Share

158. Kebenaran Di Tempat Persembunyian

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2025-01-24 13:30:13
Lilia terkejut, tubuhnya membeku di tempat ia duduk dengan nalar yang seakan tak bisa mencerna apa yang baru saja dikatakan oleh sang ibu.

‘Aku … Leonora?’ ulangnya dalam hati.

Alya menjelaskan bahwa sebelum Nyonya Agatha pergi dari dunia ini untuk selama-lamanya, beliau menitipkannya yang saat itu masih berusia dua tahun kepadanya. Dan sejak saat itu ia menjadi anaknya.

“Ini, jika kamu tidak percaya dengan apa yang ibumu katakan,” ucap Alaric dari seberang meja.

Beliau meletakkan selembar kertas dan selembar foto di atas meja, ia dorong agar mendekat pada Lilia sehingga ia bisa melihatnya dengan jelas.

Saat Lilia meraih keduanya, ia menutup bibirnya dengan sebelah tangan.

Itu adalah surat keterangan hasil tes DNA yang mengatakan bahwa probabilitas bahwa Tuan Alaric menjadi ayah biologisnya adalah 99,99%.

“Kamu memiliki tanda lahir yang sama dengan Leonora,” ucap Tuan Alaric. “Tanda lahir di punggung kaki sebelah kananmu yang kemerahan itu adalah milik putriku, milik Leonora.”

Almiftiafay

terima kasih sudah membaca ya 🙂‍↕️ TYSM ILYTTMAB 🌝 mau lagi kah babnya? 🤭 Thor tunggu sebentar buat baca komentar akak semua 🦩 vote dan gems buat William Lilia Keano ya 🙂‍↕️

| 26
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (10)
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
ingatan lilia terakhir berarti pas dia masih di rumah ivanna dan ivanna masih hidup
goodnovel comment avatar
zurnita zurnita
suka karya mu thor , alur di bab ini bikin hati ku ngilu
goodnovel comment avatar
Rizal Jr.
lgi dong thorrr
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    159. Dari Senin Hingga Minggu, Kapan Kita Dan Papa Bertemu?

    ‘Jadi keberadaan kami semua di sini bisa dikatakan sedang bersembunyi?’ batin Lilia kala itu. Ia masih tak percaya bahwa semua kisah dramatis itu adalah cerita hidupnya. Bayangkan saja …. Bagaimana bisa dirinya adalah anak bungsu dari keluarga Roseanne yang terhormat dan bukan anak pelayan yang diadopsi dari panti asuhan? “Ibu minta maaf karena sudah merahasiakan itu darimu,” ucap Alya dari sebelah kanannya seraya meraih tangan Lilia. “Ibu harap kamu tidak membenci Ibu yang membesarkanmu sebagai anak pelayan dan mengatakan kebohongan soal kamu yang Ibu adopsi dari panti asuhan. Maaf sudah membuatmu hidup dalam keterbatasan, semua itu Ibu lakukan agar kamu tetap bertahan hidup, Nona Leonora.” Lilia menggeleng, ia menolak panggilan dari Alya yang menyebutnya sebagai ‘Leonora’ apalagi itu dengan sematan ‘Nona.’ “Panggil aku sama seperti biasanya,” ucapnya kala itu kemudian memandang Tuan Alaric. “Saya ingin terus memakai nama Lilia, apakah boleh?” Tuan Alaric mengangguk tak keberat

    Last Updated : 2025-01-24
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    160. Recall: Semua Tentang William

