Beranda / Romansa / Rahasia Gadis Mafia / Di Tempat Tukang Urut

Share

Di Tempat Tukang Urut

Penulis: Wina Faathimah
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-14 15:15:54

Sepanjang perjalanan Mazaya hanya diam sambil memperhatikan pemandangan di jalanan. Bu Maimunah yang banyak berbicara mencairkan suasana yang terasa kaku.

"Nak Rafa kerja di mana?" Bu Maimunah membuka percakapan.

"Di kantor pengembangan software, Bu." Rafa tidak menyebutkan identitas yang sesungguhnya. Ia memang memegang komitmennya untuk menyembunyikan identitasnya kepada siapa pun. Ia benar-benar tidak ingin dikenal, padahal selalu membicarakan perusahaannya.

"Oh, sama dengan Zaya kalo begitu. Dia juga kerja di tempat begitu, apa ya nama kantornya? apa, Zay?" Bu Maimunah berpaling pada putrinya yang acuh pada percakapan mereka.

"Emak, kenapa sih cerita pekerjaan segala," ketus Mazaya merengut.

"Ih, lo itu ya. Ah, namanya ada Garuda-Garudanya gitu, cuma gue nggak tahu pasti juga." Bu Maimunah mencolek lengan Mazaya yang tidak mau bekerjasama dengannya.

"Oh, Garuda Mediatama bukan?" Rafa mencoba menebak.

"Iya, iya, itu namanya, Garuda Mediatama, lo tau juga?" Bu Maimunah makin bersemangat.

"Iya, itu kan perusahaan besar, semua orang juga mengenalnya. Tentu gue tau." Rafa mulai menebak-nebak kalau benar gadis itu bekerja di perusahaannya, kira-kira di bagian mana?

"Di depan belok di rumah yang di ujung itu, Raf." Jari telunjuk Bu Maimunah dengan lincah menunjuk tempat yang mereka tuju.

Mobil memasuki halaman sebuah rumah dengan model bangunan tua, ada dua buah motor terparkir di halaman rumah itu. Ketika mereka masuk, seorang pria paruh baya keluar dari dalam rumah itu. Bu Maimunah dan Mazaya masuk ke dalam, Rafa duduk di teras menunggu mereka berdua. Dia memandang sekeliling, sebuah kompleks perumahan yang kumuh dan terkesan tidak terawat. Banyak rumah yang masih menggunakan papan, drainase yang dipenuhi sampah, anak-anak berkeliaran di lorong-lorong dengan penampilan yang kusut dan acak-acakan. Pemandangan yang seketika membuatnya kehilangan selera makannya.

Bu Maimunah keluar seorang diri. Ia duduk di samping Rafa.

"Di sini memang kompleks perumahan kumuh, tempat paling murah buat yang tidak punya duit buat nyewa tempat yang nyaman." Bu Maimunah membuka pembicaraan seolah mengerti perasaan Rafa.

Rafa hanya mengangguk menanggapi. Ia berpikir itu adalah kesalahan mereka sendiri tidak mendapatkan pekerjaan yang layak sehingga bisa tinggal di tempat yang lebih baik. Bagi Rafa, tidak boleh menyerah keadaan, harus bangkit dan membuat sesuatu yang bisa membuat hidupnya menjadi lebih baik dari pada bertahan pada kondisi yang tidak nyaman.

"Lo laper? biar gue beliin kue di depan lorong."

"Ah, nggak, Bu, gue udah makan tadi di rumah." Dengan cepat Rafa menolak tawaran Bu Maimunah, ia bakalan tidak bisa menelan makanan di tempat itu. Aroma selokan yang tersumbat sudah cukup membuat perutnya terasa diaduk.

Waktu terasa begitu lama bagi Rafa. Meskipun Bu Maimunah mengajaknya bercerita, ia tidak tertarik sama sekali. Jika bukan rasa bersalahnya pada Mazaya, ingin rasanya ia pergi terlebih dahulu. Ada sedikit penyesalan ia mau mengantarkan mereka sehingga terjebak pada situasi yang tidak menyenangkan ini.

