Beranda / Romansa / Rahasia Gadis Mafia / Tragedi Whiz Hotel

Share

Tragedi Whiz Hotel

Penulis: Wina Faathimah
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-16 10:30:45

Mazaya dan Zeta terlibat perkelahian sengit dengan para pria itu. Mereka adalah para penjaga elit di acara pertemuan tersebut. Entah mereka berada di pihak yang mana. Mereka memiliki keahlian beladiri khusus, cukup sulit menyingkirkan mereka.

Mazaya terdesak ke sisi balkon yang mengarah ke bawah, dengan sekali gerakan ia menaiki pagar balkon itu dan melompat sekaligus melakukan tendangan telak kepada tiga orang musuh yang mengepungnya. Sementara Zeta berupaya menyingkirkan empat orang lainnya di dalam kamar hotel.

Mazaya kembali melompat dengan bersalto dan berdiri di atas pundak dua orang musuh, lalu membenturkan kepala keduanya hingga mengucurkan darah. Dua orang itu ambruk dan tak bisa bergerak lagi. Satu orang lainnya tertegun sejenak melihat nasib dua orang temannya, ia mengeluarkan sebilah pisau belati kecil yang berkilat di bawah sinar lampu balkon. Ia maju penuh percaya diri dengan belati di tangannya, mengayunkan belati ke arah perut Mazaya. Mazaya menghindar, ia membelakangi pria itu.

Sebuah kesempatan datang sepersekian detik ia gunakan untuk menendang pria itu hingga hampir jatuh terjungkal dari balkon, belati di tangannya terlempar jatuh. Mazaya menangkap kerah jas pria itu, lalu menariknya dan mengunci lehernya agar tidak bergerak lagi.

"Kenapa kalian menyerang kami?!" bentak Mazaya, dilihatnya belati tidak jauh dari jangkauannya, dihentakakkannya telapak kaki pada gagang belati sehingga terlempar ke arahnya, dengan cekatan ia menangkap belati itu dan menempatkannya di leher pria itu.

"Cepat katakan!" Mazaya menekan pisau di tangannya hingga menembus kulit ari pria itu dan mengalirlah setetes darah segar. Pria itu menahan napas sejenak.

"Tuan Zhou membatalkan kerjasama, dia ingin kami menghilangkan jejak kalian." Terasa mendidih darah Mazaya mendengar ucapan pria itu. Ia menancapkan pisau belati ke lantai hingga membentuk lubang dan retakan di sekitar.

"Katakan padanya, kami tidak akan mundur sebelum dia menerima pelajaran atas keputusan sepihak itu!" Mazaya gusar, ia menendang pria itu hingga meluncur dan menabrak pintu kamar. Pria itu berlari diikuti empat orang yang sedang berkelahi dengan Zeta.

Mazaya masih berdiri di balkon dengan pandangan penuh amarah, Zeta mendekatinya.

"Apa yang dia katakan?"

"Zhou mengkhianati perjanjian, dia mengirim orang-orangnya untuk menghilangkan jejak kita. Ini tidak bisa dibiarkan, gue harus menghajarnya hingga remuk tulang rahangnya!" Jemari Mazaya terkepal, dia hendak menyusul para pria tadi pergi, namun Zeta menahannya.

"Jangan! biarkan Bigboss yang menyelesaikan ini, tugas kita sudah selesai, ayo kita pulang."

"Tidak! Mereka jelas-jelas menginjak-injak kita, apa lo nggak ngerti?! Kalo lo nggak mau ikut biar gue pergi sendiri." Mazaya bergegas berjalan cepat ke arah pintu, Zeta dengan sigap kembali menangkap tangan gadis itu. Ia sangat paham jika Mazaya dikhianati dalam tugas, ia akan menuntutnya hingga nyawa melayang.

Merasa kesal dihalangi, Mazaya memukul dengan keras dada Zeta hingga terjatuh dan menabrak dinding balkon. Zeta terbatuk-batuk, dadanya terasa sesak. Mazaya secepat kilat sudah menghilang dari hadapannya. Zeta dengan bersungut menyusul Mazaya.

