Home / Rumah Tangga / Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin / 159. Dari Senin Hingga Minggu, Kapan Kita Dan Papa Bertemu?

Share

159. Dari Senin Hingga Minggu, Kapan Kita Dan Papa Bertemu?

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2025-01-24 16:24:21
‘Jadi keberadaan kami semua di sini bisa dikatakan sedang bersembunyi?’ batin Lilia kala itu.

Ia masih tak percaya bahwa semua kisah dramatis itu adalah cerita hidupnya.

Bayangkan saja ….

Bagaimana bisa dirinya adalah anak bungsu dari keluarga Roseanne yang terhormat dan bukan anak pelayan yang diadopsi dari panti asuhan?

“Ibu minta maaf karena sudah merahasiakan itu darimu,” ucap Alya dari sebelah kanannya seraya meraih tangan Lilia. “Ibu harap kamu tidak membenci Ibu yang membesarkanmu sebagai anak pelayan dan mengatakan kebohongan soal kamu yang Ibu adopsi dari panti asuhan. Maaf sudah membuatmu hidup dalam keterbatasan, semua itu Ibu lakukan agar kamu tetap bertahan hidup, Nona Leonora.”

Lilia menggeleng, ia menolak panggilan dari Alya yang menyebutnya sebagai ‘Leonora’ apalagi itu dengan sematan ‘Nona.’

“Panggil aku sama seperti biasanya,” ucapnya kala itu kemudian memandang Tuan Alaric. “Saya ingin terus memakai nama Lilia, apakah boleh?”

Tuan Alaric mengangguk tak keberat
Almiftiafay

bonus 1, Udah ketemu sama Keano kan 😚😚😚 satu bab lagi yaa xixixi, pelan-pelan nanti Lilia akan ingat kok, biar William effort sekali lagi 🤭

| 18
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
calon suami kamu lilia. pertemukan mereka lagi kak sama keano nya
goodnovel comment avatar
Hayati
love you sekebon pokok nya thorr.............
goodnovel comment avatar
Eva
Seneng ketemu Keano dan Lilia sudah dalam keadaan yang lebih baik. Sekarang tinggal nunggu Lilia pulih ingatannya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    160. Recall: Semua Tentang William

    Ibunya terlihat membeku selama lebih dari enam puluh detik. Lilia melihat beliau seperti tak bisa menjawab pertanyaan sederhana itu—yang hanya memiliki pilihan, ‘Iya, mengenal’ dan ‘tidak mengenal’. “Memangnya apa yang pria itu katakan, Nak?” tanya sang Ibu, menatap Lilia dengan serius. Terlihat sangat jelas ia sedang berhati-hati sekarang. Sepertinya takut salah berucap. “Tidak banyak,” jawabnya. “Lebih pada kenapa aku tidak mengenalinya, atau… apa aku ini hanya pura-pura.” “Ada lagi?” Lilia menggeleng, “Dia datang dengan seorang pemuda lain, mereka naik sedan mahal. Seperti yang aku katakan, dia sangat mirip dengan Keano. Apakah dia adalah William Quist yang pernah Ibu dan Papa katakan?” “Ibu sepertinya tahu siapa pria itu,” jawab Alya mula-mula. “Tapi Ibu tidak mau salah berucap. Kamu bisa menanyakan langsung hal itu nanti pada Tuan Alaric. Beliau tadi mengirim pesan bahwa akan datang ke sini malam ini.” Lilia memilih untuk tak mendesak ibunya lebih jauh. Sadar bahwa b

    Last Updated : 2025-01-24
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    161. Kembali Hidup Setelah Redam Dan Terlupakan

