Share

53. Foto Keluarga

Penulis: Almiftiafay
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-14 13:54:09
‘Mencium?’ ulang Lilia dalam hati.

Ia terkejut dengan permintaan Keano, dan sebelum itu terjadi, ia lebih dulu mengidekan hal lainnya.

“Keano dan Papa saja yang berfoto,” katanya memberi saran. “Nanti biar fotonya Keano dan Papa yang Mama pasang di ponsel barunya Mama, bagaimana?”

Lilia harap ia setuju.

Tapi, Keano tak serta-merta menjawabnya. Ia menatap Lilia dengan alis yang sedikit berkerut dan bibirnya yang kecil itu bergerak, pasti akan melayangkan protes, Lilia tahu itu.

Namun, sebelum suara manisnya terdengar, bariton William lebih dulu singgah di indera pendengar Lilia saat pria itu mengatakan, “Sure,” dengan tanpa bebannya. “Ayo kita berfoto.”

Lilia menoleh ke belakang dan melihat William yang bangun dari balik mejanya. Langkah kakinya yang panjang itu dalam sekejap menghabisi jarak sehingga ia tiba di dekat Keano.

“Apa yang kamu lakukan?” tanya William seraya memandang Lilia yang masih duduk di tempatnya. “Kamu tidak ingin berfoto denganku dan Keano?”

Itu bukan sebat
Almiftiafay

reader-nim ..... bilang makasih dulu sama Keano yang jadi arsitek terciptanya scene-scene manis ini 😊☺️ William ganteng banget ya kalau begini.. hihihi.. kunantikan komentar dan jejak akak semua.. KYAAAAA, MAU TERIAK SAMA MANISNYA TSUNDERE SUPREMACY bernama William Quist 🌝😭😭😭😭😭😭

| 24
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
willi mah mau2 aja dan seneng klo di suruh keano buat tidur bareng dan melakukan sesuatu yg bisa buat deket sama lilia
goodnovel comment avatar
Nissya
ayoooo gas kan pak will
goodnovel comment avatar
Eva
Pokoknya semua harus nurut sama Keano..nggak boleh nolak atau Keano nanti sedih. Pokoknya Novel ini pemenangnya Keano tahta tertinggi ada sama Keano. Oke othor-nim haha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    54. Sentuhan Lembut

    Daripada berubah panjang, dan mempertimbangkan seandainya Keano bangun karena ‘perdebatan’ mereka, Lilia akhirnya menghadapkan tubuhnya pada William. Mata mereka bertemu di bawah minimnya pencahayaan di dalam ruangan itu. Untuk beberapa saat keheningan menghampiri hingga William kembali membuka suaranya. “Apakah kamu masih takut saat kita sudah berada sedekat ini?” tanyanya. “Yang saya takuti itu lebih pada saat Anda marah pada saya,” jawab Lilia apa adanya. Karena memang seperti itulah yang ia rasakan. “Apalagi sebagian besar dari marah itu saya tidak tahu apa penyebab jelasnya. Saya takut melihat mata Tuan William yang gelap. Itu mengingatkan saya pada ayah saya yang—” Lilia berhenti bicara, pupil hitamnya bergoyang gugup mendapati William yang masih tak berpaling. “Maaf,” kata Lilia. “Saya tidak bermaksud menjual cerita sedih.” “Apa hidupmu memang semenyedihkan itu?” “Menurut Anda?” tanya Lilia balik. “Aneh.” William menatapnya kian lekat, seolah berusaha menyelami isi piki