Mazaya dengan langkah cepat sambil menyeret koper berisi dokumen dan uang terus berjalan menuju ruang rapat yang sedang berlangsung. Di sepanjang koridor yang penuh penjaga mereka menghalangi langkah gadis itu yang terus maju tanpa ragu. Mazaya dengan mudah menyingkirkan mereka hanya dengan sekali pukulan atau tendangan ke daerah-daerah sensitif seperti leher, hidung, dagu, sehingga para penjaga seketika terkapar di lantai dengan darah bercucuran membasahi lantai.

Kini pintu yang tertutup itu ada di depan matanya. Ia menoleh ke arah penjaga yang sedari tadi memegang handy talky entah berbicara dengan siapa. Orang itu langsung gemetar karena ketakutan. Mazaya mencengkeram kerah baju pria itu dan mengarahkannya ke pintu.

"Cepat buka pintunya, atau lo mau bernasib sama dengan teman-teman lo?"

Pria itu dengan tangan gemetar mengeluarkan sebuah ID Card dari kantong jasnya, lalu menggeseknya di slot pintu, seketika pintu itu terbuka.

Mata semua orang yang hadir langsung tertuju ke arah Mazaya yang berjalan tanpa ragu ke tengah rapat yang sementara berlangsung. Ia melompat dan mendekati meja Zhou. Pria bermata sipit itu terhenyak ketakutan, ia memberi isyarat kepada anggotanya agar segera bertindak.

Di seberang mejanya, seorang pria dengan kursi roda yang di dorong oleh anak buahnya segera berpindah menjauh.

"Lo memang biadab! apa lo tidak tau siapa kami? lo seenaknya membatalkan kerjasama dan berniat membunuh kami? Katakan! siapa diantara kita yang akan duluan mati?!" Mazaya berseru dengan geram.

"Ap-apa mak-maksudmu? pergi dari sini!" Zhou membalas teriakan Mazaya meski terbata-bata.

"Tuan Rahardja Kusuma! pergilah! Saya harus menyelesaikan ini! maafkan atas semuanya!" seru Zhou pada rekan bisnisnya. Dengan segera pria yang memegang kursi roda itu mendorong sekuat tenaga kursi roda tuannya agar segera meninggalkan ruangan yang mengerikan itu.

"Jangan emosi dulu, biar saya jelaskan...." Suara Zhou tercekat karena Mazaya mencengkeram kerah bajunya dengan erat.

"Tidak ada jalan lain bagiku, saya terpaksa melakukan ini. Kalian juga tahu monopoli Garuda Mediatama dalam pasar nasional, kalau saya menolak permintaan mereka...." Ia berhenti berkata-kata lagi, ia tampak berpikir keras mencari alasan.

Dor!

Terdengar suara tembakan dari luar, diiringi teriakan Zeta dari arah pintu.

"Sister! awas!" Zeta melompat menyambar tubuh Mazaya hingga tersungkur di lantai bersamaan.

Tembakan itu salah sasaran dan mengenai lengan Zhou, ia mengerang sesaat lalu pingsan.

"Jangan bergerak!" suara polisi tiba-tiba saja sudah tiba dan mengepung ruangan.

Zeta menarik Mazaya ke arah jendela. Tidak ada pilihan lain selain melompat, apa pun yang ada di bawah sana mereka tidak peduli lagi.

Mereka mengambil sebuah kursi dan menghantam jendela kaca, seketika kaca pecah berkeping-keping, lalu mereka bergantian melompat, suara tembakan di belakang mereka masih terus terdengar.

Mazaya dan Zeta terus melompat dari balkon aula ke balkon ruangan di bawahnya hingga akhirnya sampai di tanah dengan selamat. Lalu mereka lari sekencang-kencangnya menuju motor yang terparkir agak jauh dari lokasi hotel. Setelah sampai di motor, Zeta memacu kendaraan itu dengan kecepatan tinggi. Masih terdengar di telinga mereka suara sirine mobil polisi yang melaju menyusul mereka.

Zeta berbelok ke gang-gang sempit yang berkelok-kelok, setiap keluar dari gang dan masuk ke jalan raya, mereka mencari gang lain. Hingga di sebuah gang yang sempit dan cukup panjang, Zeta menghentikan motornya, lalu turun dan duduk bersandar ke dinding, tangannya berlumuran darah.

"Lo berdarah, Zet!" Suara Mazaya tertahan, sepertinya ketika mereka melarikan diri Zeta terluka oleh pecahan kaca atau besi-besi tajam.

