Share

BAB 7

Penulis: Aphrodite
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-04 20:07:37

“Mommy! Mommy! Lihat, ada pohon jeruk.” Noah berseru dengan penuh semangat sembari menunjuk-nunjuk pohon jeruk yang mereka lihat sepanjang perjalanan menuju vila.

Dira mengelus rambut cokelat gelap putranya. “Kau menyukainya?”

Noah mengangguk antusias. “Kita akan tinggal di sini Mommy?”

Dira bisa melihat kilau di mata putranya saat menanyakan pertanyaan itu, membuat perasaannya terjun bebas. Tenggorokannya tiba-tiba tersekat. “Ya, kita akan tinggal di sini. Kau menyukai ide itu?”

“Noah bisa memetik jeruk itu langsung?”

“Tentu saja bisa.” Ethan mengambil alih situasi. Ia menoleh ke kursi belakang. Senyumnya melebar.

“Kita bahkan bisa memeras jeruk di sana dan langsung meminumnya.”

Prospek itu sepertinya berhasil membuat bocah 4 tahun itu tertarik. Jika sebelumnya Noah memperlakukan Ethan seperti orang lain yang harus diwaspadai kali ini bocah tampan itu melupakannya. Tatapan matanya yang berbinar bersibobrok dengan mata biru Ethan yang anehnya sekali ini terlihat hangat.

“Tapi, bagaimana jika pemiliknya marah?” tanyanya polos.

“Aku jamin pemiliknya tidak akan marah. Kau tahu Noah selain memetik jeruk kita bahkan bisa berenang dan bermain bola di sini. Apa kau menyukai ide itu?”

Ethan mewujudkan semua impian masa kecil anak-anak dalam satu paket mewah yang menyenangkan, pikir Dira getir. Ia membuang muka, merasa disingkikirkan hanya dalam hitungan detik.

Akan seperti inikah yang terjadi? Ethan menawarkan segalanya—segala yang selama ini tidak sanggup ia berikan pada putra mereka untuk memenangkan hatinya? Pemikiran itu membuat dadanya sesak. Anak-anak mungkin sulit didekati, tapi ketika hati mereka tersentuh maka mereka akan menawarkan kebahagiaan murni tanpa sedikitpun tipu daya.

Untungnya perjalanan tidak menyenangkan itu tidak berlangsung lama. Mobil berhenti di depan sebuah vila besar yang dikelilingi pepohonan hijau nan rindang. Ada halaman luas dan taman buatan di bagian depan. Dira melihat jalan setapak berkerikil yang seingatnya membawa penghuninya menuju kolam renang. Sejauh mata memandang mmereka dikelilingi lautan. Lautan biru keperakan yang berkilauan seperti permata.

Dira membuka pintu dan menarik putranya keluar. Ia bersyukur dengan kacamata juga topi yang ia kenakan. Ini membuatnya tidak terlihat seperti yang ia inginkan.

“Ayo, aku akan menunjuk kamar kalian.”

Dira tanpa sadar mendesah lega. Ia sempat takut kalau mereka akan tidur di kamar yang sama. Syukurlah, sepertinya Ethan memiliki pemikiran yang sama dengannya.

Mereka berjalan menyusuri lorong panjang sementara lewat sudut matanya ia melihat para pelayan mengangkat koper mereka. Dira mengedarkan pandangan. Rumah ini masih sama seperti terakhir kali ia datang. Tidak ada yang berubah kecuali foto pernikahan mereka kini sudah menghilang.

“Ini kamarmu, kau menyukainya?”

Dira tercengang, bukan hanya luasnya yang membuatnya terkejut, tapi bagaimana Ethan mendesign kamar untuk putra mereka dengan begitu teliti dan tentu saja sesuai dengan selera anak-anak berusia 4 tahun.

Ada begitu banyak mainan dan juga buku bergambar. Dira tersekat. Gambaran ini membuat semua usahanya untuk memberikan yang terbaik bagi putranya terdengar menyedihkan. Ia memang tidak bisa memberikan yang terbaik, tapi Dira memastikan ia selalu membuat putranya bahagia.

