Evelyn keluar lift langsung berjalan dengan cepat dan meraih handphonenya yang dari ruangan James bergetar terus, awalnya di kira itu James tapi itu sagara. Langsung ku angkat. Sagara : Ev, kamu udah pulang kerja belum? nih aku depan kantormu...kebetulan lewat sih!" Evelyn mendengar itu, Sagara adalah bentuk keajaiban dari masalah hati yang menyiksanya sampai saat ini tanpa ada penjelasan. Evelyn : "Aku sudah di lobi...kamu di mana...ehh- aku kesana" Langsung mematikan handphonenya dan berlari secapat kesana, ia takut jika pelan pelan akan ada orang yang menahannya. Hingga James melihat Lyly lari tapi berlari kearah mobil hitam dengan perlahan kacanya di angkat, itu sagara. Awalnya ingin mengatarkan Lyly dengan mobilnya, mereka janjian atau hanya kebetulan bertemu? Hatinya merasa panas! cemburu? tentu saja, Ya. Apalagi Lyly saat masuk mobil itu dan membuat darahnya mendidih, tapi kaca mobil terbuka. tanpa sengaja melihat kearahnya, ada air mata yang menetes di pipinya yang
1 keluarga Evelyn syock anak kesayangan dan adik paling disayanginya pulang dengan mata sembab yang jelas, habis nangis. Mereka sudah tanya kenapa tapi, gadis manis itu tak menjawab dan langsung berlari menaiki anak tangga menuju kamarnya, apalagi selain bunyi pintu yang di tutup dengan keras dan hanya itu yang mereka denger. Kristen melirik ke suaminya dan tercengang melihat putrinya yang mengabaikan, biasanya saja tak pernah walaupun sekalipun tak pernah. "Sebanarnya apa yang terjadi pada Ly?" tanya Kristen selaku ibunya yang khawatir melihat putrinya terlihat sedang patah hati. Apa tidak salah? Tentu saja, tidak "Aku tidak tahu juga maaa, bukannya tadi pagi senang sekali berangkat kerja, yah?" kata Kevano selaku ayah Evelyn yang penasaran yang tadi pagi begitu girang. Keano dan Mike ada disana juga yang hanya memperhatikan sepasang suami istri yang berdebat mengenai putri kesayangannya yang tengah pulang dengan mata sembab. Mereka tak berani mengeluarkan suara, taku
Pagi hari Lihat gadis yang kemarin nangis sampe misuh misuh sekarang apa? bahkan nyanyi nyanyi depan cermin dengan memakai foundation diwajahnya dan memakai make up tipis tipis saja. Yang di katakan orang orang benar ya, wanita atau gadis memiliki emosi yang sulit di tebak hingga tiba-tiba handphonenya berbunyi tandanya ada yang mengirim notifikasi. tentu saja itu dari James 'Ly, hari tidak usah datang ke mansion ku jika kamu masih belum merimanya!' melihat pesan itu seketika semangat berdandan ini menghilang dengan cepat bahkan entah kapan ini rasanya kembali. tapi tiba-tiba "itu jika kan? bagaimana kalau menerimanya?" gumamnya dengan mengulum senyum pada bibirnya itu. 'baik' balasnya. .... sedangkan pihak James James berdiri di dekat jendela, menatap keluar ke jalanan yang basah oleh hujan. Awan kelabu menggantung rendah, mencerminkan keberatan di hatinya. Ponselnya tergeletak di meja, diam dan tak bergerak. Selama berjam jam, James telah menunggu pesan dari Lyl
James saat menyatakan bahwa Evelyn adalah miliknya, membuat seisi ruangan menjadi terhora hore saja. Karena apa? Tuan mereka akhirnya tak jadi bujang lapuk alias tak laku. Ya gimana banyak orang di dekati tapi satu ekorpun yang membuat James merasa suka hingga ingin mengajarnya tapi sekarang sudah laku, macam ayam potong aja. Bagaimana mereka tahu? Ya tentu dengan cara mengintip di dekat jendela kaca kecil di area lain yang biasa tempat istirahat James selain di kamar. Mereka mengitip dan apalagi ada adegan ciuman yang panas panas disana sudahlah. 1 bulan kemudian... James dan Evelyn kerja bersama, tentu saja karena posisi mereka sekarang adalah boss dan sekretaris tetap harus membuang hubungan mereka saat di area kantor, karena ini sikap profesionalme. Kehidupan Evelyn berjalan seperti biasanya dan hanya berbeda ada James yang mengajak keluar untuk sekedar makan dan bermain di luar, tak sedikit menyiapkan kejutan yang manis. dari situlah Evelyn tahu, James yang di kenal bosnya.
