Share

Mafia Gen-X

Penulis: Wina Faathimah
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-14 15:11:43

Pukul 05.30 pagi.

Mazaya memasuki sebuah gedung yang sudah agak tua dan terletak di pinggiran kota Jakarta. Gedung itu adalah markas besar mafia Gen-X yang memiliki anggota lebih dari 300 orang. Mafia Gen-X sendiri berbeda dengan mafia kebanyakan, mereka lebih mengedepankan kualitas personal anggotanya sehingga tidak banyak yang berhasil masuk dalam kelompok mereka. Setiap anggota yang baru bergabung atau calon anggota baru harus memiliki kualifikasi khusus, misal bidang teknologi informasi, bahasa asing, manajemen bisnis, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, kelompok Gen-X selalu diperhitungkan oleh para pengusaha baik dalam negeri maupun luar negeri.

Selain itu, jika kelompok mafia lainnya memiliki bisnis utama mengarah pada hal negatif seperti narkotika, tapi tidak untuk Gen-X. Usaha utama mereka adalah pengembangan software dan jasa digital marketing. Sudah menjadi rahasia umum jika ingin bekerja sama dengan mafia Gen-X harus rela 'merogoh kocek' yang tidak sedikit. Profesionalitas menjadi prioritas dalam menjalankan tugas bagi kelompok mafia Gen-X.

Sudah menjadi rutinitas harian Mazaya, sebelum berangkat menjalankan tugasnya ia selalu mampir di 'kantor' itu terlebih dahulu. Entah ada urusan penting atau sekedar say hello kepada anggota yang lain. Hal itu juga merupakan kode etik mereka sebagai anggota.

"Hallo, Zay," sapa Elena ketika berpapasan di koridor.

"Hallo, Elena. Mana Aldo?" Biasanya Elena selalu bersama dengan Aldo, oleh karena itu, mereka di juluki couple Gen-X.

"Dia lagi tugas. Oke, bye, gue duluan." Elena melambaikan tangan.

Mazaya membalas lambaian tangannya, "Bye."

Mazaya memasuki sebuah ruangan setelah melalui proses scanning di depan pintu yang secara otomatis mengenali objek yang akan memasuki ruangan. Jika objek tersebut terdeteksi sesuai kode yang sudah ditentukan, maka pintu akan otomatis terbuka.

Mazaya menatap seorang pria yang sedang duduk di balik meja dengan senyuman mengembang begitu melihat kehadirannya.

"Gue nungguin lo semaleman di sini, dan lo baru nongol pagi ini," gerutu pria itu.

"Sorry, Zeta. Gue capek banget kemarin, jadi langsung pulang." Mazaya duduk di hadapan pria yang telah membawanya ke dunia hitam ini. Mazaya lebih nyaman memanggil Zeta pada pria itu seperti pertama kali mereka berkenalan. Bagi Mazaya, sosok Zeta seperti sahabat sekaligus kakak. Dia selalu melindungi dan membantunya di saat-saat dibutuhkan.

"Thanks, lo udah berhasil mengirim datanya. Lo pasti bakal dapet hadiah besar dari Big Boss. Sore ini data akan di olah, nanti gue kabarin hasilnya." Zeta bangkit dari tempat duduknya menghampiri Mazaya, lalu merapikan wig yang melekat di kepala gadis itu.

"Lo harus ingat, jangan sampe ketemu sama CEO GMI, dia orangnya sangat teliti. Hindari pekerjaan berat dan sensitif. Kita usahakan lebih duluan selesai mengolah 10% sisanya sebelum mereka selesai," pesan Zeta.

Bagi anggota mafia, pantang menanyakan alasan dari setiap misi yang dilaksanakan. Mereka hanya perlu menyelesaikan misi sesuai dengan instruksi yang diberikan. Meskipun berbagai pertanyaan berkecamuk dalam pikiran Mazaya, dia tidak menanyakannya, kecuali untuk hal-hal yang bersifat santai.

"Siap, Tuan Zeta!" Mazaya menundukkan kepala dengan gaya Jepang membuat Zeta tersenyum.