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    55. Perfect Family Date

    “Tidak,” jawab Lilia dengan cepat. “Tapi ada film yang memang tidak boleh ditonton oleh anak-anak.” “Itu memang film yang khusus ditonton oleh keluarga, Lilia,” tegas William. “Kamu ikut atau tidak?” Lilia memandang Keano yang sepasang matanya tampak berbinar. Memangnya siapa yang sanggup menolak permintaan bocah kecil itu jika sudah menunjukkan sisinya yang manja pada seperti ini? “Iya, ikut,” putus Lilia akhirnya. Maka setelah itu, pergilah mereka ke salah satu mall yang cukup ramai saat hari menjelang sore. Di bioskop, William benar saat mengatakan bahwa film yang mereka tonton itu adalah film khusus keluarga. Sebuah film yang hangat dengan karakter superhero lemah yang kemudian berubah menjadi kuat. Film usai dengan mendapat banyak tepuk tangan dari para penonton begitu juga dengan Keano yang terbawa suasana. “Tapi, apa itu film dewasa yang tadi dikatakan oleh Papa?” tanya Keano sekeluarnya mereka dari sana. Bocah kecil itu berjalan di tengah, menggandeng tangan Lilia dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    56. SAYANG

    “Sayang?” ulang beberapa orang yang ada di sekitar Lilia. “Siapa pria itu?” “Dia tadi sepertinya keluar dari mobil mewah yang ada di sana?” tunjuk lainnya pada sedan milik William yang berada beberapa jarak di dekat gerbang sekolah Keano. Selagi bisikan terus bergulir, semakin lama semakin keras, Lilia masih memandang William. Ingin rasanya menguraikan tangannya yang ada di pinggangnya ini tetapi yang terjadi justru William merengkuhnya semakin erat. “Ayo pulang,” kata William dengan menundukkan kepalanya di samping Lilia. Mereka hampir beranjak sebelum salah seorang ibu muda menghentikan keduanya. “Maaf—” katanya pertama-tama. “Tapi sepertinya saya pernah melihat Anda. Apa … Anda William Quist dari Velox Corp?” tanyanya. “Velox Corp?” ulang beberapa orang lain, semakin banyak yang ingin tahu. “Anda CEO di Velox Corp, benar?” tanya si Ibu muda kembali. William hanya tersenyum, tipis sepanjang beberapa milimeter sebagai sebuah tanggapan. “Suami saya bekerja di Velox Corp, s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    57. Saat Bibirnya Tersenyum

    Lilia tak bisa membendung rasa bahagianya mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh William. Jadi guru ia bilang? Lilia menunduk, meraih kertas yang ada di atas meja sebelum kembali memandang William seraya bertanya, “Sungguh saya boleh menjadi guru?” William mengangguk menjawabnya, sedang Keano yang tadinya sibuk dengan serangga di dalam toples itu mendekat pada Lilia, menatapnya dengan sepasang mata yang berbinar. “Apa yang terjadi, Mama?” tanyanya polos. “Kenapa Mama sangat senang?” “Papa bilang kalau ada kesempatan untuk bisa menjadi guru di sekolah tempat Keano belajar,” jawab Lilia dengan mengusap rambut hitamnya yang tebal. “Artinya, kalau Mama jadi guru di sana, Keano akan bisa bertemu dengan Mama setiap hari?” celotehnya dengan antusias. “Mau saja, Mama ….” Lilia juga sangat ingin melakukan itu. Menjadi guru adalah hal yang sedari dulu ia inginkan. Ia kembali menatap William yang anehnya … untuk pertama kalinya ia melihat William tersenyum lepas. “Terima kasih,” ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    58. Lilia Dan Gretha, Sebuah Perbedaan

    Keberadaannya di sini … bukankah Lilia tak perlu mempertanyakannya? Gretha adalah seorang pebisnis. Bisa dikatakan ia adalah perpanjangan tangan dari ayahnya—Alaric Roseanne—dalam menjalankan bisnis keluarga. “Apa yang kamu lakukan di sini, Lilia?” tanya Gretha masih dengan suara yang sama manisnya. Lilia membuka bibirnya, ia hampir menjawab gadis itu sebelum merasakam tarikan di tangan Keano yang mengatakan, “Ayo masuk, Mama! Liftnya sudah terbuka. Nanti Papa menunggu kita,” tunjuknya pada pintu lift yang ada di hadapan mereka. “Iya, Sayang,” jawab Lilia dengan tersenyum pada Keano kemudian mereka masuk ke dalam lift. Staf yang tadi menemani mereka tertahan di luar saat Gretha mengatakan bahwa ia yang akan menemani Lilia menuju ke lantai lima belas, ruang kerja William berada. “Aku juga akan bertemu dengan Kak Liam,” ujar Gretha saat ia ikut masuk, menyusul Lilia dan berdiri di sampingnya. Pintu lift tertutup, Gretha memandang Lilia saat mereka melewati lantai tiga sembari meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    59. Pertemuan Di Ruang CEO

