Share

51. Anak Kita ....

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2024-12-13 13:44:24
Mendengar Lilia mengulangi apa yang ia katakan membuat William berdeham. Pria itu memalingkan wajahnya sebelum membawa kakinya pergi lebih dulu.

“Cepatlah!” katanya saat Lilia masih tertegun sehingga mereka dipisahkan sekian meter jarak. “Aku akan meninggalkanmu kalau lama.”

“Papa,” rengek Keano saat melihat Lilia masih ada di belakang. “Tidak boleh meninggalkan Mama!”

Menuai protes dari anak lelakinya, Lilia melihat William memelankan langkahnya.

Lilia lalu menyusul mereka, berjalan di samping William.

Ia hendak merapikan kerah baju Keano tetapi yang terjadi justru tangannya tanpa sengaja bersentuhan dengan Willia sehingga Lilia urung melakukan itu dan lebih memilih untuk selangkah menjauh, memberi jarak yang lebih lebar.

Di parkiran, Lilia melihat Giff yang tampak terhubung dengan panggilan telepon dengan seseorang.

Pemuda itu berdiri tak jauh dari sedan mewah milik William sebelum mengetahui kedatangan mereka sehingga ia harus menyelesaikan panggilan itu.

“Selamat d
Almiftiafay

terima kasih sudah membaca ❤️🤗 sampai jumpa di bab manis lainnya besok :))) mau apa William sama Lilia 😶‍🌫️😶‍🌫️😶‍🌫️

| 16
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Nissya
will mau cium kamu kayaknya
goodnovel comment avatar
meowza lee
suka ih kalau bab nya manis begini(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠...
goodnovel comment avatar
Aya Melodi Agrifina
hayolooohhh nggak usah macem² dulu lah Willie baru juga permulaan... bentar lagi yak,bisa lah bisa
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    52. Kau Takut Padaku?

    William cukup lama memandangnya, sepasang matanya yang gelap itu memindai Lilia, seolah membaca gerak tubuhnya, seperti sedang memastikan sesuatu.Lilia meremas jari-jarinya, napas tertahan selama beberapa detik saat jaraknya dan William begitu dekat.Pria itu kemudian menunduk di sampingnya.Tangannya menggapai sesuatu dari atas meja, yang saat Lilia melihatnya itu adalah ponsel miliknya yang pasti ia tinggalkan di sana sebelum mengajak Keano mandi."Temui aku nanti kalau kamu sudah selesai dengan Keano," kata William, sekilas memandang Lilia sebelum ia membawa kakinya untuk pergi dari sana."Papa keluar dulu, Sayang," katanya pada Keano yang membalas lambaian tangannya hingga ia menghilang di balik pintu.Kedua bahu Lilia jatuh penuh kelegaan saat langkah kaki William tak lagi terdengar.Setiap kali dekat dengannya, atau menjumpai tatapan William yang gelap, rasanya ia mendapat ketakutan yang besar.Pria itu seakan-akan bersiap merenggut hidupnya. Menimbulkan ingatan tentang ayah an

    Last Updated : 2024-12-14
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    53. Foto Keluarga

    ‘Mencium?’ ulang Lilia dalam hati. Ia terkejut dengan permintaan Keano, dan sebelum itu terjadi, ia lebih dulu mengidekan hal lainnya. “Keano dan Papa saja yang berfoto,” katanya memberi saran. “Nanti biar fotonya Keano dan Papa yang Mama pasang di ponsel barunya Mama, bagaimana?” Lilia harap ia setuju. Tapi, Keano tak serta-merta menjawabnya. Ia menatap Lilia dengan alis yang sedikit berkerut dan bibirnya yang kecil itu bergerak, pasti akan melayangkan protes, Lilia tahu itu. Namun, sebelum suara manisnya terdengar, bariton William lebih dulu singgah di indera pendengar Lilia saat pria itu mengatakan, “Sure,” dengan tanpa bebannya. “Ayo kita berfoto.” Lilia menoleh ke belakang dan melihat William yang bangun dari balik mejanya. Langkah kakinya yang panjang itu dalam sekejap menghabisi jarak sehingga ia tiba di dekat Keano. “Apa yang kamu lakukan?” tanya William seraya memandang Lilia yang masih duduk di tempatnya. “Kamu tidak ingin berfoto denganku dan Keano?” Itu bukan sebat

