1 keluarga Evelyn syock anak kesayangan dan adik paling disayanginya pulang dengan mata sembab yang jelas, habis nangis. Mereka sudah tanya kenapa tapi, gadis manis itu tak menjawab dan langsung berlari menaiki anak tangga menuju kamarnya, apalagi selain bunyi pintu yang di tutup dengan keras dan hanya itu yang mereka denger. Kristen melirik ke suaminya dan tercengang melihat putrinya yang mengabaikan, biasanya saja tak pernah walaupun sekalipun tak pernah. "Sebanarnya apa yang terjadi pada Ly?" tanya Kristen selaku ibunya yang khawatir melihat putrinya terlihat sedang patah hati. Apa tidak salah? Tentu saja, tidak "Aku tidak tahu juga maaa, bukannya tadi pagi senang sekali berangkat kerja, yah?" kata Kevano selaku ayah Evelyn yang penasaran yang tadi pagi begitu girang. Keano dan Mike ada disana juga yang hanya memperhatikan sepasang suami istri yang berdebat mengenai putri kesayangannya yang tengah pulang dengan mata sembab. Mereka tak berani mengeluarkan suara, taku
Pagi hari Lihat gadis yang kemarin nangis sampe misuh misuh sekarang apa? bahkan nyanyi nyanyi depan cermin dengan memakai foundation diwajahnya dan memakai make up tipis tipis saja. Yang di katakan orang orang benar ya, wanita atau gadis memiliki emosi yang sulit di tebak hingga tiba-tiba handphonenya berbunyi tandanya ada yang mengirim notifikasi. tentu saja itu dari James 'Ly, hari tidak usah datang ke mansion ku jika kamu masih belum merimanya!' melihat pesan itu seketika semangat berdandan ini menghilang dengan cepat bahkan entah kapan ini rasanya kembali. tapi tiba-tiba "itu jika kan? bagaimana kalau menerimanya?" gumamnya dengan mengulum senyum pada bibirnya itu. 'baik' balasnya. .... sedangkan pihak James James berdiri di dekat jendela, menatap keluar ke jalanan yang basah oleh hujan. Awan kelabu menggantung rendah, mencerminkan keberatan di hatinya. Ponselnya tergeletak di meja, diam dan tak bergerak. Selama berjam jam, James telah menunggu pesan dari Lyl
James saat menyatakan bahwa Evelyn adalah miliknya, membuat seisi ruangan menjadi terhora hore saja. Karena apa? Tuan mereka akhirnya tak jadi bujang lapuk alias tak laku. Ya gimana banyak orang di dekati tapi satu ekorpun yang membuat James merasa suka hingga ingin mengajarnya tapi sekarang sudah laku, macam ayam potong aja. Bagaimana mereka tahu? Ya tentu dengan cara mengintip di dekat jendela kaca kecil di area lain yang biasa tempat istirahat James selain di kamar. Mereka mengitip dan apalagi ada adegan ciuman yang panas panas disana sudahlah. 1 bulan kemudian... James dan Evelyn kerja bersama, tentu saja karena posisi mereka sekarang adalah boss dan sekretaris tetap harus membuang hubungan mereka saat di area kantor, karena ini sikap profesionalme. Kehidupan Evelyn berjalan seperti biasanya dan hanya berbeda ada James yang mengajak keluar untuk sekedar makan dan bermain di luar, tak sedikit menyiapkan kejutan yang manis. dari situlah Evelyn tahu, James yang di kenal bosnya.
