Acara pemindahan togapun udah selesai. Terdengar suara Host memanggil Gebriella, para wisudawan dan wisudawati di gemparkan dengan kecantikan Gebriella yang kini sedang menaiki atas panggung.
Reyhan yang melihat Gebriella seakan saat itu juga ingin mengungkapkan perasaannya.
Sementara Viktor dan teman temannya malah sibuk dengan aktivitas yang sudah mereka rencanakan untuk membunuh Reyhan.
"Pingkan, kamu dan Tessa ke dapur sekarang saja, sebelum pelayan itu mengantar terlebih dahulu minuman Reyhan," jelas Viktor pada Pingkan dan Tessa.
"Terus, kamu??" tanya Tessa.
"Aku dan Agil akan ke kamar mandi, mungkin saja Reyhan akan ke kamar mandi. Ingat, rencana kita harus berhasil hari ini" Jelas Viktor.
"Dan aku ngapain??" tanya Ririn.
"Kamu di sini saja, Rin, dan segera kirimkan chat untuk kita jika para pelayan akan ke dapur, dan juga kalau si gembel akan ke kamar mandi,' ucap Agil.
"Dan yang lain juga sambil mengantisipasi
Nyonya Levrawnch Britama sedang menonon acara wisudah Reyhan di live TV. Namun, saat melihat Tuan Levrawnch naik di atas panggung berpegangan tangan dengan Gebriella, Nyonya Levrawnch merasa sangat jengkel dan langsung mematikan TV. "Hai Mi... Kenapa TVnya di matikan?? Apa mami tidak suka menonton livenya adik???" tanya Lenia yang baru saja keluar dari ruangan kerjanya dan langsung menyalakan V lagi. "Acaranya sangat biasa biasa saja. Mami malas menononnya. Kamu saja yang nonton, mami mau tidur siang," kata nyonya Levrawnch dan buru buru meninggalkan Lenia nonton acara Live sendirian. "Dasar perempuan genit, masih kecil tapi sudah gatel. Lihat saja nanti, aku akan menjauhkan Reyhan dari perempuan matre' itu dan mendekatkan Reyhan dengan Marsyalinda," gumam Nyonya Levrawnch pelan dan menuju ke kamarnya. Lenia yang sedang menonton acara wisuda adiknya itu sesekali tertawa sendiri karena melihat tingkah adiknya yang sedang bersama dengan Gebriella di ata
"TOK, TOK, TOK" Bi' Ina mengetuk pintu Reyhan. Reyhan yang masih tertidur pulas tidak sadar dengan suara panggilan dan ketukan pintu dari Bi' Ina. Untung saja teman teman Reyhan sudah sampai ke Villa. "Reyyhhhaaaannn... I am commmmiinnngg...," kebiasaan Adi, jika sampai di Villa Reyhan, dia akan memanggil nama Reyhan dengan suara yang keras sehingga membuat orang orang di Villa Reyhan sangat kaget. "Tuan Levrawnch masih belum bangun, tadi juga bibi' sudah membangunkan Tuan Levrawnch berkali kali, namun Tuan masih saja tidak bangun," jelas Bi' Ina kepada teman teman Reyhan. Vino dan Adipun naik ke lantai dua dan membangunkan Reyhan dengan memanggil namanya berkali kali sambil mengetuk pintu kamar Reyhan. Akhirnya Reyhanpun terbangun dan langsung membuka pintu kamar. "Hmmmppp.. Kenapa kalian datang begitu pagi??" tanya Reyhan kepada teman temannya. "Heeeiiii kawan, kenapa kamu bertanya seperti itu?? Mandi trus kesini temani aku m
"Rey, kami pulang dulu yah..," kata Vino kepada Reyhan setelah beberapa menit selesay makan malam bersama. "Iya Rey, kamu istirahat sana, biar badanmu nggak kaya' Reno. Kurus kering, ramping seperti busung lapar," ucap Adi sambil melihat Reno dengan sudut matanya. "Apa katamu??? Rey mau istirahat atau nggak, apa hubungannya sama aku??? Kamu tuh yang kurangin makan. Pintu kamar Reyhan saja nggak cukup untuk seluruh badanmu. Harus menyamping, hahaha...," kata Reno pada Adi. "HAHAHA...," Vino, Reyhan dan Reno tertawa terbahak bahak. "Udah, kalian sudah cukup menggangguku seharian di Villaku. Jangan di tambah dengan berantem di depan Villaku, akan ku jual Villa ini bersama kalian, hahaha...," kata Reyhan. "Hahaha... Baiklah, baiklah... Kami balik dulu yah bro, bye.. bye.. " kata Reno dan merekapun balik ke rumah mereka masing masing. Reyhan langsung masuk ke kamarnya, sambil melihat handphonenya yang bergetar tanda ada pesan masuk.
