"Siapa yang memukul Reyhan?? Tolong katakan padaku, siapa yang sudah berani memukulnya??" Teriak Vino sambil mengangkat Reyhan.
Reno dan Adipun baru datang dengan nafas ter engah engah karena baru saja selesay lari lari demi datang melihat kondisi Reyhan. Reno dan Adi kini membantu mengangkat Reyhan membawa ke mobil Vino. Setelah itu mereka pergi ke Rumah Sakit The L Medika.
"Aduh, bagaimana ini?? Besok adalah hari wisuda mereka dan keadaan Reyhan seperti ini. Otakku makin pusing... Pikiranku terasa kacau balau dengan keadaan ini," kata Rektor kepada Kajur.
Tidak hanya Rektor dan Kajur, tapi semua dosen dan para staf juga merasa karir mereka terancam karena keadaan Reyhan.
Sampai di rumah sakit, Vino fotoin Reyhan dan mengirimnya ke Jhon. Sedangkan Jhon dengan paniknya mengirim ke Bernand, sebagai asisten Nona Levrawnch Britama.
Bernand menunjukan foto Reyhan yang sudah babak belur dan penuh dengan darah. Nona Levrawnch begitu emosi melihat fo
Waktu sudah malam, Asisten Nona Levrawnch Britama yaitu Bernand, kini sedang melaporkan soal CCTV kampus, dan menjelaskan kejadiannya kepada Nona Levrawnch. "Catat nama nama mahasiswa itu, nama orang tua, nama perusahaan serta pekerjaan orang tua mereka," perintah Lenia yang sepertinya begitu serius menyelesaykan masalah ini. "Baik Nona, akan ku urus semuanya," ucap Bernand. "Siapkan mobil, malam ini aku akan ke Rumah Sakit The L Medika langsung untuk membesuk adikku," kata Lenia. Sifat Lenia sangat tegas, dan tegaan. Hanya Reyhan dan Ayahnya yang bisa membujuk Lenia saat dia marah. Namun dia begitu adil dan sifatnya manja kepada ayah dan adiknya, Reyhan. Di Rumah Sakit The L Medika, Adi sedang kelaparan, Vino terlihat tenang tapi masih kepikiran tentang keadaan Reyhan yang sekarang sudah di pindahkan ke ruangan Hight VVIP, di mana ruangan tersebut khusus untuk keluarga Levrawnch Britama. Sedangkan Reno mondar mandir nggak jelas. Vino
Melihat Gebriella dengan make up yang luntur dan bulu mata serta garis mata bawah berantakan, Lenia tertawa saat tiba di kamar Reyhan. "Gebby, kamu baru selesay menangis yah???" Tanya Lenia pada Gebriella. "Tidak kak, aku hanya sedih saja," jawab Gebriella sambil menarik narik hingusnya. Adi, Vino dan Renopun menahan tertawa sejak dari tadi. Bahkan Reyhan yang baru saja sadar dan masih sangat lemas, ikut tertawa kecil saat melihat Gebriella. "Sayang, cuci wajahmu dulu," kata Reyhan dengan suara melemas. "Kenapa kak?? Apa yang mau di ambil??" Tanya Gebriella. "Gebby, kata Kakak Reyhan wajah Gebby di cuci dulu, hahaha..." Ucap Vino. "Oh iya Kak, aku akan mencucinya sekarang, sebentar yah..." Ucap Gebriella bergegas ke kamar mandi. "Mau kakak Adi anterin??" Kata Adi membuat suasana makin ceria. Bahkan Nona Levrawnch Britama merasa baru pertama kali ini dia tertawa lepas seperti sekarang. Padahal adiknya sedang sakit.