Mazaya berdiri, lalu beranjak menuju ke arah pintu. Namun sebelum melangkah, Zeta menarik kembali tangannya sehingga posisi mereka berhadapan. Mazaya terperangah melihat hidung Zeta tepat berada di hadapan hidungnya, jantungnya berdegup kencang.

"Dan berhati-hatilah," bisik Zeta sambil merapikan rambut Mazaya ke belakang telinga. Lalu ia berbalik kembali ke tempat duduknya.

Mazaya masih terpaku di tempatnya berdiri. Lalu cepat-cepat keluar dari ruangan. Ia masih merasakan detak jantung yang tak beraturan hingga sampai di motornya.

***

Seorang pemuda berwajah tampan duduk termenung di kursi kerjanya. Dialah otak GMI berjalan, sang CEO yang tidak pernah terekspos fotonya di sosial media atau di mana pun. Ia melarang keras siapa pun mengambil foto dirinya baik terang-terangan atau sembunyi-sembunyi dan akan menuntut ke ranah hukum jika sampai ketahuan ada yang melakukan hal itu. Sebuah hal yang aneh, tapi itulah pilihan hidupnya.

Ia memikirkan laporan Jonathan tentang adanya sebuah laporan transfer data yang muncul sepersekian detik lalu menghilang tanpa jejak. Sesekali keningnya berkerut sambil tangannya meremas dagu, membuat alisnya yang tebal seolah menyatu dan bibirnya yang tipis menjadi berkerucut. Membayangkan segala kemungkinan terburuk tentang software terbarunya membuatnya sakit kepala. Ia menyapu kepalanya dengan kasar sehingga rambutnya yang halus berponi tidak berbentuk lagi. Wajahnya yang bergurat halus kini berubah menjadi tegang.

Tok! Tok! Tok!

Seseorang mengetuk pintu membuat konsentrasinya terpecah.

"Masuk!" seru CEO. Suaranya yang berwibawa menggaung ke seluruh ruang kerjanya.

Seorang wanita masuk membawa tumpukan berkas di tangannya. Melihat itu, CEO menutup mata teduhnya, sudah terbayang kesibukan yang akan menemani hari-harinya.

"Kiara, tidak bisakah lo buat gue isitirahat sehari saja?" gerutu CEO pada sekretaris pribadinya itu.

Mendengar hal itu Kiara tersenyum simpul menunjukkan lesung di pipinya.

"Ada surat tanpa nama juga, Pak," ujar Kiara membuat CEO seketika menegakkan posisi duduknya.

"Letakkan di sini," perintah CEO dengan penuh semangat.

Klara meninggalkan ruangan setelah meletakkan berkas pada tempat yang ditunjukkan.

CEO memandang sepucuk surat tanpa nama itu, mengambilnya, lalu membukanya perlahan.

______________________________________________

Dear Rafa Sarfaraz

Lo pasti udah lupa sama gue, kan?

Pastilah, lo kan sekarang udah sukses.

Udahlah, cuma itu aja yang gue mau tanya.

Gue cuman mau ngasih tahu, kalo lo nikah jangan lupain gue!

Eshan Baihaqi

______________________________________________


CEO ---Rafa Sarfaraz--- menepuk jidatnya.

"Oh, My God! Eshan, I'm so sorry! tidak terasa sudah 3 tahun kita tidak pernah ketemu, gue janji dalam waktu dekat bakal ngundang lo makan deh. Ah, jangan! nge-game kayaknya lebih seru dan menantang." Rafa tertawa lebar.

Ia lalu mulai memeriksa satu per satu berkas-berkas di atas meja. Kini harinya menjadi bersemangat dengan datangnya surat dari sahabat karibnya.

Memang terkadang hal-hal kecil dan sederhana justru lebih memberikan efek positif dari pada hal-hal besar dan istimewa. Oleh karena itu, dalam hidup kita mesti melakukan sekecil apa pun kebaikan karena bisa memberikan efek positif bagi orang lain.


Pukul 14.00 siang.

Rafa meninggalkan ruang kerjanya dan mewakilkan tugas pada asistennya. Dia memiliki janji pada ibunya untuk menemani berbelanja. Sebenarnya ia sangat malas pada aktifitas satu ini, sebab biasanya wanita sangat pemilih dan tidak akan puas samapi benar-benar mantap di hatinya. Namun karena permintaan sang ibu, ia tidak bisa menolak. Ia sangat menyayangi ibunya, bahkan ia terkesan manja pada usinya yang sudah melewati seperempat abad itu.