“Apa aku boleh menunggangnya?” seru Noah menunjuk mainan kuda-kudaan yang diletakkan di sudut kamar.

Ethan tersenyum mengangguk. “Untuk itulah mainan itu ada di sana. Kau bisa bermain sepuasnya. Semua ini milikmu sekarang.”

“Milikku?” bocah 4 tahun itu sepertinya kesusahan mengeluarkan kata-kata.

“Milikmu yang bebas kau gunakan sepuasnya.”

“Tapi bagaimana jika ada anak lain yang datang dan merebutnya?” wajahnya cemberut menggemaskan.

Ethan menekuk lututnya. “Bagaimana kalau kita berdua memastikan tidak ada anak yang boleh memasuki kamar ini, kau setuju?”

Noah mengangguk antusias sampai Dira takut kepalanya sakit.

“Aku akan mengantar Mommy ke kamarnya, kau bisa menunggu di sini sebentar?”

“Okke dokkeey!”

“Mommy akan segera kembali, setelah itu kau harus istirahat, oke?”

Noah mengangguk sebelum berlari menuju mainannya.

Seorang wanita tua bergegas masuk begitu Dira dan Ethan bergerak keluar.

“Siapa wanita itu?” tanya Dira penasaran saat mereka melanjutkan perjalanan.

“Pengasuh Noah.”

Pengasuh?

“Apa maksudmu pengasuh Noah? Aku tidak butuh pengasuh, aku bisa mengurus putraku sendiri!” geramnya.

Ethan membuka pintu kamar yang ada di samping kamar Noah.

“Aku tidak bilang kalau kau tidak bisa mengurusnya Dira, tapi kau jelas butuh tenaga bantuan, apa kau sudah pernah melihat dirimu sendiri? Dan dia bukan putramu, dia putra kita.”

Pertanyaan menohok itu membuatnya terdiam. Menjadi orang tua tunggal sekaligus menjadi pencari nafkah bukanlah hal yang mudah, ia tidak pernah benar-benar punya waktu untuk mengurus dirinya sendiri dan Dira pikir itu tidak perlu. Buat apa? Ia tidak punya seseorang yang ingin ia bahagiakan dengan penampilannya. Baginya memastikan kebahagiaan Noah lebih penting daripada memerhatikan penampilannya.

“Aku tahu aku jelek, tapi kau tidak perlu membuatnya sejelas itu,” bentaknya kesal.

Mata Ethan menyipit. “Jangan menggunakan nada itu padaku. Aku tidak bilang kau jelek karena kau masih secantik yang kuingat, yang ingin kukatakan adalah terkadang kau butuh waktu untuk dirimu sendiri dan itu tidak akan bisa terjadi kalau kau hanya memusatkan perhatian pada putra kita. Kau butuh istirahat.”

Perhatian itu meskipun tidak disengaja membuat dadanya menghangat, tapi Dira mengusirnya dengan ganas. Tidak lagi ia akan terjebak dalam pusaran perasaan yang hanya akan memberinya rasa sakit.

“Ini kamar kita. Kuharap kau menyukainya.”

Dira mengerjap. “Kamar kita? Kupikir… kupikir…” otaknya mendadak lumpuh.

“Kau pikir apa Dira? Bahwa kita akan tidur di kamar yang berbeda? Sampai kapan? Sampai salah satu di antara kita menyerah?” tantang Ethan.

“Ta-tapi….”

“Aku tahu aku tidak bisa memercayaimu karena kau pernah mengkhianatiku, tapi seperti yang kukatakan demi putra kita aku bisa berkompromi.”

Kedua tangan Dira terkepal. “Aku tidak pernah mengkhianatimu. Kau yang mengkhianatiku.”

Ethan menoleh, tatapannya sama sekali tidak memberi Dira petunjuk tentang apa yang sedang dipikirkan pria itu dan hal itu hanya semakin menambah kemarahan Dira. Sejak dulu Ethan selalu menutup diri padanya. Hubungan yang mereka miliki hanya melibatkan fisik, tidak lebih.

