Michael sempat membatu selama beberapa saat ketika mendengar permintaan Odelyn. Ah, tidak. Itu bukanlah permintaan tapi perintah. Tapi bagaimana ini? Darimana Odelyn tahu semua itu? Kenapa Edelyn bisa sampai ada di topik pembicaraan mereka?"Michael? Jangan bilang kamu perlu waktu?" Odelyn bertanya dengan sarkas dan sinis. Odelyn butuh berpikir selama ribuan kali untuk membicarakan Edelyn kepada Michael. Kalau sampai Michael menolak permintaannya, entah bagaimana perasaan Odelyn. Tapi bukankah memang wajar kalau sampai Michael menolak permintaannya? Namanya saja kenangan yang menyakitkan bukan?"Kamu tahu darimana?" Michael bertanya dengan lirih. Michael tidak mengira Odelyn akan tahu mengenai masa lalu yang kelam seperti ini."Bukannya gak penting ya aku tahu darimana. Yang penting itu sekarang adalah cerita dari kamu, supaya aku bisa memutuskan bagaimana pernikahan kita ke depannya." Odelyn sebenarnya tidak tega saat melihat wajah Michael yang memelas seperti itu. Tapi walaupun demi
Cerita Michael benar-benar membuat Odelyn mual sehingga dia memuntahkan seluruh isi perutnya."Odelyn, Odelyn!" Michael panik ketika mendengar Odelyn muntah-muntah. Astaga, jangan sampai Odelyn kenapa-kenapa. Tidak, jangan sampai Odelyn kenapa-kenapa karena istrinya itu tidak berhak mendapatkan rasa sakit yang luar biasa semacam ini."Sayang? Sayang, buka pintunya dong!" Michael mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi dengan susah payah. Tidak ada tanda-tanda Odelyn akan membuka pintu kamar mandi ini."Sebentar, Michael. Bentar lagi aku keluar kok. Tolong ambilin air hangat aja ya." Suara Odelyn terdengar serak dari dalam kamar mandi. Hal itu mungkin dikarenakan Odelyn kebanyakan muntah."Oke-oke." Mendengar permintaan Odelyn, Michael buru-buru mengambilkan air hangat. Michael tidak ingin membuat Odelyn menunggu terlalu lama. Kasihan Odelyn kalau dia tersiksa seperti itu."Odelyn, ini air hangatnya." Michael memberitahu Odelyn letak air hangat itu berada."Makasih ya, Michael." Walaupun ter
"Aku perlu ngomong ke ayah dan mama soal hubungan kita? Maksudnya semuanya soal apa saja yang terjadi sampai kita jadi seperti ini." Saat ini Michael dan Odelyn sedang berada di kamar tidur. Mereka yang akhir-akhir ini pisah kamar akhirnya kembali berada dalam satu kamar, dalam satu ranjang."Gak perlu, Michael. Asalkan kita sekarang baik-baik aja, kita gak perlu menceritakan semua itu. Aku aja belum dengar semua cerita kamu tapi aku sudah merasa mual. Kamu ingat kan kemarin aku sampai muntah-muntah. Kalau orang tuaku tahu, kamu mungkin gak bisa membayangkan apa yang akan terjadi." Odelyn tidak sanggup membayangkan kehancuran apa yang akan dirasakan oleh orang tuanya saat tahu bahwa menantu dan besan mereka punya sejarah yang sangat kelam seperti ini. Bagi Odelyn karena itu semua terjadi di masa lalu dan juga sekarang semua berjalan dengan normal, harusnya memang orang tuanya tidak tahu. Odelyn tahu bahwa sebenarnya keluarga suaminya adalah orang-orang yang baik. Hanya saja kedatangan