"Halo, Ma, iya sudah jalan, nih, tunggu sekitar 10 menit." Rafa menutup telepon dan berjalan dengan tergesa. Tatapan dan sapaan dari pada karyawan tidak dipedulikannya lagi.

Bab terkait

  • Rahasia Gadis Mafia   Kecelakaan

    Mazaya masih lurus menatap monitor. Bola matanya yang kecokelatan menari-nari seiring ketikan program yang terus memanjang memenuhi screen komputer. Tugasnya hari ini membuat efek yang dinamis pada software New World. Ia semakin berhati-hati dalam bekerja, sebab semua perangkat sudah dipasang alat pengintai.Ia melirik jam tangan merk Expedition yang melingkar di pergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul 16.00, waktunya untuk pulang. Ia teringat sore ini rapat di markas, meskipun dia tidak diundang, tetapi dia sangat penasaran untuk mengetahui hasilnya."Yog, Ger, gue duluan, ya. See you tomorrow (sampai ketemu besok)," pamit Mazaya alias Hexel."Bye, be careful (hati-hati di jalan)," ucap Yoga dan Gery hampir bersamaan."Udah mau pulang, Hex?" Meta memperhatikannya dari tempat duduknya."Iya, duluan, ya." Hexel melambai sambil berlalu. Meta mengerucutkan bibirnya tidak mendapat perhatian dari Hexel.Mazaya mengendarai motornya menyusuri jalan

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-14
  • Rahasia Gadis Mafia   Gadis Yang Kuat

    Pintu mobil terbuka, keluarlah seorang wanita paruh baya. Pemuda yang membawa motor Mazaya tadi membukakan pintu mobil yang sebelah, lalu turunlah Mazaya dipapah oleh pemuda itu."Zaya! apa yang terjadi sama lo, Nak?" Bu Maimunah langsung menghampiri putrinya yang berjalan tertatih."Maaf, Bu. Tadi ada kecelakaan di jalan, saya me....""Cuma kecelakaan kecil kok, Mak, udah biasa. Nggak apa-apa, paling juga besok udah sembuh," sela Mazaya memotong ucapan Rafa.Rafa tertegun sejenak, bingung mau mengatakan apa lagi."Boleh tuliskan nomor ponsel lo di sini?" Rafa mengulurkan ponselnya. Mazaya menatap pria itu sejenak, lalu mengambil ponsel itu dan menuliskan nomornya."Nama?" tanya Rafa lagi."Zaya," jawabnya singkat, ia sudah sangat ingin masuk ke dalam memeriksa lukanya, namun pria itu tidak juga pergi."Kalau anak ibu butuh bantuan atau pengobatan,

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-14
  • Rahasia Gadis Mafia   Di Tempat Tukang Urut

    Sepanjang perjalanan Mazaya hanya diam sambil memperhatikan pemandangan di jalanan. Bu Maimunah yang banyak berbicara mencairkan suasana yang terasa kaku."Nak Rafa kerja di mana?" Bu Maimunah membuka percakapan."Di kantor pengembangan software, Bu." Rafa tidak menyebutkan identitas yang sesungguhnya. Ia memang memegang komitmennya untuk menyembunyikan identitasnya kepada siapa pun. Ia benar-benar tidak ingin dikenal, padahal selalu membicarakan perusahaannya."Oh, sama dengan Zaya kalo begitu. Dia juga kerja di tempat begitu, apa ya nama kantornya? apa, Zay?" Bu Maimunah berpaling pada putrinya yang acuh pada percakapan mereka."Emak, kenapa sih cerita pekerjaan segala," ketus Mazaya merengut."Ih, lo itu ya. Ah, namanya ada Garuda-Garudanya gitu, cuma gue nggak tahu pasti juga." Bu Maimunah mencolek lengan Mazaya yang tidak mau bekerjasama dengannya."Oh, Garuda Mediatama bukan?