“Aku punya permintaan,” ucap Dira memecah kebekuan di antara mereka.

Ethan melipat tangan di depan dadanya, menunggu Dira melanjutkan.

“Aku ingin bekerja.”

“Kau apa?” Suara Ethan terdengar berbahaya, tapi Dira tidak akan mundur. Ia tidak mau terjebak dalam kekuasaan pria itu lagi.

“Aku bisa bekerja di rumah ini sebagai tukang masak atau tukang bersih-bersih, apa pun. Kupikir hanya itulah yang bisa kulakukan untuk membalas kebaikanmu karena mengizinkanku tinggal gratis di rumahmu.”

Ethan mengusap dagunya. “Kau… sejak dulu selalu tahu bagaimana menentangku, bukan?”

Dira tidak menjawab.

“Kau ingin jadi pelayan di rumah ini?” seringai Ethan menjadi kejam. “Maka sejak sekarang kau adalah pelayan di rumah ini, Dira persis seperti yang kau inginkan. Kau akan melayani semua keperluanku. Apa pun yang kuinginkan.”

“Bukan seperti itu maksudku!”

Ethan berjalan mendekat dengan setiap inci tubuhnya meneriakkan kata “berbahaya”. Tatapan matanya yang tajam tampak kejam dan bengis.

Dira mengepalkan tangannya erat, berusaha mempertahankan ketenangannya dibawah tatapan Ethan yang begitu mengintimidasi. Pengaruh kehadiran pria itu pada dirinya… masih membuatnya takut dan ia benar-benar tidak ingin Ethan tahu dan menyadarinya.

“Kau ingin bekerja dan kau mendapatkannya. Itulah yang akan kau lakukan Dira, menjadi pelayanku, persis seperti yang kau inginkan. Mungkin kau mau menjadi pelayan juga di atas ranjangku?”

Tangan Dira terangkat, tapi Ethan lebih dahulu menangkupnya sebelum tangan itu mendarat di wajahnya. Ethan menunduk, wajahnya begitu dekat dengan wajah Dira sampai-sampai panas napas pria itu menyapu wajah Dira. Seringai yang muncul sesudahnya membuat Dira merasa seakan sedang berhadapan dengan iblis.

“Jangan memainkan permainan berbahaya saat kau tahu kau akan kalah di dalamnya. Kita berdua tahu kau menginginkanku, bukan begitu Dira?”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Rahasia Dibalik Kepergian Istriku   BAB 8

    Dan Ethan benar-benar memperlakukan dirinya seperti pelayan pribadi pria itu, bukan ibu dari putra mereka atau bahkan wanita yang masih berstatus sebagai istrinya. Ia harus menyiapkan segala keperluannya, termasuk membangunkan dan menyiapkan sarapan. Dira melakukan pekerjaannya dengan baik—atau sebaik yang bisa ia lakukan—karena tidak ingin memberikan Ethan kesempatan untuk mengkritiknya. Meski begitu, Dira tidak bisa mengenyahkan perasaan bahwa ia merasa terganggu dengan perubahan situasi di antara mereka.Sikap Ethan sama sekali tidak melunak. Pria itu masih bersikap dingin padanya seakan Dira harus melakukan penebusan dosa atas kebohongan yang ia lakukan dan Dira berusaha menerimanya atau setidaknya mencoba. Ia tidak ingin menunjukkan kalau perlakuan Ethan menyakitinya. Inilah yang ia inginkan. Seperti ini Ethan tidak akan punya kendali atas dirinya.Siapa yang coba kau bohongi?Sayangnya keputusan itu menjadi bumerang untuknya. Ethan memanfaatkan setiap kesempatan saat dirinya sed

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Rahasia Dibalik Kepergian Istriku   BAB 9