    Lilia menunduk meremas dadanya yang ditumbuhi oleh sesak secara masif. Ia menggeleng, berusaha menepis ingatan itu yang bisa saja adalah sebuah tipuan. Tapi, wangi musk yang tadi menyinggahi indera pembaunya menyebutkan lebih banyak bahwa ia dan pria bernama William itu memang memiliki hubungan yang tidak biasa. “Nak, jadi apa yang ingin kamu tanyakan?” tanya Tuan Alaric yang membuat Lilia kembali mengangkat wajahnya. Manik mereka bertemu di bawah lampu ruang makan yang hening sesaat sebelum Lilia memutuskan untuk membuka suaranya. “Apa … Papa tahu kenapa aku melupakan pria bernama William itu?” “Tak apa kamu lupa,” jawab beliau. “Pelan-pelan saja mengingatnya karena mungkin setelah tahu kamu di sini, William akan sering menemuimu.” Sepasang mata Lilia membola mendengar penuturan Tuan Alaric. “Dia akan sering menemuiku?” ulangnya, memastikan ia tak salah dengar. “Iya,” jawab beliau tanpa keraguan. “Papa melihat William itu sangat mencintaimu dan hampir gila saat kamu serta

    Last Updated : 2025-01-25
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    162. Iris Amethyst Yang Kurindukan

    Di dalam kamar hotel yang harusnya tenang itu, ternyata ada seseorang yang tidak bisa tidur. Perasaannya sangat bahagia sebab ia bisa bertemu dengan Lilia. William, pria itu hanya memejamkan matanya sekitar dua atau tiga jam saja. Ia seperti tak sabar menunggu kapan matahari akan timbul. Gelisah, gugup, semuanya bercampur menjadi satu saat ia mengingat cantiknya wajah Lilia yang tadi terlihat bingung dan menatapnya dengan maniknya yang berkilau seperti amethyst. William berdiri di dekat jendela, ia bersedekap menatap keluar setelah menyingkap kelambunya beberapa saat yang lalu dengan berpikir bahwa ini telah pagi padahal belum! Memang benar Lilia melupakannya, tapi jika nanti ia bertemu dengan Keano, bukankah anak lelakinya yang cerdas itu akan menyebutnya sebagai ‘Papa’? Jika hal itu terjadi … ‘Lilia pasti lambat laun mengingatku,’ batinnya dengan yakin—dan percaya diri. Ia tak ingin membebani dirinya dengan sesuatu yang membuatnya memiliki banyak pikiran, akan lebih baik jika

    Last Updated : 2025-01-25
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    163. Debar-Debar Kasmaran

    “Apa kamu keberatan?” tanya William sebagai balasan atas kalimat bernada protes yang dilayangkan oleh Giff yang sedikit berseru saat menyebut, ‘Ini jam dua pagi Tuan William Quist’ dengan penuh rasa frustrasi itu! “B-bukannya keberatan, tapi—“ “Anggap saja ini sebagai persiapan agar kita bisa pergi ke preschool itu sebentar untuk memastikan aku benar bahwa yang aku lihat siang itu adalah Lilia,” sela William sebelum sempat Giff memberinya jawaban. “Kalau dugaanku benar, Lilia pasti berangkat bersama dengan Keano.” “Boleh saja bersiap pagi,” jawab pemuda itu. “Tapi ini pagi buta, Tuan! Siapa orang gila yang berenang jam dua pagi begini?” “Aku!” jawab William dengan lantang. “Cepatlah! Kalau kamu tidak ikut aku akan menahan gajimu selama enam bulan.” “Apa itu bukan termasuk pelanggaran?” protes Giff pada William yang lebih dulu berjalan meninggalkan kamar hotelnya setelah membuat ‘keributan.’ “Akan saya adukan ke kementerian ketenagakerjaan kalau Anda menahan gaji saya!” Meski kesa

    Last Updated : 2025-01-25
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    164. Lara Tak Teridentifikasi

