Wajah Laura terlihat sangat pucat saat mendengar pertanyaan dari ibu. Bagi Odelyn itu adalah pertanyaan yang cukup aneh juga. Ibu tidak pernah bertanya seperti ini kepada orang yang baru ditemuinya. Itu berarti Laura dan ibu memang pernah bertemu sebelumnya. Ah, ini pasti pertemuan tidak sengaja seperti di tempat umum dan kebetulan ibu melihat Laura lagi disini."Kayaknya ibu papasan sama Laura di jalan atau dimana gitu, bu sampai akhirnya ibu merasa pernah melihat Laura." Odelyn sangat yakin dengan ucapannya karena memang tidak ada koneksi antara ibu dan Laura. Laura ini hanyalah sebatas sahabat Odelyn."Oh, nggak kok. Ibu pernah melihat kamu dimana gitu. Ibu juga merasa kita saling kenal cuma ibu lupa aja dengan wajahnya. Apa kita pernah berinteraksi?" Ibu rupanya tidak mempercayai ucapan Odelyn semudah itu. Ibu benar-benar merasa ada kejanggalan disini. "Saya rasa anda salah lihat, bu. Saya hanya sahabat Odelyn. Hanya saja dulu saat pernikahan Odelyn saya berhalangan hadir karena
"Kamu ada pantangan makanan waktu hamil?" Saat ini mereka sedang berada di kantin rumah sakit. Perawat yang tadi makan bersama Odelyn diminta oleh papa untuk melihat kondisi Michael."Gak ada kok, pa." Odelyn merasa sangat canggung berada di dekat papa. Selain canggung Odelyn juga merasa takut karena orang inilah yang membunuh Edelyn, ya walaupun itu karena pembelaan diri."Michael pasti baik-baik saja." Papa berucap dengan suara yang dingin. Karena terlalu dingin itulah Odelyn merasa dia menjadi beku."Iya, pa. Michael pasti akan baik-baik saja." Odelyn bingung harus berkata apa lagi. Odelyn juga tidak mengerti kenapa orang yang humornya cukup aneh di pertemuan pertama mereka malah jadi dingin seperti ini. Yang mana sifat asli dari papa?"Ini semua salah saya. Saya tahu kamu sudah tahu sebagian cerita dari kematian Edelyn. Saya yang salah karena membunuh Edelyn. Saya juga yang salah karena memalsukan penyebab kematian Edelyn. Sudah merupakan hal yang wajar jika keluarga kandung Edely
Ini apa? Apakah Odelyn benar-benar dikhianati oleh orang terdekatnya? Apakah itu sebabnya Laura seakan tahu dengan detail dan dalam waktu yang cepat itu tahu segala informasi yang berkaitan dengan Edelyn? Hah itu sebabnya Laura berada di dekat Odelyn selama ini?"Papa salah orang mungkin." Kalimat penyangkalan itu hanyalah alibi Odelyn yang tak sanggup dengan pengkhianatan yang dia alami. Odelyn tidak mampu jika dirinya harus dikhianati sampai seperti itu padahal dia sudah sangat percaya kepada Laura. Kenapa Laura berbuat seperti ini kepada Odelyn? Apa alasannya?"Saya gak salah orang, Odelyn. Anak itu memang orang yang terlibat dalam balas dendam yang diinisiasi oleh orang tua kandungnya." Suara papa kini terdengar melunak. Hal ini mungkin saja karena papa merasa iba dengan Odelyn yang dikhianati oleh Laura.Odelyn merasa pusing. Tiba-tiba pendengarannya hanya terdengar samar-samar begitu juga dengan penglihatannya. Odelyn seakan melihat wajah papa yang bergoyang-goyang. Kenapa ini?