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-14
  • Rahasia Gadis Mafia   Perasaan Aneh

    Tiga hari berlalu.Mazaya sudah kembali masuk kerja, hanya tinggal sedikit bekas luka di jidatnya yang masih membekas, dia menempelnya dengan hansaplas agar tidak menimbulkan pertanyaan."Halo, Hexel, akhirnya lo udah sehat. Kenapa lo bisa sakit sih?" Yoga dan Gery langsung menyambut kedatangannya."Nggak tau juga, mungkin lagi musim kali, banyak yang demam di kompleks gue. Maaf ya, udah ngerepotin lo berdua." Hexel meletakkan tas punggungnya di sandaran kursi."Iya, nih, pekerjaan lo berat banget, gue nggak terlalu memahami bagian itu. Jadi belum kelar deh." Yoga memasang wajah bersalah karena tidak mampu menyelesaikan tugasnya."What? gawat! kalo gitu mulai sekarang jangan ganggu gue, oke? gue mau selesaikan hari ini juga. Tapi lo berdua mesti ambilin gue makan siang, minuman capuccino dingin, plus kentang goreng. Oya satu lagi, sama es krim." Hexel menahan tawanya sebisa mungkin agar terlihat serius.

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-14
  • Rahasia Gadis Mafia   Misi Malam

    "Emang napa lo?" Rafa keheranan melihat ekspresi tidak biasa sepupunya yang terkenal cool sama dengannya."Lo punya cewek, nggak?""Hah?" Rafa terkejut mendengar pertanyaan sepupunya yang tiba-tiba dan aneh itu."Kenapa lo tanya begitu?" tanya Rafa heran."Udah deh jawab apa susah amat," gerutu Jonathan."Nggak! napa lo? lo dapet cewek?" gurau Rafa sambil tersenyum.Jonathan mendekat ke arah Rafa, lalu dipeluknya sepupunya itu. Sontak Rafa berontak."Lo napa sih, aneh banget, tau?" Rafa duduk menjauh dari Jonathan."Apa lo merasakan sesuatu yang aneh?" Jonathan bertanya dengan wajah polos yang lucu."Merasakan apa?" Rafa tergelak. "Jangan-jangan lo nggak normal, ya kan? Oh Tuhan, ada dari keluarga gue yang nggak normal?"Jonathan meninju lengan Rafa."Makanya cariin gue cewek, gue mau ngetes apa gue

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-16
  • Rahasia Gadis Mafia   Tragedi Whiz Hotel

    Mazaya dan Zeta terlibat perkelahian sengit dengan para pria itu. Mereka adalah para penjaga elit di acara pertemuan tersebut. Entah mereka berada di pihak yang mana. Mereka memiliki keahlian beladiri khusus, cukup sulit menyingkirkan mereka.Mazaya terdesak ke sisi balkon yang mengarah ke bawah, dengan sekali gerakan ia menaiki pagar balkon itu dan melompat sekaligus melakukan tendangan telak kepada tiga orang musuh yang mengepungnya. Sementara Zeta berupaya menyingkirkan empat orang lainnya di dalam kamar hotel.Mazaya kembali melompat dengan bersalto dan berdiri di atas pundak dua orang musuh, lalu membenturkan kepala keduanya hingga mengucurkan darah. Dua orang itu ambruk dan tak bisa bergerak lagi. Satu orang lainnya tertegun sejenak melihat nasib dua orang temannya, ia mengeluarkan sebilah pisau belati kecil yang berkilat di bawah sinar lampu balkon. Ia maju penuh percaya diri dengan belati di tangannya, mengayunkan belati ke arah perut Mazaya

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-16
  • Rahasia Gadis Mafia   Di Skors

    Mazaya dan Zeta tiba di markas menjelang subuh. Mereka langsung menuju ke ruangan Bigboss yang pasti sedang menunggu mereka.Sesampainya di ruangan Bigboss, mereka duduk di sofa di sudut ruangan. Mereka mulai melepas sarung tangan, topi, dan penutup wajah. Bigboss memperhatikan mereka tanpa berkedip."Zaya, harus berapa kali gue ingetin ke elo supaya menahan sedikiiit saja --amarahmu. Oke, semua tau lo hebat, tapi... apakah semua membaik kalo diselesaikan begini?" Bigboss mengusap rambutnya, lalu membuang muka. Raut wajahnya menunjukkan rasa kesal.Mazaya hanya tertunduk menggigit bibirnya yang tipis. Digenggamnya jemarinya erat-erat."Gue harap ini terakhir kali lo begini. Ke depan pekerjaan semakin banyak, profesionalisme harus ditingkatkan.""Ma-maafkan gue, Bigboss." Terbata ia mengeluarkan suaranya."Setiap pelanggaran hukuman tetap berlaku. Lo di-skors satu minggu. Gaji dipoto