    Ibunya terlihat membeku selama lebih dari enam puluh detik. Lilia melihat beliau seperti tak bisa menjawab pertanyaan sederhana itu—yang hanya memiliki pilihan, ‘Iya, mengenal’ dan ‘tidak mengenal’. “Memangnya apa yang pria itu katakan, Nak?” tanya sang Ibu, menatap Lilia dengan serius. Terlihat sangat jelas ia sedang berhati-hati sekarang. Sepertinya takut salah berucap. “Tidak banyak,” jawabnya. “Lebih pada kenapa aku tidak mengenalinya, atau… apa aku ini hanya pura-pura.” “Ada lagi?” Lilia menggeleng, “Dia datang dengan seorang pemuda lain, mereka naik sedan mahal. Seperti yang aku katakan, dia sangat mirip dengan Keano. Apakah dia adalah William Quist yang pernah Ibu dan Papa katakan?” “Ibu sepertinya tahu siapa pria itu,” jawab Alya mula-mula. “Tapi Ibu tidak mau salah berucap. Kamu bisa menanyakan langsung hal itu nanti pada Tuan Alaric. Beliau tadi mengirim pesan bahwa akan datang ke sini malam ini.” Lilia memilih untuk tak mendesak ibunya lebih jauh. Sadar bahwa b

    Last Updated : 2025-01-24
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    161. Kembali Hidup Setelah Redam Dan Terlupakan

    Lilia menunduk meremas dadanya yang ditumbuhi oleh sesak secara masif. Ia menggeleng, berusaha menepis ingatan itu yang bisa saja adalah sebuah tipuan. Tapi, wangi musk yang tadi menyinggahi indera pembaunya menyebutkan lebih banyak bahwa ia dan pria bernama William itu memang memiliki hubungan yang tidak biasa. “Nak, jadi apa yang ingin kamu tanyakan?” tanya Tuan Alaric yang membuat Lilia kembali mengangkat wajahnya. Manik mereka bertemu di bawah lampu ruang makan yang hening sesaat sebelum Lilia memutuskan untuk membuka suaranya. “Apa … Papa tahu kenapa aku melupakan pria bernama William itu?” “Tak apa kamu lupa,” jawab beliau. “Pelan-pelan saja mengingatnya karena mungkin setelah tahu kamu di sini, William akan sering menemuimu.” Sepasang mata Lilia membola mendengar penuturan Tuan Alaric. “Dia akan sering menemuiku?” ulangnya, memastikan ia tak salah dengar. “Iya,” jawab beliau tanpa keraguan. “Papa melihat William itu sangat mencintaimu dan hampir gila saat kamu serta

    Last Updated : 2025-01-25
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    162. Iris Amethyst Yang Kurindukan

    Di dalam kamar hotel yang harusnya tenang itu, ternyata ada seseorang yang tidak bisa tidur. Perasaannya sangat bahagia sebab ia bisa bertemu dengan Lilia. William, pria itu hanya memejamkan matanya sekitar dua atau tiga jam saja. Ia seperti tak sabar menunggu kapan matahari akan timbul. Gelisah, gugup, semuanya bercampur menjadi satu saat ia mengingat cantiknya wajah Lilia yang tadi terlihat bingung dan menatapnya dengan maniknya yang berkilau seperti amethyst. William berdiri di dekat jendela, ia bersedekap menatap keluar setelah menyingkap kelambunya beberapa saat yang lalu dengan berpikir bahwa ini telah pagi padahal belum! Memang benar Lilia melupakannya, tapi jika nanti ia bertemu dengan Keano, bukankah anak lelakinya yang cerdas itu akan menyebutnya sebagai ‘Papa’? Jika hal itu terjadi … ‘Lilia pasti lambat laun mengingatku,’ batinnya dengan yakin—dan percaya diri. Ia tak ingin membebani dirinya dengan sesuatu yang membuatnya memiliki banyak pikiran, akan lebih baik jika

    Last Updated : 2025-01-25
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    163. Debar-Debar Kasmaran

    “Apa kamu keberatan?” tanya William sebagai balasan atas kalimat bernada protes yang dilayangkan oleh Giff yang sedikit berseru saat menyebut, ‘Ini jam dua pagi Tuan William Quist’ dengan penuh rasa frustrasi itu! “B-bukannya keberatan, tapi—“ “Anggap saja ini sebagai persiapan agar kita bisa pergi ke preschool itu sebentar untuk memastikan aku benar bahwa yang aku lihat siang itu adalah Lilia,” sela William sebelum sempat Giff memberinya jawaban. “Kalau dugaanku benar, Lilia pasti berangkat bersama dengan Keano.” “Boleh saja bersiap pagi,” jawab pemuda itu. “Tapi ini pagi buta, Tuan! Siapa orang gila yang berenang jam dua pagi begini?” “Aku!” jawab William dengan lantang. “Cepatlah! Kalau kamu tidak ikut aku akan menahan gajimu selama enam bulan.” “Apa itu bukan termasuk pelanggaran?” protes Giff pada William yang lebih dulu berjalan meninggalkan kamar hotelnya setelah membuat ‘keributan.’ “Akan saya adukan ke kementerian ketenagakerjaan kalau Anda menahan gaji saya!” Meski kesa