    Lilia melihat William yang berlutut dan memeluk Keano. “Papa,” sebut Keano dengan suara yang gemetar. Ia jatuhkan kepalanya di bahu bidang William saat air matanya tumpah menjadi muara di pipi. “Keano kangen Papa,” katanya dengan tersedu-sedu. Bukan hanya Keano saja yang menangis, William pun juga. Pria itu pun menjatuhkan dagunya ke bahu kecil Keano. Kedua lengan kekarnya merengkuh tubuh kecil Keano sehingga ia hilang dalam dekapannya. Suara baritonnya yang kemarin didengar oleh Lilia kembali terdengar siang hari ini saat ia membalas anak lelakinya itu. “Papa juga kangen Keano,” ucapnya. “Papa pikir Papa sudah tidak akan pernah bisa bertemu dengan kamu lagi.” Kalimatnya sederhana tetapi mengobrak-abrik hati Lilia yang berdiri dan menjadi penonton di sana. Ia terenyuh, lewat ucapan itu saja ia tahu bahwa mereka berdua saling merindukan. Mengingat Keano yang selama ini juga tak hanya sekali atau dua kali menanyakan ‘Apakah Papa masih lama datangnya’—hal yang kemarin pun ditan

    Last Updated : 2025-01-25
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    165. Perihal Senja Memerihkan

    Jika tak merasakan cairan hangat memenuhi dan membingkai matanya, mungkin Lilia akan terus membiarkan Wiliam menjabat tangannya sepanjang sisa hari. Ia perlahan menarik tangannya saat membalas, “A-Anda sudah mengenal dan menyebut nama saya dengan benar kemarin,” katanya. “Lilia Zamora, seperti yang Anda ketahui.” Ia lalu menunduk untuk menghindari sepasang iris gelap William yang sejak tadi terus menatapnya tanpa henti. “Ekhem!” Suara Giff berdeham dari samping kanan William. Pemuda itu pasti sedang berusaha mencairkan kecanggungan dengan menghampiri Keano. “Halo,” sapanya seraya berlutut di hadapan Keano dan mengisyaratkan agar mereka melakukan tos. “Halo Uncle Giff,” balas bocah kecil itu. “Uncle kangen juga dnegan kamu, Keano.” Tepat setelah ia selesai bicara, Keano pun memeluknya. “Keano juga kangen.” “Apa kabar, Jagoan?” “Baik,” balasnya saat Giff melepas pelukannya. “Apakah Uncle menjaga Papa dengan baik?” Pemuda itu mengangguk, “Tentu saja ….” Ia lalu berdiri saat W

    Last Updated : 2025-01-26
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    166. Mata Tak Bisa Berdusta Bahwa Kau Terluka

    “O-Opa Alaric?” ulang William setelah ketegangan dari rangkaian kisah yang dikatakan oleh Keano itu perlahan surut. “Iya, Pa. Opa yang menyelamatkan kami,” jawabnya. “Opa datang dengan Paman Zain dan membawa kami masuk ke mobilnya untuk pergi dari sana.” Lilia tak tahu apa yang membuat pria itu menjatuhkan kedua bahunya penuh dengan kelegaan. Sepertinya apa yang disampaikan oleh Keano telah memenuhi keingin tahuannya terhadap satu hal. William lalu menoleh padanya, merasa bodoh karena harus Keano yang mengatakan semua itu, bukan bibirnya sendiri. “M-maaf,” katanya. “Sekali lagi saya minta maaf karena tidak ingat dengan kejadian itu, siapa Keano atau siapa Anda. Tuan Alaric mengatakan bahwa ingatan saya sepertinya berhenti pada lima tahun yang lalu karena saya tidak tahu jika Nona Ivana sudah menikah dan memiliki anak.” William memberikan anggukan samar yang sama dengan senyumnya. “Tidak apa-apa,” jawabnya. “Aku juga tidak memaksamu untuk mengingat, Lilia. Aku sudah sangat b

    Last Updated : 2025-01-26
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    167. Sang Maestro