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-16
  • Rahasia Gadis Mafia   Jalan-Jalan Ke Taman

    Pagi-pagi sekali Rafa sudah memarkirkan mobilnya di depan rumah Mazaya. Ia sangat bersemangat menjemput Mazaya sepagi itu.Bu Maimunah yang sedang menyapu halaman menyambut kedatangannya dengan senyum ramah."Rafa datang lagi," sapa Bu Maimunah."Iya, Bu, mau ngajak Zaya jalan-jalan biar dia semangat. Semalem kusut banget mukanya." Rafa menjawab dengan sopan.Bu Maimunah masuk ke dalam memanggil putrinya. Rafa menunggu di halaman, lalu bersandar di depan mobilnya. Telepon berdering, ia segera mengambil ponselnya."Jonathan, ngapain dia nelpon hari libur begini." Rafa membatin, ia menggeser layar ponselnya."Halo, Bro," Rafa menjawab panggilan."Lo di mana? gue di rumah lo, katanya lo keluar." Suara lantang Jonathan terdengar dari seberang."Ganggu aja sih lo. Udah ya, ntar gue telpon kalo mau balik." Rafa menutup teleponnya. Lalu membuka-buka pesan

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-16

Bab terbaru

  • Rahasia Gadis Mafia   Elegi Cinta

    Rafa akhirnya pergi mencari air minum untuk Mazaya yang tengahmegap-megapsambil mengipasi lidahnya yang terjulur, air matanya mengalir. Ia benar-benar tidak menyangka gadis itu tidak bisa makan makanan pedas. Setelah mendapatkan air minum, ia segera menyerahkan pada Mazaya dan membukakan penutupnya."Sorry, gue nggak tau kalo lo nggak makan pedes, gue pikir tadi sama pentolnya." Rafa memasak wajah iba. Rafa mengusap air mata di pipi Mazaya yang terus mengalir karena kepedasan."Udah, nggak apa-apa kok, ntar juga ilang.Thanksnyariin gue air," ucapnya sambil tersenyum -berusaha tersenyum lebih tepatnya-."Beneran lo nggak apa-apa? Kalo mau bales ke gue nggak apa-apa kok, asal lo jangan marah." Rafa memegang kedua pipi Mazaya dan menghadapkannya ke wajahnya agar mata mereka saling tatap."Apaan sih, nggak apa-apa, Raf.Swear!" Mazaya mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya sambil ters

  • Rahasia Gadis Mafia   Menjalani Dua Tugas

    Lewat tengah hari, Hexel kembali meminta izin untuk pulang lebih awal sekaligus meminta keringanan untuk ke depannya bisa selalu pulang lebih awal.Jonathan mengabulkan permintaan Hexel. Sebagai gantinya, ia harus membantu anggota tim lain yang belum selesai. Hexel menerima penawaran Jonathan, artinya dia harus lebih bekerja keras lagi ke depannya. Tetapi itu tidak masalah, yang penting ia bisa menyelesaikan kedua tugas besarnya tanpa masalah.Hexel memacu motor besarnya menuju ke markas untuk berganti pakaian, lalu melanjutkan perjalanannya ke kantor Adidaya Komputindo. Kini ia telah kembali menjadi sosok Mazaya Vienita yang cantik.Di sana, Mazaya di arahkan menuju sebuah ruang rahasia khusus untuk mengerjakan proyek-proyek tertentu, salah satunya New World. Sebenarnya, hati kecil Mazaya menolak melakukan semua itu, apalagi ia mengerjakan satu software untuk dua dua perusahaan yang berbeda dan tujuan yang berbeda.Mazaya mulai melakukan tugasnya. Di rua