    Last Updated : 2025-01-25
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    164. Lara Tak Teridentifikasi

    Lilia melihat William yang berlutut dan memeluk Keano. “Papa,” sebut Keano dengan suara yang gemetar. Ia jatuhkan kepalanya di bahu bidang William saat air matanya tumpah menjadi muara di pipi. “Keano kangen Papa,” katanya dengan tersedu-sedu. Bukan hanya Keano saja yang menangis, William pun juga. Pria itu pun menjatuhkan dagunya ke bahu kecil Keano. Kedua lengan kekarnya merengkuh tubuh kecil Keano sehingga ia hilang dalam dekapannya. Suara baritonnya yang kemarin didengar oleh Lilia kembali terdengar siang hari ini saat ia membalas anak lelakinya itu. “Papa juga kangen Keano,” ucapnya. “Papa pikir Papa sudah tidak akan pernah bisa bertemu dengan kamu lagi.” Kalimatnya sederhana tetapi mengobrak-abrik hati Lilia yang berdiri dan menjadi penonton di sana. Ia terenyuh, lewat ucapan itu saja ia tahu bahwa mereka berdua saling merindukan. Mengingat Keano yang selama ini juga tak hanya sekali atau dua kali menanyakan ‘Apakah Papa masih lama datangnya’—hal yang kemarin pun ditan

    Last Updated : 2025-01-25
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    165. Perihal Senja Memerihkan

    Jika tak merasakan cairan hangat memenuhi dan membingkai matanya, mungkin Lilia akan terus membiarkan Wiliam menjabat tangannya sepanjang sisa hari. Ia perlahan menarik tangannya saat membalas, “A-Anda sudah mengenal dan menyebut nama saya dengan benar kemarin,” katanya. “Lilia Zamora, seperti yang Anda ketahui.” Ia lalu menunduk untuk menghindari sepasang iris gelap William yang sejak tadi terus menatapnya tanpa henti. “Ekhem!” Suara Giff berdeham dari samping kanan William. Pemuda itu pasti sedang berusaha mencairkan kecanggungan dengan menghampiri Keano. “Halo,” sapanya seraya berlutut di hadapan Keano dan mengisyaratkan agar mereka melakukan tos. “Halo Uncle Giff,” balas bocah kecil itu. “Uncle kangen juga dnegan kamu, Keano.” Tepat setelah ia selesai bicara, Keano pun memeluknya. “Keano juga kangen.” “Apa kabar, Jagoan?” “Baik,” balasnya saat Giff melepas pelukannya. “Apakah Uncle menjaga Papa dengan baik?” Pemuda itu mengangguk, “Tentu saja ….” Ia lalu berdiri saat W

    Last Updated : 2025-01-26
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    166. Mata Tak Bisa Berdusta Bahwa Kau Terluka

    “O-Opa Alaric?” ulang William setelah ketegangan dari rangkaian kisah yang dikatakan oleh Keano itu perlahan surut. “Iya, Pa. Opa yang menyelamatkan kami,” jawabnya. “Opa datang dengan Paman Zain dan membawa kami masuk ke mobilnya untuk pergi dari sana.” Lilia tak tahu apa yang membuat pria itu menjatuhkan kedua bahunya penuh dengan kelegaan. Sepertinya apa yang disampaikan oleh Keano telah memenuhi keingin tahuannya terhadap satu hal. William lalu menoleh padanya, merasa bodoh karena harus Keano yang mengatakan semua itu, bukan bibirnya sendiri. “M-maaf,” katanya. “Sekali lagi saya minta maaf karena tidak ingat dengan kejadian itu, siapa Keano atau siapa Anda. Tuan Alaric mengatakan bahwa ingatan saya sepertinya berhenti pada lima tahun yang lalu karena saya tidak tahu jika Nona Ivana sudah menikah dan memiliki anak.” William memberikan anggukan samar yang sama dengan senyumnya. “Tidak apa-apa,” jawabnya. “Aku juga tidak memaksamu untuk mengingat, Lilia. Aku sudah sangat b