Semua orang menyaksikan berita tersebut termasuk masyarakat yang ada di Kota Hunan. "Hmmpp kasihan yah, kok bisa hari ini 10 perusahaan sekaligus bangkrut...?" "Baguslah... Biar mereka merasakan hidup seperti kita kaya' gimana," "Iya benar, lagian mereka bangkrut karena korupsi. Justru lebih baik perusahaan seperti itu di tutup," Ucap masyarakat masyarakat di kota Hunan yang sedang menyaksikan berita tersebut. "Rey, selain perusahaan ayah Viktor, ada perusahaan ayah Agil, ayah pingkan, ayah Mila, ayah Tessa, Ayahnya Anisa, dan siapa lagi tadi, aku lupa," ucap Vino. "Ada perusahaan Ayahnya Ririn, ayah Alia, dan juga perusahaan 2 orang teman Viktor yang ikut bangkrut juga hari ini," tambah Reno. "Iya benar, apa kamu tahu Rey?? Menurutmu kenapa bisa bangkrut dan menemukan pemilik sepuluh perusahaan sekaligus sebagai tersangka korupsi hari ini juga???" ucap Vino. Reyhan baru saja akan menjelaskan semua itu kepada Gebriella
Pagi ini para kandidat datang menengok Reyhan di Rumah Sakit. Reyhan sudah menggunakan masker, topi dan juga kacamata yang terang. "Permisi Tuan.. Di depan ada yang datang, namanya Tuan Haikal dan juga teman temannya. Apakah mereka suru masuk sekarang atau gimana??" ucap Bodyguard, Alan. "Suru mereka masuk sekarang," kata Reyhan. Alan akhirnya memanggil mereka masuk, dan merekapun masuk ke kamar Reyhan dengan menggunakan pakaian safety. Mereka memang baru saling mengenal, namun mereka merasa Reyhan adalah sosok yang baik, dan juga tegas dalam pekerjaan. "Tuan Levrawnch, bagaimana kabar Tuan?? Siapa yang berani membuat Tuan seperti ini??" tanya Haikal yang sedang menaru makanan ringan, buah dan juga bunga untuk Reyhan. "Mereka sudah di urus asistenku. Kalian tenang saja, yang membuatku begini pasti akan ada balasan yang lebih," jelas Reyhan. "Tuan, semoga cepat sembuh..." ucap Pengacara. "Oh iya Tuan, kami sudah menemukan
Acara pemindahan togapun udah selesai. Terdengar suara Host memanggil Gebriella, para wisudawan dan wisudawati di gemparkan dengan kecantikan Gebriella yang kini sedang menaiki atas panggung. Reyhan yang melihat Gebriella seakan saat itu juga ingin mengungkapkan perasaannya. Sementara Viktor dan teman temannya malah sibuk dengan aktivitas yang sudah mereka rencanakan untuk membunuh Reyhan. "Pingkan, kamu dan Tessa ke dapur sekarang saja, sebelum pelayan itu mengantar terlebih dahulu minuman Reyhan," jelas Viktor pada Pingkan dan Tessa. "Terus, kamu??" tanya Tessa. "Aku dan Agil akan ke kamar mandi, mungkin saja Reyhan akan ke kamar mandi. Ingat, rencana kita harus berhasil hari ini" Jelas Viktor. "Dan aku ngapain??" tanya Ririn. "Kamu di sini saja, Rin, dan segera kirimkan chat untuk kita jika para pelayan akan ke dapur, dan juga kalau si gembel akan ke kamar mandi,' ucap Agil. "Dan yang lain juga sambil mengantisipasi
Nyonya Levrawnch Britama sedang menonon acara wisudah Reyhan di live TV. Namun, saat melihat Tuan Levrawnch naik di atas panggung berpegangan tangan dengan Gebriella, Nyonya Levrawnch merasa sangat jengkel dan langsung mematikan TV. "Hai Mi... Kenapa TVnya di matikan?? Apa mami tidak suka menonton livenya adik???" tanya Lenia yang baru saja keluar dari ruangan kerjanya dan langsung menyalakan V lagi. "Acaranya sangat biasa biasa saja. Mami malas menononnya. Kamu saja yang nonton, mami mau tidur siang," kata nyonya Levrawnch dan buru buru meninggalkan Lenia nonton acara Live sendirian. "Dasar perempuan genit, masih kecil tapi sudah gatel. Lihat saja nanti, aku akan menjauhkan Reyhan dari perempuan matre' itu dan mendekatkan Reyhan dengan Marsyalinda," gumam Nyonya Levrawnch pelan dan menuju ke kamarnya. Lenia yang sedang menonton acara wisuda adiknya itu sesekali tertawa sendiri karena melihat tingkah adiknya yang sedang bersama dengan Gebriella di ata