Zeta mengatur napas tanpa mempedulikan luka di tangannya. Mazaya dengan sigap membalut luka pria itu dengan penutup wajahnya.

"Maafin gue, Zet, ini semua salah gue tidak dengerin ucapan lo," sesal Mazaya.

"Udah, nggak apa-apa, yang penting kita selamat. Lo masih kuat bawa motor?" Zeta mengacungkan kunci motor ke hadapan Mazaya. Dengan cepat Mazaya mengangguk dan mengambil kunci motor.

Mereka berdua kembali meluncur di jalan raya yang masih ramai dengan para pengendara. Tidak ada seorang pun yang menyadari ada dua orang agen yang sedang melarikan diri.

Bab terkait

  • Rahasia Gadis Mafia   Di Skors

    Mazaya dan Zeta tiba di markas menjelang subuh. Mereka langsung menuju ke ruangan Bigboss yang pasti sedang menunggu mereka.Sesampainya di ruangan Bigboss, mereka duduk di sofa di sudut ruangan. Mereka mulai melepas sarung tangan, topi, dan penutup wajah. Bigboss memperhatikan mereka tanpa berkedip."Zaya, harus berapa kali gue ingetin ke elo supaya menahan sedikiiit saja --amarahmu. Oke, semua tau lo hebat, tapi... apakah semua membaik kalo diselesaikan begini?" Bigboss mengusap rambutnya, lalu membuang muka. Raut wajahnya menunjukkan rasa kesal.Mazaya hanya tertunduk menggigit bibirnya yang tipis. Digenggamnya jemarinya erat-erat."Gue harap ini terakhir kali lo begini. Ke depan pekerjaan semakin banyak, profesionalisme harus ditingkatkan.""Ma-maafkan gue, Bigboss." Terbata ia mengeluarkan suaranya."Setiap pelanggaran hukuman tetap berlaku. Lo di-skors satu minggu. Gaji dipoto

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-16
  • Rahasia Gadis Mafia   Jalan-Jalan Ke Taman

    Pagi-pagi sekali Rafa sudah memarkirkan mobilnya di depan rumah Mazaya. Ia sangat bersemangat menjemput Mazaya sepagi itu.Bu Maimunah yang sedang menyapu halaman menyambut kedatangannya dengan senyum ramah."Rafa datang lagi," sapa Bu Maimunah."Iya, Bu, mau ngajak Zaya jalan-jalan biar dia semangat. Semalem kusut banget mukanya." Rafa menjawab dengan sopan.Bu Maimunah masuk ke dalam memanggil putrinya. Rafa menunggu di halaman, lalu bersandar di depan mobilnya. Telepon berdering, ia segera mengambil ponselnya."Jonathan, ngapain dia nelpon hari libur begini." Rafa membatin, ia menggeser layar ponselnya."Halo, Bro," Rafa menjawab panggilan."Lo di mana? gue di rumah lo, katanya lo keluar." Suara lantang Jonathan terdengar dari seberang."Ganggu aja sih lo. Udah ya, ntar gue telpon kalo mau balik." Rafa menutup teleponnya. Lalu membuka-buka pesan

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-16
  • Rahasia Gadis Mafia   Punggung

    Mazaya muncul dari balik bunga-bunga yang rimbun sambil mengebaskan lengan bajunya yang tampak basah. Rafa memandanginya dengan perasaan khawatir."Lo dari mana aja? gue panik pas kembali lo nggak ada." Rafa tidak sabar menyusul Mazaya yang masih agak jauh."Oh iya, sorry, Raf, tadi habis dari toilet. Jadi gimana copetnya, ketemu?" Mazaya berbicara sambil terus berjalan tanpa memperhatikan Rafa yang sangat khawatir."Iya udah, tasnya ibu tadi juga sudah dibalikin, copetnya dibawa ke kantor polisi." Rafa menjelaskan dengan penuh semangat berharap Mazaya tentang aksi heroiknya tadi. Namun harapannya pupus karena gadis itu tetap terus berjalan tanpa berkata apa pun."Syukurlah kalo gitu. Yuk, cari tempat lain yang lebih sejuk." Mazaya berjalan cepat lebih dulu meninggalkan Rafa.Memperhatikan punggung Mazaya, Rafa merasa pernah melihat sebelumnya, namun ia lupa di mana. Ia berjalan mengikuti di belakan

