Share

173. Sepucuk Mawar Berduri

Penulis: Almiftiafay
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-28 13:44:20

Sabtu pagi yang sedikit mendung saat Lilia berada di halaman rumahnya. Ia tengah menyiram tanaman dan bunga-bunga yang tumbuh di sana dan salah satu mawar yang kapan hari dibeli oleh ibunya dari toko bunga di depan komplek itu telah berbunga meski masih kuncup

“Cantik sekali,” gumamnya seorang diri.

Ia menyentuhnya dengan hati-hati, menunduk dan menciumnya yang harum.

Lilia mengangkat wajah saat mendengar suara langkah kaki seseorang yang berdiri di dekatnya dan menoleh pada kedatangan pria yang pakaiannya segelap langit yang menaungi mereka di atas sana.

“William?” sapanya seraya menegakkan tubuhnya sedang pria itu mendekat padanya.

“Apa yang kamu lakukan, Lilia?” tanyanya.

“Hanya ... menyiram bunga saja.” jawab Lilia. “Anda ingin bertemu dengan Keano?”

William mengangguk, “Iya, apa dia sudah bangun? Atau aku yang kepagian?”

“Keano sudah bangun Tapi dia ikut Ibu pergi berbelanja sebentar.”

“Setiap hari Keano ikut berbelanja?”

“T-tidak setiap hari juga,” jawabnya. “Karena kalau diting
Almiftiafay

mau lagi kah 🤭🤭 tinggalkan komentar ulasan like dan Vote buat William Lilia Keano 🎉 kita buat setelah ini mereka merasakan rindu-rindu yang menghantui setiap malam, READY??

| 22
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
jangan sampe lilia ragu sama willi karna sekilas ingatan yg muncul saat willi belom sadar akan perasaannya
goodnovel comment avatar
Eva
Nahh kan kalau yang di ingat Lilia adalah waktu waktu kelamnya tentang William maka takutnya nanti dia nggak mau lagi ketemu sama William
goodnovel comment avatar
zurnita zurnita
panjangin bab nya ya othor yg baik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    174. Ellipsism

    Tangan Lilia terasa kaku saat menerima kotak susu dari William. Manik mereka bertemu, iris gelapnya membuat Lilia dengan cepat menghindarinya karena ingatan itu membuat air matanya hampir luruh karena takut.“T-terima kasih,” ucapnya dengan gugup.Lilia tak memandang pria itu lagi saat ia menyiapkan susu hangat untuk Keano.Kebekuan menyergap untuk lebih dari beberapa menit dengan Lilia yang terus meraba, ‘Kenapa dulu dia menatapku dengan penuh benci seperti itu?’ gumamnya dalam hati.“Papa?!” panggil suara manis Keano yang melunturkan ketegangan di tempat itu.“Sayang,” balas William pada Keano kemudian pria itu pergi dari sisi Lilia.Lilia menunduk, meremas cangkir di tangannya kuat-kuat.Inilah yang ia maksudkan, sanggupkah ia dengan segala resikonya termasuk kenangan yang kelam dan tak menyenangkan jika ia benar-benar bisa mengingat William?‘Bagaimana sekarang?’*** Sehari setelah pertemuan yang membuat Lilia menemukan seberkas ingatan tak menyenangkan itu, William akhirnya berp

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    175. Gaun Pengantin Di Balik Kaca