"TOK, TOK, TOK" Bi' Ina mengetuk pintu Reyhan. Reyhan yang masih tertidur pulas tidak sadar dengan suara panggilan dan ketukan pintu dari Bi' Ina. Untung saja teman teman Reyhan sudah sampai ke Villa. "Reyyhhhaaaannn... I am commmmiinnngg...," kebiasaan Adi, jika sampai di Villa Reyhan, dia akan memanggil nama Reyhan dengan suara yang keras sehingga membuat orang orang di Villa Reyhan sangat kaget. "Tuan Levrawnch masih belum bangun, tadi juga bibi' sudah membangunkan Tuan Levrawnch berkali kali, namun Tuan masih saja tidak bangun," jelas Bi' Ina kepada teman teman Reyhan. Vino dan Adipun naik ke lantai dua dan membangunkan Reyhan dengan memanggil namanya berkali kali sambil mengetuk pintu kamar Reyhan. Akhirnya Reyhanpun terbangun dan langsung membuka pintu kamar. "Hmmmppp.. Kenapa kalian datang begitu pagi??" tanya Reyhan kepada teman temannya. "Heeeiiii kawan, kenapa kamu bertanya seperti itu?? Mandi trus kesini temani aku m
"Rey, kami pulang dulu yah..," kata Vino kepada Reyhan setelah beberapa menit selesay makan malam bersama. "Iya Rey, kamu istirahat sana, biar badanmu nggak kaya' Reno. Kurus kering, ramping seperti busung lapar," ucap Adi sambil melihat Reno dengan sudut matanya. "Apa katamu??? Rey mau istirahat atau nggak, apa hubungannya sama aku??? Kamu tuh yang kurangin makan. Pintu kamar Reyhan saja nggak cukup untuk seluruh badanmu. Harus menyamping, hahaha...," kata Reno pada Adi. "HAHAHA...," Vino, Reyhan dan Reno tertawa terbahak bahak. "Udah, kalian sudah cukup menggangguku seharian di Villaku. Jangan di tambah dengan berantem di depan Villaku, akan ku jual Villa ini bersama kalian, hahaha...," kata Reyhan. "Hahaha... Baiklah, baiklah... Kami balik dulu yah bro, bye.. bye.. " kata Reno dan merekapun balik ke rumah mereka masing masing. Reyhan langsung masuk ke kamarnya, sambil melihat handphonenya yang bergetar tanda ada pesan masuk.
Setelah memasangkan cincin ke jari manis Maminya, mereka merasa bingung karena semua orang berlari ke arah depan jalan raya.Saking penasaran, Yulia bertanya pada salah satu bapak bapak yang juga ikut berlari ke depan jalan raya. "Pak, ada apa itu?? Apa yang terjadi di depan jalan itu??""Lecelakan, Non." Jawab bapak itu."Siapa yang celaka, Pak??" Tanya Yusuf."Katanya, Nona Marsyalinda berlari keluar jalan dan tertabrak mobil, Non. Kata mereka juga Nona Marsya tidak bernafas lagi." Jawab bapak itu lalu bergegas pergi.Yulia langsung berlari mengikuti bapak itu dengan begitu cepat dan berkata dalam hati, "Tanteeee... Maafkan aku."Lenia dan Yusufpun berjalancepat ke tempat kejadian itu. Setelah sampai, terlihat Yudha yang sedang menggendong Marsyalinda dan membawanya ke dalam ambulance.Semua keluarga Levrawnchpun menuju ke Rumah Sakit The L Medika. Namun sayangnya, setelah sampai di Rumah Sakit, Marsyalinda tidak sempat tertol
Air mata bercucuran tiada henti. Tangisan para tamu tak kalah dengan kesedihan keluarga Levrawnch. Meski menu makanan tiada henti di layani pada setiap individu yang datang, namun rasa sedih mendalam menutupi rasa dahaga mereka saat ini.Host 3 : "Itulah ucapan dari sang istri tercinta Tuan Levrawnch yang membuat kita semua yang hadir di sini merasa sedih."Host 1 : "Sedih banget. Namun masih ada lagi yang akan kita dengar, yaitu tentang kronologis keluarga Levrawnch Britama yang akan di sampaikan langsung oleh Nyonya Levrawnch Britama."👏👏👏Nyonya Levrawnch berjalan menuju kursi yang di taru di atas panggung. Meski begitu, Nyonya Levrawnch malah berdiri untuk menyampaikan hal tersebut dan menjadikan tempat duduk itu sebagai persiapan ketika dia merasa lelah berdiri."Pasti semuanya sudah kenal saya. Benar nggak??" Tanya Nyonya Levrawnch."KENAAAALLLL..." Sontak mereka semua."Baikah, terimakasih sudah datang maupun yang sudah menonton di