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-16
  • Rahasia Gadis Mafia   Dobel Job Dobel Masalah

    Sore itu, di aula markas yang luasnya hanya 4 x 5 meter telah berkumpul beberapa orang. Mereka adalah para utusan dari Adidaya Komputindo yang dipimpin oleh Mr. Mark Louis, seorang pria berdarah Amerika, namun sudah menjadi warga negara Indonesia.Mr. Mark datang bersama seorang wanita dan dua orang pria. Mazaya menduga mereka pastilah asisten kepercayaannya.Mazaya diam tanpa bergerak di tempat duduknya, pandangan matanya lurus ke meja di hadapannya. Masih terngiang di telinganya persyaratan untuk terbebas dari masa skorsing adalah menyelesaikan proyek New World hingga 100% sesuai dengan model yang diinginkan pihak Adidaya Komputindo. Sebab dialah satu-satunya anggota terbaik yang paling membidangi pengembangan software."Well, let's start the meeting now. Bagaimana kelanjutan proyek?" Mr. Mark membuka topik pembicaraan dengan gaya bicara yang masih kental aksen Inggrisnya."Semua sudah siap, anak kami, Mazaya yang akan menyelesaikannya

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-26
  • Rahasia Gadis Mafia   Menjalani Dua Tugas

    Lewat tengah hari, Hexel kembali meminta izin untuk pulang lebih awal sekaligus meminta keringanan untuk ke depannya bisa selalu pulang lebih awal.Jonathan mengabulkan permintaan Hexel. Sebagai gantinya, ia harus membantu anggota tim lain yang belum selesai. Hexel menerima penawaran Jonathan, artinya dia harus lebih bekerja keras lagi ke depannya. Tetapi itu tidak masalah, yang penting ia bisa menyelesaikan kedua tugas besarnya tanpa masalah.Hexel memacu motor besarnya menuju ke markas untuk berganti pakaian, lalu melanjutkan perjalanannya ke kantor Adidaya Komputindo. Kini ia telah kembali menjadi sosok Mazaya Vienita yang cantik.Di sana, Mazaya di arahkan menuju sebuah ruang rahasia khusus untuk mengerjakan proyek-proyek tertentu, salah satunya New World. Sebenarnya, hati kecil Mazaya menolak melakukan semua itu, apalagi ia mengerjakan satu software untuk dua dua perusahaan yang berbeda dan tujuan yang berbeda.Mazaya mulai melakukan tugasnya. Di rua

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-27
  • Rahasia Gadis Mafia   Elegi Cinta

    Rafa akhirnya pergi mencari air minum untuk Mazaya yang tengahmegap-megapsambil mengipasi lidahnya yang terjulur, air matanya mengalir. Ia benar-benar tidak menyangka gadis itu tidak bisa makan makanan pedas. Setelah mendapatkan air minum, ia segera menyerahkan pada Mazaya dan membukakan penutupnya."Sorry, gue nggak tau kalo lo nggak makan pedes, gue pikir tadi sama pentolnya." Rafa memasak wajah iba. Rafa mengusap air mata di pipi Mazaya yang terus mengalir karena kepedasan."Udah, nggak apa-apa kok, ntar juga ilang.Thanksnyariin gue air," ucapnya sambil tersenyum -berusaha tersenyum lebih tepatnya-."Beneran lo nggak apa-apa? Kalo mau bales ke gue nggak apa-apa kok, asal lo jangan marah." Rafa memegang kedua pipi Mazaya dan menghadapkannya ke wajahnya agar mata mereka saling tatap."Apaan sih, nggak apa-apa, Raf.Swear!" Mazaya mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya sambil ters

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-29
  • Rahasia Gadis Mafia   Hari Pertama Kerja