Reyhan dan Jhon di antar oleh supir ke bandara International. Di dalam mobil, Reyhan menelpon Gebriella berkali kali, tapi Gebriella masih tertidur dan tidak menjawab panggilan telepon dari Reyhan. Sampai di Bandara, Reyhan dan Jhon langsung melakukan bording pas karena sudah melakukan check In terlebih dahulu melalui aplikasi. "Tuan, kenapa raut wajah Tuan terlihat sedih? Apakah Tuan masih merindukan teman teman Tuan???" tanya Jhon kepada Reyhan. "Iya, Jhon, mereka seperti saudara kandungku. Mereka selalu bersamaku dalam suka maupun duka. Apa alasanku untuk tidak merindukan mereka???" Jawab Reyhan kepada Jhon. "Iya Tuan, saya mengerti. Tuan harus semangat, agar studynya cepat selesay dan pulang ke Kota Hunan untuk bertemu dengan mereka," kata Jhon. "Oh iya Tuan Levrawnch, pesawatnya sudah ada, kita kw pesawat sekarang saja yuk..," ajak Jhon kepada Reyhan. "Jhon, sebelumnya aku belum pernah naik pesawat, apakah di dalam pesawat itu ena
Jam sudah menunjukan pukul 21.00. Tak terasa sudah 2 jam lebih Gebriella menunggu Reyhan di ruangan itu. Namun, dia tetap optimis bahwa Reyhan tetap akan datang menemui dia. "Hmmppp... Kak Rey?? Kenapa kamu lama sekali...?? Bahkan aku masih yakin bahwa kamu akan tetap datang malam ini, meskipun aku sudah menuggumu selama 2 jam lebih...," kata Gebriella sambil duduk melihat ke arah danau. Hampa terasa saat melihat lilin yang begitu banyak menyala, kini mati di basahi hujan yang rintik rintik. Bahkan kembang merah yang bertaburan memancarkan wewangian, kini layu di tiup angin berhembus tanpa beraturan. "Kak Rey... Kamu sungguh tega padaku..?? Kenapa kamu tidak mengabarkanku jika kamu tidak akan datang..." ucap Gebriella merintih pelan. Namun, Gebriella masih terus menunggunya. Waktu sudah menunjukan pukul 23.00. Gebriella sedang berdiri, menyandarkan kepala bagian kiri di pintu yang tebuka. Mencoba menikmati namun tak dapat di nikmati... Dengan pandanga
Ayahnya Pevita menggedor gedor pintu sampai Pevita kebingungan, harus keluar atau tetap di dalam kamar. "Pevita!! Keluar kamu!! Dasar anak nggak tahu di untung!!! Bukannya kerja, malah malas malasan di kamar. Kelua....rrrr!!" Teriak Ayahnya Pevita di depan pintu kamar Pevita. Mendengar Ayah Pevita teriak, Vivi ibunya Pevita langsung naik ke atas menuju kamar Pevita. "Ada apa ini pa....???" Tanya Vivi dengan suara keras. "Kamu masih nanya ada apa?? Hah!!! Sini, kamu lihat ini, lihaaattt... Buka Pevita!!! Buka!!" Kata ayahnya Pevita menarik rambut Vivi dengan tangan kanan dan tangan kiri mengetuk ngetuk pintu seperti orang yang ingin merusak pintu. Ayahnya Pevita akhirnya mendobrak pintu kamar Pevita berkali kali sampai pintu kamar Pevitapun terbuka. Pevita yang melihat ayahnya gemetar bagaikan orang sakit yang sedang menggigil. Sedangkan Ibu Pevita dengan sekuat tenaga berusaha menahan ayahnya Pevita. Ayah pevita melemparkan tangan Vivi
Reyhan yang masih duduk di kursi goyangnya, baru saja terbangun karena merasa begitu lelah. Sedangkan Jhon, sudah membawa sepasang pakaian dan sepatu, serta sarapan untuk Reyhan. "Jhon, di mana handphoneku??' Tanya Reyhan pada Jhon. Jhon yang baru saja akan menjawab, tiba tiba di urungkan karena melihat Tuan Chriss yang datang bersama paraasistennya. "Hallo Tuan Gian, bagaimana kabarmu?? Oh, sepertinya Tuan Gian baru saja bangun??" Tanya Chriss, ayahnya Reyhan. "Halll, lloo... Ummpp...," ucap Reyhan terbata bata, penuh dengan kebingungan. Chriss memberikan kode dengan menggerakkan jari telunjuknya pada para asistennya agar keluar dari ruangan itu. Kini di dalam ruangan hanya ada Reyhan, Papinya, dan juga Jhon. "Papiii... Aku kangen, uhu', uhu'," kata Reyhan sambil menangis dan memeluk Papinya setelah sekian lama tidak bertemu. "Hahaha... Ternyata anak Papi masih sangat kecil. Benar nggak Jhon??" Ucap Chriss. "Iya
