari mobil yang dikemudikan pria itu meninggalkan panti asuhan. Seperti yang ia putuskan sebelumnya bahwa Lilia akan membawa Keano menginap selama satu malam di sini dan akan diantar pulang oleh Nicholas besok pagi. Nicholas mengatakan bahwa ia sudah memberi tahu William sehingga Lilia merasa tidak akan terjadi hal buruk—semisal sebuah kesalahpahaman. Tetapi, itu sebelum ia mendengar suara teriakan seseorang yang ada di luar rumah. Lilia kenal betul, itu adalah suara William. Lilia yang tadinya berjalan mengikuti pelayan dengan segera menghentikan langkahnya. Ia berbalik dan melihat ke arah pintu yang terbuka. Menyaksikan William yang menghantamkan kepalan tangannya sehingga Nicholas limbung di bawah hujan. “BRENGSEK!” Umpatan William mengoyak petang yang harusnya tenang di halaman. Dari tempat ia berdiri, Lilia mendengar suara menggelegar William saat ia bertanya, “Kamu pikir aku tidak tahu apa tujuanmu membawa

    Last Updated : 2024-12-23
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    76. POSESIF

    Lilia bisa merasakan punggung William yang naik turun tak beraturan. Gerakan agresif yang dipicu oleh adrenalin yang terguncang di dalam tubuhnya. Samar Lilia mendengar detak jantung pria itu yang bertalu-talu, seolah tengah memprovokasi dan memintanya untuk menghancurkan apapun yang ada di hadapannya. Lilia sempat terseret sejauh beberapa langkah, ia menahan pria ini sekuat tenaganya dan sekali lagi memohon, “Tolong hentikan,” pintanya. “Tidak ada yang diuntungkan dari pertengkaran kalian ini selain kalian yang hanya saling menyakiti!” Tidak ada yang bicara setelah kalimat Lilia terdengar di sela-sela tirai hujan yang belum reda. Hanya ada napas yang naik turun, seolah tengah berusaha menguraikan sesak. Lilia perlahan melepaskan tangannya dari William, kemudian pria itu berbalik untuk memandangnya. Iris kelamnya menatap Lilia, jauh berbeda dengan dirinya yang tadi terlihat kejam dan angkuh pada Nicholas. Lilia mencuri pandang pada Nicholas juga, pria itu tengah berusaha

    Last Updated : 2024-12-24
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    77. Maaf, Untuk Apapun Itu ....

    Lilia tercenung untuk beberapa lama, ia tak menjawab William selain hanya matanya yang bergoyang gugup dan jantungnya yang berdegup. Pernyataan itu seperti sebuah angin sejuk yang membuat Lilia merasakan darah di dadanya berdesir. “Keano bilang kamu diam-diam sering menangis setelah Gretha datang ke sini malam itu,” kata William yang membuat mata Lilia membola. “K-Keano bilang begitu?” Lilia terkejut. ‘Apa keputusan William untuk menolak tuntutan keluarganya menikahi Gretha karena aduan Keano juga?’ batinnya menerka-nerka. “Iya,” jawabnya. “Jika itu karena kamu mengkhawatirkan soal aku dan Gretha, biar aku perjelas, tidak akan ada pernikahan antara aku dengan dia,” ulang William sekali lagi, tegas dan menekan. “K-kenapa Anda sangat yakin dengan keputusan itu?” “Tidak ada bukti,” jawab William singkat. “Aku mengajaknya untuk pergi visum tapi dia tidak bersedia.” “Visum?” ulang Lilia. “Iya. Dengan visum semua akan terlihat jelas. Jika benar aku melakukan sesuatu padanya malam i

    Last Updated : 2024-12-24
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    78. Tentang Masa Lalu Yang Membuatku Tak Ingin Kehilanganmu