    “Bagaimana bisa Tuan Alaric dan Pak Zain sudah di sini lebih dulu?” tanya Giff dari belakang William saat Lilia lebih dulu masuk melewati gerbang bersama dengan Keano. William pikir, Giff pasti penasaran karena ia masih belum tahu duduk perkaranya Pemuda itu masih belum tahu bahwa orang yang menyelamatkan Lilia dan Keano pada hari kebakaran vila adalah Tuan Alaric dan Zain. “Seperti yang pernah kita sebelumnya, Giff,” jawab William dengan berbisik, menoleh pada Giff yang berdiri di sebelah kanannya. “Bahwa ada orang yang membantu Lilia dan Keano saat kebakaran itu. Orang itu adalah Papa Alaric. Tadi Keano cerita kalau mereka berhasil pergi dari sana dan bertemu dengannya. Dia maestro-nya.” Giff tercenung mendengar penjelasan singkat itu. “Artinya selama ini Tuan Alaric tahu di mana Nona dan diam saja sekalipun melihat Anda seperti mayat hidup?” tanggap pemuda itu. “Pasti ada tujuannya, kendalikan dirimu.” William berjalan lebih dulu meninggalkan Giff untuk menyusul Lilia

    Last Updated : 2025-01-26

Latest chapter

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    381. Satu Detik Untuk Selamanya

    Pagi saat Lilia membuka mata pada hari berikutnya, mendung abu-abu bergantung. Ia keluar dari kamar dan mendengar gelak tawa Keano serta William serta samar celotehan hangat Karlee dan Kathleena dari luar. Entah apa yang dilakukan oleh ayah dan tiga orang anak itu. Tapi sepertinya itu adalah sesuatu yang seru. Lilia tadinya ingin menyusul mereka. Tapi ada sesuatu yang menyita perhatiannya saat ia lebih dulu berjalan menuju ke dapur. Ada sebuah buket bunga dalam vas, sebuah tas kecil dalam paper bag, serta kue berukuran kecil yang ada di atasnya. Semuanya bertuliskan, 'Selamat hari Ibu'. Paper bag berisi tas itu dari William, kue itu dari Keano, dan buket bunga itu dari si kembar Karlee dan Kathleena. Ada dua kartu ucapan yang ada di buket bunga itu dengan tulisan, [Karlee sayang Mommy.] [Mama cantik kesayangan Kathleena.] Entah siapa yang menuliskannya, tapi Lilia sangat suka dengan semua ini. "Manisnya ...." Ia menoleh pada Agni yang berjalan meninggalkan dapur sembari mem

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    380. Nanti Saat Ada Kesempatan Di Benang Merah Yang Lain

    Berjalan memasuki rumah, sepertinya ini sudah terlalu malam. Pesta anniversary Nicholas dan Selina berjalan dengan baik meski Lilia harus mengenakan gaun yang lain, bukan yang ia rencanakan untuk dipakai sebelumnya yang warnanya serasi dengan William dan anak-anaknya. "Selamat malam, Mama." Keano yang tadi berjalan di depan Lilia berhenti dan menoleh padanya saat tiba di depan pintu kamar. Lilia mengangguk, membalas senyum anak lelakinya yang baru saja melepas jas yang ia kenakan. "Selamat malam, Sayang." Lilia mendekat, mengusap puncak kepala Keano. Kini ia tak perlu lagi berlutut untuk membuat tubuh mereka sama tingginya karena Keano sudah tumbuh besar. "Tidurlah, walaupun besok masih libur, Keano harus tetap istirahat tepat waktu." Keano mengangguk sekali lagi. Tak ada kata yang keluar dari bibirnya, tapi apa yang ia lakukan membuat Lilia terenyuh. Kedua tangannya memeluk Lilia dengan erat, maniknya yang berbinar menatap Lilia cukup lama sebelum akhirnya ia bersuara. "Teri

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    379. Biru Langit

    .... Langit di pagi itu tampak lebih biru ketimbang langit yang pernah dilihat oleh William sebelumnya. Matanya menatap hamparan warna lautan itu terbentang dari ujung timur hingga ke sudut barat. Cantik sekali .... Sesaat langkahnya terhenti di atas setapak yang ada di antara rerumputan hijau yang terlihat seperti permadani. Tidak banyak orang di tempat ini. Sepertinya hanya ada dirinya, serta beberapa orang di kejauhan yang membawa buket bunga. William kembali melanjutkan langkahnya. Terus berlalu, menjauh dari gerbang tinggi di belakangnya, lalu berhenti di depan nisan yang rasanya sudah sangat lama tidak ia kunjungi. Madeline Quist. Itu adalah makam adik perempuannya. Seorang gadis yang pernah ia besarkan sebelum pergi untuk selama-lamanya. Permadani hijau yang dilihatnya itu adalah rumput yang ada di pemakaman tempat di mana pusara Madeline berada. Bukan hanya Madeline saja sebenarnya, tapi juga Ivana. William menunduk, meletakkan salah satu buket yang ada di tangannya a