    Last Updated : 2025-01-26

Latest chapter

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    221. Tak Semua Yang Hancur Itu Terlihat

    Lilia membeku hingga tanpa sadar payung yang ada di tangannya jatuh ke tepi jalan.Dinginnya gerimis yang menerpa kepalanya itu seperti tak dirasanya."Apa maksudnya ini?" tanya Lilia seorang diri. "Gretha hamil? Dan mereka bilang ... itu adalah tanggung jawab William?"Di hari seharusnya ia bertemu dengan William ia malah mendapat berita seperti ini?Tubuhnya meremang saat Lilia membaca isi berita tersebut yang mengatakan sesuatu seperti … William mengusir Gretha yang tengah hamil agar pergi meninggalkan lobi miliknya.[Dalam keadaan hamil besar, ia diusir pergi dan tak diizinkan masuk. Saksi di lokasi mengatakan bahwa William menyebut bahwa anak yang dikandungnya itu bukanlah anaknya. Sampai berita ini meluas, rekan media masih melakukan penelusuran kebenaran terhadap skandal tersebut.]Hatinya terasa sangat sakit … Lilia menghela napasnya yang terasa sangat sesak.“Kenapa aku tidak pernah diberi tahu soal ini?” tanya Lilia seorang diri.Bibirnya gemetar saat ia menunduk untuk mengg

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    220. Pada Hari Harusnya Kita Berjumpa

    Tetapi Giff jauh lebih cepat ketimbang Gretha.Pemuda itu menepis Gretha saat kedua tangan wanita itu masih merenggut kerah jas yang dikenakan oleh William.Dan begitu mereka memiliki jarak, Giff memasang badan dan berdiri di hadapan William, tak mengizinkan tangan Gretha menyentuh seinchi pun dari tuannya itu.“Saya hanya akan mengatakannya sekali,” ucap Giff dengan sepasang alisnya yang berkerut hampir bersinggungan.Di belakangnya, William tampak memejamkan matanya dengan kesal. Terlihat berusaha keras menjaga diri agar mulutnya itu tak melakukan sumpah serapah.“Aku hanya ingin memeluk Kak Liam sekali saja,” pintanya mengiba. “Kenapa kamu sangat tega mengabaikan anak kita?!”“Keluar, Gretha Roseanne!” Giff tak lagi menyebutnya sebagai Nona dan itu membuat Gretha terpaku selama beberapa detik.Ia lengah sehingga Giff telah meraih lengannya dan menggiringnya keluar.“Lepas!” jerit Gretha menggebu-gebu.Peristiwa yang rasanya seperti déjà vu karena ini bukan hanya sekali Giff memint

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    219. Tinggal Sedikit Lagi ....

    ‘Tinggal sedikit lagi,’ gumam Alaric setelah ia mematikan air di wastafel. Ia menghela dalam napasnya dan mengangkat wajahnya. Rahangnya menggertak, ia seperti sudah muak dengan semua sandiwara yang ia lakukan di hadapan Bertha dan juga Gretha. Tapi ia tak punya pilihan lain selain terus berada di sini dan bertahan sementara waktu.Masih ada dua tempat miliknya yang dikelola oleh Bertha dan ia harus mengurus itu untuk sepenuhnya kembali menjadi miliknya tanpa perlu melibatkan wanita itu!‘Jadi tetaplah menjadi bodoh tanpa pernah tahu apa yang aku lakukan, Bertha dan Gretha!’Nanti saat ia telah selesai, pembalasan atas penderitaan yang disebabkan oleh pasangan ibu dan anak itu baru akan dimulai ....***Di sebuah tempat yang selalu didatangi oleh Gretha setiap kali ia ingin bertemu dengan Henry, kegelapan malam hanya diterangi oleh beberapa cahaya lampu yang bergantung di kejauhan, sebatas sebagai penanda bahwa tempat ini dulunya pernah hidup.Gretha membuka pintu mobilnya dan kelua

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    218. Minta William Menikahiku!