"Boleh aku tanya sesuatu?" Odelyn bertanya dengan suara yang tegas.Mendengar nada Odelyn yang berubah menjadi tegas seperti itu membuat Laura agak merasa aneh. Sebenarnya kenapa ya dengan Odelyn? "Boleh lah. Kamu nih kayak ke siapa aja sih." Laura mencoba untuk mencairkan suasana di antara mereka yang tampaknya mulai dingin membeku. Suasana seperti ini tentu harus dicairkan dengan segera bukan."Kenapa detektif swasta kamu itu bisa dapat informasi sedetail ini dalam waktu yang gak terlalu lama? Aku gak tahu seberapa mahal tarif detektif swasta yang kamu sewa. Tapi kemampuan detektif swasta itu hebat juga ya. Selain bisa menggali soal peristiwa kelam itu tapi juga bisa menggali soal potensi balas dendam yang akan dilakukan oleh orang tua kandung Edelyn. Bisa aku tahu perusahaan mana yang menaungi detektif swasta itu?" Odelyn mudah sekali dikuasai oleh kecurigaan terhadap orang-orang terdekatnya sejak Michael menyembunyikan rahasia sebesar itu darinya.Laura pun tampaknya menyadari bah
"Ya tahu waktu kamu ngomong itu. Eh, tapi kamu nih serius?" Wajah Michael yang awalnya tengil langsung berubah menjadi sangat serius."Serius lah!" Odelyn yang sudah kebingungan dengan jawaban yang diberikan oleh Michael jelas langsung merasa kesal dengan Michael yang rupanya hanya bercanda saja."Oke-oke, maaf aku pikir kamu bercanda saja. Coba kamu ceritain gimana kamu bisa tahu soal itu. Apa yang bisa bikin kamu yakin?" Michael akhirnya benar-benar serius mendengarkan cerita Odelyn. Fakta sebenarnya adalah tentu saja Michael sudah tahu akan hal ini dari Laura. Tapi lagi-lagi dia harus menyembunyikan fakta ini selamanya dari Odelyn. Sudah cukup Odelyn dikejutkan dengan peristiwa kelam itu. Kini yang perlu diketahui Odelyn hanyalah fakta bahwa keluarga mereka adalah keluarga normal yang sudah keluar dari situasi kelam seperti itu.Odelyn yang ditanya seperti itu langsung kebingungan untuk menjelaskan darimana semua ini bermula. Kalau begini kan berarti Odelyn harus menjelaskan bahwa
"Tenang sayang. Michael pasti baik-baik aja." Mama mencoba menenangkan Odelyn yang terus menangis. Ibu dan ayah kandung Odelyn tadi sedang mengurus administrasi rumah sakit.Odelyn tidak menjawab apapun dan hanya terus memeluk mamanya dengan erat. Apa yang dilihatnya tadi benar-benar tidak terduga. Bagaimana bisa mobil tadi seolah sudah bersiap untuk menabrak Michael. Michael yang berjalan di depan Odelyn tertabrak mobil dengan begitu cepatnya. Tentu saja pengendara tersebut melarikan diri dan Odelyn disini mengharapkan mukjizat Tuhan agar Michael bisa baik-baik saja. Semoga Michael akan baik-baik saja. *Michael koma dan Odelyn hanya terduduk di sisinya seperti ini. Katanya jika berhadapan dengan orang koma harus diajak bicara agar membantu proses kesadarannya. Tapi Odelyn benar-benar tidak tahu apa yang ingin dia katakan pada Michael, lebih tepatnya tidak bisa. Odelyn terbiasa mendapatkan jawaban dari Michael. Bersama Michael percakapan
Wajah Laura terlihat sangat pucat saat mendengar pertanyaan dari ibu. Bagi Odelyn itu adalah pertanyaan yang cukup aneh juga. Ibu tidak pernah bertanya seperti ini kepada orang yang baru ditemuinya. Itu berarti Laura dan ibu memang pernah bertemu sebelumnya. Ah, ini pasti pertemuan tidak sengaja seperti di tempat umum dan kebetulan ibu melihat Laura lagi disini."Kayaknya ibu papasan sama Laura di jalan atau dimana gitu, bu sampai akhirnya ibu merasa pernah melihat Laura." Odelyn sangat yakin dengan ucapannya karena memang tidak ada koneksi antara ibu dan Laura. Laura ini hanyalah sebatas sahabat Odelyn."Oh, nggak kok. Ibu pernah melihat kamu dimana gitu. Ibu juga merasa kita saling kenal cuma ibu lupa aja dengan wajahnya. Apa kita pernah berinteraksi?" Ibu rupanya tidak mempercayai ucapan Odelyn semudah itu. Ibu benar-benar merasa ada kejanggalan disini. "Saya rasa anda salah lihat, bu. Saya hanya sahabat Odelyn. Hanya saja dulu saat pernikahan Odelyn saya berhalangan hadir karena