    Karena sekolah masih libur, Lilia dengan diantar oleh Zain pergi ke suatu tempat—tak jauh dari kediaman mereka—untuk melakukan belanja keperluan bulanan saja. Zain bilang padanya bahwa Tuan Alaric tak bisa ikut karena sedang bertemu dengan orang dari Sada Construction, penanggung jawab pembangunan sekolah—projek bersama antara Velox Corp dan Seans Holdings.“Nanti malam Tuan Alaric akan datang ke rumah lagi, Nona Lilia,” ucap pria itu saat mengemudikan mobilnya memasuki sebuah mini mall yang melihatnya dari luar saja sudah membuat Keano senang.“Iya, Pak Zain,” tanggap Lilia.Suaranya membuat sang Ibu yang duduk di depan menoleh ke belakang dan bertanya, “Kenapa serak, Nak? Kamu flu?”“Tidak, Bu. Hanya ... semalam kurang bisa tidur saja.”“Mama, nanti apakah mau main di dalan bersama Keano?” pinta anak lelakinya.“Tapi kita harus berbelanja dulu menemani Oma, ‘kan?”“Tidak apa-apa,” sahut Alya dari depan. “Kamu pergilah saja dengan Keano, Ibu bisa sendiri nanti minta bantu Pak Zain.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    176. Pertemuan Nona Dan Mantan Pacarnya

    Sehari setelah kembali dari luar kota—tempat di mana Lilia, Keano dan Alya berada—pagi ini William kembali menjalani aktivitas rutinnya.Di lobi Velox Corp, ia berjalan dengan Giff yang ada di belakangnya, sepasang matanya menjumpai sosok tak asing yang duduk di sana.Gretha.Wanita itu terbalut dalam pakaian hamilnya, berdiri dengan gegas saat melihat William yang berjalan melewatinya tanpa peduli.“Kak Liam,” panggil Gretha seraya menghalangi langkah kakinya.William mau tak mau berhenti karena Gretha benar-benar ada di hadapannya.Ia terlihat tak tertarik sesaat sebelum suaranya akhirnya terdengar, “Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya William dengan enggan.“Aku mendapat undangan untuk datang ke seminar yang diselenggarakan di hall milikmu. Sebagai perwakilan,” terang Gretha. “Aku membawa undangannya jika Kak Liam tidak percaya padaku.”William yang mendengar itu menoleh ke sebelah kanannya, pada Giff. “Apa kamu mengundangnya juga, Giff?”“Maaf saya tidak ingat karena undanganny

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    177. Siapa Ayah Biologisnya?

    William melihat Henry yang kedua telinganya memerah. Tubuhnya bergerak menunjukkan gestur bahwa ia tidak nyaman, seolah ia tengah tertangkap basah padahal tak ada yang menyebut namanya sama sekali.Ada kepanikan yang ia sembunyikan dan dari sanalah sepertinya William telah tahu anak siapa di dalam perut Gretha itu.Ia memandang Giff melalui sudut matanya, sekretarisnya itu seolah tahu apa yang ia pikirkan sehingga memberi anggukan samar.“Kamu tidak perlu tahu, Rey!” jawab Gretha akhirnya. Ia memandang Reynold dengan tatapan sengit sebelum mengayunkan kakinya pergi dari sana, hampir bisa dikatakan berlari kala meninggalkan lobi Velox Corp padahal sebelumnya bersikeras mengatakan ingin ikut seminar.Reynold memandang kepergian Gretha dengan alis lebatnya yang nyaris bersinggungan.“Apakah kamu mengenalnya, Reynold?” tanya William.“Iya. Mantan pacar saya, Tuan,” akunya. “Apakah Anda juga mengenalnya?”“Dia adik tiri dari mendiang istriku.”Reynold terlihat memiringkan kepalanya sekila

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    178. Ada Saatnya Aku Akan Lelah

    Gretha tertawa mendengar ucapan tersebut. Kedua tangannya bersedekap saat menjawab, “Jangan harap!” ucapnya penuh penekanan. “Aku tidak akan melakukan hal itu. Jika bukan William maka tidak!”“Lalu apa kamu akan membiarkan anak itu lahir tanpa ayah?”“Dia punya ayah, ayahnya adalah William,” jawab Gretha. “Jangan merasa kamu berhak menuntutku ini dan itu hanya karena kamu memasukkan benihmu kedalam tubuhku, Henry!”Henry sejenak terlihat seperti orang linglung. Ia tak bisa meraba apa yang sebenarnya diinginkan oleh Gretha.“Kenapa pemikiranmu aneh sekali, Gretha?” tanya Henry. “Kita berhubungan, anak itu adalah anakku. Kamu juga sudah berjanji memberi kesempatan padaku jika aku melakukan apapun yang kamu mau. Tapi kenapa begini sekarang?” cecar Henry balik, suaranya sarat akan ketidakpuasan dan rasa kecewa yang besar.Seakan apa yang ia lakukan selama ini hanyalah sebuah kesia-siaan yang tak ada artinya di mata Gretha.“Kenapa kamu keras kepala, Gretha?” imbuhnya. “Aku mau bertanggung