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    378. Si Paling Manja

    Rasanya seperti baru kemarin Lilia dan William mengantar Keano masuk ke Taman kanak-kanak. Rasanya juga baru kemarin si kembar Karlee dan Kathleena itu lahir. Tapi waktu terasa sangat cepat saat seseorang dirundung oleh bahagia yang tak bertepi. Nathaniel Keano Quist, bocah kecil nan jenius itu sudah masuk ke sekolah dasar. Ia masih meminta bersama dengan teman kembarnya sedari playgroup—Jayce dan Jasenna—di sekolah dasar yang sama. Ia tumbuh terlalu tampan, dan itu mengkhawatirkan bagi Lilia karena beberapa wali murid mulai menggoda agar sebaiknya Keano dijodohkan dengan anak-anak mereka sedari kecil. Tidak ... ia tidak siap! Meski dulu pernah menggoda William dengan mengatakan bahwa ia bisa berbesan dengan keluarga Heizt dalam pernikahan muda, tapi ia tak siap! Pagi ini, Lilia baru saja keluar dari kamar setelah selesai memandikan Karlee. Ia hendak menyusul Kathleena yang sudah lebih dulu mandi dan sekarang ada di ruang makan, bersiap menyantap sarapan pagi mereka sebelum Willi

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    377. Tiba-tiba Tentang Nikah Muda

    Lilia tidak bisa mengatakan betapa bahagia ia saat melihat keluarganya disempurnakan oleh lahirnya Karlee dan Kathleena. Dua bayi mungil itu tengah tidur di dalam box bayi yang dilengkapi oleh kelambu. Mengantisipasi seandainya ada nyamuk yang lolos masuk ke dalam kamar dan menggigit mereka. Sudah beberapa hari yang lalu Lilia meninggalkan rumah sakit. Tak ada yang berubah dengan kehidupannya selain ia yang harus sering bangun malam untuk menyusui anak-anaknya. Itu saja ... selebihnya tidak ada yang berubah. William mengatakan ia bisa memakai baby sitter jika kewalahan. Tapi Lilia menolak, 'Bagaimana kalau nanti kamu menikahi baby sitternya Karlee dan Kathleena dan punya istri ke dua lagi? Aku tidak mau.' Sebenarnya itu adalah sindiran. Lilia mengatakan hal itu karena dulu dirinya juga baby sitter sebelum menjadi istri kedua William. 'Sayang ... pikiran macam apa itu?' balas William yang kala itu bisa dijumpai keputusasaan yang besar dari caranya bertanya. Matanya terpejam, jem

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    376. Karlee dan Kathleena

    Saat tiba di Instalasi Gawat Darurat, Lilia berjalan dengan tenang di samping William. Tidak ada kepanikan yang terjadi di sana. Mereka tahu bayinya akan lahir, anak yang mereka tunggu-tunggu, si kembar sepasang nan menggemaskan adiknya Keano. Tadinya memang ada sedikit kepanikan saat William masuk sembari menggendong Keano ke dalam mobil. Tapi Lilia menenangkannya dengan mengatakan, 'Kalau kamu panik, kita semua akan panik, William. Tenanglah ... tidak akan terjadi sesuatu yang buruk. Hubungi saja Papa dan katakan untuk menemani Keano nanti.' Setelah itu William menarik napasnya. Di pangkuannya, Keano duduk diam, menatap Lilia dan tersenyum seolah agar ia tak merasakan sakit itu sendirian. 'Mama, ayo semangat ... kita akan bertemu dengan adik sebentar lagi.' 'Iya, Sayangku. Terima kasih.' Lihat ... saat tenang, semua akan terkendali. Lilia bersiap di dalam kamar rawatnya. Dokter Sarah mengatakan bahwa ia telah mengalami pembukaan yang ke lima, cukup cepat sejak pecah air ketuba

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    375. D-14, Or D-Day?