"Kamu ada pantangan makanan waktu hamil?" Saat ini mereka sedang berada di kantin rumah sakit. Perawat yang tadi makan bersama Odelyn diminta oleh papa untuk melihat kondisi Michael."Gak ada kok, pa." Odelyn merasa sangat canggung berada di dekat papa. Selain canggung Odelyn juga merasa takut karena orang inilah yang membunuh Edelyn, ya walaupun itu karena pembelaan diri."Michael pasti baik-baik saja." Papa berucap dengan suara yang dingin. Karena terlalu dingin itulah Odelyn merasa dia menjadi beku."Iya, pa. Michael pasti akan baik-baik saja." Odelyn bingung harus berkata apa lagi. Odelyn juga tidak mengerti kenapa orang yang humornya cukup aneh di pertemuan pertama mereka malah jadi dingin seperti ini. Yang mana sifat asli dari papa?"Ini semua salah saya. Saya tahu kamu sudah tahu sebagian cerita dari kematian Edelyn. Saya yang salah karena membunuh Edelyn. Saya juga yang salah karena memalsukan penyebab kematian Edelyn. Sudah merupakan hal yang wajar jika keluarga kandung Edely
"Ya ampun, Maura! Kamu kenapa lagi ini?!" Odelyn terkejut melihat penampilan Maura yang jauh dari kata bersih dan rapi. Sebenarnya Maura pergi kemana lagi dan apa yang dia lakukan sampai penampilannya bisa sehancur itu?"Maaf, mama. Aku tuh beneran gak sengaja tahu. Aku gak mengira kalau akan jadi seperti ini." Maura seakan meminta belas kasihan dari Odelyn. "Kamu jatuh dimana lagi ini? Mama benar-benar gak habis pikir deh dengan kamu." Odelyn sudah memastikan bahwa Maura sudah dalam kondisi yang layak ketika berangkat sekolah. Odelyn tentunya berharap Maura juga akan pulang dengan keadaan yang sama. Tapi apa ini? Kenapa malah seperti ini jadinya? "Tadi aku gak sengaja deh, ma. Aku serius ini. Lagipula siapa sih yang pengen jatuh. Aku rasa gak ada yang pengen jatuh deh. Aku ini umurnya 17 tahun, ya kali aku sengaja jatuh. Itu namanya tindakan yang gak dewasa kan." Maura kesal karena di tengah kondisinya yang sedang luka seperti ini pun Odelyn seperti menyalahkan dirinya. Padahal ka
Michael dan Odelyn yang mendengar hal seperti itu jelas langsung terguncang. Maura mengalami hal mengerikan seperti itu di luaran sana dan Michael serta Odelyn malah tidak tahu apa-apa. Mereka berdua merasa tidak becus sebagai orang tua. Harusnya tidak boleh seperti ini. "Sayang, kamu gak perlu denger omongannya Helena. Orang yang mempunyai kesalahan memang bisa masuk penjara. Tapi kamu gak ada kesalahan apapun lho. Kamu gak perlu takut masuk penjara karena Helena pun gak punya hak untuk menakut-nakuti kamu masuk penjara. Mama harap Maura paham akan hal itu ya. Yang Maura perlu tahu adalah memang benar bahwa orang tuanya mama tinggal di tempat yang jauh tapi memang belum bisa menemui kita. Orang tuanya mama masih punya urusan yang masih harus diselesaikan. Kalau Helena menanyakan soal hal ini kamu bilang saja bahwa mama dan ayah gak ngasih tahu apa-apa. Kamu paham kan maksudnya mama?" Odelyn berusaha keras untuk tidak menangis di hadapan Maura. Saat ini hati Odelyn benar-benar hancur