    Last Updated : 2024-12-14
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    54. Sentuhan Lembut

    Daripada berubah panjang, dan mempertimbangkan seandainya Keano bangun karena ‘perdebatan’ mereka, Lilia akhirnya menghadapkan tubuhnya pada William. Mata mereka bertemu di bawah minimnya pencahayaan di dalam ruangan itu. Untuk beberapa saat keheningan menghampiri hingga William kembali membuka suaranya. “Apakah kamu masih takut saat kita sudah berada sedekat ini?” tanyanya. “Yang saya takuti itu lebih pada saat Anda marah pada saya,” jawab Lilia apa adanya. Karena memang seperti itulah yang ia rasakan. “Apalagi sebagian besar dari marah itu saya tidak tahu apa penyebab jelasnya. Saya takut melihat mata Tuan William yang gelap. Itu mengingatkan saya pada ayah saya yang—” Lilia berhenti bicara, pupil hitamnya bergoyang gugup mendapati William yang masih tak berpaling. “Maaf,” kata Lilia. “Saya tidak bermaksud menjual cerita sedih.” “Apa hidupmu memang semenyedihkan itu?” “Menurut Anda?” tanya Lilia balik. “Aneh.” William menatapnya kian lekat, seolah berusaha menyelami isi piki

    Last Updated : 2024-12-15
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    55. Perfect Family Date

    “Tidak,” jawab Lilia dengan cepat. “Tapi ada film yang memang tidak boleh ditonton oleh anak-anak.” “Itu memang film yang khusus ditonton oleh keluarga, Lilia,” tegas William. “Kamu ikut atau tidak?” Lilia memandang Keano yang sepasang matanya tampak berbinar. Memangnya siapa yang sanggup menolak permintaan bocah kecil itu jika sudah menunjukkan sisinya yang manja pada seperti ini? “Iya, ikut,” putus Lilia akhirnya. Maka setelah itu, pergilah mereka ke salah satu mall yang cukup ramai saat hari menjelang sore. Di bioskop, William benar saat mengatakan bahwa film yang mereka tonton itu adalah film khusus keluarga. Sebuah film yang hangat dengan karakter superhero lemah yang kemudian berubah menjadi kuat. Film usai dengan mendapat banyak tepuk tangan dari para penonton begitu juga dengan Keano yang terbawa suasana. “Tapi, apa itu film dewasa yang tadi dikatakan oleh Papa?” tanya Keano sekeluarnya mereka dari sana. Bocah kecil itu berjalan di tengah, menggandeng tangan Lilia dan

    Last Updated : 2024-12-15
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    56. SAYANG

    “Sayang?” ulang beberapa orang yang ada di sekitar Lilia. “Siapa pria itu?” “Dia tadi sepertinya keluar dari mobil mewah yang ada di sana?” tunjuk lainnya pada sedan milik William yang berada beberapa jarak di dekat gerbang sekolah Keano. Selagi bisikan terus bergulir, semakin lama semakin keras, Lilia masih memandang William. Ingin rasanya menguraikan tangannya yang ada di pinggangnya ini tetapi yang terjadi justru William merengkuhnya semakin erat. “Ayo pulang,” kata William dengan menundukkan kepalanya di samping Lilia. Mereka hampir beranjak sebelum salah seorang ibu muda menghentikan keduanya. “Maaf—” katanya pertama-tama. “Tapi sepertinya saya pernah melihat Anda. Apa … Anda William Quist dari Velox Corp?” tanyanya. “Velox Corp?” ulang beberapa orang lain, semakin banyak yang ingin tahu. “Anda CEO di Velox Corp, benar?” tanya si Ibu muda kembali. William hanya tersenyum, tipis sepanjang beberapa milimeter sebagai sebuah tanggapan. “Suami saya bekerja di Velox Corp, s