======== Sore hari tiba. Semua para Koki dan pelayan tengah sibuk di rumah baru Nyonya Levrawnch Britama. Ada begitu banyak penjemput tamu yang menggunakan gaun berwarna biru dan juga setelan jass yang sama berwarna hitam. Di kursi paling depan terlihat begitu banyak pengusaha pengusaha dan para direktur, serta pemilik saham yang sedang duduk bercerita dan bergunda ria. Sementara keluarga besar Levrawnch Britama, keluarga besar Debora serta keluarga besar Oscandra, semuanya memakai pakaian putih dan setelan jass berwarna hitam. Tak hanya itu, bahkan Marsyalinda, keluarga Yudha, teman teman Reyhan serta para pembantu juga serentak memakai pakaian putih dan hitam. "Sayang, kamu cantik banget hari ini." Kata Yudha pada Marsyalinda. "Terimakasih, sayang. Terimakasih sudah menemani aku, sudah melindungi dan memotivasi aku. Aku akan berusaha menjadi orang yang lebih baik lagi." Jawab Marsyalinda dengan mata yang berbinar menyimpan 1000 tetes
1 Bulan Kemudian. "Nak... Coba kamu lihat awan itu, indah bukan??" Tanya Gebriella pada Ali yang sedang duduk bersama di teras atas sambil membicarakan masa depan mereka. "Iya Mi... Sangat indah..." Jawab Ali. "Mami ingat waktu masa dulu saat melihat matahari mulai terbit dan awan putih mulai tebal. Waktu itu, Papi kamu bercerita soal dia yang sedang sibuk mencari Mami di Kota Naung. Tapi begitu ketemu, sepi terasa ramai. Malampun terlihat terang." Kata Gebriella sambil menikmati indahnya matahari terbit. "Terus, Mi...??" Tanya Ali. "Terus, setelah sekian lama terpisah, Papi dan Mami baru bertemu kembali di bukit bunga Kota Naung. Papi mencari mami di sana. Dia sangat setia juga sangat romantis. Tiap hari Papi datang ke rumah Mami yang kecil demi mengambil hati Oma dan juga Opa, hingga akhirnya Oma dan Opapun setuju. Lalu, Mami ikut papi ke Kota Hunan dan menghadapi cobaan bersama. Hehehe... Mami masih ingat, dulu Papi kamu sangat tegas. Dia h
Sampai di lokasi shooting, semua orang menyambut Gebriella dengan hidangan dari berbagai macam menu makanan. Mereka semua terlihat sangat bahagia. Tidak hanya itu, di sana juga ada banyak penggemar yang datang dan menyiapkan hadia serta ucapan ucapan yang memotivasi Gebriella. "Terimakasih semuanya... Terimakasih karena Gebbylover's masih setia menunggu saya dan selama ini masih mendukung saya. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih banyak untuk semua penggemar yang ada di sini maupun yang sedang menonton acara perdana live saya di luar sana." Kata Gebriella dengan menggunakan mike, lalu menyapa semua para aktor lama maupun aktor baru. Gebriella juga menyapa semua TIM medianTV maupun para produser dan grup kameramen yang hadir. Gebriella terlihat begitu bahagia. Sekejap melupakan suaminya yang hilang, meski bersifat sementara, tapi bagi Gebriella suasana saat ini lumayan menghiburnya. "Hallo Gebby, selamat datang kembali. Hehehe..." Ucap Andi. "Hallo juga Kak A
"Nak... Apa kamu sudah mengingat semuanya??" Tanya Lenia pada Yulia."Tidak, aku tidak mengingat apa apa. Hanya mencoba memanggilmu dengan kata, Mami saja." Jawab Yulia."Tidak apa apa, Nak... Ingatlah pelan pelan. Tidak usah buru buru." Kata Lenia sambil mengusap usap kepalanya."Tolong tinggalkan aku sendiri. Aku mau tidur. Kepalaku mulai terasa sakit. Mungkin karena aku terus berusaha untuk mengingat semua masa laluku." Perintah Yulia.Lenia lalu memakaikan selimut pada Yulia, anaknya. Setelah itu mereka semua keluar dari kamar Yulia.Yulia berbaring terlentang sambil menutup matanya dan mencoba mengingat semua hal yang terjadi padanya."Ternyata Papi dan Mamiku adalah orang kaya. Tapi kenapa mereka tidak mencariku?? Apa dulu mereka tidak sayang padaku?? Lalu, di mana Papiku?? Kenapa dia tidak pernah datang menjengukku?? Kenapa Marsyalinda dan lelaki tua itu memanfaatkan aku untuk membunuh keluargaku sendiri?? Apa sebenarnya yang terjadi?
