"Buat apa balas dendam?" Odelyn berkata dengan sinis. Dari cerita ibu Odelyn tahu bahwa anak itu memang pantas disingkirkan setelah segala perbuatan abnormalnya. Tapi siapa pembunuhnya? Ibu bilang bukan Michael tapi kata Laura itu adalah Michael."Laura, kita bisa pulang aja nggak? Maksudnya ayo ke hotel." Odelyn lupa kalau malam ini bisa jadi Michael ada di rumah dan dia sudah bilang pada Michael bahwa dia tidak akan pulang ke rumah itu lagi. Lagipula besok akan ada orang-orang yang akan membawa barang-barangnya ke rumah orang tuanya."Loh, kenapa ke hotel? Ke rumahku aja lho." Tampaknya Laura juga mengerti bahwa tidak memungkinkan untuk mereka membicarakan hal ini di rumah Odelyn. Selain itu Laura juga mengerti bahwa sahabatnya itu sedang bermasalah dalam rumah tangganya."Aku pengen nginap di hotel." Saat ini pikiran Odelyn sangat semrawut. Yang dia butuhkan adalah liburan yang menyenangkan. Proyek kerjasama nya dalam freelance juga sedang tidak ada. Jadi bukankah ini waktu yang te
Michael sempat membatu selama beberapa saat ketika mendengar permintaan Odelyn. Ah, tidak. Itu bukanlah permintaan tapi perintah. Tapi bagaimana ini? Darimana Odelyn tahu semua itu? Kenapa Edelyn bisa sampai ada di topik pembicaraan mereka?"Michael? Jangan bilang kamu perlu waktu?" Odelyn bertanya dengan sarkas dan sinis. Odelyn butuh berpikir selama ribuan kali untuk membicarakan Edelyn kepada Michael. Kalau sampai Michael menolak permintaannya, entah bagaimana perasaan Odelyn. Tapi bukankah memang wajar kalau sampai Michael menolak permintaannya? Namanya saja kenangan yang menyakitkan bukan?"Kamu tahu darimana?" Michael bertanya dengan lirih. Michael tidak mengira Odelyn akan tahu mengenai masa lalu yang kelam seperti ini."Bukannya gak penting ya aku tahu darimana. Yang penting itu sekarang adalah cerita dari kamu, supaya aku bisa memutuskan bagaimana pernikahan kita ke depannya." Odelyn sebenarnya tidak tega saat melihat wajah Michael yang memelas seperti itu. Tapi walaupun demi
Cerita Michael benar-benar membuat Odelyn mual sehingga dia memuntahkan seluruh isi perutnya."Odelyn, Odelyn!" Michael panik ketika mendengar Odelyn muntah-muntah. Astaga, jangan sampai Odelyn kenapa-kenapa. Tidak, jangan sampai Odelyn kenapa-kenapa karena istrinya itu tidak berhak mendapatkan rasa sakit yang luar biasa semacam ini."Sayang? Sayang, buka pintunya dong!" Michael mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi dengan susah payah. Tidak ada tanda-tanda Odelyn akan membuka pintu kamar mandi ini."Sebentar, Michael. Bentar lagi aku keluar kok. Tolong ambilin air hangat aja ya." Suara Odelyn terdengar serak dari dalam kamar mandi. Hal itu mungkin dikarenakan Odelyn kebanyakan muntah."Oke-oke." Mendengar permintaan Odelyn, Michael buru-buru mengambilkan air hangat. Michael tidak ingin membuat Odelyn menunggu terlalu lama. Kasihan Odelyn kalau dia tersiksa seperti itu."Odelyn, ini air hangatnya." Michael memberitahu Odelyn letak air hangat itu berada."Makasih ya, Michael." Walaupun ter
"Aku perlu ngomong ke ayah dan mama soal hubungan kita? Maksudnya semuanya soal apa saja yang terjadi sampai kita jadi seperti ini." Saat ini Michael dan Odelyn sedang berada di kamar tidur. Mereka yang akhir-akhir ini pisah kamar akhirnya kembali berada dalam satu kamar, dalam satu ranjang."Gak perlu, Michael. Asalkan kita sekarang baik-baik aja, kita gak perlu menceritakan semua itu. Aku aja belum dengar semua cerita kamu tapi aku sudah merasa mual. Kamu ingat kan kemarin aku sampai muntah-muntah. Kalau orang tuaku tahu, kamu mungkin gak bisa membayangkan apa yang akan terjadi." Odelyn tidak sanggup membayangkan kehancuran apa yang akan dirasakan oleh orang tuanya saat tahu bahwa menantu dan besan mereka punya sejarah yang sangat kelam seperti ini. Bagi Odelyn karena itu semua terjadi di masa lalu dan juga sekarang semua berjalan dengan normal, harusnya memang orang tuanya tidak tahu. Odelyn tahu bahwa sebenarnya keluarga suaminya adalah orang-orang yang baik. Hanya saja kedatangan