Tiga puluh menit kemudian Mazaya keluar bersama Mbah Iyem. Mbah Iyem tersenyum pada mereka berdua yang sedang menunggu. Melihat kondisi Mbah Iyem yang sudah renta, di mulutnya mengunyah sesuatu berwarna merah seperti darah, perut Rafa tiba-tiba bergejolak, mulutnya terasa masam, dan wajahnya menjadi pucat.

"Lo kenapa, Raf? muka lo jadi pucet," tegur Bu Maimunah.

"Ah, nggak apa-apa, kayaknya gue sakit perut. Ayo, kita pulang," ajak Rafa agar bisa segera berlalu dari semua hal tidak menyenangkan itu.

"Makasih, Mbah," ucap Bu Maimunah, sementara Mazaya hanya diam. Langkah kakinya sudah tidak terlalu tertatih.

"Rajin diurut sendiri, pake minyak atau obat lain biar cepet pulih," pesan Mbah Iyem.

Mereka lalu masuk ke dalam mobil. Dengan tergesa Rafa membawa mobilnya meninggalkan lorong kumuh itu.

Dalam perjalanan pulang mereka hanya diam. Kepala Rafa sangat pening, baru kali ini ia mendatangi tempat seperti itu. Rasanya ia tidak akan kembali lagi ke sana.

Sesampainya di rumah Mazaya, Rafa tidak turun lagi. Ia beralasan sakit perut sehingga langsung pulang. Bu Maimunah mengantar kepergiannya hingga di halaman rumahnya.

Mazaya masuk ke dalam kamarnya, berbaring di atas kasurnya. Ia menghubungi Zeta.

"Zet, tolong izinkan gue 3 hari, gue habis ditabrak orang, sekalian uruskan plat motor gue ganti baru."

"Ok. Tapi lo nggak apa-apa, kan?" Bagi para mafia kecelakaan, cedera, terluka, dan sejenisnya bukan hal yang serius. Mereka saling membantu dan melindungi, namun tidak saling mengeluh.

"Iya, nggak apa-apa, udah dari tukang urut tadi." Mazaya mematikan ponselnya.

Ia mengirim pesan singkat pada Yoga untuk memintakan izin pada Meta bahwa 3 hari tidak masuk kerja karen demam. Ia tidak mengatakan kecelakaan karena akan membuat teman-teman kantornya heboh, apalagi Yoga dan Gery.

***

Hari itu Rafa terlambat masuk kantor. Ia harus menstabilkan moodnya terlebih dahulu yang menjadi tidak stabil gara-gara lingkungan kumuh itu.

Sesampainya di kantor ia di sambut oleh Elena. Ia mengisyaratkan agar Elena mengikutinya di ruang kerjanya.

"Ada apa, Pak?"

"Lo tau nggak nama Zaya di perusahaan kita ada di bagian apa?"

"Zaya? nama lengkapnya?"

"Nggak tau, lo cari aja yang ada Zaya-nya, terus laporkan segera!" Rafa yang sedang tidak baik moodnya meninggikan suaranya. Elena cepat-cepat mengiyakan dan segera keluar dari ruangan bosnya itu. Ia sangat tahu, jika Rafa sedang marah akan berdampak buruk pada pekerjaan dan orang-orang di sekitarnya.

Pernah sekali terjadi. Ketika sedang merilis situs bersejarah Indonesia, tiba-tiba salah seorang anggotanya menghilangkan program itu, spontan Rafa naik pitam dan menghajar pria itu hingga di bawa ke rumah sakit. Elena bergidik ngeri mengingat hal itu. Ia tidak membayangkan jika itu terjadi padanya.

Elena mulai mencari-cari nama Zaya dengan berbagai kata kunci.

Zaya

Nazaya

Razaya

Ezaya

Lazaya

Mazaya

Semuanya "Data yang Anda cari tidak ditemukan".

"Terus gue mesti cari pake kata kunci apa lagi? semuanya tidak ada. Emangnya dia dapet nama itu dari mana sih?" gerutu Elena. Ia segera menghubungi divisi HRD dan Personalia untuk mencarikan nama itu secara manual.

Rafa termenung di kursinya, kembali lagi memikirkan gadis yang menurutnya unik itu. Ia menatap kontak ponsel yang dia berikan.