    Namun, alih-alih menjawab Gretha, yang dilakukan William justru memandang kedatangan Lilia. “Sebentar,” katanya pada Gretha seraya menguraikan tangan kecil gadis itu yang melilit lengannya. William mendekat pada Lilia dan mengarahkan kedua tangannya pada Keano, mengangkat anak lelakinya itu ke gendongannya. Setelah hal itu ia lakukan, Lilia terkejut karena William menarik pergelangan tangannya agar mendekat. Menghentikan gerakan Nicholas yang akan menghampiri Lilia. Nicholas yang sepertinya menyadari tatapan tak nyaman William segera mencari topik pembicaraan. “Apa yang kamu lakukan di sini, Lilia?” tanyanya. “Aku yang memintanya ke sini,” jawab William lebih dulu. “Kalau kamu mau meeting dengan Gretha, biar Keano dan Lilia bersamaku, Liam. Aku bisa membawa mereka berkeliling sampai kamu selesai.” William menyeringai, “Tidak perlu,” jawabnya. Sedetik kemudian ia menoleh pada Gretha yang berdiri tak jauh darinya. “Kamu bisa memberikan file-nya pada Giff, Gretha,” pint

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    60. Adik Kembar Ya?

    William yang ada di seberang meja tersedak makanan yang harusnya ia telan dengan tenang. Pria itu terbatuk-batuk sebelum menggapai botol minuman dan meneguknya hingga hampir habis. “Papa, bolehkah Keano memiliki adik kembar?” tanya Keano seolah tak memberi kesempatan William menarik napas. “Sebaiknya tanyakan itu pada Mamamu, Keano,” jawabnya lalu memalingkan wajah—sangat kentara tengah mencari aman agar tak didesak oleh anak lelakinya. Sedang Lilia yang menerima tatapan mata Keano yang dipenuhi oleh rasa ingin tahu jatuh kedua bahunya. ‘Selalu saja ….’ batinnya. ‘Selalu saja lepas tangan!’ Lilia tersenyum saat mengusap rambut hitam Keano. “Kenapa tiba-tiba membicarakan soal adik?” tanya Lilia pertama-tama. “Karena Jayce dan Jasenna bercerita akan punya adik.” “Oh, begitu ….” “Jadi bagaimana caranya bisa lahir kembar, Mama?” Keano dan keingintahuannya sering kali membuat Lilia belajar, bahwa orang pertama yang memberi pendidikan pada anaknya adalah seorang ibu. Dan Lilia sedang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    61. Jawaban Rasa Gelisah

    ‘Jadi di mana William?’ tanya Lilia dalam hati. Ia menurunkan ponsel dari samping telinganya saat pelayan masuk dan mendekat pada Lilia. Pria berseragam itu bertanya kapan mereka bisa membawa masuk makanannya. Tapi, karena firasatnya buruk dan berpikir bahwa William tidak akan datang, maka Lilia meminta mereka untuk membawa masuk makanan utamanya saja—steak yang diminta oleh Keano. Awalnya, pria berseragam itu tampak bingung. Tetapi karena ia bertugas menuruti permintaan pelanggan, maka ia melakukan apa yang diminta oleh Lilia. “Keano, duduk dulu, Sayang,” pinta Lilia pada Keano agar bocah kecil itu duduk di kursinya. “Iya, Mama.” Saat makanan yang ia inginkan dibawa masuk dan Lilia membantu untuk memotongnya, bocah kecil itu membuka percakapan dengan bertanya, “Apakah Papa tidak akan datang?” Irisnya menatap Lilia dengan penuh pengharapan. “Mungkin lain kali Papa akan ikut bergabung, tapi malam ini, bagaimana kalau Keano menikmati steak dan kembang apinya dengan Mama saja?” buj

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18

Bab terbaru

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    309. Giff Dan Viola—Hal Yang Lebih Panas Dari Sebatas Pertemuan?