    Dira tidak langsung menjawab, hanya terus berdiri, menatap Ethan yang kelihatannya tidak mungkin lebih marah lagi. Ketegangan yang memancar dari tubuhnya membuat ketakutan mengaliri pembuluh darahnya. Dira menarik napas panjang, menyiapkan diri untuk yang terburuk.“Aku… menduganya. Aku belum benar-benar memeriksanya saat itu, tapi aku punya dugaan kuat kalau—“Ethan tertawa mencemooh. Tatapannya begitu dingin hingga Dira yakin seandainya tatapan bisa membunuh saat ini ia pasti mati terkapar di lantai yang dingin.“Ethan, aku…”“Hentikan, Dira. Aku tidak ingin mendengar apa pun dari mulutmu!" bentaknya keras. Ethan memejamkan mata sesaat, seolah berusaha mengumpulkan ketenangan dirinya kembali."Aku tidak pernah menyesali apa pun seumur hidupku, tapi sekarang… aku benar-benar menyesali keputusan karena pernah menikahi wanita sepertimu. Kau benar-benar picik,” ucapnya penuh benci.Setelah mengatakan kalimat yang membuat Dira terguncang hingga ia bahkan tidak sanggup bersuara, Ethan ber

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Rahasia Dibalik Kepergian Istriku   BAB 10

    Laut Mediterania membentang luas di hadapannya, membingkai pulau Corfu yang hijau dengan air jernih kebiruan yang memantulkan cahaya matahari siang. Angin berembus, menerbangkan rambutnya ke segala arah, tapi Dira sama sekali tidak berusaha untuk memperbaikinya. Hatinya gundah. Tidak, kata itu tidak tepat. Ia gelisah membayangkan perbincangan apa yang akan mereka lakukan nantinya. Ethan bilang ini tentang hak asuh anak. Kenapa mereka membutuhkan perjanjian untuk mengasuh Noah? Pemikiran itu sama sekali tidak membuatnya tenang.Ombak Mediterania berkilauan di bawah sinar matahari, menciptakan kilauan bagai permata yang menggoda untuk tenggelam dalam keindahan pulau Corfu. Di sekeliling mereka, tebing hijau Corfu berdiri megah, anggun, dan abadi, kontras dengan ketidakpastian masa depan mereka.Sekali lagi Dira menghela napas. Apa yang ia lakukan di sini? Sekarang ia mulai bertanya-tanya, apa ini hal yang benar untuk dilakukan?“Mam…”Dira mendesah sebelum berbalik. Ia sudah tahu bahkan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Rahasia Dibalik Kepergian Istriku   BAB 11

    Ethan sedang sibuk bermain dengan Noah di tepi yacht, mengajari putranya melempar umpan kecil ke laut saat suara langkah lembut dari dek membuatnya menoleh. Begitu mata birunya menangkap sosok Dira, waktu seakan berhenti. Di hadapannya, Dira berdiri dalam balutan bikini hitam yang memeluk setiap lekuk tubuhnya dengan sempurna, hanya diselumuti kaftan transparan yang nyaris tidak menutupi apa pun.Alis hitam Ethan berkerut, rahangnya mengeras. Ini bukan Dira yang ia kenal beberapa hari terakhir—dan ia tahu, wanita itu melakukannya dengan sengaja.Sialan.Amarah bergolak dalam dadanya, bukan hanya karena pakaian minim yang dikenakan Dira, tetapi juga karena disekitar mereka ada pengawal yang bisa melihatnya dengan jelas.Dira mengangkat dagunya sedikit, seolah menantang, mengirimkan sinyal yang membuat darah Ethan mendidih. Ia tahu Dira mencoba menguji batas kesabarannya. Amarahnya tersulut, bukan hanya karena pakaian minim yang dikenakan Dira, tapi karena reaski tubuhnya atas pakaian p

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Rahasia Dibalik Kepergian Istriku   BAB 12