    Last Updated : 2024-12-16
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    57. Saat Bibirnya Tersenyum

    Lilia tak bisa membendung rasa bahagianya mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh William. Jadi guru ia bilang? Lilia menunduk, meraih kertas yang ada di atas meja sebelum kembali memandang William seraya bertanya, “Sungguh saya boleh menjadi guru?” William mengangguk menjawabnya, sedang Keano yang tadinya sibuk dengan serangga di dalam toples itu mendekat pada Lilia, menatapnya dengan sepasang mata yang berbinar. “Apa yang terjadi, Mama?” tanyanya polos. “Kenapa Mama sangat senang?” “Papa bilang kalau ada kesempatan untuk bisa menjadi guru di sekolah tempat Keano belajar,” jawab Lilia dengan mengusap rambut hitamnya yang tebal. “Artinya, kalau Mama jadi guru di sana, Keano akan bisa bertemu dengan Mama setiap hari?” celotehnya dengan antusias. “Mau saja, Mama ….” Lilia juga sangat ingin melakukan itu. Menjadi guru adalah hal yang sedari dulu ia inginkan. Ia kembali menatap William yang anehnya … untuk pertama kalinya ia melihat William tersenyum lepas. “Terima kasih,” ka

    Last Updated : 2024-12-16
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    58. Lilia Dan Gretha, Sebuah Perbedaan

    Keberadaannya di sini … bukankah Lilia tak perlu mempertanyakannya? Gretha adalah seorang pebisnis. Bisa dikatakan ia adalah perpanjangan tangan dari ayahnya—Alaric Roseanne—dalam menjalankan bisnis keluarga. “Apa yang kamu lakukan di sini, Lilia?” tanya Gretha masih dengan suara yang sama manisnya. Lilia membuka bibirnya, ia hampir menjawab gadis itu sebelum merasakam tarikan di tangan Keano yang mengatakan, “Ayo masuk, Mama! Liftnya sudah terbuka. Nanti Papa menunggu kita,” tunjuknya pada pintu lift yang ada di hadapan mereka. “Iya, Sayang,” jawab Lilia dengan tersenyum pada Keano kemudian mereka masuk ke dalam lift. Staf yang tadi menemani mereka tertahan di luar saat Gretha mengatakan bahwa ia yang akan menemani Lilia menuju ke lantai lima belas, ruang kerja William berada. “Aku juga akan bertemu dengan Kak Liam,” ujar Gretha saat ia ikut masuk, menyusul Lilia dan berdiri di sampingnya. Pintu lift tertutup, Gretha memandang Lilia saat mereka melewati lantai tiga sembari meng

    Last Updated : 2024-12-17
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    59. Pertemuan Di Ruang CEO

    Namun, alih-alih menjawab Gretha, yang dilakukan William justru memandang kedatangan Lilia. “Sebentar,” katanya pada Gretha seraya menguraikan tangan kecil gadis itu yang melilit lengannya. William mendekat pada Lilia dan mengarahkan kedua tangannya pada Keano, mengangkat anak lelakinya itu ke gendongannya. Setelah hal itu ia lakukan, Lilia terkejut karena William menarik pergelangan tangannya agar mendekat. Menghentikan gerakan Nicholas yang akan menghampiri Lilia. Nicholas yang sepertinya menyadari tatapan tak nyaman William segera mencari topik pembicaraan. “Apa yang kamu lakukan di sini, Lilia?” tanyanya. “Aku yang memintanya ke sini,” jawab William lebih dulu. “Kalau kamu mau meeting dengan Gretha, biar Keano dan Lilia bersamaku, Liam. Aku bisa membawa mereka berkeliling sampai kamu selesai.” William menyeringai, “Tidak perlu,” jawabnya. Sedetik kemudian ia menoleh pada Gretha yang berdiri tak jauh darinya. “Kamu bisa memberikan file-nya pada Giff, Gretha,” pint