'Brak' Evelyn membuka pintu toilet dengan keras dan membuat para wanita yang berdandan langsung kaget. hingga ada salah satu wanita yang lipsticknya tercoret di luar bibirnya. "Evelyn!!!" teriak wanita sexy yang menatap arahnya. Dia teman Evelyn yang biasa di panggil Mira, seorang sekretaris juga tapi bisa di katakan tapi mereka beda departemen. "Eh!" "Kenapa muka lo..." tanya Evelyn yang kaget Mira menaikkan alisnya dan bertanya-tanya, 'masih nanya, kenapa?' mira menahan amarahnya setenang mungkin, sampai wanita lain langsung keluar. karena merasakan suasana yang sudah tidak kondusif lagi. "Hei otak babi! Lu boleh lemot tapi peka sedikit lah, kenapa gua bisa kayak gini!" teriak mira yang marah level 120 % Otak babi? emang babi ada otak? batin Evelyn "Bener bener ya! Lu harus di rukiyah sama roy kiyoshi dulu biar bener ke mode awal lu" ujar mira yang geram melihatnya. Karena Evelyn tak merespon apapun lagi, langsung mira narik tangan Evelyn mengarah ke epan cermin ka
James menganggukan kepala "Baiklah aku tahu dan sekarang kita buat rencana jebakan untuk mereka berdua, khusus jebakan Vvip untuk mereka!" seringai James yang membuat William yakin dengan firasatnya. James tanda sadar bahwa kakak iparnya yang memdangi kearahnya dengan tatapan tak suka hingga membuatnya tak nyaman hingga James berdiri di kursinya. "Kau ingin kemana?!" Tanya aldy "..." James diam dan menatap 3 orang itu dan tiba-tiba Brug "...." Mereka terdiam dengan wajah membuku dan mereka saling memdang. Seorang James berlutut di depan mereka, apa ucapan terima kasih usaha penyelidikan? tapi tak seperti ini juga. Tapi anehnya kenapa berlutut depan William? harus sebagai ucapan terima kasih juga kan ditengah tengah! sedangkan William ada pinggir kanan, atau jangan - jangan. "Kakak ipar, aku ingin minta maaf!" kata James yang berlutut dengan menatap Wiliam rasa sedih dan penyelesalan. William menaikkan alisnya dan menatap bingung, apa yang terjadi dengan kata maaf? dan
1 tahun kemudian.... Hubungan Evelyn dan James terlampau bangus begitupun dengan kedua keluarga mereka, hingga kini resmi menjadi tunangan.Tapi William tak menceritakan hal kotor itu pada keluarga, hingga rencana ini berjalan dengan lancar. Kalau William mengatakan hal itu, mungkin saja Evelyn dan James belum tunangan kali ini. Tentu Evelyn belum tahu apa yang telah di rahasiakan James itu, demi membuat Evelyn lebih dekatnya telah melakukan banyak hal yang membuat yang tak bisa digambarkan akan bisa dimanfaatkan lagi. .... Dalam ruangan mewah yang banyak wanita dan pria yang menggenakan baju yang mewah dan menawan siapapun itu. Disinilah Evelyn juga datang, dengan menggenakan gaun sabrina berwarna maroon yang panjang membentuk badannya dan menggenakan kalung yang senada, siapapun yang melihatnya akan terpesona. Kali ini tak bersama James, karena hari adalah pesta pernikahan temannya. sedangkan James masih di luar kota, walaupun sudah mengambari tapi tak mungkin akan datang, kan