"Kalau dia bener kerja di sini, apa yang mesti gue lakuin?" Ia mengurut keningnya. "Ah, kenapa juga gue pusing sama dia?" Rafa meletakkan ponselnya, lalu mulai sibuk memeriksa dokumen yang tersusun rapi dia atas meja. Namun, semua dokumen itu tidak menarik baginya. Pikirannya terus melayang kepada gadis itu.

"Gue kenapa? apa karena dia menyimpan begitu banyak misteri?" Rafa menggeleng-gelengkan kepalanya agar bisa fokus bekerja. Ia lelah sendiri dengan pikirannya dan memilih untuk berbaring sejenak di kamar kerjanya.

Bab terkait

  • Rahasia Gadis Mafia   Perasaan Aneh

    Tiga hari berlalu.Mazaya sudah kembali masuk kerja, hanya tinggal sedikit bekas luka di jidatnya yang masih membekas, dia menempelnya dengan hansaplas agar tidak menimbulkan pertanyaan."Halo, Hexel, akhirnya lo udah sehat. Kenapa lo bisa sakit sih?" Yoga dan Gery langsung menyambut kedatangannya."Nggak tau juga, mungkin lagi musim kali, banyak yang demam di kompleks gue. Maaf ya, udah ngerepotin lo berdua." Hexel meletakkan tas punggungnya di sandaran kursi."Iya, nih, pekerjaan lo berat banget, gue nggak terlalu memahami bagian itu. Jadi belum kelar deh." Yoga memasang wajah bersalah karena tidak mampu menyelesaikan tugasnya."What? gawat! kalo gitu mulai sekarang jangan ganggu gue, oke? gue mau selesaikan hari ini juga. Tapi lo berdua mesti ambilin gue makan siang, minuman capuccino dingin, plus kentang goreng. Oya satu lagi, sama es krim." Hexel menahan tawanya sebisa mungkin agar terlihat serius.

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-14
  • Rahasia Gadis Mafia   Misi Malam

    "Emang napa lo?" Rafa keheranan melihat ekspresi tidak biasa sepupunya yang terkenal cool sama dengannya."Lo punya cewek, nggak?""Hah?" Rafa terkejut mendengar pertanyaan sepupunya yang tiba-tiba dan aneh itu."Kenapa lo tanya begitu?" tanya Rafa heran."Udah deh jawab apa susah amat," gerutu Jonathan."Nggak! napa lo? lo dapet cewek?" gurau Rafa sambil tersenyum.Jonathan mendekat ke arah Rafa, lalu dipeluknya sepupunya itu. Sontak Rafa berontak."Lo napa sih, aneh banget, tau?" Rafa duduk menjauh dari Jonathan."Apa lo merasakan sesuatu yang aneh?" Jonathan bertanya dengan wajah polos yang lucu."Merasakan apa?" Rafa tergelak. "Jangan-jangan lo nggak normal, ya kan? Oh Tuhan, ada dari keluarga gue yang nggak normal?"Jonathan meninju lengan Rafa."Makanya cariin gue cewek, gue mau ngetes apa gue

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-16
  • Rahasia Gadis Mafia   Tragedi Whiz Hotel

    Mazaya dan Zeta terlibat perkelahian sengit dengan para pria itu. Mereka adalah para penjaga elit di acara pertemuan tersebut. Entah mereka berada di pihak yang mana. Mereka memiliki keahlian beladiri khusus, cukup sulit menyingkirkan mereka.Mazaya terdesak ke sisi balkon yang mengarah ke bawah, dengan sekali gerakan ia menaiki pagar balkon itu dan melompat sekaligus melakukan tendangan telak kepada tiga orang musuh yang mengepungnya. Sementara Zeta berupaya menyingkirkan empat orang lainnya di dalam kamar hotel.Mazaya kembali melompat dengan bersalto dan berdiri di atas pundak dua orang musuh, lalu membenturkan kepala keduanya hingga mengucurkan darah. Dua orang itu ambruk dan tak bisa bergerak lagi. Satu orang lainnya tertegun sejenak melihat nasib dua orang temannya, ia mengeluarkan sebilah pisau belati kecil yang berkilat di bawah sinar lampu balkon. Ia maju penuh percaya diri dengan belati di tangannya, mengayunkan belati ke arah perut Mazaya

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-16
  • Rahasia Gadis Mafia   Di Skors