Dokter Willy yang baru saja sampai, merasa heran melihat ekspresi wajah Lenia dan teman temannya."Nona Levrawnch..." Panggil dokter Willy membuat Lenia kaget dari pandangannya ke arah Marsyalinda dengan tatapan yang penuh emosi."Nona Lerawnch!!" Panggil dokter Willy lagi."Iya dok. Gimana keadaan Yulia, dok!!" Tanya Lenia spontan."Masih sama seperti dengan kemaren. Saya melihat Nona Levrawnch seperti kebingungan melihat ke arah pintu keluar sana. Makanya saya langsung medekati Nona Levrawnch kesini. Oh iya, Nona Lerawnch, saya akan mel...!!" Kata dokter terputus dengan suara suster yang memanggil namanya."Dokter Willy, pasien atas nama Rana telah pingsan." Teriak suster tersebut."Pingsan?? Di mana dia??" Sontak Lenia dan dokter Willy kaget."Di depan Paviliun ruangan mawar, dok..." Jawab Suster jaga itu."Ayo kita lihat Yulia dulu, Nona Levrawnch." Ajak dokter Willy lalu berlari menuju ke arah Rana yang sedang di angkat ol
1 BULAN KEMUDIANWaktu berputar begitu cepat, sehingga tak terasa hari demi hari dengan penuh tantangan dan rintangan kian bisa terlewatkan.Keluarga Levrawnch Britama untuk sementara waktu tinggal di Villa Reyhan yang berada di Villa L Green.Kenangan yang sudah terlewatkan masih mengiris hati dengan rasa rindu yang tak terlampiaskan. Tapi Gebriella yang baru saja sembuh, tetap semangat dan hanya fokus pada masa depan anaknya, Ali. Saat ini Alipun telah resmi di gelar sebagai Tuan Muda Levrawnch Britama. Diapun mengikuti sekolah privat di Villa untuk sementara waktu, karena menghindari kejahatan di luar sana yang tak terduga.Tiba tiba terdengar suara Bi' Ina yang masih setia tinggal di Villa Reyhan sejak dahulu kala. BI' ina sudah terlihat tua. Oleh sebab itu, Bi' Ina kini hanya di jadikan sebagai pengawas para pembantu di kediaman keluarga Levrawnch Britama."Nyonya Gebby, sarapannya sudah siap. Semuanya sudah berkumpul di ruang makan. Apa makan
Lenia bersama keluarganya berkumpul di ruangan pasien tempat Rana di rawat.Suasana terlihat bgitu mengharukan. Air mata kerinduan bercucuran di pipi. Rasa kangen dan kekhawatiran yang selama ini terpendam, kini bisa terluapkan. Lenia memegang tangan Rana, sampai akhirnya Ranapun terbangun dan kebingungan setelah melihat ada begitu banyak orang yang sedang berkumpul di kamarnya."Siapa kalian??" Tanya Rana membuat Nyonya Levrawnch terpukul dengan pertanyaan itu."Dokter Willy, apa kejadian barusan membuat Yulia lupa ingatan??" Tanya Nyonya Levrawnch pada dokter pribadi mereka sekaligus Direktur Rumah Sakit The L Medika."Saat ini, Non Yulia belum bisa mengingat apa apa. Karena sebelumnya dia sudah memang lupa ingatan. Namun karena dia telah mengkonsumsi obat pelambat ingatan secara terus menerus, akhirnya ingatannya lebih susah lagi untuk di kembalikan. Mungkin Nona dan juga Nyonya Levrawnch harus lebih sabar lagi selama bertahun tahun untuk menunggu inga