Evelyn hanya menganggukan kepalanya dan rasanya takut takut mengantar James, takut yang engga engga nanti. .... Sekarang Evelyn berjalan dengan tertatih yang sambil memegang badan James yang lumayan berat untuk ukuran kecil baginya. "Bertahanlah sedikit!" bisik Evelyn pada James yang menarik narik bajunya sendiri. Akhirnya Evelyn menemukan kamar itu dan langsung ia tempelkan kartu hingga ada suara suara lalu membukanya dengan mudah. Evelyn meletakkan James di kasur "Tunggu sebentar ya" Evelyn ingat, kalau meminum obat semacam itu harus dingin dingin tentu perlu es batu dan ia mencari telpon atau tombol semacam untuk memanggil pelayan. Saat Evelyn ingin menghubungi tiba-tiba ada tangan menarik telpon yang telah tersambung "Halo, ada yang bisa saya bantu?" suara terdengar dan telpon itu terjatuh. "Halo..." suara pelayan di dalam telpon itu tapi merasa tidak ada jawaban langsung di matikan, mungkin hanya pelanggan iseng. Evelyn kaget tiba-tiba pinggangnya ditarik dan t
"umph...." Tiba-tiba Evelyn yang tertidur nyenyak berangsur terbangun oleh rasanya terasa aneh dibawah sana, dengan rasa malas membuka mata dan ternyata itu ulah James yang memggenjotnya dengan perlahan. mulai lagi TT "Honey...." Panggil Evelyn dengan sensual yang melihat Evelyn yang telah bangun dan benar-benar tak berdaya saat ini. begitu ia mendengar suara itu, rasanya bulu kuduknya berdiri semuanya dan ngeri melihat James itu. "James sudah....disana masih perih! dan juga kita belum resmi menikah!" sahut Evelyn yang merasa benar-benar badannya remuk. "Baiklah ini yang terakhir dan nikmat lah..." bisik James James mulai menggenjot Evelyn, dengan memgangkat kaki Evelyn ke pundaknnya dengan memiringkan tubuh Evelyn agar bisa lebih rasanya dalam, benar juga. Evelyn benar-benar tak tahan untuk menahan desahan itu. ..... setengah jam kemudian... "Ahhhh kamu bilang ini terakhir....uhh" runtihan desahan yang masih dalam otak sadar. James memiringkan senyumannya, de
Evelyn duduk di kursi kecil dengan di sekitarnya kain putih menjutai kebawah dengan hembusan angin yang membuatnya berterbangan, dengan bunga bermekaran dan Evelyn menutup matanya sejenak lalu menghiruap bunga disekitar.‘wangi’ batinnya kemudian membuka matanya dengan perlahan hingga didepannya ada james membawa sesuatu di tangannya dengan rangkain bung sekitarnya.Evelyn langsung berdiri depan james yang menatapnya dengan begitu tulus dan penuh rasa cinta dari matanya, evelyn saat itu tujuan kali ini entah sedikit akan goyang mendengarnya.“james…” panggilnya pelan James hanya tersenyum dan melangkah ke arah evelyn lalu memberikan susuatu di tangannya “untukku?” tanya evelyn “buat siapa lagi?” kata james dan eveleny melihat ada 2 kotak di dalam sana.Evelyn langsung membuka 1 kotak berwarna biru tua dan yang berisi sebuah kalung liontin berwarna biru langit yang ada tulisan inisial E. evelyn hanya tersenyum melihat kalung itu dan
James berkaca depan cermin dengan mengenakan pakaian casual, atasan kaos panjang dan celana panjang berwarna hitam.James kemudian menyisir rambut dan memakai lipbam di bibirnya tak lupa menyemprotkan minyak wangi di area yang sulit terjangkau agar bau harumnya tahan lama.toktoktok"masuk" James yang memakai jam yang cocok hari ini dan memilih kendaraan yang cocok kencan untuk hari ini."Tuan anda harus segara pergi" pria tua yang tengah berdiri untuk memperingatkan tuannya agar segara pergi.James hanya menganggukan kepalanya dan langsung menyambar tasnya, lalu meninggalkan kamarnya dan di ekori oleh kepala pelayannya disana.....sedangkan Evelyn yang bercermin, menatap dirinya dengan perasaan campur aduk, harus senang atau sedih.Evelyn mencoba tersenyum depan cermin dengan paksa tapi air matanya langsung berjatuhan tanpa bilang - bilang.tiba-tiba suara notifikasi muncul di handphonenya hingga membuat handphonenya menyala dan memberitahu siapa pengirimannya.My Boy : Babe, aku