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    179. Sekelumit Kisah Tentang Permata Berwarna Amethyst

    Tuan Alaric pergi melewati mereka setelah mengatakan hal itu.Suara langkah kakinya lambat laun tak terdengar di kejauhan, kepergiannya jelas bersama dengan Zain sebab samar dari tempat Gretha berdiri ia mendengar suara pria itu yang menyapa, ‘Selamat malam’ kepada ayahnya.Gretha mendorong napasnya seraya memandang sang Ibu. “Apa maksudnya itu, Ma?” tanyanya. “Memangnya bagaimana cara Mama dan Papa menikah dulu?”“Kamu tidak perlu tahu,” jawab Nyonya Bertha. “Yang penting kamu hidup enak ‘kan sampai hari ini?”Nyonya Bertha hampir pergi sebelum Gretha mencegahnya.“Aku penasaran dengan Papa kandungku,” ucapnya yang seketika membuat sang Ibu terhenti langkahnya, membeku di tempatnya berdiri dan menatap Gretha dengan leher yang bergerak kaku. “Selama ini aku tidak pernah melihat Papa kandungku. Mama bilang kalau Papa sudah mati, apa memang benar begitu, atau ada hal lain yang Mama sembunyikan dariku?”Nyonya Bertha tak menjawab. Ia menghindari tatapan penuh rasa penasaran anak perempua

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    180. Bunga Lili Untuk Lilia

    “T-tapi, benar ini sama dengan punya Papa?” ulang Lilia atas kalimat Keano.“Iya, Mama,” jawab Keano seraya menganggukkan kepalanya dengan yakin. “Cincin itu Mama dapat saat Mama dan Papa ada di rooftop,” terangnya.Meski Lilia mendengar anak lelakinya itu dengan saksama, tapi ia tak bisa mendapatkan kenangan akan hari itu.Satu hal yang jelas, saat ia menunduk dan mengamati cincin itu … cincinnya sangat cantik.Cincin bunga lili. Jika benar itu berasal dari William, ‘Apa itu agar mirip dengan namaku? Bunga lili untuk Lilia?’Berhenti membatin, Lilia menggeleng menyangkal pendapatnya sendiri.‘Tidak mungkin begitu, aku hanya mencocokkannya saja.’Lilia hampir meminta agar Keano menceritakan tentang hal itu lagi sebelum ia mendengar suara Tuan Alaric yang memasuki ruang tengah seraya berujar, “Keano benar, Nak,” katanya. “Papa pernah melihat kamu memakai cincin itu yang memang serasi dengan cincin milik William yang masih dipakainya sampai hari ini. Kalungnya juga sangat cantik.”Lewat

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    181. Blank Space—Ruang-ruang Kosong Di Dalam Hati

    “H-harusnya seperti itu, Pa,” tanggap Lilia dengan gugup. “Ada banyak kenangan yang bertumpang tindih. Ada William yang terlihat membenciku, ada kalanya juga aku menemukan dia terlihat tersenyum dengan manis, aku bingung harus mempercayai ingatanku yang mana. Aku ingin ingat semuanya.”Tuan Alaric yang mendengar Lilia hanya terus tersenyum. Pria paruh baya itu seperti tak keberatan mendengarnya siang hari ini atau bahkan hingga nanti matahari tak terlihat lagi.Salah satu tangan beliau mengarah ke depan, menyinggahi lengan Lilia dan memberinya usapan lembut.“Bukankah Papa sudah bilang agar kamu pelan-pelan saja mengingat semuanya?” kata beliau. “Jika kamu paksakan, bisa-bisa semua ingatan itu rusak dan selamanya kamu tidak akan bisa mengingat William atau Keano, Nak ….”Lilia tak menjawab selain hanya terus menunduk, sedang Tuan Alaric menarik tangannya saat suaranya yang hangat kembali terdengar. “Jika ingatanmu rusak, kamu bisa tak lagi menderita hilang ingatan semenatara, tetapi s

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30

Bab terbaru

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    184. Mengejar, Atau Melepas?