    Last Updated : 2024-12-17

Latest chapter

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    152. Probabilitas 99,99%

    Alaric tidak akan pernah melupakan hari di mana ia menemukan kenyataan bahwa Lilia adalah anak gadisnya yang menghilang lebih dari dua dekade lamanya.*** Kembali pada delapan puluh dua hari yang lalu. ***Alaric tengah duduk di bangku memanjang yang ada di taman rumah sakit, di depannya—sedikit ke kanan—Zain berdiri menatapnya dengan cemas.Di tangan Alaric ada sebuah amplop berwarna putih, hasil tes DNA yang beberapa hari lalu diajukannya telah memiliki hasilnya.Ia menghela dalam napasnya saat mengambil lembaran dari dalam sana dan membacanya dengan saksama.[Bukti ilmiah yang diperoleh dengan mengacu pada sampel yang diperiksa dan dianalisis dari terduga ayah (Alaric Roseanne) cocok dengan sampel terduga anak (Lilia Zamora). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa probabilitas Alaric Roseanne sebagai ayah biologis dari Lilia Zamora adalah 99,99%.]“Bagaimana, Tuan?” tanya Zain yang turut tegang di hadapannya.Tapi sebelum Alaric menjawab, kelegaan dorongan napas tuannya itu telah m

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    151. Kita, Payung Hitam, Dan Tempias Hujan Siang Itu

    Dada William buncah tak terkendali, ia selangkah maju untuk mengulang apa yang gadis—yang mengakui dirinya adalah Lilia Zamora—itu katakan. “Belum pernah bertemu?” ulangnya. “Apa maksudmu, Lilia? Dan kenapa kamu tidak mengenaliku? Kamu hanya berpura-pura, ‘kan?” Lilia menggeleng, maniknya yang cantik tampak kebingungan, selaras dengan kalimatnya sebagai bantahan. “Tidak,” jawabnya. “Berpura-pura bagaimana maksud Anda? Kenapa saya harus mengenal orang yang baru saja saya lihat hari ini?” William hendak meraih tangan Lilia agar membuat mereka lebih dekat karena ia melihat punggung Lilia yang basah terkena tempias hujan. Tapi gadis itu menolak sehingga William hanya bergeming. “Tuan William,” panggil Giff dari sebelah kirinya, menjemput William dengan menggunakan payung dengan warna yang sama dengan milik Lilia. Gadis itu memandang mereka bergantian sebelum menunduk di hadapan William dan mengayunkan kakinya pergi dari sana dengan gegas. William hendak mencegahnya tetapi m

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    150. Memahami Rencana Semesta

    Dari dalam sedan berlambang flying lady di mana Giff sedang berada di dalamnya, sepasang matanya terbuka lebar saat menjumpai bahwa apa yang dikatakan oleh William adalah sebuah kebenaran. Gadis yang berlari dari arah barat dan berhenti di hadapan William kala tuannya itu memandang preschool kecil itu dengan harapan yang pupus benar adalah Lilia—atau setidaknya mereka memiliki wajah yang sama persis. Gadis itu hanya berdiri setinggi dada William, pembawaannya yang anggun dan hangat adalah hal yang senantiasa disaksikan oleh Giff setiap kali Nonanya itu berada di depan William. Ia hidup! Lilia benar-benar hidup. ‘Tapi sepertinya … ada sesuatu yang salah di sini.’ Batin Giff tak tenang saat melihat percakapan di seberang sana yang sepertinya tidak berjalan dengan baik. Sementara itu, di depan gerbang rendah yang basah akibat derasnya hujan, William tengah meraba apa yang direncanakan oleh semesta dengan mempertemukannya dengan Lilia saat ia berusaha melepasnya dengan lapang d