    Setelah kemarin seharian hiking di sekitar gunung Pilatus—yang sebenarnya itu tak bisa dikatakan sepenuhnya hiking karena mereka tak sampai seperempat perjalanan dan lebih memilih untuk menikmati pemandangannya saja—hari ini di dalam rumah tempat tinggal selama bulan madu, Giff tak menjumpai suara apapun saat ia berkunjung ke sana.Sepertinya semua orang bangun kesiangan, mungkin karena lelah.Di depan perapian, ia melihat Lilia, William dan Keano terlelap di sana.Ia tersenyum saat memelankan langkahnya. Hatinya hangat, seperti sisa-sisa perapian semalam melihat Lilia yang tidur di tengah William dan Keano, seolah ayah dan anak itu sangat bahagia dan tak ingin kehilangan Lilia.'Apa seperti itu wujud seorang pria yang sudah menemukan dunianya?' batin Giff kemudian menuju ke ruang makan, membongkar makanan yang dibelinya pelan-pelan hingga semuanya selesai.Baru setelah itulah ia membangunkan keluarga kecil William itu.Lilia yang pertama bangkit, berterima kasih pada Giff yang menyia

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    308. Maukah Kau Berdansa Denganku?

    Sebelum William mengatakan itu, sebenarnya Lilia sempat melihat Keano menepuk bahu ayahnya itu dan membisikkan sesuatu kepadanya. Sepertinya itu adalah agar William segera mengajak Lilia berdansa.Dengan masih termangu, Lilia menatap William dan tangan kanannya yang terulur kepadanya itu."Terima, Mama!" pinta Keano dengan antusias."T-tapi aku tidak bisa berdansa," jawab Lilia dengan gugup, merasa bersalah karena ini seperti sebuah penolakan yang tidak kentara."Tidak apa-apa, aku bisa membuatmu berdansa malam hari ini."Anggukan William seolah sedang meyakinkannya, sehingga Lilia menerima tangan itu dan bangun dari duduknya.Ia berjalan mengikuti William yang tiba di tengah restoran, di bawah lampu chandelier yang bergantung dengan cantik.Meja-meja yang tersisih sejak awal mereka masuk itu sekarang Lilia tahu alasannya. Untuk tempat mereka berdansa.Sekilas melirik pada Keano, bocah kecil itu duduk di sana, tersenyum dengan ditemani oleh Giff yang masuk dan berdiri di sampingnya.

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    307. Luluh Lantak Tanpa Harapan

    Gretha mengurungkan niatnya untuk menghubungi Giff. Ia tak yakin pemuda itu akan menjawabnya juga.Yang ada kemungkinan besar ia malah diblokir.Ia lalu meletakkan ponselnya ke samping bantal, memutuskan untuk pelan-pelan membaringkan dirinya di atas tempat tidur.Memiringkan tubuhnya ke kiri, membiarkan air mata menggenang membasahi pipinya.Napasnya terasa berat, ia meraba perutnya. Hari kelahiran bayinya ini sudah semakin dekat.'Semuanya jadi berantakan,' gumamnya dalam hati.Gigil menyergapnya dari ujung kaki.Saat ia mencoba memejamkan netranya yang lelah, bayangan wajah Ivana tiba-tiba muncul sehingga Gretha dengan cepat kembali membuka matanya.Jantungnya seperti baru saja berhenti berdetak selama beberapa detik karena tiba-tiba saja Ivana yang tak pernah ia pikirkan—dan hampir hilang dari benaknya—muncul tanpa persetujuan.Tatapan mata kakak tirinya itu—ataukah sekarang ia harus menyebutnya sebagai mantan kakak tiri—mendadak datang.Wajah cantik Ivana yang meski pucat sepanja