    “Tidak, aku mau Mommy. Mommy!” Teriakan itu membuat Ethan dan Dira berpandangan dan dalam hitungan detik keduanya sudah berpisah. Dira buru-buru mengenakan kemeja Ethan kemudian bergegas keluar untuk menemui putranya. Begitu pintu terbuka Dira melihat Noah yang sedang meronta, berusaha melepaskan diri dari cengkeraman pengasuhnya. “Noah!” Anak kecil itu menoleh, tangisnya pecah saat berlari dan masuk ke dalam pelukan Dira. “Mommy di sini, Sayang. Tenanglah, oke?” ucapnya lembut, mengelus-elus pundak putranya untuk menanangkannya. Ia menatap wanita paruh baya itu dengan wajah penuh tanya. “Noah ingin bertemu denganmu, tapi karena… karena sepertinya kalian sibuk….” Pengasuh itu tidak lagi melanjutkan kata-katanya. Wajahnya yang merah padam menahan malu telah memberitahukan Dira apa maksud ucapan wanita itu. Dira mengumpat dalam hati. Ethan membuat mereka menjadi tontonan. Laki-laki itu benar-benar telah mempermalukannya dan bukan hanya itu… Ethan juga berusaha melucuti perasaanny

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Rahasia Dibalik Kepergian Istriku   BAB 13

    Ethan memicingkan matanya. “Aku tidak akan menunggu selamanya, Dira. Lakukan atau aku yang ambil alih dan saat itu terjadi jangan salahkan aku kalau kau tidak akan menyukai metodenya.” Ancaman tersirat dibalik kata-kata itu menyulut emosinya. “Jangan coba-coba mengancamku,” ucapnya mendidih. “Aku akan mengatakannya saat waktunya tepat.” “Lakukan sebelum kita pulang karena aku tidak akan menunggu lebih lama dari itu. Sebentar lagi akan ada pesta penyambutan untuk Noah. Aku akan mengumumkan keberadaannya. Orang-orang harus tahu dia keturunan sekaligus pewaris Alexander.” Dira mengerjap. “Maksudmu, kau akan mengumumkan pada seluruh dunia kalau Noah putra kita?” bisiknya dengan suara tercekik. “Kenapa itu membuatmu terkejut?” “Karena aku tidak berpikir ada manfaat dari melakukan hal itu,” tukasnya jengkel. Dira memijit pelipisnya. “Kalau kau melakukannya… wartawan akan mulai mencaritahu, mereka akan mengorek informasi. Bagaimana kau akan memberitahu media tentang keberadaanku selama

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Rahasia Dibalik Kepergian Istriku   BAB 14

    Ethan menatap Noah, bocah kecil berusia empat tahun yang berdiri di hadapannya. Anak itu tampak begitu polos dengan mata bulat dan rambut cokelatnya yang ikal. Ada jeda di mana Ethan hanya menatapnya, seolah sedang mencoba menyelami sosok mungil yang baru saja dikenalnya.Dira berdiri tak jauh, mengamati mereka berdua dengan dada yang terasa sesak. Ekspresi di wajah Ethan tampak begitu tenang, seperti biasanya—tetapi Dira bisa melihat kilatan emosi yang sulit di tutupi di mata biru lautnya.Ethan berjongkok, sejajar dengan Noah.“Beberapa orang tua mengatakan kau mirip sekali denganku saat aku seusiamu,” ucap Ethan parau.“Benarkah?”Ethan mengangguk, tiba-tiba merasa kesulitan bersuara. “Sangat mirip, kau mau tahu kenapa?” Jantung Dira berdebar kencang saat menunggu respon putra mereka. Telapak tangannya berkeringat. Putra mereka memang cerdas yang terkadang justru membuat Dira kerepotan. Anehnya selama ini Noah tidak pernah sekalipun mempertanyakan keberadaan ayahnya—hingga saat in

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07
  • Rahasia Dibalik Kepergian Istriku   BAB 15

    situasi pengiriman ke Amerika Selatan minggu ini? Ada hambatan yang signifikan?” tanya Ethan tanpa basa-basi saat mata birunya yang tajam mengamati satu persatu anggota stafnya. Di hadapannya, terdapat layar digital yang menampilkan data kinerja perusahaan, grafik pendapatan, serta laporan cuaca terbaru yang memengaruhi jalur pelayaran. Dimitris, kepala operasional yang sudah bekerja selama 20 tahun di industri perkapalan, mengangguk dan membuka laptopnya. “Ada sedikit keterlambatan di Terusan Panama, Sir. Kapal Poseidon tertahan hampir 2 hari akibat antrian panjang yang tidak terduga. Namun, tim kami sudah berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk mempercepat proses.” Ethan mendengarkan dengan serius, jarinya mengetuk meja dengan ritme teratur yang nyaris tidak terdengar. “Pastikan tidak ada penundaan tambahan. Jika perlu, alokasikan kapal tambahan dari Yunani untuk mengejar keterlambatan. Aku tidak ingin ada keluhan masuk minggu ini.” Dimitris mengangguk patuh. “Akan segera