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    149. Ternyata Tuhan Tak Pernah Mengembalikanmu

    Tanpa sadar, sebulir air matanya jatuh melewati bibir saat William menggumamkan namanya di dalam hati. Ia hampir selangkah maju untuk memastikan bahwa gadis di halaman preschool itu adalah Lilia sebelum Zain menahan lengannya sebab baru saja ada kendaraan yang melintas. “Tuan William?” panggil Zain pada William yang hanya bergeming. Matanya hanya tertuju pada satu titik, tempat di mana Lilia berdiri, satu-satunya dunia yang berwarna sementara di sekitarnya hanya berisikan abu-abu. Lilia terlihat sangat bahagia saat mengajak anak-anak kecil itu bernyanyi, membuat mereka berputar mengelilinginya sehingga senyumnya merekah sehangat matahari pagi ini. “Ada apa, Tuan William?” sebut Zain sekali lagi. William tersadar dan memandang pemuda itu seraya mengembalikan tanya, “Pak Zain tidak melihatnya?” “Apa?” “Lilia,” jawabnya. “Dia berdiri di sana bersama dengan—“ William berhenti bicara saat menunjuk pada halaman preschool itu. Tapi saat hal itu ia lakukan, tak ada yang berdiri di sa

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    148. Detak-detak Di Dada

    William tahu betul bahwa ‘projek’ yang baru saja disebutkan oleh Giff itu adalah yang dulu pernah ia dan Gretha kerjakan—pembangunan sekolah yang tempatnya cukup jauh dari kota. “Bukankah aku sudah pernah berpesan padamu agar mengatakan pada Papa Alaric untuk tidak mengikutsertakan wanita itu?” William sangat tidak suka jika ia harus menyebutkan namanya sekali lagi. Kedua bahu Giff jatuh mendengar itu. “Coba tenang sebentar,” pintanya. “Memang itu adalah projek yang pernah Anda kerjakan bersamanya, tapi kali ini tidak. Kita saja, tanpa ada ikut campur Gretha.” Mendengar itu membuat William berdeham, merasa bersalah sudah meninggikan suaranya pada Giff. “Ah, benarkah?” tanyanya. “Kalau begitu jangan setengah-setengah saat bicara, katakan dengan jelas, Giff!” “Saya memang belum selesai bicara, Tuan William Quist!” “Lalu Papa bilang apa lagi?” “Tuan Alaric meminta agar pembangunannya dipercepat, jadi kita sesekali harus mengeceknya, itu saja,” jawab pemuda itu seraya sel

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    147. Agar Hancurku Ini Tidak Sia-sia

    Di rumah milik William pagi ini, Giff yang baru saja keluar dari kamar yang ia tinggali selama ‘menumpang hidup’ di rumah William sedikit terkejut saat melihat tuannya yang sudah dalam keadaan rapi. Sudah cukup lama Giff tak melihatnya dalam kemeja lengan panjang dan vest serta dasi yang tersemat di kerahnya seperti itu. “Selamat pagi,” sapa Giff lebih dulu dengan kepala yang tertunduk sopan. “Pagi.” “Apa Anda akan pergi ke suatu tempat?” tanya Giff yang dijawab lebih dulu dengan sebuah anggukan oleh William “Iya, Giff. Ke Velox Corp.” Salah satu alis Giff terangkat mendengarnya, “Sungguh? Jadi Anda akan comeback?” “Ya,” jawabnya. “Melihatmu yang pontang-panting sendirian mengurus banyak hal dan mengambil alih pekerjaan membuatku tidak tega. Kembali bekerja bukan pilihan yang buruk, ‘kan? Aku hanya takut kamu tiba-tiba menguasai Velox Cop.” Giff tertawa mendengar itu, “Tidak,” jawabnya. “Saya masih sayang dengan nyawa saya, Tuan. Tapi terima kasih untuk sudah kembali. Minggu in