    “Aah, kalau begitu artinya Anda menyerah untuk mengejar cinta Nona Lilia?” tanggap Giff setelah ungkapan panjang William. “Jika begitu … haruskah saya memberikan dukungan saja pada pegawai kelurahan yang muda dan tampan itu untuk mendekati Nona Lilia?”William tak menjawab Giff, sepasang matanya menggelap menatap pada si tangan kanannya yang tertawa—yang sebenarnya terdengar lebih seperti sebuah ejekan.“Apa maksudnya itu?” tanya William akhirnya. “Kamu mau mengkhianatiku? Kenapa kamu mau mendukung si pegawai kelurahan itu?”“Kenapa lagi memangnya? Bukankah karena Anda sudah tidak ingin mengejar cinta Nona Lilia lagi?” tanya Giff balik. “Bukan—““Terserahlah,” potong Giff tak mau tahu. “Semoga Nona Lilia berjodoh dengan Zavian yang tampan dan muda itu.”“Anak ini—“ William mendesis saat Giff memalingkan wajahnya dan mengayunkan kakinya untuk pergi dari sana.“GIFF!” serunya, tetapi pemuda itu tak menoleh sama sekali.“Dia memang muda, tapi aku lebih tampan darinya!” William meneriaki

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    183. Kau Yang Membuatku Merindu

    “Bukankah jika didengar dari geramnya Tuan Nicholas memang sepertinya Nyonya Donna sering melakukan hal seperti itu?” sahut Giff dari samping kiri William. “Maaf saya tidak bermaksud lancang, Tuan William.”“Dan sepertinya itu memang benar,” tanggap William tak keberatan. “Artinya memang selama ini diam-diam Nicholas selalu melindungiku tanpa aku tahu. Melindungi Madeline juga … tapi aku hanya terus menuduhnya melakukan hal-hal yang tidak baik.”William menghela napasnya, dalam, penuh sesak—dan sesal.“Tidak apa-apa, Tuan William,” kata Giff mencoba menenangkannya. “Anda bisa bicara dengan Tuan Nicholas nanti. Bukankah Anda juga belum mengatakan bahwa Anda tahu penyebab sebenarnya kematian Nona Madeline?”“Belum, Giff,” jawabnya.Giff benar … ia memang harus benar-benar duduk dan bicara dengan kakak lelakinya itu untuk banyak hal.Termasuk berterima kasih padanya, yang diam-diam selalu memasang badan untuknya dan mendiang Madeline di depan sang Ibu yang terlalu banyak menuntut dan mem

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    182. Cara Nicholas Melindungi William Dan Madeline

    “Tuan William,” panggil Giff kala tuannya itu hanya membeku, terpancang di lantai. “Kita pergi saja!” pintanya mencegah keributan terjadi.Tapi William tak mengindahkannya, ia berbalik dan pergi ke ruangan Nicholas, hendak masuk untuk menjawab ibunya, membiarkan bibirnya ini mengatakan apapun.Namun, niatan itu ia urungkan saat ia mendengar Nicholas akhirnya menjawab.Tadinya William berpikir kakak lelakinya itu akan setuju-setuju saja dengan permintaan sang Ibu, tetapi ia salah!“Apa Mama akan terus bersikap seperti ini?” tanya Nicholas, suaranya terdengar serak, sarat akan amarah yang tengah coba diredamnya. “Dulu Mama menganggap Madeline tidak berguna karena dia tidak bisa berjalan, lalu sekarang Mama bilang William yang tidak berguna? Apa semua anak-anak yang tidak memenuhi standar Mama adalah anak-anak yang tidak berguna?”“Nic—““Apa kami ini produk gagal? Kami ini bukan barang!” sela Nicholas karena sepertinya memang ia belum usai bicara.Tubuh William terasa kebas saat menden

