Share

48. Bertahanlah Sebentar, Lilia ....

Penulis: Almiftiafay
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-12 13:43:36

Lilia menarik tangannya yang ditimpa oleh William, menggunakan jarinya untuk menyeka air mata.

Ia memalingkan wajah dan tubuhnya seraya mengatakan, “Maaf.”

William tak memberi tanggapan selain turut menarik tangannya.

Saat Lilia kembali menghadapkan tubuh pada William, ia menjumpai sebuah sapu tangan yang diselipkannya dan didorong sehingga lebih dekat dengannya.

“Pakai itu,” kata William.

Lilia meraihnya, membuka sapu tangannya yang wangi musk dan menggunakannya untuk menghapus sisa air mata di wajahnya.

“Maaf,” ucap Lilia sekali lagi, ia menggigit bibir untuk menahan air mata agar tak kembali jatuh. “Saya sungguh menyesal meninggalkan Keano saat itu, Tuan.”

“Sudah terlanjur,” tanggap pria itu dengan suaranya yang tenang. “Yang penting Keano sudah baik-baik saja sekarang.”

Lilia menengadahkan wajahnya mengikuti William yang bangun dari duduknya.

“Aku pulang,” katanya. “Jaga dirimu.”

William beranjak pergi tetapi langkahnya terhalang Lilia yang membuatnya kembali menoleh ke belakan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
si donna klo gak tau kebenarannya diem aja deh bikin esmosi. sabar ya keano mama lilia pasti datang
goodnovel comment avatar
Christy Lino
Si nenek sihir dongkrak sama sama kreta kuda gk usah cri muka depan wilie n keano kalian br2 itu manusia2 manipulatif & munafik
goodnovel comment avatar
Eva
Nah ini yang ditunggu tunggu..saat Keano sadar dia pasti akan menceritakan kejadian yang sebenanrnya. Tapi sumpah ikut tegang banget baca bab ini
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    49. Rindu Mama

    “Paman yang ada di kolam renang itu yang mengajak Keano untuk bermain di bawah seluncuran air waktu Mama mengambil minuman,” tegas Keano dengan suaranya yang serak menahan tangis. “Paman itu yang menarik Keano dan memasukkan kepala Keano ke dalam air. Keano memanggil Mama tapi tidak bisa, setiap Keano naik Paman itu akan kembali membuat kepala Keano masuk ke dalam kolam.” Bocah kecil itu bercerita dengan air mata yang akhirnya luruh, napasnya tersengal saat ia bergantian memandang Nyoya Donna dan Gretha sebelum pada William. Netranya sama tegas, seakan ia tak meminta William membelanya dan teguh pada apa yang ia katakan. Bahwa bukan Lilia lah yang membuatnya seperti ini. William menghela dalam napasnya saat menyaksikan anak lelakinya yang … sebenarnya bisa dikatakan sama keras kepala seperti dirinya. Lihat bagaimana ia mengabaikan rasa sakit saat tangannya mengucurkan darah seolah itu bukan hal yang besar. Bocah kecil itu seakan mati rasa, yang ia pedulikan hanya agar oma dan tan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    50. Seperti Sewindu Saat Tak Jumpa Denganmu

    Keano menangis di pelukannya begitu juga sebaliknya. Untuk sesaat seakan dunia berhenti bekerja, jika ini sebatas kebahagiaan semu dalam lamunan … Lilia harap ia tak akan kembali pada kenyataan. Anak yang ia rindukan setiap malam, yang ia ceritakan pada tahanan lainnya tentang betapa baik dirinya itu sekarang ada di hadapannya, dan bahkan memeluknya. Tapi mendengar isak tangis Keano yang dagu kecilnya jatuh di bahu membuat Lilia menarik diri. Dipandanginya wajah yang penuh dengan air mata itu. Satu minggu—atau bahkan lebih—yang rasanya seperti sewindu untuknya tak menjumpai senyum tulus Keano yang tak pernah gagal membuat Lilia merasakan kehangatan. “Mama,” panggil Keano sekali lagi, meski air matanya tak berhenti, tetapi nada bicaranya penuh dengan rasa senang. Seolah ia juga sama menanggung rindunya seperti yang dirasakan oleh Lilia. “Apa yang keano lakukan di sini, Sayang?” tanya Lilia dengan suara yang masih sama gemetar. “Menjemput Mama,” jawab bocah kecil itu dengan ceria

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    51. Anak Kita ....