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    146. Langit Sore Dan Cirrostratus Yang Mengingatkanku Terhadapmu

    “Apa ada yang salah dengan itu?” tanya William balik. “Apa aku tidak boleh memanggilmu seperti itu? Ya sudah kalau tidak boleh, pergi saja sana!” usir William seraya memalingkan wajahnya dan itu membuat Nicholas tertawa. Senyum getir yang tadi senantiasa terukir di kedua sudut bibirnya telah sirna. Tawa itu lepas seakan beban yang mendesak dadanya itu terangkat pelan-pelan. “Boleh,” jawab Nicholas akhirnya. “Panggil saja sesukamu, Willie.” “Akan aku pikirkan kalau begitu.” Nicholas mengangguk, “Pulanglah! Sudah hampir gelap.” Ia mengayunkan kakinya lebih dulu untuk pergi dari sana. Menuruti William yang memintanya agar kembali lagi besok. William melihatnya pergi, memandang punggung bidangnya dan mengingat ucapan Giff beberapa waktu yang lalu. Pada hari di mana Giff menghampirinya yang berhenti di emperan pertokoan. ‘Ada hal yang ingin saya sampaikan pada Anda’ yang hari itu dikatakannya adalah tentang kecelakaan yang melibatkan Nicholas dan juga Madeline. ‘Seorang saksi yang

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    145. Bertemunya Quist Bersaudara

    Giff yang berjalan keluar dari pintu utama panti asuhan menghentikan langkahnya dan urung mengajak William untuk pulang saat ia menjumpai Quist bersaudara itu saling menatap dalam jarak sekian meter yang memisahkan. Ia lebih memilih untuk membiarkan mereka bicara dan tidak mengganggu keduanya. Memang sudah seharusnya mereka berdamai dan meluruskan semua kesalahpahaman yang memeluk mereka itu, bukan? Di seberang sana, Nicholas sepertinya juga tidak menyangka bahwa ia akan bertemu dengan William di sini. Ia terdiam tanpa melakukan apapun hingga salah satu anak panti asuhan yang ada di sekitarnya berteriak, “Paman, tolong tendang bolanya ke sini!” William yang berdiri di tengah halaman melihat Nicholas yang menendang bola itu, mengembalikannya pada anak-anak yang tengah menunggunya dan mendekat pada William. “Kamu di sini ternyata, Willie?” sapanya lebih dulu. “Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya William balik. Kakak lelakinya itu sekilas mengangkat kedua bahunya sebelum menjaw

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    144. Membutuhkan Waktu Seumur Hidup Untuk Pulih

    “Tuan William,” panggil Giff yang membuat William menggosok matanya sebelum ia mengangkat wajah. Menjumpai wajah pemuda itu yang berjalan menghampirinya dan berdiri berseberangan meja dengannya. “Ya?” balas William singkat. “Reynold, mantan pacarnya Gretha yang kemarin lusa pernah saya katakan pada Anda kalau kami bertemu di proyek kecil miliknya itu saya hubungi tadi sore.” “Untuk apa kamu menghubunginya?” tanya William hampir enggan. “Untuk membicarakan kemungkinan proyek yang bisa kita kerjakan dengannya,” jawab Giff dengan senyum yang tak bisa diartikan. “Kenapa aku harus bekerja sama dengannya, Giff?” “Kenapa lagi? Tentu karena kita harus menggali lebih jauh soal Henry dan keterlibatannya dengan semua peristiwa di sekitar kita, ‘kan?” tanyanya balik. “Sekalian untuk mencari kejelasan apakah benar Reynold yang menghamili Gretha.” William menggeleng samar. “Atur saja,” ucapnya. “Tapi jangan sampai kamu mempertemukan aku dengannya sekarang ini. Aku tidak ingin melihat wajah s

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status