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08

Bab terbaru

  • Rahasia Dibalik Kepergian Istriku   BAB 129

    Ethan berdiri terpaku di depan toko peralatan bayi seperti orang tersesat, matanya menyapu setiap sudut etalase yang dipenuhi berbagai barang berwarna-warni untuk kebutuhan bayi. Meski sudah membaca buku tentang kebutuhan bayi dan mencaritahu segalanya, ada perasaan aneh yang merayap dalam dirinya. Perasaan yang sulit ia definisikan—campuran antara keterkejutan, antusiasme, dan sedikit kegugupan, merasa seolah memasuki dunia yang benar-benar asing. Sekilas, ia melihat anak kecil yang sedang merengek dan meraung pada orang tuanya sambil menunjuk-nunjuk barang yang ada di etalase. Dulu pemandangan itu pasti membuatnya bergidik dan menjauh. Sekarang… ia tidak sabar untuk menghadapi situasi yang sama. Tanpa sadar sudut mulutnya terangkat. “Ethan?” Suara Dira menyadarkannya. Istrinya menatapnya dengan alis bertaut, mungkin heran melihatnya hanya berdiri di sana tanpa bergerak. Ethan mengangkat bahu, lalu meraih keranjang belanja. “Ayo masuk dan membeli semua yang dibutuhkan Dut-d

  • Rahasia Dibalik Kepergian Istriku   BAB 128

    “Aku mencintaimu.” Kedua kelopak matanya terangkat, sebentuk senyum tipis terukir di wajahnya yang cantik. Ia mengangkat kepala dan bertemu pandang dengan sepasang mata sebiru kristal yang paling ia sukai di dunia ini. “Kau bilang apa?” tanyanya serak, khas orang baru bangun tidur. Dira mengangkat sedikit kepalanya, menggunakan lengan Ethan sebagai bantal saat menunggu pria itu bersuara. Tentu saja ia mendengar apa yang dikatakan Ethan, ia hanya suka mendengar kata-kata itu keluar dari bibir suaminya. Ethan mendekat, menempelkan hidung mereka. “Aku mencintaimu, agape mou.” “Sekarang lebih mudah bagimu mengatakannya, ya ‘kan?” Ethan tertawa rendah. Memang, rasanya jauh lebih mudah mengatakannya sekarang. Setelah apa yang mereka lalui, rasanya penting mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Ketakutan itu masih ada, jauh bersembunyi dalam dirinya, tapi sekarang jauh lebih mudah menghadapinya setelah semua yang terjadi. Setelah menyadari bahwa cinta sungguh bisa memberikan kekuatan ya

  • Rahasia Dibalik Kepergian Istriku   BAB 127

    Dira menyeringai, tanpa sengaja pandangannya tertuju pada foto yang ada di dekat komputer suaminya. Foto pernikahan mereka—atau lebih tepat disebut pembaruan janji pernikahan. Mereka melakukannya di sebuah pulau kecil. Ia mengenakan gaun koktail sederhana sementara Ethan mengenakan celana selutut dan kemeja yang lengannya digulung sampai di atas siku. Benar-benar sederhana, tapi hari itu menjadi salah satu hari paling membahagiakan dalam hidupnya. “Aku suka foto itu,” komentarnya. Ethan mengikuti arah pandang istrinya. “Aku juga, terutama karena setelah itu aku membuatmu tidak mengenakan apa pun selama berhari-hari,” balasnya bangga, menunjukkan seringai nakalnya. Dira tertawa. “Kau membuat bikiniku rusak, sekalian saja tidak usah memakainya.” Ethan menarik lembut lengan istrinya dan membawanya duduk di atas pangkuannya. “Ethan! Menurutku kau tidak bisa melakukannya. Aku pasti sangat berat sekarang.” Ethan mengabaikannya. “Menurutmu, berapa peluang yang kudapatkan untuk membuatm