    Mendengar Lilia mengulangi apa yang ia katakan membuat William berdeham. Pria itu memalingkan wajahnya sebelum membawa kakinya pergi lebih dulu. “Cepatlah!” katanya saat Lilia masih tertegun sehingga mereka dipisahkan sekian meter jarak. “Aku akan meninggalkanmu kalau lama.” “Papa,” rengek Keano saat melihat Lilia masih ada di belakang. “Tidak boleh meninggalkan Mama!” Menuai protes dari anak lelakinya, Lilia melihat William memelankan langkahnya. Lilia lalu menyusul mereka, berjalan di samping William. Ia hendak merapikan kerah baju Keano tetapi yang terjadi justru tangannya tanpa sengaja bersentuhan dengan Willia sehingga Lilia urung melakukan itu dan lebih memilih untuk selangkah menjauh, memberi jarak yang lebih lebar. Di parkiran, Lilia melihat Giff yang tampak terhubung dengan panggilan telepon dengan seseorang. Pemuda itu berdiri tak jauh dari sedan mewah milik William sebelum mengetahui kedatangan mereka sehingga ia harus menyelesaikan panggilan itu. “Selamat d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    52. Kau Takut Padaku?

    William cukup lama memandangnya, sepasang matanya yang gelap itu memindai Lilia, seolah membaca gerak tubuhnya, seperti sedang memastikan sesuatu.Lilia meremas jari-jarinya, napas tertahan selama beberapa detik saat jaraknya dan William begitu dekat.Pria itu kemudian menunduk di sampingnya.Tangannya menggapai sesuatu dari atas meja, yang saat Lilia melihatnya itu adalah ponsel miliknya yang pasti ia tinggalkan di sana sebelum mengajak Keano mandi."Temui aku nanti kalau kamu sudah selesai dengan Keano," kata William, sekilas memandang Lilia sebelum ia membawa kakinya untuk pergi dari sana."Papa keluar dulu, Sayang," katanya pada Keano yang membalas lambaian tangannya hingga ia menghilang di balik pintu.Kedua bahu Lilia jatuh penuh kelegaan saat langkah kaki William tak lagi terdengar.Setiap kali dekat dengannya, atau menjumpai tatapan William yang gelap, rasanya ia mendapat ketakutan yang besar.Pria itu seakan-akan bersiap merenggut hidupnya. Menimbulkan ingatan tentang ayah an

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    53. Foto Keluarga

    ‘Mencium?’ ulang Lilia dalam hati. Ia terkejut dengan permintaan Keano, dan sebelum itu terjadi, ia lebih dulu mengidekan hal lainnya. “Keano dan Papa saja yang berfoto,” katanya memberi saran. “Nanti biar fotonya Keano dan Papa yang Mama pasang di ponsel barunya Mama, bagaimana?” Lilia harap ia setuju. Tapi, Keano tak serta-merta menjawabnya. Ia menatap Lilia dengan alis yang sedikit berkerut dan bibirnya yang kecil itu bergerak, pasti akan melayangkan protes, Lilia tahu itu. Namun, sebelum suara manisnya terdengar, bariton William lebih dulu singgah di indera pendengar Lilia saat pria itu mengatakan, “Sure,” dengan tanpa bebannya. “Ayo kita berfoto.” Lilia menoleh ke belakang dan melihat William yang bangun dari balik mejanya. Langkah kakinya yang panjang itu dalam sekejap menghabisi jarak sehingga ia tiba di dekat Keano. “Apa yang kamu lakukan?” tanya William seraya memandang Lilia yang masih duduk di tempatnya. “Kamu tidak ingin berfoto denganku dan Keano?” Itu bukan sebat

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    54. Sentuhan Lembut

    Daripada berubah panjang, dan mempertimbangkan seandainya Keano bangun karena ‘perdebatan’ mereka, Lilia akhirnya menghadapkan tubuhnya pada William. Mata mereka bertemu di bawah minimnya pencahayaan di dalam ruangan itu. Untuk beberapa saat keheningan menghampiri hingga William kembali membuka suaranya. “Apakah kamu masih takut saat kita sudah berada sedekat ini?” tanyanya. “Yang saya takuti itu lebih pada saat Anda marah pada saya,” jawab Lilia apa adanya. Karena memang seperti itulah yang ia rasakan. “Apalagi sebagian besar dari marah itu saya tidak tahu apa penyebab jelasnya. Saya takut melihat mata Tuan William yang gelap. Itu mengingatkan saya pada ayah saya yang—” Lilia berhenti bicara, pupil hitamnya bergoyang gugup mendapati William yang masih tak berpaling. “Maaf,” kata Lilia. “Saya tidak bermaksud menjual cerita sedih.” “Apa hidupmu memang semenyedihkan itu?” “Menurut Anda?” tanya Lilia balik. “Aneh.” William menatapnya kian lekat, seolah berusaha menyelami isi piki