    Hexel memasuki ruangan yang sangat luas dan penuh dengan berbagai peralatan teknologi informasi, ia mencari seorang pria bernama Jonathan."Permisi, bisakah saya bertemu Jonathan?" Mendengar suara wanita, dua orang pria yang sedang sibuk menoleh dan mencari-cari sumber suara, namun yang mereka temukan hanyalah sesosok pria sexy berdiri di tengah pintu."Apa lo nggak denger suara cewek tadi, Yog?""Iya, gue juga denger."Mereka lalu menatap ke arah satu-satunya kandidat pemilik suara yang berdiri di tengah pintu."Apa itu lo?" suara bariton seorang pria terdengar."Saya?" Hexel justru balik bertanya tidak memahami kebingungan dua pria di dalam ruangan itu."Iya, lo kan tadi yang nanya Jonathan?""Oh, iya, iya, itu saya," Hexel menjawab dengan sopan bahkan ia menundukan kepala."Alaah, lo itu cuman mikirin cewek doang, jadi biar cowok lo dengernya juga cewek!" Yoga menjentik telinga temannya."Maaf?" Hexel kembali b

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-14
  • Rahasia Gadis Mafia   Garuda Mediatama Indonesia

    Suasana jalan raya kota Jakarta di hari yang masih pagi itu sudah padat dengan kendaraan. Kemacetan di setiap jalan sudah menjadi ciri khas kota metropolitan ini. Berbagai kepentingan para pengguna jalan membuat kemacetan bukan menjadi penghalang untuk tetap melakukan aktifitas.Lampu lalu lintas menunjukkan warna merah. Seorang pengendara sebuah motor Kawasaki Ninja berwarna hitam berhenti di barisan paling depan. Ia mengenakan celana, jaket, dan helm berwarna hitam senada dengan warna motornya. Penampilannya yang lengkap tertutup itu tidak dapat menutupi bentuk tubuhnya yang ramping berisi. Ia membuka kaca gelap pelindung wajah helmnya, tampaklah sebaris wajah ayu dengan senyum tersungging dari bibirnya yang tipis.Ketika lampu hijau menyala, ia melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Lalu berbelok masuk ke halaman gedung perkantoran megah berlantai tujuh yang berlokasi di Jl. HR. Rasuna said, Kuningan, Jakarta Selatan. Sebuah papan nama denga

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-14

Bab terbaru

  • Rahasia Gadis Mafia   Elegi Cinta

    Rafa akhirnya pergi mencari air minum untuk Mazaya yang tengahmegap-megapsambil mengipasi lidahnya yang terjulur, air matanya mengalir. Ia benar-benar tidak menyangka gadis itu tidak bisa makan makanan pedas. Setelah mendapatkan air minum, ia segera menyerahkan pada Mazaya dan membukakan penutupnya."Sorry, gue nggak tau kalo lo nggak makan pedes, gue pikir tadi sama pentolnya." Rafa memasak wajah iba. Rafa mengusap air mata di pipi Mazaya yang terus mengalir karena kepedasan."Udah, nggak apa-apa kok, ntar juga ilang.Thanksnyariin gue air," ucapnya sambil tersenyum -berusaha tersenyum lebih tepatnya-."Beneran lo nggak apa-apa? Kalo mau bales ke gue nggak apa-apa kok, asal lo jangan marah." Rafa memegang kedua pipi Mazaya dan menghadapkannya ke wajahnya agar mata mereka saling tatap."Apaan sih, nggak apa-apa, Raf.Swear!" Mazaya mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya sambil ters

  • Rahasia Gadis Mafia   Menjalani Dua Tugas

    Lewat tengah hari, Hexel kembali meminta izin untuk pulang lebih awal sekaligus meminta keringanan untuk ke depannya bisa selalu pulang lebih awal.Jonathan mengabulkan permintaan Hexel. Sebagai gantinya, ia harus membantu anggota tim lain yang belum selesai. Hexel menerima penawaran Jonathan, artinya dia harus lebih bekerja keras lagi ke depannya. Tetapi itu tidak masalah, yang penting ia bisa menyelesaikan kedua tugas besarnya tanpa masalah.Hexel memacu motor besarnya menuju ke markas untuk berganti pakaian, lalu melanjutkan perjalanannya ke kantor Adidaya Komputindo. Kini ia telah kembali menjadi sosok Mazaya Vienita yang cantik.Di sana, Mazaya di arahkan menuju sebuah ruang rahasia khusus untuk mengerjakan proyek-proyek tertentu, salah satunya New World. Sebenarnya, hati kecil Mazaya menolak melakukan semua itu, apalagi ia mengerjakan satu software untuk dua dua perusahaan yang berbeda dan tujuan yang berbeda.Mazaya mulai melakukan tugasnya. Di rua