  • Rahasia Dibalik Kepergian Istriku   BAB 126

    Dira berdiri di tengah ruang utama Flour & Figs sambil tersenyum tipis, matanya mengamati setiap sudut toko dengan seksama. Aroma kayu yang masih baru bercampur dengan wangi lembut vanilla dari lilin aroma terapi yang sengaja dinyalakan untuk memberikan kesan hangat. Dinding kaca besar di sisi kanan toko memberikan pemandangan langsung ke arah laut yang membentang luas, dengan ombak tenang berkilauan di bawah sinar matahari sore. Rak-rak kayu yang dipasang di sepanjang dinding telah tertata rapi dengan toples berisi aneka kue kering dan roti. Meja-meja bundar kecil dan kursi anyaman ditempatkan di dekat jendela, menawarkan tempat duduk yang sempurna bagi pelanggan yang ingin menikmati kue dan minuman sambil menatap hamparan laut. Beberapa tanaman hijau dalam pot keramik tersebar di beberapa sudut, menambah nuansa alami dan menenangkan—konsep yang sejak dulu ia inginkan. Dira berjalan perlahan ke arah dapur, tangannya secara refleks menyentuh perutnya yang mulai membuncit. Kehamilann

  • Rahasia Dibalik Kepergian Istriku   BAB 125

    Dira berjalan mondar-mandir di ruang tamu rumah mereka sambil mengigit jarinya. Sudah dua jam berlalu, tapi sampai sekarang Ethan belum juga menghubunginya. Kenapa Ethan belum menghubunginya? Ia sudah mencoba menghubungi suaminya, tapi hasilnya nihil.Mungkin Ethan terlalu sibuk sampai tidak lupa waktu? Atau mungkin saja sinyal membuat sambungannya tidak terhubung.“Ma’am.”Sapaan itu hampir membuatnya melompat. Ia menghela napas, menatap pengurus rumahnya. “Ada apa, Marta?”“Ma’am ada Riko di depan pintu, katanya ingin menemui Anda. Ini mendesak.”Untuk apa sekretaris Ethan ingin menemuinya? Mengabaikan gemuruh yang berdentam dalam dadanya, Dira bergerak cepat untuk menemui pria itu. Riko berdiri di ujung pintu, tampak seperti orang tersesat. Wajahnya pucat dengan kedua tangan yang terlipat seperti orang yang sedang berdoa.Dira menarik kepalanya, berusaha melihat ke belakang pria itu, dan ia tidak melihat keberadaan Ethan.“Riko.”Pria itu membelalak, terkejut karena kehadirannya ya

  • Rahasia Dibalik Kepergian Istriku   BAB 124

    Leo tertawa seakan pertanyaan Dira benar-benar konyol. “Cinta? Aku pernah mencintainya, tapi dia membuang perasaan itu seolah itu tidak berharga, tidak berarti,” balasnya pahit. “Baginya, dendam lebih penting daripada suami yang mencintainya dan anak-anak yang menyayanginya.” Dira tiba-tiba teringat wajah Brianna saat ia menyinggung tentang anak di depan wanita itu. Brianna menyayangi anak-anaknya. Ia bisa melihatnya. Sayangnya, dendamnya seperti yang dikatakan Leo membuatnya melupakan perasaan itu. Dira melirik Ethan lewat bulu matanya. Mungkin mereka bisa memberikan kesempatan pada Shelen? Bagaimana pun, wanita itu membutuhkan dukungan orang-orang yang mengasihinya. “Tidak!” Dira tertegun mendengar jawaban tegas Ethan. Suaminya menoleh, membalas tatapannya. “Aku tahu apa yang kau pikirkan Angel, tapi jawabannya, tidak.” “Tapi…” Ethan menggenggam tangan istrinya. “Terlepas dari apa yang dialaminya, dia ikut andil dalam kejahatan yang direncanakan Brianna. Ya, aku tahu