Evelyn menjatuhkan tubuhnya di kasur yang telah lama tak ia cumpai, selama beberapa hari. dan saat itu Evelyn selalu berada di dekat James hingga jarang sekali dikasur, sering di sofa atau di karpet.taulah mereka ngapain...tapi saat itu, Evelyn juga tahu kalau james begitu mencintainya hingga hanya bernafsu dengannya saja, tapi tiba-tiba ada pertanyaan ganjil di hatinya.'cinta dan nafsu apakah sama?' batin Evelynkemudian Evelyn langsung meraih Handphonenya itu dan mengetik di web bernama 'gemini ai' yang bisa mempersingkat waktu untuk mencari informasi.dan hasilnya .....Cinta, Nafsu, dan Seks: Bukanlah Hal yang SamaSeringkali, kita cenderung mencampuradukkan ketiga konsep ini, terutama dalam konteks hubungan. Padahal, cinta, nafsu, dan seks memiliki makna yang berbeda dan saling melengkapi.Cinta adalah perasaan mendalam yang melibatkan emosi saling menghormati dan saling menyayangi satu sama lain.Nafsu lebih bersifat fisik dan emosional. Ini adalah dorongan yang kuat, seringk
Di dalam mobil "emm James..." tanya Evelyn yang mengalihkan dirinya dari handphonenya ke James, tiba-tiba sebuah pertanyaan yang aneh terlihat di pikirannnya. Tanpa tahu ini pantas di pertanyaan atau tidak. sedangkan James yang mendengar, kekasihnya tiba-tiba berbicara. yang Sebanarnya dari tadi fokus memainkan beda favoritenya itu. "ummm..." jawab James hanya gumamnya dan fokus menyetir saat itu. yang di mana jalanan hari ini sangat tidak ramah, terlalu ramai. Evelyn mendekati James dengan tiba-tiba, hingga mata mereka bertemu dan itu membuat James kaget sekaligus salting pada waktu bersamaan. sejak kapan kekasihnya itu begitu nempel padanya, bahkan dekat dekat dalam mobil saja harus ada perang bacot dulu. "K-kenapa melihat ku gitu, sayang?!" Tanya james dan jujur saja agak gugup saat itu. dan mencoba menfokuskan pandangan ke depan. Evelyn langsung menjauh James dan duduk dengan santai. 'perlu tidak bilang yang itu?! kalau bilang, nanti dia kepedaan lagi' batin Evelyn yang teng
Mixuel saat ingin mengejar istrinya tiba-tiba terhenti, mendengar pintu utama di dobrak hingga terpampang nyata ada wanita dengan pakainya yang sexy menatap dengan aura pembunuh. 'siapa lagi?!' batin Mixuel langsung berbalik badan. saat melihat sorotan mata yang ia kenali langsung menelan ludahnya dengan kasar dan merasa meringis di waktu ini. James dan Evelyn melihat respon Mixuel yang tak takut apapun, bisa muncul ekspresi yang seperti menatap hantu. lalu ikut melihat arah ke arah pintu dan ... "Mixuel!!!!" teriak seorang gadis yang datang penuh bara api hijau dari neraka, bisa membakar apapun yang ia ingin 'Mixwell terkutuk lah kau! pasti kau cari gara - gara dengan monster betina ini, 'kan?' batin Mixuel yang tanpa sadar memundurkan langkahnya. "Lisaa, itukah kamu?!" tiba-tiba Evelyn bersuara Benar itu Lisa, kemudian aura amaran tadi tiba-tiba padam saat mendengar suara saudaranya yang sudah di culik om om hin
Di ruang makan Mixuel fokus arah buku dengan begitu tenang tanpa mengeluarkan aura dingin permusuhan. hal seperti jarang sekali terjadi. "ada apa dengan Tuan muda hari ini?" tanya maid disana "Memang kenapa?" "emmm, biasanya Tuan muda lebih suka makan siang diluar, dari pada di rumah bukan? bahkan sepertinya sedang menunggu dan Tuan tak suka menunggu!" tanyanya lagi. bibi Amel yang di sampingnya hanya tertawa sambil menggelengkan kepalanya dengan gemas sendiri, mendengar celotehan anak gadis yang bekerja disini baru setengah tahun itu, memang benar tapi, kan ada alasannya. Tuan muda sudah menemukan gadis yang dulu pernah menolongnya dan jatuh cinta pandangan pertama, hingga sekarang kebiasaan harus berubah hanya orang spesial. Bibi Amel adalah ibu asuh Mixuel dan tahu akan cerita balik sifat yang kejam dari Tuan mudanya yang sudah dianggap anaknya sendiri. "Kau benar-benar tak tahu?" tanya wanita tua