    "Apa yang kamu lakukan ini, Gretha?!" ulang Tuan Alaric sekali lagi.Gretha menurunkannya tangannya dan memandang beliau seraya menjawab, "Aku direndahkan oleh pelayan rendahan itu, Pa!" tunjuknya pada seorang gadis berseragam yang berdiri tak jauh dari Gretha dan tengah menunduk dengan salah satu tangan yang berada di pipinya yang merah akibat mendapat tamparan keras darinya."Mungkin dia tidak bermaksud seperti itu ...." kata Tuan Alaric dengan mengusap bahu Gretha. "Berhati-hatilah dalam berucap, kamu sedang hamil. Anakmu yang ada di dalam kandungan sudah bisa mendengar apa yang kamu katakan. Sudah, jangan memukuli siapapun lagi ...."Gretha tampak menggertakkan rahang kecilnya. Pupilnya bergoyang tanda ia tak setuju saat Tuan Alaric melarangnya agar tak memukuli pelayan-pelayan di rumah mereka lagi.Napasnya terlihat naik turun menahan amarah sebelum akhirnya ia memberi anggukan samar.Tak mungkin baginya marah di depan Tuan Alaric, bukan?Ia harus senantiasa menjadi anak gadisny

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    217. Wanita Yang Terabaikan

    Gretha memandang William yang malah seolah sedang meremehkannya. Ia yang semula terdiam mendadak kehilangan kendali dalam dirinya sebelum ia berseru dan memukul William dengan tas yang ia bawa.“William!” serunya tak terkontrol.Tapi sebelum ada satu inchi bagian tubuh William yang terkena pukulan itu, Giff menahan tangan wanita itu di udara. Memintanya agar mundur.“Tolong hentikan kegilaan Anda ini, Nona Gretha!” katanya dengan tegas.“Kegilaan?!” ulang Gretha dengan suara yang masih sama berserunya. “Apa maksudmu dengan mengatakan ‘kegilaan’, Giff? Kamu menganggap aku gila?!”Gretha menjerit kesetanan saat William yang berdiri di belakang Giff justru menunjukkan senyuman tipisnya seraya menggelengkan kepala.“WILLIAM!” seru Gretha sekali lagi saat Giff meraih kedua bahunya dan memintanya untuk segera pergi dari ruang VIP tersebut.Karena Gretha seperti tak bisa dikendalikan, Giff harus dibantu oleh dua orang security agar ia pergi dari sana.Giff kembali pada William yang duduk di

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    216. Kenapa Bukan Padaku Kau Melanjutkan Hidup?

    “Tolong jaga bicara Anda, Nona Gretha!” sahut Giff lebih dulu. Tak habis pikir dengan kalimatnya yang menyakiti telinga. “Apa Anda tidak bisa bicara yang baik? Ini bukan hutan yang tidak memiliki aturan. Di tempat ini bukan hanya ada Anda saja.”“Jangan menyela dan jangan ikut campur, Giff!” balas Gretha tak mau kalah. “Kenapa kamu selalu ikut campur dan—““Sayangnya saya memang dibayar mahal oleh Tuan William untuk ikut campur,” potong pemuda itu, alis lebatnya nyaris bersinggungan menghadapi Gretha—yang tiba-tiba muncul tanpa mereka tahu.Napas Gretha naik turun mendengar hal itu, sementara William yang duduk di sofa ruang tunggu VIP itu terlihat mendorong napasnya dengan kasar.Sepasang matanya yang tak menatap Gretha itu menyiratkan keengganan yang sangat kentara bahwa ia tak suka dengan pertemuan ini.Sebuah kebetulan yang tak diinginkan!William menggertakkan rahangnya, padahal … suasana hatinya sangat baik sejak ia kembali dari tempat Lilia dan Keano. Tapi sepertinya hingga per

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    215. Tanpa Hati!