  • Rahasia Gadis Mafia   Dobel Job Dobel Masalah

    Sore itu, di aula markas yang luasnya hanya 4 x 5 meter telah berkumpul beberapa orang. Mereka adalah para utusan dari Adidaya Komputindo yang dipimpin oleh Mr. Mark Louis, seorang pria berdarah Amerika, namun sudah menjadi warga negara Indonesia.Mr. Mark datang bersama seorang wanita dan dua orang pria. Mazaya menduga mereka pastilah asisten kepercayaannya.Mazaya diam tanpa bergerak di tempat duduknya, pandangan matanya lurus ke meja di hadapannya. Masih terngiang di telinganya persyaratan untuk terbebas dari masa skorsing adalah menyelesaikan proyek New World hingga 100% sesuai dengan model yang diinginkan pihak Adidaya Komputindo. Sebab dialah satu-satunya anggota terbaik yang paling membidangi pengembangan software."Well, let's start the meeting now. Bagaimana kelanjutan proyek?" Mr. Mark membuka topik pembicaraan dengan gaya bicara yang masih kental aksen Inggrisnya."Semua sudah siap, anak kami, Mazaya yang akan menyelesaikannya

  • Rahasia Gadis Mafia   Punggung

    Mazaya muncul dari balik bunga-bunga yang rimbun sambil mengebaskan lengan bajunya yang tampak basah. Rafa memandanginya dengan perasaan khawatir."Lo dari mana aja? gue panik pas kembali lo nggak ada." Rafa tidak sabar menyusul Mazaya yang masih agak jauh."Oh iya, sorry, Raf, tadi habis dari toilet. Jadi gimana copetnya, ketemu?" Mazaya berbicara sambil terus berjalan tanpa memperhatikan Rafa yang sangat khawatir."Iya udah, tasnya ibu tadi juga sudah dibalikin, copetnya dibawa ke kantor polisi." Rafa menjelaskan dengan penuh semangat berharap Mazaya tentang aksi heroiknya tadi. Namun harapannya pupus karena gadis itu tetap terus berjalan tanpa berkata apa pun."Syukurlah kalo gitu. Yuk, cari tempat lain yang lebih sejuk." Mazaya berjalan cepat lebih dulu meninggalkan Rafa.Memperhatikan punggung Mazaya, Rafa merasa pernah melihat sebelumnya, namun ia lupa di mana. Ia berjalan mengikuti di belakan

  • Rahasia Gadis Mafia   Jalan-Jalan Ke Taman

    Pagi-pagi sekali Rafa sudah memarkirkan mobilnya di depan rumah Mazaya. Ia sangat bersemangat menjemput Mazaya sepagi itu.Bu Maimunah yang sedang menyapu halaman menyambut kedatangannya dengan senyum ramah."Rafa datang lagi," sapa Bu Maimunah."Iya, Bu, mau ngajak Zaya jalan-jalan biar dia semangat. Semalem kusut banget mukanya." Rafa menjawab dengan sopan.Bu Maimunah masuk ke dalam memanggil putrinya. Rafa menunggu di halaman, lalu bersandar di depan mobilnya. Telepon berdering, ia segera mengambil ponselnya."Jonathan, ngapain dia nelpon hari libur begini." Rafa membatin, ia menggeser layar ponselnya."Halo, Bro," Rafa menjawab panggilan."Lo di mana? gue di rumah lo, katanya lo keluar." Suara lantang Jonathan terdengar dari seberang."Ganggu aja sih lo. Udah ya, ntar gue telpon kalo mau balik." Rafa menutup teleponnya. Lalu membuka-buka pesan