  • Rahasia Gadis Mafia   Dobel Job Dobel Masalah

    Sore itu, di aula markas yang luasnya hanya 4 x 5 meter telah berkumpul beberapa orang. Mereka adalah para utusan dari Adidaya Komputindo yang dipimpin oleh Mr. Mark Louis, seorang pria berdarah Amerika, namun sudah menjadi warga negara Indonesia.Mr. Mark datang bersama seorang wanita dan dua orang pria. Mazaya menduga mereka pastilah asisten kepercayaannya.Mazaya diam tanpa bergerak di tempat duduknya, pandangan matanya lurus ke meja di hadapannya. Masih terngiang di telinganya persyaratan untuk terbebas dari masa skorsing adalah menyelesaikan proyek New World hingga 100% sesuai dengan model yang diinginkan pihak Adidaya Komputindo. Sebab dialah satu-satunya anggota terbaik yang paling membidangi pengembangan software."Well, let's start the meeting now. Bagaimana kelanjutan proyek?" Mr. Mark membuka topik pembicaraan dengan gaya bicara yang masih kental aksen Inggrisnya."Semua sudah siap, anak kami, Mazaya yang akan menyelesaikannya

  • Rahasia Gadis Mafia   Punggung

    Mazaya muncul dari balik bunga-bunga yang rimbun sambil mengebaskan lengan bajunya yang tampak basah. Rafa memandanginya dengan perasaan khawatir."Lo dari mana aja? gue panik pas kembali lo nggak ada." Rafa tidak sabar menyusul Mazaya yang masih agak jauh."Oh iya, sorry, Raf, tadi habis dari toilet. Jadi gimana copetnya, ketemu?" Mazaya berbicara sambil terus berjalan tanpa memperhatikan Rafa yang sangat khawatir."Iya udah, tasnya ibu tadi juga sudah dibalikin, copetnya dibawa ke kantor polisi." Rafa menjelaskan dengan penuh semangat berharap Mazaya tentang aksi heroiknya tadi. Namun harapannya pupus karena gadis itu tetap terus berjalan tanpa berkata apa pun."Syukurlah kalo gitu. Yuk, cari tempat lain yang lebih sejuk." Mazaya berjalan cepat lebih dulu meninggalkan Rafa.Memperhatikan punggung Mazaya, Rafa merasa pernah melihat sebelumnya, namun ia lupa di mana. Ia berjalan mengikuti di belakan

  • Rahasia Gadis Mafia   Jalan-Jalan Ke Taman

    Pagi-pagi sekali Rafa sudah memarkirkan mobilnya di depan rumah Mazaya. Ia sangat bersemangat menjemput Mazaya sepagi itu.Bu Maimunah yang sedang menyapu halaman menyambut kedatangannya dengan senyum ramah."Rafa datang lagi," sapa Bu Maimunah."Iya, Bu, mau ngajak Zaya jalan-jalan biar dia semangat. Semalem kusut banget mukanya." Rafa menjawab dengan sopan.Bu Maimunah masuk ke dalam memanggil putrinya. Rafa menunggu di halaman, lalu bersandar di depan mobilnya. Telepon berdering, ia segera mengambil ponselnya."Jonathan, ngapain dia nelpon hari libur begini." Rafa membatin, ia menggeser layar ponselnya."Halo, Bro," Rafa menjawab panggilan."Lo di mana? gue di rumah lo, katanya lo keluar." Suara lantang Jonathan terdengar dari seberang."Ganggu aja sih lo. Udah ya, ntar gue telpon kalo mau balik." Rafa menutup teleponnya. Lalu membuka-buka pesan

  • Rahasia Gadis Mafia   Di Skors

    Mazaya dan Zeta tiba di markas menjelang subuh. Mereka langsung menuju ke ruangan Bigboss yang pasti sedang menunggu mereka.Sesampainya di ruangan Bigboss, mereka duduk di sofa di sudut ruangan. Mereka mulai melepas sarung tangan, topi, dan penutup wajah. Bigboss memperhatikan mereka tanpa berkedip."Zaya, harus berapa kali gue ingetin ke elo supaya menahan sedikiiit saja --amarahmu. Oke, semua tau lo hebat, tapi... apakah semua membaik kalo diselesaikan begini?" Bigboss mengusap rambutnya, lalu membuang muka. Raut wajahnya menunjukkan rasa kesal.Mazaya hanya tertunduk menggigit bibirnya yang tipis. Digenggamnya jemarinya erat-erat."Gue harap ini terakhir kali lo begini. Ke depan pekerjaan semakin banyak, profesionalisme harus ditingkatkan.""Ma-maafkan gue, Bigboss." Terbata ia mengeluarkan suaranya."Setiap pelanggaran hukuman tetap berlaku. Lo di-skors satu minggu. Gaji dipoto