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    55. Perfect Family Date

    “Tidak,” jawab Lilia dengan cepat. “Tapi ada film yang memang tidak boleh ditonton oleh anak-anak.” “Itu memang film yang khusus ditonton oleh keluarga, Lilia,” tegas William. “Kamu ikut atau tidak?” Lilia memandang Keano yang sepasang matanya tampak berbinar. Memangnya siapa yang sanggup menolak permintaan bocah kecil itu jika sudah menunjukkan sisinya yang manja pada seperti ini? “Iya, ikut,” putus Lilia akhirnya. Maka setelah itu, pergilah mereka ke salah satu mall yang cukup ramai saat hari menjelang sore. Di bioskop, William benar saat mengatakan bahwa film yang mereka tonton itu adalah film khusus keluarga. Sebuah film yang hangat dengan karakter superhero lemah yang kemudian berubah menjadi kuat. Film usai dengan mendapat banyak tepuk tangan dari para penonton begitu juga dengan Keano yang terbawa suasana. “Tapi, apa itu film dewasa yang tadi dikatakan oleh Papa?” tanya Keano sekeluarnya mereka dari sana. Bocah kecil itu berjalan di tengah, menggandeng tangan Lilia dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    56. SAYANG

    “Sayang?” ulang beberapa orang yang ada di sekitar Lilia. “Siapa pria itu?” “Dia tadi sepertinya keluar dari mobil mewah yang ada di sana?” tunjuk lainnya pada sedan milik William yang berada beberapa jarak di dekat gerbang sekolah Keano. Selagi bisikan terus bergulir, semakin lama semakin keras, Lilia masih memandang William. Ingin rasanya menguraikan tangannya yang ada di pinggangnya ini tetapi yang terjadi justru William merengkuhnya semakin erat. “Ayo pulang,” kata William dengan menundukkan kepalanya di samping Lilia. Mereka hampir beranjak sebelum salah seorang ibu muda menghentikan keduanya. “Maaf—” katanya pertama-tama. “Tapi sepertinya saya pernah melihat Anda. Apa … Anda William Quist dari Velox Corp?” tanyanya. “Velox Corp?” ulang beberapa orang lain, semakin banyak yang ingin tahu. “Anda CEO di Velox Corp, benar?” tanya si Ibu muda kembali. William hanya tersenyum, tipis sepanjang beberapa milimeter sebagai sebuah tanggapan. “Suami saya bekerja di Velox Corp, s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16

Bab terbaru

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    61. Jawaban Rasa Gelisah

    ‘Jadi di mana William?’ tanya Lilia dalam hati. Ia menurunkan ponsel dari samping telinganya saat pelayan masuk dan mendekat pada Lilia. Pria berseragam itu bertanya kapan mereka bisa membawa masuk makanannya. Tapi, karena firasatnya buruk dan berpikir bahwa William tidak akan datang, maka Lilia meminta mereka untuk membawa masuk makanan utamanya saja—steak yang diminta oleh Keano. Awalnya, pria berseragam itu tampak bingung. Tetapi karena ia bertugas menuruti permintaan pelanggan, maka ia melakukan apa yang diminta oleh Lilia. “Keano, duduk dulu, Sayang,” pinta Lilia pada Keano agar bocah kecil itu duduk di kursinya. “Iya, Mama.” Saat makanan yang ia inginkan dibawa masuk dan Lilia membantu untuk memotongnya, bocah kecil itu membuka percakapan dengan bertanya, “Apakah Papa tidak akan datang?” Irisnya menatap Lilia dengan penuh pengharapan. “Mungkin lain kali Papa akan ikut bergabung, tapi malam ini, bagaimana kalau Keano menikmati steak dan kembang apinya dengan Mama saja?” buj

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    60. Adik Kembar Ya?

    William yang ada di seberang meja tersedak makanan yang harusnya ia telan dengan tenang. Pria itu terbatuk-batuk sebelum menggapai botol minuman dan meneguknya hingga hampir habis. “Papa, bolehkah Keano memiliki adik kembar?” tanya Keano seolah tak memberi kesempatan William menarik napas. “Sebaiknya tanyakan itu pada Mamamu, Keano,” jawabnya lalu memalingkan wajah—sangat kentara tengah mencari aman agar tak didesak oleh anak lelakinya. Sedang Lilia yang menerima tatapan mata Keano yang dipenuhi oleh rasa ingin tahu jatuh kedua bahunya. ‘Selalu saja ….’ batinnya. ‘Selalu saja lepas tangan!’ Lilia tersenyum saat mengusap rambut hitam Keano. “Kenapa tiba-tiba membicarakan soal adik?” tanya Lilia pertama-tama. “Karena Jayce dan Jasenna bercerita akan punya adik.” “Oh, begitu ….” “Jadi bagaimana caranya bisa lahir kembar, Mama?” Keano dan keingintahuannya sering kali membuat Lilia belajar, bahwa orang pertama yang memberi pendidikan pada anaknya adalah seorang ibu. Dan Lilia sedang