Di tempat show, begitu banyak artis dan juga para penonton yang sedang menggunjing Gebriella. Sementara Gebby's Lover's tidak ada satupun yang datang. Karena mereka tahu bahwa Gebriella tidak akan di undang di acara show Beauty Reech itu. "Eh, tadi kalian nggak lihat?? si tukang ganggu pacar orang datang juga loh??" "Iya... Ku pikir cuma aku doang yang lihat. Mau ngapain dia di sini?? Kan dia tidak di undang di acara Beauty Reech??" "Mau mengeluh sama Kepala Beauty Reech kali', biar di undang. Hahaha...". "Paling juga penampilannya biasa biasa saja?? Terlebih sekarang ini cicilannya begitu banyak. Dan yang ngontrak dia, cuma endorse dari pabrik biasa saja, bukan dari Brand terkenal. Pasti nggak ada uang buat beli gaun baru, bukan??" "Iya, benar apa kata kalian. Pikiranku juga sama seperti kalian, kita tunggu saja nanti." Para artis itu sibuk memfitnah Gebriella, sementara Lenia yang berada didalam satu ruangan dengan Gebriella, m
Setelah memasangkan cincin ke jari manis Maminya, mereka merasa bingung karena semua orang berlari ke arah depan jalan raya.Saking penasaran, Yulia bertanya pada salah satu bapak bapak yang juga ikut berlari ke depan jalan raya. "Pak, ada apa itu?? Apa yang terjadi di depan jalan itu??""Lecelakan, Non." Jawab bapak itu."Siapa yang celaka, Pak??" Tanya Yusuf."Katanya, Nona Marsyalinda berlari keluar jalan dan tertabrak mobil, Non. Kata mereka juga Nona Marsya tidak bernafas lagi." Jawab bapak itu lalu bergegas pergi.Yulia langsung berlari mengikuti bapak itu dengan begitu cepat dan berkata dalam hati, "Tanteeee... Maafkan aku."Lenia dan Yusufpun berjalancepat ke tempat kejadian itu. Setelah sampai, terlihat Yudha yang sedang menggendong Marsyalinda dan membawanya ke dalam ambulance.Semua keluarga Levrawnchpun menuju ke Rumah Sakit The L Medika. Namun sayangnya, setelah sampai di Rumah Sakit, Marsyalinda tidak sempat tertol
Air mata bercucuran tiada henti. Tangisan para tamu tak kalah dengan kesedihan keluarga Levrawnch. Meski menu makanan tiada henti di layani pada setiap individu yang datang, namun rasa sedih mendalam menutupi rasa dahaga mereka saat ini.Host 3 : "Itulah ucapan dari sang istri tercinta Tuan Levrawnch yang membuat kita semua yang hadir di sini merasa sedih."Host 1 : "Sedih banget. Namun masih ada lagi yang akan kita dengar, yaitu tentang kronologis keluarga Levrawnch Britama yang akan di sampaikan langsung oleh Nyonya Levrawnch Britama."👏👏👏Nyonya Levrawnch berjalan menuju kursi yang di taru di atas panggung. Meski begitu, Nyonya Levrawnch malah berdiri untuk menyampaikan hal tersebut dan menjadikan tempat duduk itu sebagai persiapan ketika dia merasa lelah berdiri."Pasti semuanya sudah kenal saya. Benar nggak??" Tanya Nyonya Levrawnch."KENAAAALLLL..." Sontak mereka semua."Baikah, terimakasih sudah datang maupun yang sudah menonton di