"Cantik " kata Evelyn yang takjub dan langsung berdiri mendekat arah kunang kunang hingga menghinghap di jarinya. "Cantiknya sepertimu!" Balas James dengan sekitar kunang kunang bertebangan. sedangkan di balik dinding yang menjulang tinggi ada 2 pria yang mencibir dan itu adalah sahabat James sendiri, kevin dan alvin. yang sudah bersahabat lebih dari 7 tahun lamanya. "Cih liat, yang romantis siapa, yang susah siapa?" kata kevin yang terkenal cerewet. alvin lama - lama merasa punya sahabat cewe deh, cerewetnya minta ampun. kalau beneran cewe udah tipe tipe cerewet dan gak bisa diam pasti. "bisa diam gak!" kata alvin yang terdengar muak. kevin langsung menutup mulutnya, dari nada bicara alvin mengatakan bahwa udah muak dengerin ocehannya? perasaan juga gak cerewet kan, hanya bilang ini dan 'kayaknya emang banyak bicara deh! udah Sekarang diam aja...tapi...gak bisa!' batin kevin yang diam gitu, gak kevin banget. Alvin yang memejamkan mata dan merasakan sahabatnya sudah tidak b
Di dalam ruangan gelap Victoria mengijakkan kakinya memasuki ruangan yang yang gelap, tapi ada obor api yang menyela sekitar tempat, air yang menetes dan bau darah yang kental. Victoria masuk dengan menelan salvina dengan kasar, suasana disini begitu mengerikan dan tanpa sengaja melihat jeruji besi berisi binatang beracun, ia langsung tersontak mendengarnya "Nona kemarilah...Tuan kami sudah menunggu ruangannya" seorang laki laki tua yang tiba-tiba muncul dan membuat Victoria jantungan. "B-baik..." Victoria memandangi laki laki itu dengan sambil berjalan mengikuti langkahnya dengan sedikit gelisah di dalam hatinya. tiba-tiba terdengar suara jeritan yang begitu pilu. "akhhhh....tolonglah...berhentiiii...mohon ampun tuannnn" suara jeritan wanita yang begitu pilu dan begitu menyesakan baginya. tok tok "Tuan...Nona Victoria datang!" teriak laki laki tua itu tanpa takut sedikitpun. "Baiklah...tunggu sebentar!" kata seorang laki laki terdengar berat. Victoria tertegun
tapi saat jake ingin mengatakan sesuatu tiba-tiba ada yang masuk tanpa permisi yang mereka kira itu Evelyn tapi beda lagi, orang yang mereka malas bertemu tentu saja Victoria yang hal perlu di ingat Sebanarnya. "Datang itu bilang bilang!" kata Jake yang pasti mode julitnya dan of course memang gak suka sama Victoria yang lagak sok bisa. "James" suaranya terdengar manja tapi terkesan di buat buat dan bahkan menggunakan pakaian yang kata orang kurang bahan hingga terlihat payudaranya. ..... "James aku-...." Evelyn masuk begitu saja tapi saat masuk malah melihat sang kekasih bermesaraan dengan wanita lain, yang membuat marah adalah ada benda merah di leher James. Apa apaan ini. Tiba-tiba James melihat kedatangan Evelyn membulatkan matanya dam langsung menyingkirkan Victoria di pangkuannya. "Brengsek!" umpat Evelyn yang merasa dadanya sakit dan sebanarnya ingin memberikan hadiah ulang tahun tapi hadiahnya ia lempar sembarang tempat. Evelyn lari dan James ingin mengikuti ta