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    59. Pertemuan Di Ruang CEO

    Namun, alih-alih menjawab Gretha, yang dilakukan William justru memandang kedatangan Lilia. “Sebentar,” katanya pada Gretha seraya menguraikan tangan kecil gadis itu yang melilit lengannya. William mendekat pada Lilia dan mengarahkan kedua tangannya pada Keano, mengangkat anak lelakinya itu ke gendongannya. Setelah hal itu ia lakukan, Lilia terkejut karena William menarik pergelangan tangannya agar mendekat. Menghentikan gerakan Nicholas yang akan menghampiri Lilia. Nicholas yang sepertinya menyadari tatapan tak nyaman William segera mencari topik pembicaraan. “Apa yang kamu lakukan di sini, Lilia?” tanyanya. “Aku yang memintanya ke sini,” jawab William lebih dulu. “Kalau kamu mau meeting dengan Gretha, biar Keano dan Lilia bersamaku, Liam. Aku bisa membawa mereka berkeliling sampai kamu selesai.” William menyeringai, “Tidak perlu,” jawabnya. Sedetik kemudian ia menoleh pada Gretha yang berdiri tak jauh darinya. “Kamu bisa memberikan file-nya pada Giff, Gretha,” pint

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    58. Lilia Dan Gretha, Sebuah Perbedaan

    Keberadaannya di sini … bukankah Lilia tak perlu mempertanyakannya? Gretha adalah seorang pebisnis. Bisa dikatakan ia adalah perpanjangan tangan dari ayahnya—Alaric Roseanne—dalam menjalankan bisnis keluarga. “Apa yang kamu lakukan di sini, Lilia?” tanya Gretha masih dengan suara yang sama manisnya. Lilia membuka bibirnya, ia hampir menjawab gadis itu sebelum merasakam tarikan di tangan Keano yang mengatakan, “Ayo masuk, Mama! Liftnya sudah terbuka. Nanti Papa menunggu kita,” tunjuknya pada pintu lift yang ada di hadapan mereka. “Iya, Sayang,” jawab Lilia dengan tersenyum pada Keano kemudian mereka masuk ke dalam lift. Staf yang tadi menemani mereka tertahan di luar saat Gretha mengatakan bahwa ia yang akan menemani Lilia menuju ke lantai lima belas, ruang kerja William berada. “Aku juga akan bertemu dengan Kak Liam,” ujar Gretha saat ia ikut masuk, menyusul Lilia dan berdiri di sampingnya. Pintu lift tertutup, Gretha memandang Lilia saat mereka melewati lantai tiga sembari meng

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    57. Saat Bibirnya Tersenyum

    Lilia tak bisa membendung rasa bahagianya mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh William. Jadi guru ia bilang? Lilia menunduk, meraih kertas yang ada di atas meja sebelum kembali memandang William seraya bertanya, “Sungguh saya boleh menjadi guru?” William mengangguk menjawabnya, sedang Keano yang tadinya sibuk dengan serangga di dalam toples itu mendekat pada Lilia, menatapnya dengan sepasang mata yang berbinar. “Apa yang terjadi, Mama?” tanyanya polos. “Kenapa Mama sangat senang?” “Papa bilang kalau ada kesempatan untuk bisa menjadi guru di sekolah tempat Keano belajar,” jawab Lilia dengan mengusap rambut hitamnya yang tebal. “Artinya, kalau Mama jadi guru di sana, Keano akan bisa bertemu dengan Mama setiap hari?” celotehnya dengan antusias. “Mau saja, Mama ….” Lilia juga sangat ingin melakukan itu. Menjadi guru adalah hal yang sedari dulu ia inginkan. Ia kembali menatap William yang anehnya … untuk pertama kalinya ia melihat William tersenyum lepas. “Terima kasih,” ka