    Mazaya dan Zeta tiba di markas menjelang subuh. Mereka langsung menuju ke ruangan Bigboss yang pasti sedang menunggu mereka.Sesampainya di ruangan Bigboss, mereka duduk di sofa di sudut ruangan. Mereka mulai melepas sarung tangan, topi, dan penutup wajah. Bigboss memperhatikan mereka tanpa berkedip."Zaya, harus berapa kali gue ingetin ke elo supaya menahan sedikiiit saja --amarahmu. Oke, semua tau lo hebat, tapi... apakah semua membaik kalo diselesaikan begini?" Bigboss mengusap rambutnya, lalu membuang muka. Raut wajahnya menunjukkan rasa kesal.Mazaya hanya tertunduk menggigit bibirnya yang tipis. Digenggamnya jemarinya erat-erat."Gue harap ini terakhir kali lo begini. Ke depan pekerjaan semakin banyak, profesionalisme harus ditingkatkan.""Ma-maafkan gue, Bigboss." Terbata ia mengeluarkan suaranya."Setiap pelanggaran hukuman tetap berlaku. Lo di-skors satu minggu. Gaji dipoto

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-16
  • Rahasia Gadis Mafia   Jalan-Jalan Ke Taman

    Pagi-pagi sekali Rafa sudah memarkirkan mobilnya di depan rumah Mazaya. Ia sangat bersemangat menjemput Mazaya sepagi itu.Bu Maimunah yang sedang menyapu halaman menyambut kedatangannya dengan senyum ramah."Rafa datang lagi," sapa Bu Maimunah."Iya, Bu, mau ngajak Zaya jalan-jalan biar dia semangat. Semalem kusut banget mukanya." Rafa menjawab dengan sopan.Bu Maimunah masuk ke dalam memanggil putrinya. Rafa menunggu di halaman, lalu bersandar di depan mobilnya. Telepon berdering, ia segera mengambil ponselnya."Jonathan, ngapain dia nelpon hari libur begini." Rafa membatin, ia menggeser layar ponselnya."Halo, Bro," Rafa menjawab panggilan."Lo di mana? gue di rumah lo, katanya lo keluar." Suara lantang Jonathan terdengar dari seberang."Ganggu aja sih lo. Udah ya, ntar gue telpon kalo mau balik." Rafa menutup teleponnya. Lalu membuka-buka pesan

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-16
  • Rahasia Gadis Mafia   Punggung

    Mazaya muncul dari balik bunga-bunga yang rimbun sambil mengebaskan lengan bajunya yang tampak basah. Rafa memandanginya dengan perasaan khawatir."Lo dari mana aja? gue panik pas kembali lo nggak ada." Rafa tidak sabar menyusul Mazaya yang masih agak jauh."Oh iya, sorry, Raf, tadi habis dari toilet. Jadi gimana copetnya, ketemu?" Mazaya berbicara sambil terus berjalan tanpa memperhatikan Rafa yang sangat khawatir."Iya udah, tasnya ibu tadi juga sudah dibalikin, copetnya dibawa ke kantor polisi." Rafa menjelaskan dengan penuh semangat berharap Mazaya tentang aksi heroiknya tadi. Namun harapannya pupus karena gadis itu tetap terus berjalan tanpa berkata apa pun."Syukurlah kalo gitu. Yuk, cari tempat lain yang lebih sejuk." Mazaya berjalan cepat lebih dulu meninggalkan Rafa.Memperhatikan punggung Mazaya, Rafa merasa pernah melihat sebelumnya, namun ia lupa di mana. Ia berjalan mengikuti di belakan

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-16
  • Rahasia Gadis Mafia   Dobel Job Dobel Masalah