    Tadinya Lilia ingin membiarkan William dan mengabaikannya. Tetapi tidak bisa! Kedatangannya membuat ruang geraknya menjadi terbatas. Ia membuka mata, Lilia yang semula tidur miring membelakangi William lalu menoleh ke belakang. Menghadapkan tubuhnya pada pria itu yang terkejut, kedua alis lebatnya terangkat saat bertemu pandang dengan manik Lilia yang masih segar di bawah minimnya pencahayaan di sekitar mereka. “Kamu belum tidur?” tanya William. “Kenapa Anda ikut tidur di sini?” tanya Lilia balik, bergerak tidak nyaman. “Tempatnya sempit, tidurlah di tempat yang lain.” “Di mana maksudmu?” tanyanya. “Di sebelah kiri Keano? Tangannya telentang seperti itu, aku takut dia bangun kalau memindahkannya.” Dagu William mengedik melewati bahu Lilia. Seolah itu isyarat agar ia membuktikan dengan mata kepalanya sendiri bahwa apa yang ia katakan itu benar. Lilia mendesah keberatan dan itu dengan cepat mendapat reaksi dari William. “Kamu keberatan?” tanya pria itu. “Ini rumahku, Lilia. Semua

    Last Updated : 2024-12-25

Latest chapter

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    152. Probabilitas 99,99%

    Alaric tidak akan pernah melupakan hari di mana ia menemukan kenyataan bahwa Lilia adalah anak gadisnya yang menghilang lebih dari dua dekade lamanya.*** Kembali pada delapan puluh dua hari yang lalu. ***Alaric tengah duduk di bangku memanjang yang ada di taman rumah sakit, di depannya—sedikit ke kanan—Zain berdiri menatapnya dengan cemas.Di tangan Alaric ada sebuah amplop berwarna putih, hasil tes DNA yang beberapa hari lalu diajukannya telah memiliki hasilnya.Ia menghela dalam napasnya saat mengambil lembaran dari dalam sana dan membacanya dengan saksama.[Bukti ilmiah yang diperoleh dengan mengacu pada sampel yang diperiksa dan dianalisis dari terduga ayah (Alaric Roseanne) cocok dengan sampel terduga anak (Lilia Zamora). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa probabilitas Alaric Roseanne sebagai ayah biologis dari Lilia Zamora adalah 99,99%.]“Bagaimana, Tuan?” tanya Zain yang turut tegang di hadapannya.Tapi sebelum Alaric menjawab, kelegaan dorongan napas tuannya itu telah m

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    151. Kita, Payung Hitam, Dan Tempias Hujan Siang Itu

    Dada William buncah tak terkendali, ia selangkah maju untuk mengulang apa yang gadis—yang mengakui dirinya adalah Lilia Zamora—itu katakan. “Belum pernah bertemu?” ulangnya. “Apa maksudmu, Lilia? Dan kenapa kamu tidak mengenaliku? Kamu hanya berpura-pura, ‘kan?” Lilia menggeleng, maniknya yang cantik tampak kebingungan, selaras dengan kalimatnya sebagai bantahan. “Tidak,” jawabnya. “Berpura-pura bagaimana maksud Anda? Kenapa saya harus mengenal orang yang baru saja saya lihat hari ini?” William hendak meraih tangan Lilia agar membuat mereka lebih dekat karena ia melihat punggung Lilia yang basah terkena tempias hujan. Tapi gadis itu menolak sehingga William hanya bergeming. “Tuan William,” panggil Giff dari sebelah kirinya, menjemput William dengan menggunakan payung dengan warna yang sama dengan milik Lilia. Gadis itu memandang mereka bergantian sebelum menunduk di hadapan William dan mengayunkan kakinya pergi dari sana dengan gegas. William hendak mencegahnya tetapi m

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    150. Memahami Rencana Semesta

    Dari dalam sedan berlambang flying lady di mana Giff sedang berada di dalamnya, sepasang matanya terbuka lebar saat menjumpai bahwa apa yang dikatakan oleh William adalah sebuah kebenaran. Gadis yang berlari dari arah barat dan berhenti di hadapan William kala tuannya itu memandang preschool kecil itu dengan harapan yang pupus benar adalah Lilia—atau setidaknya mereka memiliki wajah yang sama persis. Gadis itu hanya berdiri setinggi dada William, pembawaannya yang anggun dan hangat adalah hal yang senantiasa disaksikan oleh Giff setiap kali Nonanya itu berada di depan William. Ia hidup! Lilia benar-benar hidup. ‘Tapi sepertinya … ada sesuatu yang salah di sini.’ Batin Giff tak tenang saat melihat percakapan di seberang sana yang sepertinya tidak berjalan dengan baik. Sementara itu, di depan gerbang rendah yang basah akibat derasnya hujan, William tengah meraba apa yang direncanakan oleh semesta dengan mempertemukannya dengan Lilia saat ia berusaha melepasnya dengan lapang d