Ibu tertegun. Ibu tidak mengira akan mendengar permintaan seperti ini dari mulut Odelyn. "Nak, kalau kamu sudah sembuh pun hari ini ibu bisa bawa kamu kesana. Yang terpenting itu adalah kamu sembuh dulu ya, jangan memikirkan banyak hal yang gak penting." Ibu menenangkan pikiran Odelyn yang tampaknya memang tidak stabil. Yang saat ini diinginkan Odelyn pasti hanyalah pikiran yang tenang."Gimana caranya, bu?" Odelyn menangis. Setelah sekian lamanya dia menangis dalam dia, tanpa diketahui oleh orang lain, hari ini Odelyn menangis di depan ibu."Cara apa, nak?" Ibu mengelus-elus punggung Odelyn yang membelakangi dirinya. Dalam hati ibu menahan perih yang amat sangat karena baru sadar bahwa punggung Odelyn sangatlah kurus. Sejak kapan menantunya jadi seperti ini? Ini bukanlah Odelyn. Rupanya masalah-masalah yang ada telah benar-benar merenggut kebahagiaan Odelyn. "Cara agar pikiran kamu tenang?" Ibu bertanya dengan perlahan."Cara agar aku bisa bahagia di tengah situasi ini. Aku gak bisa
"Odelyn? Kamu mikirin apa?" Mama sedang membereskan barang-barang milik Odelyn. Sebentar lagi mereka akan menuju ke rumah sakit untuk persiapan melahirkan."Menurut mama mending aku operasi caesar atau melahirkan secara normal ya?" Ini menjadi kebimbangan Odelyn dari kemarin. Odelyn tidak mengerti harus bagaimana dan apa yang sebaiknya dia pilih. Yang terpenting adalah saat ini Odelyn benar-benar tidak tahu bagaimana caranya melahirkan. Melahirkan itu adalah sesuatu yang luar biasa mengerikan bukan? Odelyn seringkali membaca atau melihat di media sosial bahwa melahirkan itu benar-benar sakit luar biasa."Kalau menurut mama selagi gak ada keadaan yang darurat mendingan melahirkan secara normal saja. Kalau melahirkan secara normal itu ya waktu melahirkan itu yang sakit tapi setelahnya akan baik-baik saja, gak akan sakit lagi. Kalau kamu melahirkan secara caesar tentu saja waktu melahirkan gak akan sakit tapi setelahnya itu yang akan sakit, untuk pemulihan juga cukup lama. Jadi mama rasa
Tangan Odelyn langsung berkeringat dingin. Michael memang sudah rutin pergi ke psikiater untuk mengobati halusinasinya terhadap kehadiran Edelyn. Kesepakatan Michael dan Odelyn juga sudah jelas yaitu tidak akan memberitahukan hal ini kepada orang tua mereka karena bagi mereka hal ini tidak perlu diketahui oleh para orang tua, terutama orang tua Odelyn."Odelyn kok diam saja sih? Mama tanya, Michael gak kayak gitu kan? Michael gak menderita penyakit mental kan?" Wajah mama terlihat sangat gusar ketika meminta penjelasan dari Odelyn."Michael sehat ma, Michael gak sakit mental. Mungkin saja temen arisan mama itu salah lihat kan. Kalaupun Michael ke rumah sakit itu karena ya dia kan calon ayah siaga jadi biasanya dia datang ke dokter kandungan tanpa aku. Michael bakal tanya-tanya lebih lanjut walaupun sebelumnya ketika ke dokter kandungan bareng aku semua pertanyaan itu sudah terjawab." Odelyn tidak berbohong mengenai dokter kandungan. Odelyn hanya berbohong pada bagian sakit mental kare
Odelyn tidak bisa untuk tidak menahan nafas. Kemarahannya mulai memuncak karena merasa mamanya sudah terlalu lancang dalam bertanya."Mama! Mama kan tadi sudah nanya ke aku dan aku jawab bukan. Michael gak menderita sakit mental apapun. Kenapa mama malah nanya kayak gitu sih ke Michael? Michael itu juga capek lho ma habis pulang dari kantor. Mama gak seharusnya nanya kayak gitu." Odelyn dengan nada bicaranya yang sedikit gusar dan mulutnya yang merengut adalah kombinasi yang menggambarkan betapa kesalnya dia saat ini.Mama yang tidak mengira bahwa respon Odelyn akan sekeras ini langsung membela diri. "Mama cuma nanya Odelyn. Memang apa salahnya mama memastikan hal itu?" Nada bicara mama pun mulai meninggi.Michael yang tahu bahwa kondisi saat ini benar-benar tidak kondusif langsung berinisiatif mengambil alih pembicaraan. "Mama—" Tapi sayangnya rencana Michael hanyalah tinggal rencana. Belum sempat Michael menyelesaikan kalimatnya, Odelyn sudah bicara lagi dengan suara yang terdengar
Michael tidak menjawab permintaan maaf Odelyn dan hanya merentangkan tangannya sebagai tanda siap memberikan pelukan.Odelyn yang memahami tanda itu langsung menuju ke arah Michael. Tentunya Odelyn sangat ingin untuk berlari. Tapi Odelyn juga sadar akan kondisi kandungannya yang tidak memungkinkan untuk hal tersebut."Gak perlu minta maaf. Wajar buat mama merasa khawatir sama anaknya sendiri kan." Sebenarnya Michael ingin menasihati Odelyn soal sikap kasarnya pada mama tadi. Tapi Michael mengurungkan hal tersebut karena tidak tahu seberapa terlukanya Odelyn selama ini. Ucapan seperti itu pasti adalah hasil rasa kecewa Odelyn terhadap mamanya yang tidak pernah diungkapkan selama ini. Saat ini Michael harus jadi orang yang ada untuk mendukung Odelyn, bukannya malah memojokkan dirinya."Odelyn, sebentar lagi kita kan akan punya anak. Jadi aku harap kita bisa hidup bahagia ya mulai sekarang. Kalau kamu ada cerita kurang mengenakkan yang kamu simpan sendiri tolong kasih tahu aku ya. Aku in