  • Rahasia Dibalik Kepergian Istriku   BAB 123

    “Belum menyerah tentang Shelen? Maksudnya? Seharusnya dia mencemaskan Brianna bukan Shelen,” celutuk Dira keheranan saat mereka dalam perjalanan ke ruangan suaminya. Istrinya kan Brianna bukan Shelen, kenapa pria itu justru mencemaskan saudara kembar istrinya? Dira menggerakkan kepalanya ke samping, sama sekali tidak memahami apa yang sedang terjadi. Saat ia mendongak, suaminya tersenyum penuh arti, seolah pria itu mengetahui sesuatu yang tidak ia ketahui. Mungkinkah? “Kau tahu sesuatu kan?” tebaknya. “Bukankah alasannya sudah jelas?” cengiran suaminya semakin lebar. “Apanya yang sudah jelas?” Belum sempat Ethan membalas, Riko mendekat melihat kedatangan mereka. “Sir, Ma’am,” sapanya sopan. Ethan menganguk singkat. “Dia ada di dalam?” Riko kembali mengangguk. “Seperti yang Anda perintahkan, Sir. Beliau baru saja masuk ke dalam.” Benar saja, saat mereka masuk, sosok Leo yang sedang duduk menyilangkan kakinya menjadi pemandangan yang menyambut mereka. Pembawaannya yang

  • Rahasia Dibalik Kepergian Istriku   BAB 122

    Pukul tiga pagi, Dira terbangun dengan mual yang menggelegak di perutnya. Bukan sekadar rasa tidak nyaman, melainkan gelombang muntah yang tak tertahankan. Ia bergegas ke kamar mandi. Isi perutnya yang kosong hanya menghasilkan cairan asam yang membakar tenggorokannya, membuat matanya berair. Tubuhnya gemetar, keringat dingin membasahi dahinya. Napasnya tersengal, seolah paru-parunya pun ikut tercekik oleh rasa mual yang tak kunjung reda. Dira memejamkan mata, berusaha mengatur napasnya. Setiap harinya semakin buruk saja, pikirnya. Ethan terbangun karena suara isakan lirihnya. Pria itu langsung bangkit dari tempat tidur dan menyusul Dira ke kamar mandi. Begitu melihat istrinya terhuyung di depan wastafel kecemasan seketika mencengkeram dadanya. “Dira…” suaranya serak karena kantuk yang masih menggantung, tapi kepanikan nyata dalam suaranya. Ia berlutut di samping Dira, mengusap punggung wanita itu dengan lembut sambil membisikkan kata-kata penghiburan yang terasa hampa di tengah se

  • Rahasia Dibalik Kepergian Istriku   BAB 121

    “Angel…” Ethan menggenggam tangan istrinya erat. “Saat kau hamil, aku ikut andil dalam prosesnya. Bagaimana pun, aku masih ingat saat bolaku menendang masuk ke dalam…” Dira melotot, tapi Ethan mengabaikannya. “Itu berarti aku juga akan ikut andil dalam setiap perjalanan yang harus kau dan putri kecil kita hadapi nantinya,” lanjutnya. “Kau yakin sekali kalau anak kita perempuan.” Ethan menyeringai. “Feeling seorang ayah banyak benarnya.” Dira memutar matanya. “Kau tidak keberatan kalau aku jadi gendut?” Ethan mendesah, tahu kalau jawabannya amat penting bagi Dira. Wanita hamil memang sangat sensitif dan perasa. Terima kasih pada buku-buku ibu hamil yang sudah sangat membantunya. “Sama sekali tidak masalah, tidak, sebelum kau berpikir kalau aku mengatakannya untuk menghiburmu, kau harus ingat kalau aku bukan seseorang yang akan mengatakan sesuatu untuk menyenangkan orang lain. Kau mengenalku, Angel.” Dira mengigit bibir bawahnya—yang langsung berefek pada pusat gairahnya. Siala

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status