======== Sore hari tiba. Semua para Koki dan pelayan tengah sibuk di rumah baru Nyonya Levrawnch Britama. Ada begitu banyak penjemput tamu yang menggunakan gaun berwarna biru dan juga setelan jass yang sama berwarna hitam. Di kursi paling depan terlihat begitu banyak pengusaha pengusaha dan para direktur, serta pemilik saham yang sedang duduk bercerita dan bergunda ria. Sementara keluarga besar Levrawnch Britama, keluarga besar Debora serta keluarga besar Oscandra, semuanya memakai pakaian putih dan setelan jass berwarna hitam. Tak hanya itu, bahkan Marsyalinda, keluarga Yudha, teman teman Reyhan serta para pembantu juga serentak memakai pakaian putih dan hitam. "Sayang, kamu cantik banget hari ini." Kata Yudha pada Marsyalinda. "Terimakasih, sayang. Terimakasih sudah menemani aku, sudah melindungi dan memotivasi aku. Aku akan berusaha menjadi orang yang lebih baik lagi." Jawab Marsyalinda dengan mata yang berbinar menyimpan 1000 tetes
1 Bulan Kemudian. "Nak... Coba kamu lihat awan itu, indah bukan??" Tanya Gebriella pada Ali yang sedang duduk bersama di teras atas sambil membicarakan masa depan mereka. "Iya Mi... Sangat indah..." Jawab Ali. "Mami ingat waktu masa dulu saat melihat matahari mulai terbit dan awan putih mulai tebal. Waktu itu, Papi kamu bercerita soal dia yang sedang sibuk mencari Mami di Kota Naung. Tapi begitu ketemu, sepi terasa ramai. Malampun terlihat terang." Kata Gebriella sambil menikmati indahnya matahari terbit. "Terus, Mi...??" Tanya Ali. "Terus, setelah sekian lama terpisah, Papi dan Mami baru bertemu kembali di bukit bunga Kota Naung. Papi mencari mami di sana. Dia sangat setia juga sangat romantis. Tiap hari Papi datang ke rumah Mami yang kecil demi mengambil hati Oma dan juga Opa, hingga akhirnya Oma dan Opapun setuju. Lalu, Mami ikut papi ke Kota Hunan dan menghadapi cobaan bersama. Hehehe... Mami masih ingat, dulu Papi kamu sangat tegas. Dia h
Sampai di lokasi shooting, semua orang menyambut Gebriella dengan hidangan dari berbagai macam menu makanan. Mereka semua terlihat sangat bahagia. Tidak hanya itu, di sana juga ada banyak penggemar yang datang dan menyiapkan hadia serta ucapan ucapan yang memotivasi Gebriella. "Terimakasih semuanya... Terimakasih karena Gebbylover's masih setia menunggu saya dan selama ini masih mendukung saya. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih banyak untuk semua penggemar yang ada di sini maupun yang sedang menonton acara perdana live saya di luar sana." Kata Gebriella dengan menggunakan mike, lalu menyapa semua para aktor lama maupun aktor baru. Gebriella juga menyapa semua TIM medianTV maupun para produser dan grup kameramen yang hadir. Gebriella terlihat begitu bahagia. Sekejap melupakan suaminya yang hilang, meski bersifat sementara, tapi bagi Gebriella suasana saat ini lumayan menghiburnya. "Hallo Gebby, selamat datang kembali. Hehehe..." Ucap Andi. "Hallo juga Kak A
"Nak... Apa kamu sudah mengingat semuanya??" Tanya Lenia pada Yulia."Tidak, aku tidak mengingat apa apa. Hanya mencoba memanggilmu dengan kata, Mami saja." Jawab Yulia."Tidak apa apa, Nak... Ingatlah pelan pelan. Tidak usah buru buru." Kata Lenia sambil mengusap usap kepalanya."Tolong tinggalkan aku sendiri. Aku mau tidur. Kepalaku mulai terasa sakit. Mungkin karena aku terus berusaha untuk mengingat semua masa laluku." Perintah Yulia.Lenia lalu memakaikan selimut pada Yulia, anaknya. Setelah itu mereka semua keluar dari kamar Yulia.Yulia berbaring terlentang sambil menutup matanya dan mencoba mengingat semua hal yang terjadi padanya."Ternyata Papi dan Mamiku adalah orang kaya. Tapi kenapa mereka tidak mencariku?? Apa dulu mereka tidak sayang padaku?? Lalu, di mana Papiku?? Kenapa dia tidak pernah datang menjengukku?? Kenapa Marsyalinda dan lelaki tua itu memanfaatkan aku untuk membunuh keluargaku sendiri?? Apa sebenarnya yang terjadi?