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    181. Blank Space—Ruang-ruang Kosong Di Dalam Hati

    “H-harusnya seperti itu, Pa,” tanggap Lilia dengan gugup. “Ada banyak kenangan yang bertumpang tindih. Ada William yang terlihat membenciku, ada kalanya juga aku menemukan dia terlihat tersenyum dengan manis, aku bingung harus mempercayai ingatanku yang mana. Aku ingin ingat semuanya.”Tuan Alaric yang mendengar Lilia hanya terus tersenyum. Pria paruh baya itu seperti tak keberatan mendengarnya siang hari ini atau bahkan hingga nanti matahari tak terlihat lagi.Salah satu tangan beliau mengarah ke depan, menyinggahi lengan Lilia dan memberinya usapan lembut.“Bukankah Papa sudah bilang agar kamu pelan-pelan saja mengingat semuanya?” kata beliau. “Jika kamu paksakan, bisa-bisa semua ingatan itu rusak dan selamanya kamu tidak akan bisa mengingat William atau Keano, Nak ….”Lilia tak menjawab selain hanya terus menunduk, sedang Tuan Alaric menarik tangannya saat suaranya yang hangat kembali terdengar. “Jika ingatanmu rusak, kamu bisa tak lagi menderita hilang ingatan semenatara, tetapi s

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    180. Bunga Lili Untuk Lilia

    “T-tapi, benar ini sama dengan punya Papa?” ulang Lilia atas kalimat Keano.“Iya, Mama,” jawab Keano seraya menganggukkan kepalanya dengan yakin. “Cincin itu Mama dapat saat Mama dan Papa ada di rooftop,” terangnya.Meski Lilia mendengar anak lelakinya itu dengan saksama, tapi ia tak bisa mendapatkan kenangan akan hari itu.Satu hal yang jelas, saat ia menunduk dan mengamati cincin itu … cincinnya sangat cantik.Cincin bunga lili. Jika benar itu berasal dari William, ‘Apa itu agar mirip dengan namaku? Bunga lili untuk Lilia?’Berhenti membatin, Lilia menggeleng menyangkal pendapatnya sendiri.‘Tidak mungkin begitu, aku hanya mencocokkannya saja.’Lilia hampir meminta agar Keano menceritakan tentang hal itu lagi sebelum ia mendengar suara Tuan Alaric yang memasuki ruang tengah seraya berujar, “Keano benar, Nak,” katanya. “Papa pernah melihat kamu memakai cincin itu yang memang serasi dengan cincin milik William yang masih dipakainya sampai hari ini. Kalungnya juga sangat cantik.”Lewat

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    179. Sekelumit Kisah Tentang Permata Berwarna Amethyst

    Tuan Alaric pergi melewati mereka setelah mengatakan hal itu.Suara langkah kakinya lambat laun tak terdengar di kejauhan, kepergiannya jelas bersama dengan Zain sebab samar dari tempat Gretha berdiri ia mendengar suara pria itu yang menyapa, ‘Selamat malam’ kepada ayahnya.Gretha mendorong napasnya seraya memandang sang Ibu. “Apa maksudnya itu, Ma?” tanyanya. “Memangnya bagaimana cara Mama dan Papa menikah dulu?”“Kamu tidak perlu tahu,” jawab Nyonya Bertha. “Yang penting kamu hidup enak ‘kan sampai hari ini?”Nyonya Bertha hampir pergi sebelum Gretha mencegahnya.“Aku penasaran dengan Papa kandungku,” ucapnya yang seketika membuat sang Ibu terhenti langkahnya, membeku di tempatnya berdiri dan menatap Gretha dengan leher yang bergerak kaku. “Selama ini aku tidak pernah melihat Papa kandungku. Mama bilang kalau Papa sudah mati, apa memang benar begitu, atau ada hal lain yang Mama sembunyikan dariku?”Nyonya Bertha tak menjawab. Ia menghindari tatapan penuh rasa penasaran anak perempua