"Boleh aku tanya sesuatu?" Odelyn bertanya dengan suara yang tegas.Mendengar nada Odelyn yang berubah menjadi tegas seperti itu membuat Laura agak merasa aneh. Sebenarnya kenapa ya dengan Odelyn? "Boleh lah. Kamu nih kayak ke siapa aja sih." Laura mencoba untuk mencairkan suasana di antara mereka yang tampaknya mulai dingin membeku. Suasana seperti ini tentu harus dicairkan dengan segera bukan."Kenapa detektif swasta kamu itu bisa dapat informasi sedetail ini dalam waktu yang gak terlalu lama? Aku gak tahu seberapa mahal tarif detektif swasta yang kamu sewa. Tapi kemampuan detektif swasta itu hebat juga ya. Selain bisa menggali soal peristiwa kelam itu tapi juga bisa menggali soal potensi balas dendam yang akan dilakukan oleh orang tua kandung Edelyn. Bisa aku tahu perusahaan mana yang menaungi detektif swasta itu?" Odelyn mudah sekali dikuasai oleh kecurigaan terhadap orang-orang terdekatnya sejak Michael menyembunyikan rahasia sebesar itu darinya.Laura pun tampaknya menyadari bah
"Ya tahu waktu kamu ngomong itu. Eh, tapi kamu nih serius?" Wajah Michael yang awalnya tengil langsung berubah menjadi sangat serius."Serius lah!" Odelyn yang sudah kebingungan dengan jawaban yang diberikan oleh Michael jelas langsung merasa kesal dengan Michael yang rupanya hanya bercanda saja."Oke-oke, maaf aku pikir kamu bercanda saja. Coba kamu ceritain gimana kamu bisa tahu soal itu. Apa yang bisa bikin kamu yakin?" Michael akhirnya benar-benar serius mendengarkan cerita Odelyn. Fakta sebenarnya adalah tentu saja Michael sudah tahu akan hal ini dari Laura. Tapi lagi-lagi dia harus menyembunyikan fakta ini selamanya dari Odelyn. Sudah cukup Odelyn dikejutkan dengan peristiwa kelam itu. Kini yang perlu diketahui Odelyn hanyalah fakta bahwa keluarga mereka adalah keluarga normal yang sudah keluar dari situasi kelam seperti itu.Odelyn yang ditanya seperti itu langsung kebingungan untuk menjelaskan darimana semua ini bermula. Kalau begini kan berarti Odelyn harus menjelaskan bahwa
"Tenang sayang. Michael pasti baik-baik aja." Mama mencoba menenangkan Odelyn yang terus menangis. Ibu dan ayah kandung Odelyn tadi sedang mengurus administrasi rumah sakit.Odelyn tidak menjawab apapun dan hanya terus memeluk mamanya dengan erat. Apa yang dilihatnya tadi benar-benar tidak terduga. Bagaimana bisa mobil tadi seolah sudah bersiap untuk menabrak Michael. Michael yang berjalan di depan Odelyn tertabrak mobil dengan begitu cepatnya. Tentu saja pengendara tersebut melarikan diri dan Odelyn disini mengharapkan mukjizat Tuhan agar Michael bisa baik-baik saja. Semoga Michael akan baik-baik saja. *Michael koma dan Odelyn hanya terduduk di sisinya seperti ini. Katanya jika berhadapan dengan orang koma harus diajak bicara agar membantu proses kesadarannya. Tapi Odelyn benar-benar tidak tahu apa yang ingin dia katakan pada Michael, lebih tepatnya tidak bisa. Odelyn terbiasa mendapatkan jawaban dari Michael. Bersama Michael percakapan
Wajah Laura terlihat sangat pucat saat mendengar pertanyaan dari ibu. Bagi Odelyn itu adalah pertanyaan yang cukup aneh juga. Ibu tidak pernah bertanya seperti ini kepada orang yang baru ditemuinya. Itu berarti Laura dan ibu memang pernah bertemu sebelumnya. Ah, ini pasti pertemuan tidak sengaja seperti di tempat umum dan kebetulan ibu melihat Laura lagi disini."Kayaknya ibu papasan sama Laura di jalan atau dimana gitu, bu sampai akhirnya ibu merasa pernah melihat Laura." Odelyn sangat yakin dengan ucapannya karena memang tidak ada koneksi antara ibu dan Laura. Laura ini hanyalah sebatas sahabat Odelyn."Oh, nggak kok. Ibu pernah melihat kamu dimana gitu. Ibu juga merasa kita saling kenal cuma ibu lupa aja dengan wajahnya. Apa kita pernah berinteraksi?" Ibu rupanya tidak mempercayai ucapan Odelyn semudah itu. Ibu benar-benar merasa ada kejanggalan disini. "Saya rasa anda salah lihat, bu. Saya hanya sahabat Odelyn. Hanya saja dulu saat pernikahan Odelyn saya berhalangan hadir karena