    Sore itu, di aula markas yang luasnya hanya 4 x 5 meter telah berkumpul beberapa orang. Mereka adalah para utusan dari Adidaya Komputindo yang dipimpin oleh Mr. Mark Louis, seorang pria berdarah Amerika, namun sudah menjadi warga negara Indonesia.Mr. Mark datang bersama seorang wanita dan dua orang pria. Mazaya menduga mereka pastilah asisten kepercayaannya.Mazaya diam tanpa bergerak di tempat duduknya, pandangan matanya lurus ke meja di hadapannya. Masih terngiang di telinganya persyaratan untuk terbebas dari masa skorsing adalah menyelesaikan proyek New World hingga 100% sesuai dengan model yang diinginkan pihak Adidaya Komputindo. Sebab dialah satu-satunya anggota terbaik yang paling membidangi pengembangan software."Well, let's start the meeting now. Bagaimana kelanjutan proyek?" Mr. Mark membuka topik pembicaraan dengan gaya bicara yang masih kental aksen Inggrisnya."Semua sudah siap, anak kami, Mazaya yang akan menyelesaikannya

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-26
  • Rahasia Gadis Mafia   Menjalani Dua Tugas

    Lewat tengah hari, Hexel kembali meminta izin untuk pulang lebih awal sekaligus meminta keringanan untuk ke depannya bisa selalu pulang lebih awal.Jonathan mengabulkan permintaan Hexel. Sebagai gantinya, ia harus membantu anggota tim lain yang belum selesai. Hexel menerima penawaran Jonathan, artinya dia harus lebih bekerja keras lagi ke depannya. Tetapi itu tidak masalah, yang penting ia bisa menyelesaikan kedua tugas besarnya tanpa masalah.Hexel memacu motor besarnya menuju ke markas untuk berganti pakaian, lalu melanjutkan perjalanannya ke kantor Adidaya Komputindo. Kini ia telah kembali menjadi sosok Mazaya Vienita yang cantik.Di sana, Mazaya di arahkan menuju sebuah ruang rahasia khusus untuk mengerjakan proyek-proyek tertentu, salah satunya New World. Sebenarnya, hati kecil Mazaya menolak melakukan semua itu, apalagi ia mengerjakan satu software untuk dua dua perusahaan yang berbeda dan tujuan yang berbeda.Mazaya mulai melakukan tugasnya. Di rua

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-27

Bab terbaru

  • Rahasia Gadis Mafia   Elegi Cinta

    Rafa akhirnya pergi mencari air minum untuk Mazaya yang tengahmegap-megapsambil mengipasi lidahnya yang terjulur, air matanya mengalir. Ia benar-benar tidak menyangka gadis itu tidak bisa makan makanan pedas. Setelah mendapatkan air minum, ia segera menyerahkan pada Mazaya dan membukakan penutupnya."Sorry, gue nggak tau kalo lo nggak makan pedes, gue pikir tadi sama pentolnya." Rafa memasak wajah iba. Rafa mengusap air mata di pipi Mazaya yang terus mengalir karena kepedasan."Udah, nggak apa-apa kok, ntar juga ilang.Thanksnyariin gue air," ucapnya sambil tersenyum -berusaha tersenyum lebih tepatnya-."Beneran lo nggak apa-apa? Kalo mau bales ke gue nggak apa-apa kok, asal lo jangan marah." Rafa memegang kedua pipi Mazaya dan menghadapkannya ke wajahnya agar mata mereka saling tatap."Apaan sih, nggak apa-apa, Raf.Swear!" Mazaya mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya sambil ters

  • Rahasia Gadis Mafia   Menjalani Dua Tugas

    Lewat tengah hari, Hexel kembali meminta izin untuk pulang lebih awal sekaligus meminta keringanan untuk ke depannya bisa selalu pulang lebih awal.Jonathan mengabulkan permintaan Hexel. Sebagai gantinya, ia harus membantu anggota tim lain yang belum selesai. Hexel menerima penawaran Jonathan, artinya dia harus lebih bekerja keras lagi ke depannya. Tetapi itu tidak masalah, yang penting ia bisa menyelesaikan kedua tugas besarnya tanpa masalah.Hexel memacu motor besarnya menuju ke markas untuk berganti pakaian, lalu melanjutkan perjalanannya ke kantor Adidaya Komputindo. Kini ia telah kembali menjadi sosok Mazaya Vienita yang cantik.Di sana, Mazaya di arahkan menuju sebuah ruang rahasia khusus untuk mengerjakan proyek-proyek tertentu, salah satunya New World. Sebenarnya, hati kecil Mazaya menolak melakukan semua itu, apalagi ia mengerjakan satu software untuk dua dua perusahaan yang berbeda dan tujuan yang berbeda.Mazaya mulai melakukan tugasnya. Di rua