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    178. Ada Saatnya Aku Akan Lelah

    Gretha tertawa mendengar ucapan tersebut. Kedua tangannya bersedekap saat menjawab, “Jangan harap!” ucapnya penuh penekanan. “Aku tidak akan melakukan hal itu. Jika bukan William maka tidak!”“Lalu apa kamu akan membiarkan anak itu lahir tanpa ayah?”“Dia punya ayah, ayahnya adalah William,” jawab Gretha. “Jangan merasa kamu berhak menuntutku ini dan itu hanya karena kamu memasukkan benihmu kedalam tubuhku, Henry!”Henry sejenak terlihat seperti orang linglung. Ia tak bisa meraba apa yang sebenarnya diinginkan oleh Gretha.“Kenapa pemikiranmu aneh sekali, Gretha?” tanya Henry. “Kita berhubungan, anak itu adalah anakku. Kamu juga sudah berjanji memberi kesempatan padaku jika aku melakukan apapun yang kamu mau. Tapi kenapa begini sekarang?” cecar Henry balik, suaranya sarat akan ketidakpuasan dan rasa kecewa yang besar.Seakan apa yang ia lakukan selama ini hanyalah sebuah kesia-siaan yang tak ada artinya di mata Gretha.“Kenapa kamu keras kepala, Gretha?” imbuhnya. “Aku mau bertanggung

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    177. Siapa Ayah Biologisnya?

    William melihat Henry yang kedua telinganya memerah. Tubuhnya bergerak menunjukkan gestur bahwa ia tidak nyaman, seolah ia tengah tertangkap basah padahal tak ada yang menyebut namanya sama sekali.Ada kepanikan yang ia sembunyikan dan dari sanalah sepertinya William telah tahu anak siapa di dalam perut Gretha itu.Ia memandang Giff melalui sudut matanya, sekretarisnya itu seolah tahu apa yang ia pikirkan sehingga memberi anggukan samar.“Kamu tidak perlu tahu, Rey!” jawab Gretha akhirnya. Ia memandang Reynold dengan tatapan sengit sebelum mengayunkan kakinya pergi dari sana, hampir bisa dikatakan berlari kala meninggalkan lobi Velox Corp padahal sebelumnya bersikeras mengatakan ingin ikut seminar.Reynold memandang kepergian Gretha dengan alis lebatnya yang nyaris bersinggungan.“Apakah kamu mengenalnya, Reynold?” tanya William.“Iya. Mantan pacar saya, Tuan,” akunya. “Apakah Anda juga mengenalnya?”“Dia adik tiri dari mendiang istriku.”Reynold terlihat memiringkan kepalanya sekila

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    176. Pertemuan Nona Dan Mantan Pacarnya

    Sehari setelah kembali dari luar kota—tempat di mana Lilia, Keano dan Alya berada—pagi ini William kembali menjalani aktivitas rutinnya.Di lobi Velox Corp, ia berjalan dengan Giff yang ada di belakangnya, sepasang matanya menjumpai sosok tak asing yang duduk di sana.Gretha.Wanita itu terbalut dalam pakaian hamilnya, berdiri dengan gegas saat melihat William yang berjalan melewatinya tanpa peduli.“Kak Liam,” panggil Gretha seraya menghalangi langkah kakinya.William mau tak mau berhenti karena Gretha benar-benar ada di hadapannya.Ia terlihat tak tertarik sesaat sebelum suaranya akhirnya terdengar, “Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya William dengan enggan.“Aku mendapat undangan untuk datang ke seminar yang diselenggarakan di hall milikmu. Sebagai perwakilan,” terang Gretha. “Aku membawa undangannya jika Kak Liam tidak percaya padaku.”William yang mendengar itu menoleh ke sebelah kanannya, pada Giff. “Apa kamu mengundangnya juga, Giff?”“Maaf saya tidak ingat karena undanganny

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status