    “P-pria s-siapa m-maksud kamu, Alaric?!” tanya Bertha dengan terbata-bata. Pupil matanya bergoyang gugup mendengar balasan yang tak ia antisipasi dari Alaric.Suaranya gemetar kala mengembalikan tanya dari pria itu.“Aku tidak pernah menemui pria!” imbuhnya sebagai sanggahan. “Apa yang kamu bicarakan sebenarnya?”“Kamu tidak nyaman ‘kan dituduh?” Alaric memperdengarkan tawa lirihnya, selangkah maju dan suara benturan antara telapak slipper yang dikenakannya dengan lantai marmer tempat mereka berpijak membuat Bertha gemetar kala selangkah mundur ke belakang.“Karena kamu tahu rasanya dituduh itu tidak nyaman, jadi jaga bicaramu mulai sekarang, Bertha!”“Alaric—““Keluarlah!” potong Alaric kemudian mendorong napasnya yang seolah dibebani oleh banyak rasa sesak. “Keluarlah, tolong! Aku ingin sendiri.”Napas Bertha naik turun tak beraturan. Matanya berair menatap Alaric yang sepasang iris gelapnya menerpanya tanpa hati.Pengusiran yang dilakukannya itu seakan tak mempedulikan Bertha akan

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    214. Nyonya Merajuk Pada Tuan Besar

    Suara Bertha membumbung tinggi, seolah akan meruntuhkan langit-langit kamar.Tetapi seolah tak peduli dirinya yang menggebu-gebu, Alaric justru duduk dengan tenang dan mengulum senyumnya sekali lagi.“Semakin tua sepertinya aku mulai kehilangan hasrat,” jawab Alaric. “Anggap saja begitu, Bertha.”“Kenapa bisa begitu? Kamu semakin menjadi-jadi sejak membongkar album lama milik Agatha. Apa dua puluh empat tahun berada di sisimu tidak berarti sama sekali?”“Tentu saja berarti, Bertha,” jawab Alaric masih sama tenangnya. “Jika tak berarti, kenapa selama dua puluh empat tahun ini aku bertahan dalam pernikahan kita?”“Tapi tiga bulan ini aku hampir gila karena sikapmu, Alaric!” sanggahnya.“Apa dua puluh empat tahun menjadi suamimu kamu pandang sebelah mata hanya karena tiga bulan ini kita tidak seperti dulu?” tanya Alaric. Pria itu menatap Bertha yang berdiri gusar di hadapannya. “Berhentilah memprotes! Kamu tetap hidup dengan nyaman sampai hari ini, ‘kan? Kamu bahkan jauh lebih lama menja

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    213. Saya Bersedia, William ....

    Lilia bisa melihat kedua telinga William yang memerah saat pria itu menundukkan kepalanya selama beberapa detik sebelum tersenyum saat menatap Lilia kembali. “Kalau begitu aku akan melamar mu lagi, Lilia,” kata William yang membuat Lilia terkejut. “Y-ya?!” “Melamarmu,” ulang William. “Bukankah aku harus melamarmu sekali lagi? Tapi aku akan bilang dulu pada Papa Alaric untuk meminta restu pada beliau.” Lilia terdiam, dadanya berdebar-debar mendengar William bersungguh-sungguh untuk memperjelas hubungan mereka ke depannya. Pria itu bahkan mengatakan akan meminta izin pada ayahnya terlebih dahulu. Perutnya penuh dengan kupu-kupu, kata seolah habis di tenggorokannya. “Kenapa?” tanya William karena Lilia terus terdiam tanpa memberinya tanggapan. “Apakah kamu keberatan?” Lilia menggeleng, “Tidak,” jawabnya. “Saya hanya sedang mengendalikan detak jantung saya saja.” “Kenapa dengan jantungmu memangnya?” “Berdebar-debar,” jawabnya singkat kemudian kembali menunduk untuk mela

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status