  • Rahasia Gadis Mafia   Dobel Job Dobel Masalah

    Sore itu, di aula markas yang luasnya hanya 4 x 5 meter telah berkumpul beberapa orang. Mereka adalah para utusan dari Adidaya Komputindo yang dipimpin oleh Mr. Mark Louis, seorang pria berdarah Amerika, namun sudah menjadi warga negara Indonesia.Mr. Mark datang bersama seorang wanita dan dua orang pria. Mazaya menduga mereka pastilah asisten kepercayaannya.Mazaya diam tanpa bergerak di tempat duduknya, pandangan matanya lurus ke meja di hadapannya. Masih terngiang di telinganya persyaratan untuk terbebas dari masa skorsing adalah menyelesaikan proyek New World hingga 100% sesuai dengan model yang diinginkan pihak Adidaya Komputindo. Sebab dialah satu-satunya anggota terbaik yang paling membidangi pengembangan software."Well, let's start the meeting now. Bagaimana kelanjutan proyek?" Mr. Mark membuka topik pembicaraan dengan gaya bicara yang masih kental aksen Inggrisnya."Semua sudah siap, anak kami, Mazaya yang akan menyelesaikannya

  • Rahasia Gadis Mafia   Punggung

    Mazaya muncul dari balik bunga-bunga yang rimbun sambil mengebaskan lengan bajunya yang tampak basah. Rafa memandanginya dengan perasaan khawatir."Lo dari mana aja? gue panik pas kembali lo nggak ada." Rafa tidak sabar menyusul Mazaya yang masih agak jauh."Oh iya, sorry, Raf, tadi habis dari toilet. Jadi gimana copetnya, ketemu?" Mazaya berbicara sambil terus berjalan tanpa memperhatikan Rafa yang sangat khawatir."Iya udah, tasnya ibu tadi juga sudah dibalikin, copetnya dibawa ke kantor polisi." Rafa menjelaskan dengan penuh semangat berharap Mazaya tentang aksi heroiknya tadi. Namun harapannya pupus karena gadis itu tetap terus berjalan tanpa berkata apa pun."Syukurlah kalo gitu. Yuk, cari tempat lain yang lebih sejuk." Mazaya berjalan cepat lebih dulu meninggalkan Rafa.Memperhatikan punggung Mazaya, Rafa merasa pernah melihat sebelumnya, namun ia lupa di mana. Ia berjalan mengikuti di belakan

  • Rahasia Gadis Mafia   Jalan-Jalan Ke Taman

    Pagi-pagi sekali Rafa sudah memarkirkan mobilnya di depan rumah Mazaya. Ia sangat bersemangat menjemput Mazaya sepagi itu.Bu Maimunah yang sedang menyapu halaman menyambut kedatangannya dengan senyum ramah."Rafa datang lagi," sapa Bu Maimunah."Iya, Bu, mau ngajak Zaya jalan-jalan biar dia semangat. Semalem kusut banget mukanya." Rafa menjawab dengan sopan.Bu Maimunah masuk ke dalam memanggil putrinya. Rafa menunggu di halaman, lalu bersandar di depan mobilnya. Telepon berdering, ia segera mengambil ponselnya."Jonathan, ngapain dia nelpon hari libur begini." Rafa membatin, ia menggeser layar ponselnya."Halo, Bro," Rafa menjawab panggilan."Lo di mana? gue di rumah lo, katanya lo keluar." Suara lantang Jonathan terdengar dari seberang."Ganggu aja sih lo. Udah ya, ntar gue telpon kalo mau balik." Rafa menutup teleponnya. Lalu membuka-buka pesan