Odelyn sampai jatuh terjerembab karena terkejut dengan suara yang tiba-tiba terdengar. Sialnya suara itu adalah suara yang tidak ingin didengar oleh Odelyn untuk saat ini. "Sayang, kamu kok sudah bangun? Ayo mama antar ke kamar lagi ya untuk tidur." Odelyn memilih untuk berlagak tidak terjadi apa-apa di depan Maura. Saat ini jantung Odelyn benar-benar berdegup dengan kencang. Michael yang tahu bahwa kondisi saat ini benar-benar tidak kondusif langsung berusaha untuk menenangkan Maura. "Nak, ayo kita ke dalam kamar dulu ya. Ini sudah malam jadi harusnya kamu sudah tidur bukannya malah berkeliaran begini." Michael juga sama terkejutnya dengan Odelyn saat Maura tiba-tiba ada disini. Barangkali Maura sudah mendengar semua pembicaraan tapi langsung tertarik di poin soal penjara. Sungguh Michael pun sampai sulit untuk berkata-kata. Saat ini yang ada di pikirannya hanyalah bagaimana bisa mengalihkan perhatian Maura. Kalau diperlukan adalah bagaimana cara membuat Maura lupa akan apa yang di
Odelyn terdiam sambil menatap dengan mata yang membesar ke arah Maura. Anak ini tahu kata penjara dari mana? Dari mana dia bisa punya spekulasi bahwa tempat yang jauh itu adalah penjara? "Penjara? Kamu kok bisa nebak gitu sih, sayang? Mama jadi takut deh kamu ngomong kayak gitu." Odelyn mencoba bercanda kepada Maura. Odelyn sangat takut tapi dia harus menyembunyikan ketakutan itu dengan baik. Pokoknya Maura tidak boleh mencurigai apapun dari Odelyn. "Loh tapi katanya Helena dulu memang keluarga ayah dan mama gak akur tuh. Nah karena gak akur itu makanya orang tuanya mama masuk penjara. Aku tuh bingung deh kenapa orang gak akur bisa sampai masuk penjara. Makanya aku nanya ke mama soal kemana orang tuanya mama. Aku tuh penasaran aja deh soalnya Helena bilang gitu. Tapi mama kok mama malah menghindar terus. Aku jadi bingung deh." Wajah Maura terlihat seperti orang yang diombang-ambing oleh kenyataan yang ada. Pada dasarnya yang terjadi adalah adalah fakta bahwa memang benar orang tuany
Odelyn sudah sering mendapatkan pertanyaan yang tidak menyenangkan dari orang-orang di sekitarnya. Tapi baru kali ini Odelyn mendapatkan pertanyaan yang tidak hanya tidak menyenangkan namun juga mengerikan. Bagaimana Odelyn akan menjawab pertanyaan semacam ini? Odelyn benar-benar kehilangan akal. "Tumben banget kamu nanyain orang tuanya mama." Odelyn menjawab dengan santai dan nada bicara yang bercanda. Tapi siapapun tahu bahwa detak jantung yang kencang ini bukanlah candaan. Saat ini Odelyn benar-benar merasa tidak nyaman. Saat ini Odelyn benar-benar tidak tahu lagi harus bagaimana. "Soalnya kalau aku main di rumah Helena tuh pasti orang tua mamanya ada lho. Sebutannya itu kakek dan nenek ya kan. Nah kalau orang tua ayah kan memang sudah meninggal. Tapi kalau orang tua mama kemana? Aku kok gak pernah tahu apa-apa tentang mereka." Wajah Maura benar-benar menunjukkan betapa besar rasa penasarannya saat ini. Odelyn sampai tidak mengerti lagi harus menjawab apa. Odelyn tidak tahu bagai
"Bukannya mama sudah bilang untuk hati-hati ya. Ini kamu sampai lecet begini lho." Odelyn tidak bisa tidak mengomel ketika melihat lutut dan pergelangan kaki Maura dipenuhi dengan luka lecet. "Ma, tolong obatin aku dulu dong. Aku nih sakit lho." Maura rupanya bisa mencari celah agar tidak terlalu dimarahi oleh Odelyn. Lihatlah sekarang bagaimana cara dia berkilah. Sungguh Odelyn tidak bisa berbuat apa-apa kalau sudah begini. "Iya sini mama obatin. Kamu gak minta mama obatin pun pasti bakal mama obatin kok. Mama tuh cuma gak tega lihat kamu begini. Lagipula kamu tuh sudah 10 tahun lho, Maura. Harusnya kan kamu tahu gimana untuk berhati-hati. Tapi lihat nih kamu sekarang." Odelyn sudah berusaha keras kok untuk tidak terlalu mengomeli Maura. Tapi apalah datanya saat ini. Odelyn terlalu gemas dengan Maura yang seringkali tidak mengerti bahwa bahaya itu pasti bisa menjemput jika tidak berhati-hati. Ah, tapi sudahlah. Saat ini Odelyn tidak mau mengomel terlalu banyak. Bisa-bisa nanti Maur