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    306. Dunia Kita Berbeda

    Ini seperti deja vu dengan yang terjadi di rumah Henry sebelumnya. Dari jendela Gretha bisa melihat sebuah mobil polisi yang berhenti di depan rumah.Beberapa orang petugas dalam balutan seragam pun juga terlihat keluar dari sana.Meski di luar keadaannya gelap sebab petang mulai merayap, tapi Gretha bisa memastikan bahwa mereka berjumlah lebih dari empat orang.Cukup pas untuk menangkap satu atau dua orang, semisal itu adalah dirinya dan ibunya.Gretha berdiri di sana dalam ketegangan. Ia meneguk ludah dengan dada yang berdebar, menggila hingga seolah akan meledak.Tapi, polisi itu hanya berhenti untuk mengambil sesuatu yang ada di tengah jalan. Sepertinya bongkahan balok yang menghalangi jalan dan menepikannya.Memungut beberapa keping paku dengan alat yang mereka bawa lalu mereka masuk kembali ke dalam mobil dan mengemudikannya menjauh.Dari balik jendela, Gretha duduk merosot dengan air mata yang menggantung di kedua sudutnya."Tidak apa-apa, tidak akan secepat itu," ucap Nyonya B

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    305. Udaranya Dingin, Tapi Hatinya Hangat

    “Maaf,” ucap Lilia sekali lagi. “Aku pikir tidak apa-apa tadi untuk meninggalkanmu dan Keano sebentar. Maaf karena sudah membuat kalian berpikiran buruk.”William menghela dalam napasnya kemudian berlutut di hadapannya.“Tidak apa-apa, yang penting jangan begitu lagi. Kamu tahu seburuk apa kondisiku dan Keano saat kamu meninggalkan kami, ‘kan? Aku sungguh tidak ingin mengulanginya lagi, Lilia.”Lilia mengangguk, ia menunduk untuk menyentuh wajah William, memastikan prianya itu bahwa ia ada di sini dengannya.Tidak untuk pergi atau sengaja meninggalkannya."Kita tidak jadi masuk ke dalam kafe," ucap Lilia, memandang Keano dengan mengerutkan hidungnya. "Maaf, Sayang."Alih-alih marah, anak lelakinya itu justru memberi jawaban yang menghangatkan hati Lilia."Tidak apa-apa, Mama," jawabnya. Senyumnya merekah dan pipinya yang putih itu bersemu merah. "Yang penting Keano masih bisa bertemu dengan Mama. Terima kasih sudah kembali."Lilia memeluk Keano yang membalasnya dengan kedua tangan kec

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    304. Hilang Dan Tak Ditemukan?

    William menurunkan ponsel dari samping telinganya, ia mendorong napasnya yang berkabut akibat suhu yang menurun secara drastis pada malam hari.Ia mendekap Keano semakin erat saat anak lelakinya itu sepertinya memiliki kekhawatiran yang sama dengannya.Keano memang terdiam, tetapi gerakan tubuhnya yang beberapa kali merasa tidak nyaman membuat William tahu ia tengah cemas.“Apakah kita tidak akan bertemu Mama, Papa?” tanya Keano, suaranya serak, menunggu jawaban William sehingga ia harus menunjukkan senyumnya agar bocah kecil itu tak semakin khawatir.“Kita akan bertemu Mama, Sayang. Tapi tunggu sebentar ya, kita cari Mama dulu?”William menepis jauh-jauh pikiran yang sedari tadi bergulir liar di dalam kepalanya. Bahwa ada orang jahat yang membawa pergi Lilia sehingga istrinya itu tak bisa ia temukan.Ia memutuskan untuk mendekat ke salah seorang yang juga mengantri di sana, barangkali ia tahu ke mana Lilia pergi. “Permisi, apakah kamu melihat seorang wanita dengan sya berwarna putih