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    149. Ternyata Tuhan Tak Pernah Mengembalikanmu

    Tanpa sadar, sebulir air matanya jatuh melewati bibir saat William menggumamkan namanya di dalam hati. Ia hampir selangkah maju untuk memastikan bahwa gadis di halaman preschool itu adalah Lilia sebelum Zain menahan lengannya sebab baru saja ada kendaraan yang melintas. “Tuan William?” panggil Zain pada William yang hanya bergeming. Matanya hanya tertuju pada satu titik, tempat di mana Lilia berdiri, satu-satunya dunia yang berwarna sementara di sekitarnya hanya berisikan abu-abu. Lilia terlihat sangat bahagia saat mengajak anak-anak kecil itu bernyanyi, membuat mereka berputar mengelilinginya sehingga senyumnya merekah sehangat matahari pagi ini. “Ada apa, Tuan William?” sebut Zain sekali lagi. William tersadar dan memandang pemuda itu seraya mengembalikan tanya, “Pak Zain tidak melihatnya?” “Apa?” “Lilia,” jawabnya. “Dia berdiri di sana bersama dengan—“ William berhenti bicara saat menunjuk pada halaman preschool itu. Tapi saat hal itu ia lakukan, tak ada yang berdiri di sa

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    148. Detak-detak Di Dada

    William tahu betul bahwa ‘projek’ yang baru saja disebutkan oleh Giff itu adalah yang dulu pernah ia dan Gretha kerjakan—pembangunan sekolah yang tempatnya cukup jauh dari kota. “Bukankah aku sudah pernah berpesan padamu agar mengatakan pada Papa Alaric untuk tidak mengikutsertakan wanita itu?” William sangat tidak suka jika ia harus menyebutkan namanya sekali lagi. Kedua bahu Giff jatuh mendengar itu. “Coba tenang sebentar,” pintanya. “Memang itu adalah projek yang pernah Anda kerjakan bersamanya, tapi kali ini tidak. Kita saja, tanpa ada ikut campur Gretha.” Mendengar itu membuat William berdeham, merasa bersalah sudah meninggikan suaranya pada Giff. “Ah, benarkah?” tanyanya. “Kalau begitu jangan setengah-setengah saat bicara, katakan dengan jelas, Giff!” “Saya memang belum selesai bicara, Tuan William Quist!” “Lalu Papa bilang apa lagi?” “Tuan Alaric meminta agar pembangunannya dipercepat, jadi kita sesekali harus mengeceknya, itu saja,” jawab pemuda itu seraya sel

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    147. Agar Hancurku Ini Tidak Sia-sia

    Di rumah milik William pagi ini, Giff yang baru saja keluar dari kamar yang ia tinggali selama ‘menumpang hidup’ di rumah William sedikit terkejut saat melihat tuannya yang sudah dalam keadaan rapi. Sudah cukup lama Giff tak melihatnya dalam kemeja lengan panjang dan vest serta dasi yang tersemat di kerahnya seperti itu. “Selamat pagi,” sapa Giff lebih dulu dengan kepala yang tertunduk sopan. “Pagi.” “Apa Anda akan pergi ke suatu tempat?” tanya Giff yang dijawab lebih dulu dengan sebuah anggukan oleh William “Iya, Giff. Ke Velox Corp.” Salah satu alis Giff terangkat mendengarnya, “Sungguh? Jadi Anda akan comeback?” “Ya,” jawabnya. “Melihatmu yang pontang-panting sendirian mengurus banyak hal dan mengambil alih pekerjaan membuatku tidak tega. Kembali bekerja bukan pilihan yang buruk, ‘kan? Aku hanya takut kamu tiba-tiba menguasai Velox Cop.” Giff tertawa mendengar itu, “Tidak,” jawabnya. “Saya masih sayang dengan nyawa saya, Tuan. Tapi terima kasih untuk sudah kembali. Minggu in