    Rasanya ... waktu berjalan dengan sangat cepat. Dihitung oleh Lilia, si kembar akan launching dalam dua Minggu dari hari ini. Ia baru saja pulang yoga dengan diantar oleh Agni dan Ron, kali ini William tidak bisa ikut karena harus menyelesaikan pekerjaan yang berkaitan dengan audit. Keluar dari kamar mandi, tubuhnya terasa sangat segar. Di ruang ganti, ia dikejutkan oleh William yang ternyata sudah pulang. Bukan hanya itu saja, pria itu juga terlihat seperti sudah selesai mandi karena rambut hitam miliknya tampak setengah basah. Kaos berkerah yang dikenakannya pun bukan pakaian yang tadi ia pakai bekerja, jadi bisa disimpulkan prianya itu sudah datang sejak tadi dan mandi di kamar lain. Senyumnya merekah saat ia bangun dan menghampiri Lilia. "Kamu sudah pulang?" tanya Lilia yang disambut anggukan darinya. Pria itu menunduk, memberi kecupan di kening Lilia sebelum mengusap perutnya. "Sudah dari tadi, Sayang," jawabnya. "Wah ... apa aku yang kelamaan berendam? Kamu mandi di tempat

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    374. Baby Genius

    "Aish ... tidak tahu tempat," desis William sembari bersedekap. Karena tidak mungkin bagi mereka untuk tak pura-pura melihat sebab seruan Keano sudah menggema memenuhi setiap sudut parkiran, jadi William memutuskan untuk menghadapinya. Sedang Lilia yang mendengar itu menoleh pada William, dalam hati diam-diam bergumam, 'Kesal karena orang lain tidak tahu tempat padahal sendirinya pun begitu.' William mungkin lebih parah bagi Lilia, di manapun ada kesempatan ia pasti menggoda Lilia. Di ruang makan, di dalam kamar Keano, di ruang baca, di tempat yang sedikit memacu adrenalin—di dalam mobil saat mereka mengantar Keano. Kadang, William meminta Giff yang mengantar Keano masuk setelah parkir, sedangkan mereka berdua akan melakukan sesuatu yang lain di dalam mobil. Dan seperti paham dengan apa yang akan mereka lakukan, maka Giff akan menurut sembari mengancam, 'Awas ya kalau sampai viral ada mobil goyang di parkiran Taman kanak-kanak, aku tidak mau mengatasinya!' Ah ... bahkan mereka me

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    373. Rahang Tuna

    "Hm ... tidak malam ini juga," balas Lilia singkat yang percayalah itu membuat William dilanda kelegaan yang besar. Bukan karena ia tak suka Lilia meminta sesuatu darinya. Hanya saja ... ia telah dibuat habis akal lebih dulu mendengar permintaannya yang mendadak dan tidak ia antisipasi. Padahal Tuan Alaric, ayah mertuanya itu sudah pernah mengatakan bahwa nanti William harus siaga dengan permintaan dadakan istri yang hamil di tengah malam. Saat itu ia pun bingung dan bertanya kenapa memangnya? Karena saat ia menikah dengan Ivana dulu, tidak ada sesuatu yang mencolok. Tapi sekarang, William sudah mendapatkan jawabannya. Contoh nyatanya ada di depan mata. Ia mendorong napasnya, salah satu lengannya merangkul Lilia seraya mengecup pipinya. "Baiklah ... aku akan carikan restoran yang menyediakan menu itu nanti, tapi sekarang kamu tidur lagi, bagaimana?" Lilia mengangguk memberi persetujuan. "Iya." "Selain makan itu, sekarang kamu mau makan apa?" "Hanya itu saja yang aku pikirkan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status