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    56. SAYANG

    “Sayang?” ulang beberapa orang yang ada di sekitar Lilia. “Siapa pria itu?” “Dia tadi sepertinya keluar dari mobil mewah yang ada di sana?” tunjuk lainnya pada sedan milik William yang berada beberapa jarak di dekat gerbang sekolah Keano. Selagi bisikan terus bergulir, semakin lama semakin keras, Lilia masih memandang William. Ingin rasanya menguraikan tangannya yang ada di pinggangnya ini tetapi yang terjadi justru William merengkuhnya semakin erat. “Ayo pulang,” kata William dengan menundukkan kepalanya di samping Lilia. Mereka hampir beranjak sebelum salah seorang ibu muda menghentikan keduanya. “Maaf—” katanya pertama-tama. “Tapi sepertinya saya pernah melihat Anda. Apa … Anda William Quist dari Velox Corp?” tanyanya. “Velox Corp?” ulang beberapa orang lain, semakin banyak yang ingin tahu. “Anda CEO di Velox Corp, benar?” tanya si Ibu muda kembali. William hanya tersenyum, tipis sepanjang beberapa milimeter sebagai sebuah tanggapan. “Suami saya bekerja di Velox Corp, s

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    55. Perfect Family Date

    “Tidak,” jawab Lilia dengan cepat. “Tapi ada film yang memang tidak boleh ditonton oleh anak-anak.” “Itu memang film yang khusus ditonton oleh keluarga, Lilia,” tegas William. “Kamu ikut atau tidak?” Lilia memandang Keano yang sepasang matanya tampak berbinar. Memangnya siapa yang sanggup menolak permintaan bocah kecil itu jika sudah menunjukkan sisinya yang manja pada seperti ini? “Iya, ikut,” putus Lilia akhirnya. Maka setelah itu, pergilah mereka ke salah satu mall yang cukup ramai saat hari menjelang sore. Di bioskop, William benar saat mengatakan bahwa film yang mereka tonton itu adalah film khusus keluarga. Sebuah film yang hangat dengan karakter superhero lemah yang kemudian berubah menjadi kuat. Film usai dengan mendapat banyak tepuk tangan dari para penonton begitu juga dengan Keano yang terbawa suasana. “Tapi, apa itu film dewasa yang tadi dikatakan oleh Papa?” tanya Keano sekeluarnya mereka dari sana. Bocah kecil itu berjalan di tengah, menggandeng tangan Lilia dan

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    54. Sentuhan Lembut

    Daripada berubah panjang, dan mempertimbangkan seandainya Keano bangun karena ‘perdebatan’ mereka, Lilia akhirnya menghadapkan tubuhnya pada William. Mata mereka bertemu di bawah minimnya pencahayaan di dalam ruangan itu. Untuk beberapa saat keheningan menghampiri hingga William kembali membuka suaranya. “Apakah kamu masih takut saat kita sudah berada sedekat ini?” tanyanya. “Yang saya takuti itu lebih pada saat Anda marah pada saya,” jawab Lilia apa adanya. Karena memang seperti itulah yang ia rasakan. “Apalagi sebagian besar dari marah itu saya tidak tahu apa penyebab jelasnya. Saya takut melihat mata Tuan William yang gelap. Itu mengingatkan saya pada ayah saya yang—” Lilia berhenti bicara, pupil hitamnya bergoyang gugup mendapati William yang masih tak berpaling. “Maaf,” kata Lilia. “Saya tidak bermaksud menjual cerita sedih.” “Apa hidupmu memang semenyedihkan itu?” “Menurut Anda?” tanya Lilia balik. “Aneh.” William menatapnya kian lekat, seolah berusaha menyelami isi piki

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    53. Foto Keluarga

    ‘Mencium?’ ulang Lilia dalam hati. Ia terkejut dengan permintaan Keano, dan sebelum itu terjadi, ia lebih dulu mengidekan hal lainnya. “Keano dan Papa saja yang berfoto,” katanya memberi saran. “Nanti biar fotonya Keano dan Papa yang Mama pasang di ponsel barunya Mama, bagaimana?” Lilia harap ia setuju. Tapi, Keano tak serta-merta menjawabnya. Ia menatap Lilia dengan alis yang sedikit berkerut dan bibirnya yang kecil itu bergerak, pasti akan melayangkan protes, Lilia tahu itu. Namun, sebelum suara manisnya terdengar, bariton William lebih dulu singgah di indera pendengar Lilia saat pria itu mengatakan, “Sure,” dengan tanpa bebannya. “Ayo kita berfoto.” Lilia menoleh ke belakang dan melihat William yang bangun dari balik mejanya. Langkah kakinya yang panjang itu dalam sekejap menghabisi jarak sehingga ia tiba di dekat Keano. “Apa yang kamu lakukan?” tanya William seraya memandang Lilia yang masih duduk di tempatnya. “Kamu tidak ingin berfoto denganku dan Keano?” Itu bukan sebat

DMCA.com Protection Status