Tentu saja Odelyn mulai memahami bahwa saat ini Michael bukan hanya sekedar merasa takut atau tidak tenang karena kematian orang tuanya di rumah ini. Rumah ini menyimpan banyak kenangan entah kenangan yang buruk atau yang baik. Sayangnya kenangan yang baik itu tidak bisa menutupi kenangan yang buruk. Apalagi salah satu penyumbang kenangan buruk itu adalah orang yang baru saja meninggal dunia karena kejadian yang mengerikan. "Kenapa kita gak tinggal di rumah yang lama saja, Michael? Maksudnya daripada kita harus survei rumah dan melakukan hal-hal lain yang merepotkan terkait pembelian rumah ini." Odelyn bisa melihat bahwa Michael terlalu bersikeras agar mereka bisa pindah rumah tapi tidak di rumah lama mereka. Michael ingin pindah ke rumah lain pokoknya. "Kamu tahu sendiri kan kalau sekarang kita sudah punya anak. Kalau tetap di rumah itu tentu saja tidak bagus dong. Rumah itu terlalu sempit untuk Maura yang aktif bergerak kesana kemari. Aku gak mau gerak Maura jadi terbatas karena r
Odelyn pikir ketika suatu saat dia mendengar kabar bahwa orang tua Edelyn meninggal, dia akan kegirangan. Pada kenyataannya adalah Odelyn justru tidak merasakan apapun. Rasanya kosong dan hampa. Ini benar-benar tidak ada artinya. Odelyn jadi bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Apakah ini akhir yang dia inginkan? Bukankah kematian orang tua Edelyn sudah selayaknya dirayakan?"Mbak, kamu kok bisa dapat info soal kematian mereka?" Odelyn tidak paham sejauh apa pengasuh Maura tahu mengenai hubungan buruk antara keluarga ini dengan orang tua Edelyn. Tapi sepertinya melihat dari bagaimana pengasuh Maura itu memberitahukan hal tersebut kepada Odelyn dan Michael, pengasuh Maura kelihatan bahagia. Apakah ini hanyalah asumsi Odelyn yang tidak berdasar? Ah, entahlah. Odelyn juga malas jika harus memikirkan hal yang tidak penting seperti itu."Dari teman saya yang kebetulan kerja dekat sana, bu. Tetangga itu pada kenal ke mereka itu sebatas mereka orang tua Edelyn. Gak ada yang tahu nama mereka
Hidup Odelyn dan Michael perlahan-lahan benar-benar tertata ke arah yang mereka inginkan. Sekarang ini hanya ada kebahagiaan dan itu jelas membuat mereka berdua bahagia. Ah, bahkan bahagia saja tidak cukup untuk menggambarkan betapa leganya mereka saat ini. Ah, memang benar ya bahwa kesedihan ataupun kebahagiaan itu tidak ada yang permanen. Ini semua adalah tentang bagaimana cara mereka bertahan."Odelyn, menurut kamu apa rumah ini terlalu besar untuk kita tempati? Kamu mau rumah yang lebih kecil atau tetap disini saja?" Saat ini Odelyn dan Michael sedang bersantai. Ah, Michael perlu waktu yang cukup lama untuk bisa bersantai dengan tenang seperti ini sejak kematian ibu. Sekarang sudah tiga tahun semenjak kematian ibu."Kamu tiba-tiba nanya begitu kok aneh banget sih. Bukannya disini saja sudah nyaman ya. Buat apa harus pindah rumah. Yang ada nanti malah boros karena uang yang ada malah untuk biaya rumah." Odelyn merasa aneh karena Michael kan bukan orang yang boros. Lalu mengapa seka