Dokter Willy yang baru saja sampai, merasa heran melihat ekspresi wajah Lenia dan teman temannya."Nona Levrawnch..." Panggil dokter Willy membuat Lenia kaget dari pandangannya ke arah Marsyalinda dengan tatapan yang penuh emosi."Nona Lerawnch!!" Panggil dokter Willy lagi."Iya dok. Gimana keadaan Yulia, dok!!" Tanya Lenia spontan."Masih sama seperti dengan kemaren. Saya melihat Nona Levrawnch seperti kebingungan melihat ke arah pintu keluar sana. Makanya saya langsung medekati Nona Levrawnch kesini. Oh iya, Nona Lerawnch, saya akan mel...!!" Kata dokter terputus dengan suara suster yang memanggil namanya."Dokter Willy, pasien atas nama Rana telah pingsan." Teriak suster tersebut."Pingsan?? Di mana dia??" Sontak Lenia dan dokter Willy kaget."Di depan Paviliun ruangan mawar, dok..." Jawab Suster jaga itu."Ayo kita lihat Yulia dulu, Nona Levrawnch." Ajak dokter Willy lalu berlari menuju ke arah Rana yang sedang di angkat ol
1 BULAN KEMUDIANWaktu berputar begitu cepat, sehingga tak terasa hari demi hari dengan penuh tantangan dan rintangan kian bisa terlewatkan.Keluarga Levrawnch Britama untuk sementara waktu tinggal di Villa Reyhan yang berada di Villa L Green.Kenangan yang sudah terlewatkan masih mengiris hati dengan rasa rindu yang tak terlampiaskan. Tapi Gebriella yang baru saja sembuh, tetap semangat dan hanya fokus pada masa depan anaknya, Ali. Saat ini Alipun telah resmi di gelar sebagai Tuan Muda Levrawnch Britama. Diapun mengikuti sekolah privat di Villa untuk sementara waktu, karena menghindari kejahatan di luar sana yang tak terduga.Tiba tiba terdengar suara Bi' Ina yang masih setia tinggal di Villa Reyhan sejak dahulu kala. BI' ina sudah terlihat tua. Oleh sebab itu, Bi' Ina kini hanya di jadikan sebagai pengawas para pembantu di kediaman keluarga Levrawnch Britama."Nyonya Gebby, sarapannya sudah siap. Semuanya sudah berkumpul di ruang makan. Apa makan
Lenia bersama keluarganya berkumpul di ruangan pasien tempat Rana di rawat.Suasana terlihat bgitu mengharukan. Air mata kerinduan bercucuran di pipi. Rasa kangen dan kekhawatiran yang selama ini terpendam, kini bisa terluapkan. Lenia memegang tangan Rana, sampai akhirnya Ranapun terbangun dan kebingungan setelah melihat ada begitu banyak orang yang sedang berkumpul di kamarnya."Siapa kalian??" Tanya Rana membuat Nyonya Levrawnch terpukul dengan pertanyaan itu."Dokter Willy, apa kejadian barusan membuat Yulia lupa ingatan??" Tanya Nyonya Levrawnch pada dokter pribadi mereka sekaligus Direktur Rumah Sakit The L Medika."Saat ini, Non Yulia belum bisa mengingat apa apa. Karena sebelumnya dia sudah memang lupa ingatan. Namun karena dia telah mengkonsumsi obat pelambat ingatan secara terus menerus, akhirnya ingatannya lebih susah lagi untuk di kembalikan. Mungkin Nona dan juga Nyonya Levrawnch harus lebih sabar lagi selama bertahun tahun untuk menunggu inga