  • Rahasia Gadis Mafia   Di Skors

    Mazaya dan Zeta tiba di markas menjelang subuh. Mereka langsung menuju ke ruangan Bigboss yang pasti sedang menunggu mereka.Sesampainya di ruangan Bigboss, mereka duduk di sofa di sudut ruangan. Mereka mulai melepas sarung tangan, topi, dan penutup wajah. Bigboss memperhatikan mereka tanpa berkedip."Zaya, harus berapa kali gue ingetin ke elo supaya menahan sedikiiit saja --amarahmu. Oke, semua tau lo hebat, tapi... apakah semua membaik kalo diselesaikan begini?" Bigboss mengusap rambutnya, lalu membuang muka. Raut wajahnya menunjukkan rasa kesal.Mazaya hanya tertunduk menggigit bibirnya yang tipis. Digenggamnya jemarinya erat-erat."Gue harap ini terakhir kali lo begini. Ke depan pekerjaan semakin banyak, profesionalisme harus ditingkatkan.""Ma-maafkan gue, Bigboss." Terbata ia mengeluarkan suaranya."Setiap pelanggaran hukuman tetap berlaku. Lo di-skors satu minggu. Gaji dipoto

  • Rahasia Gadis Mafia   Tragedi Whiz Hotel

    Mazaya dan Zeta terlibat perkelahian sengit dengan para pria itu. Mereka adalah para penjaga elit di acara pertemuan tersebut. Entah mereka berada di pihak yang mana. Mereka memiliki keahlian beladiri khusus, cukup sulit menyingkirkan mereka.Mazaya terdesak ke sisi balkon yang mengarah ke bawah, dengan sekali gerakan ia menaiki pagar balkon itu dan melompat sekaligus melakukan tendangan telak kepada tiga orang musuh yang mengepungnya. Sementara Zeta berupaya menyingkirkan empat orang lainnya di dalam kamar hotel.Mazaya kembali melompat dengan bersalto dan berdiri di atas pundak dua orang musuh, lalu membenturkan kepala keduanya hingga mengucurkan darah. Dua orang itu ambruk dan tak bisa bergerak lagi. Satu orang lainnya tertegun sejenak melihat nasib dua orang temannya, ia mengeluarkan sebilah pisau belati kecil yang berkilat di bawah sinar lampu balkon. Ia maju penuh percaya diri dengan belati di tangannya, mengayunkan belati ke arah perut Mazaya

  • Rahasia Gadis Mafia   Misi Malam

    "Emang napa lo?" Rafa keheranan melihat ekspresi tidak biasa sepupunya yang terkenal cool sama dengannya."Lo punya cewek, nggak?""Hah?" Rafa terkejut mendengar pertanyaan sepupunya yang tiba-tiba dan aneh itu."Kenapa lo tanya begitu?" tanya Rafa heran."Udah deh jawab apa susah amat," gerutu Jonathan."Nggak! napa lo? lo dapet cewek?" gurau Rafa sambil tersenyum.Jonathan mendekat ke arah Rafa, lalu dipeluknya sepupunya itu. Sontak Rafa berontak."Lo napa sih, aneh banget, tau?" Rafa duduk menjauh dari Jonathan."Apa lo merasakan sesuatu yang aneh?" Jonathan bertanya dengan wajah polos yang lucu."Merasakan apa?" Rafa tergelak. "Jangan-jangan lo nggak normal, ya kan? Oh Tuhan, ada dari keluarga gue yang nggak normal?"Jonathan meninju lengan Rafa."Makanya cariin gue cewek, gue mau ngetes apa gue

  • Rahasia Gadis Mafia   Perasaan Aneh

    Tiga hari berlalu.Mazaya sudah kembali masuk kerja, hanya tinggal sedikit bekas luka di jidatnya yang masih membekas, dia menempelnya dengan hansaplas agar tidak menimbulkan pertanyaan."Halo, Hexel, akhirnya lo udah sehat. Kenapa lo bisa sakit sih?" Yoga dan Gery langsung menyambut kedatangannya."Nggak tau juga, mungkin lagi musim kali, banyak yang demam di kompleks gue. Maaf ya, udah ngerepotin lo berdua." Hexel meletakkan tas punggungnya di sandaran kursi."Iya, nih, pekerjaan lo berat banget, gue nggak terlalu memahami bagian itu. Jadi belum kelar deh." Yoga memasang wajah bersalah karena tidak mampu menyelesaikan tugasnya."What? gawat! kalo gitu mulai sekarang jangan ganggu gue, oke? gue mau selesaikan hari ini juga. Tapi lo berdua mesti ambilin gue makan siang, minuman capuccino dingin, plus kentang goreng. Oya satu lagi, sama es krim." Hexel menahan tawanya sebisa mungkin agar terlihat serius.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status