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    303. Agenda Keluarga Kecil William

    Saat Lilia membuka matanya, ia selalu tak menjumpai William. Tapi ia mendengar suara gelak tawa Keano di luar sehingga ia mengintip melalui jendela dan melihat anak lelakinya itu sedang bermain bola dengan ayahnya di halaman samping.Ia beranjak pergi dari kamar, mempersiapkan makanan yang semalam disimpannya di dalam lemari pendingin, menghangatkannya dan meletakkannya di atas meja makan.Menyiapkan juga untuk Keano, sandwich dan tamago, lengkap dengan buah potong dan susu untuknya.Saat ia keluar dan menunjukkan diri, Keano seketika melupakan bola yang tadi ditendangnya bergantian dengan William."Mama," panggilnya seraya berlari pada Lilia.Memeluknya saat Lilia merendahkan tinggi tubuhnya."Mama sudah bangun?" sapanya yang dibalas anggukan oleh Lilia."Sudah, Sayang, sudah dari tadi," jawabnya. "Mama sudah siapkan makanan juga untuk sarapan. Kamu masuk dan cuci tangan dulu lalu kita makan, selagi masih hangat.""Siap, Mama."Keano berlari lebih dulu memasuki rumah, di belakangnya

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    302. Malam Kita Yang Manis

    "William," sebut Lilia kemudian menyelusupkan jari-jari tangannya di antara rambut hitam pria itu, menahan gejolak dalam dadanya yang tengah berdegup sebab bibir William terasa sangat sensual.Bukan hanya gigitan di bahu, tapi tangan besarnya menarik turun tali kecil gaun tidur yang ia kenakan, membuat Lilia tak bisa menolak kenikmatan yang ia berikan kala bagian depan tubuhnya mendapat sentuhan.Bibirnya hampir saja meloloskan desahan yang penuh erotika sebelum William mengangkatnya pergi dari meja makan, meninggalkan dua cangkir teh mereka yang isinya telah kosong.Langkah kaki William menuju ke dalam kamar, membuat Lilia berbaring di atas ranjang sementara dirinya kembali ke pintu, menutup dan memastikannya terkunci dan mematikan lampu.Saat ia kembali mendekat pada Lilia, sepasang matanya yang sayu menerpa di bawah remang lampu tidur.Ia menunduk di atas Lilia, dan sebelum kecupan mendarat di bibirnya, Lilia lebih dulu mencegahnya.Ia menahan wajah William sembari bertanya, "Apaka

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    301. Hari Pertama Di Luzern

    Luzern, Swiss, sekitar pukul delapan malam. Sebuah mobil SUV yang dikemudikan oleh Giff tiba di depan sebuah rumah yang nantinya akan ditinggali oleh Lilia, William dan Keano selama mereka berada di sini—untuk kurang lebih sepuluh hari. Tiga hari sebelumnya, Giff lebih dulu terbang menuju ke tempat ini dan mempersiapkan semuanya. Sebuah rumah yang disewa olehnya untuk bisa ditinggali keluarga kecil William sebelum mereka tiba selagi Giff sendiri tinggal di penginapan. Giff banyak menyarankan pilihan tempat tinggal, William memilih sebuah rumah karena ia pikir itu akan menyenangkan menghabiskan waktu seolah mereka adalah 'warga Swiss'. Tadi, ia menjemput tiga orang itu di bandara dan sampai di sini dengan keadaan Keano yang digendong keluar oleh William karena ia terlelap selama perjalanan. Giff membuka pintu rumah, memimpin William masuk ke dalam dan menunjukkan di mana kamar Keano. Sementara Lilia yang ada di luar menurunkan barang-barang yang tak terlalu berat, tas miliknya ata

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status