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    146. Langit Sore Dan Cirrostratus Yang Mengingatkanku Terhadapmu

    “Apa ada yang salah dengan itu?” tanya William balik. “Apa aku tidak boleh memanggilmu seperti itu? Ya sudah kalau tidak boleh, pergi saja sana!” usir William seraya memalingkan wajahnya dan itu membuat Nicholas tertawa. Senyum getir yang tadi senantiasa terukir di kedua sudut bibirnya telah sirna. Tawa itu lepas seakan beban yang mendesak dadanya itu terangkat pelan-pelan. “Boleh,” jawab Nicholas akhirnya. “Panggil saja sesukamu, Willie.” “Akan aku pikirkan kalau begitu.” Nicholas mengangguk, “Pulanglah! Sudah hampir gelap.” Ia mengayunkan kakinya lebih dulu untuk pergi dari sana. Menuruti William yang memintanya agar kembali lagi besok. William melihatnya pergi, memandang punggung bidangnya dan mengingat ucapan Giff beberapa waktu yang lalu. Pada hari di mana Giff menghampirinya yang berhenti di emperan pertokoan. ‘Ada hal yang ingin saya sampaikan pada Anda’ yang hari itu dikatakannya adalah tentang kecelakaan yang melibatkan Nicholas dan juga Madeline. ‘Seorang saksi yang

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    145. Bertemunya Quist Bersaudara

    Giff yang berjalan keluar dari pintu utama panti asuhan menghentikan langkahnya dan urung mengajak William untuk pulang saat ia menjumpai Quist bersaudara itu saling menatap dalam jarak sekian meter yang memisahkan. Ia lebih memilih untuk membiarkan mereka bicara dan tidak mengganggu keduanya. Memang sudah seharusnya mereka berdamai dan meluruskan semua kesalahpahaman yang memeluk mereka itu, bukan? Di seberang sana, Nicholas sepertinya juga tidak menyangka bahwa ia akan bertemu dengan William di sini. Ia terdiam tanpa melakukan apapun hingga salah satu anak panti asuhan yang ada di sekitarnya berteriak, “Paman, tolong tendang bolanya ke sini!” William yang berdiri di tengah halaman melihat Nicholas yang menendang bola itu, mengembalikannya pada anak-anak yang tengah menunggunya dan mendekat pada William. “Kamu di sini ternyata, Willie?” sapanya lebih dulu. “Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya William balik. Kakak lelakinya itu sekilas mengangkat kedua bahunya sebelum menjaw

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    144. Membutuhkan Waktu Seumur Hidup Untuk Pulih

    “Tuan William,” panggil Giff yang membuat William menggosok matanya sebelum ia mengangkat wajah. Menjumpai wajah pemuda itu yang berjalan menghampirinya dan berdiri berseberangan meja dengannya. “Ya?” balas William singkat. “Reynold, mantan pacarnya Gretha yang kemarin lusa pernah saya katakan pada Anda kalau kami bertemu di proyek kecil miliknya itu saya hubungi tadi sore.” “Untuk apa kamu menghubunginya?” tanya William hampir enggan. “Untuk membicarakan kemungkinan proyek yang bisa kita kerjakan dengannya,” jawab Giff dengan senyum yang tak bisa diartikan. “Kenapa aku harus bekerja sama dengannya, Giff?” “Kenapa lagi? Tentu karena kita harus menggali lebih jauh soal Henry dan keterlibatannya dengan semua peristiwa di sekitar kita, ‘kan?” tanyanya balik. “Sekalian untuk mencari kejelasan apakah benar Reynold yang menghamili Gretha.” William menggeleng samar. “Atur saja,” ucapnya. “Tapi jangan sampai kamu mempertemukan aku dengannya sekarang ini. Aku tidak ingin melihat wajah s

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status