  • Rahasia Gadis Mafia   Tragedi Whiz Hotel

    Mazaya dan Zeta terlibat perkelahian sengit dengan para pria itu. Mereka adalah para penjaga elit di acara pertemuan tersebut. Entah mereka berada di pihak yang mana. Mereka memiliki keahlian beladiri khusus, cukup sulit menyingkirkan mereka.Mazaya terdesak ke sisi balkon yang mengarah ke bawah, dengan sekali gerakan ia menaiki pagar balkon itu dan melompat sekaligus melakukan tendangan telak kepada tiga orang musuh yang mengepungnya. Sementara Zeta berupaya menyingkirkan empat orang lainnya di dalam kamar hotel.Mazaya kembali melompat dengan bersalto dan berdiri di atas pundak dua orang musuh, lalu membenturkan kepala keduanya hingga mengucurkan darah. Dua orang itu ambruk dan tak bisa bergerak lagi. Satu orang lainnya tertegun sejenak melihat nasib dua orang temannya, ia mengeluarkan sebilah pisau belati kecil yang berkilat di bawah sinar lampu balkon. Ia maju penuh percaya diri dengan belati di tangannya, mengayunkan belati ke arah perut Mazaya

  • Rahasia Gadis Mafia   Misi Malam

    "Emang napa lo?" Rafa keheranan melihat ekspresi tidak biasa sepupunya yang terkenal cool sama dengannya."Lo punya cewek, nggak?""Hah?" Rafa terkejut mendengar pertanyaan sepupunya yang tiba-tiba dan aneh itu."Kenapa lo tanya begitu?" tanya Rafa heran."Udah deh jawab apa susah amat," gerutu Jonathan."Nggak! napa lo? lo dapet cewek?" gurau Rafa sambil tersenyum.Jonathan mendekat ke arah Rafa, lalu dipeluknya sepupunya itu. Sontak Rafa berontak."Lo napa sih, aneh banget, tau?" Rafa duduk menjauh dari Jonathan."Apa lo merasakan sesuatu yang aneh?" Jonathan bertanya dengan wajah polos yang lucu."Merasakan apa?" Rafa tergelak. "Jangan-jangan lo nggak normal, ya kan? Oh Tuhan, ada dari keluarga gue yang nggak normal?"Jonathan meninju lengan Rafa."Makanya cariin gue cewek, gue mau ngetes apa gue

  • Rahasia Gadis Mafia   Perasaan Aneh

    Tiga hari berlalu.Mazaya sudah kembali masuk kerja, hanya tinggal sedikit bekas luka di jidatnya yang masih membekas, dia menempelnya dengan hansaplas agar tidak menimbulkan pertanyaan."Halo, Hexel, akhirnya lo udah sehat. Kenapa lo bisa sakit sih?" Yoga dan Gery langsung menyambut kedatangannya."Nggak tau juga, mungkin lagi musim kali, banyak yang demam di kompleks gue. Maaf ya, udah ngerepotin lo berdua." Hexel meletakkan tas punggungnya di sandaran kursi."Iya, nih, pekerjaan lo berat banget, gue nggak terlalu memahami bagian itu. Jadi belum kelar deh." Yoga memasang wajah bersalah karena tidak mampu menyelesaikan tugasnya."What? gawat! kalo gitu mulai sekarang jangan ganggu gue, oke? gue mau selesaikan hari ini juga. Tapi lo berdua mesti ambilin gue makan siang, minuman capuccino dingin, plus kentang goreng. Oya satu lagi, sama es krim." Hexel menahan tawanya sebisa mungkin agar terlihat serius.

DMCA.com Protection Status