'Brak' Evelyn membuka pintu toilet dengan keras dan membuat para wanita yang berdandan langsung kaget. hingga ada salah satu wanita yang lipsticknya tercoret di luar bibirnya. "Evelyn!!!" teriak wanita sexy yang menatap arahnya. Dia teman Evelyn yang biasa di panggil Mira, seorang sekretaris juga tapi bisa di katakan tapi mereka beda departemen. "Eh!" "Kenapa muka lo..." tanya Evelyn yang kaget Mira menaikkan alisnya dan bertanya-tanya, 'masih nanya, kenapa?' mira menahan amarahnya setenang mungkin, sampai wanita lain langsung keluar. karena merasakan suasana yang sudah tidak kondusif lagi. "Hei otak babi! Lu boleh lemot tapi peka sedikit lah, kenapa gua bisa kayak gini!" teriak mira yang marah level 120 % Otak babi? emang babi ada otak? batin Evelyn "Bener bener ya! Lu harus di rukiyah sama roy kiyoshi dulu biar bener ke mode awal lu" ujar mira yang geram melihatnya. Karena Evelyn tak merespon apapun lagi, langsung mira narik tangan Evelyn mengarah ke epan cermin ka
James menganggukan kepala "Baiklah aku tahu dan sekarang kita buat rencana jebakan untuk mereka berdua, khusus jebakan Vvip untuk mereka!" seringai James yang membuat William yakin dengan firasatnya. James tanda sadar bahwa kakak iparnya yang memdangi kearahnya dengan tatapan tak suka hingga membuatnya tak nyaman hingga James berdiri di kursinya. "Kau ingin kemana?!" Tanya aldy "..." James diam dan menatap 3 orang itu dan tiba-tiba Brug "...." Mereka terdiam dengan wajah membuku dan mereka saling memdang. Seorang James berlutut di depan mereka, apa ucapan terima kasih usaha penyelidikan? tapi tak seperti ini juga. Tapi anehnya kenapa berlutut depan William? harus sebagai ucapan terima kasih juga kan ditengah tengah! sedangkan William ada pinggir kanan, atau jangan - jangan. "Kakak ipar, aku ingin minta maaf!" kata James yang berlutut dengan menatap Wiliam rasa sedih dan penyelesalan. William menaikkan alisnya dan menatap bingung, apa yang terjadi dengan kata maaf? dan
1 tahun kemudian.... Hubungan Evelyn dan James terlampau bangus begitupun dengan kedua keluarga mereka, hingga kini resmi menjadi tunangan.Tapi William tak menceritakan hal kotor itu pada keluarga, hingga rencana ini berjalan dengan lancar. Kalau William mengatakan hal itu, mungkin saja Evelyn dan James belum tunangan kali ini. Tentu Evelyn belum tahu apa yang telah di rahasiakan James itu, demi membuat Evelyn lebih dekatnya telah melakukan banyak hal yang membuat yang tak bisa digambarkan akan bisa dimanfaatkan lagi. .... Dalam ruangan mewah yang banyak wanita dan pria yang menggenakan baju yang mewah dan menawan siapapun itu. Disinilah Evelyn juga datang, dengan menggenakan gaun sabrina berwarna maroon yang panjang membentuk badannya dan menggenakan kalung yang senada, siapapun yang melihatnya akan terpesona. Kali ini tak bersama James, karena hari adalah pesta pernikahan temannya. sedangkan James masih di luar kota, walaupun sudah mengambari tapi tak mungkin akan datang, kan
Evelyn hanya menganggukan kepalanya dan rasanya takut takut mengantar James, takut yang engga engga nanti. .... Sekarang Evelyn berjalan dengan tertatih yang sambil memegang badan James yang lumayan berat untuk ukuran kecil baginya. "Bertahanlah sedikit!" bisik Evelyn pada James yang menarik narik bajunya sendiri. Akhirnya Evelyn menemukan kamar itu dan langsung ia tempelkan kartu hingga ada suara suara lalu membukanya dengan mudah. Evelyn meletakkan James di kasur "Tunggu sebentar ya" Evelyn ingat, kalau meminum obat semacam itu harus dingin dingin tentu perlu es batu dan ia mencari telpon atau tombol semacam untuk memanggil pelayan. Saat Evelyn ingin menghubungi tiba-tiba ada tangan menarik telpon yang telah tersambung "Halo, ada yang bisa saya bantu?" suara terdengar dan telpon itu terjatuh. "Halo..." suara pelayan di dalam telpon itu tapi merasa tidak ada jawaban langsung di matikan, mungkin hanya pelanggan iseng. Evelyn kaget tiba-tiba pinggangnya ditarik dan t