  • Rahasia Gadis Mafia   Di Skors

    Mazaya dan Zeta tiba di markas menjelang subuh. Mereka langsung menuju ke ruangan Bigboss yang pasti sedang menunggu mereka.Sesampainya di ruangan Bigboss, mereka duduk di sofa di sudut ruangan. Mereka mulai melepas sarung tangan, topi, dan penutup wajah. Bigboss memperhatikan mereka tanpa berkedip."Zaya, harus berapa kali gue ingetin ke elo supaya menahan sedikiiit saja --amarahmu. Oke, semua tau lo hebat, tapi... apakah semua membaik kalo diselesaikan begini?" Bigboss mengusap rambutnya, lalu membuang muka. Raut wajahnya menunjukkan rasa kesal.Mazaya hanya tertunduk menggigit bibirnya yang tipis. Digenggamnya jemarinya erat-erat."Gue harap ini terakhir kali lo begini. Ke depan pekerjaan semakin banyak, profesionalisme harus ditingkatkan.""Ma-maafkan gue, Bigboss." Terbata ia mengeluarkan suaranya."Setiap pelanggaran hukuman tetap berlaku. Lo di-skors satu minggu. Gaji dipoto

  • Rahasia Gadis Mafia   Tragedi Whiz Hotel

    Mazaya dan Zeta terlibat perkelahian sengit dengan para pria itu. Mereka adalah para penjaga elit di acara pertemuan tersebut. Entah mereka berada di pihak yang mana. Mereka memiliki keahlian beladiri khusus, cukup sulit menyingkirkan mereka.Mazaya terdesak ke sisi balkon yang mengarah ke bawah, dengan sekali gerakan ia menaiki pagar balkon itu dan melompat sekaligus melakukan tendangan telak kepada tiga orang musuh yang mengepungnya. Sementara Zeta berupaya menyingkirkan empat orang lainnya di dalam kamar hotel.Mazaya kembali melompat dengan bersalto dan berdiri di atas pundak dua orang musuh, lalu membenturkan kepala keduanya hingga mengucurkan darah. Dua orang itu ambruk dan tak bisa bergerak lagi. Satu orang lainnya tertegun sejenak melihat nasib dua orang temannya, ia mengeluarkan sebilah pisau belati kecil yang berkilat di bawah sinar lampu balkon. Ia maju penuh percaya diri dengan belati di tangannya, mengayunkan belati ke arah perut Mazaya

  • Rahasia Gadis Mafia   Misi Malam

    "Emang napa lo?" Rafa keheranan melihat ekspresi tidak biasa sepupunya yang terkenal cool sama dengannya."Lo punya cewek, nggak?""Hah?" Rafa terkejut mendengar pertanyaan sepupunya yang tiba-tiba dan aneh itu."Kenapa lo tanya begitu?" tanya Rafa heran."Udah deh jawab apa susah amat," gerutu Jonathan."Nggak! napa lo? lo dapet cewek?" gurau Rafa sambil tersenyum.Jonathan mendekat ke arah Rafa, lalu dipeluknya sepupunya itu. Sontak Rafa berontak."Lo napa sih, aneh banget, tau?" Rafa duduk menjauh dari Jonathan."Apa lo merasakan sesuatu yang aneh?" Jonathan bertanya dengan wajah polos yang lucu."Merasakan apa?" Rafa tergelak. "Jangan-jangan lo nggak normal, ya kan? Oh Tuhan, ada dari keluarga gue yang nggak normal?"Jonathan meninju lengan Rafa."Makanya cariin gue cewek, gue mau ngetes apa gue

  • Rahasia Gadis Mafia   Perasaan Aneh

    Tiga hari berlalu.Mazaya sudah kembali masuk kerja, hanya tinggal sedikit bekas luka di jidatnya yang masih membekas, dia menempelnya dengan hansaplas agar tidak menimbulkan pertanyaan."Halo, Hexel, akhirnya lo udah sehat. Kenapa lo bisa sakit sih?" Yoga dan Gery langsung menyambut kedatangannya."Nggak tau juga, mungkin lagi musim kali, banyak yang demam di kompleks gue. Maaf ya, udah ngerepotin lo berdua." Hexel meletakkan tas punggungnya di sandaran kursi."Iya, nih, pekerjaan lo berat banget, gue nggak terlalu memahami bagian itu. Jadi belum kelar deh." Yoga memasang wajah bersalah karena tidak mampu menyelesaikan tugasnya."What? gawat! kalo gitu mulai sekarang jangan ganggu gue, oke? gue mau selesaikan hari ini juga. Tapi lo berdua mesti ambilin gue makan siang, minuman capuccino dingin, plus kentang goreng. Oya satu lagi, sama es krim." Hexel menahan tawanya sebisa mungkin agar terlihat serius.

DMCA.com Protection Status