"TOK, TOK, TOK" Bi' Ina mengetuk pintu Reyhan.
Reyhan yang masih tertidur pulas tidak sadar dengan suara panggilan dan ketukan pintu dari Bi' Ina.
Untung saja teman teman Reyhan sudah sampai ke Villa.
"Reyyhhhaaaannn... I am commmmiinnngg...," kebiasaan Adi, jika sampai di Villa Reyhan, dia akan memanggil nama Reyhan dengan suara yang keras sehingga membuat orang orang di Villa Reyhan sangat kaget.
"Tuan Levrawnch masih belum bangun, tadi juga bibi' sudah membangunkan Tuan Levrawnch berkali kali, namun Tuan masih saja tidak bangun," jelas Bi' Ina kepada teman teman Reyhan.
Vino dan Adipun naik ke lantai dua dan membangunkan Reyhan dengan memanggil namanya berkali kali sambil mengetuk pintu kamar Reyhan. Akhirnya Reyhanpun terbangun dan langsung membuka pintu kamar.
"Hmmmppp.. Kenapa kalian datang begitu pagi??" tanya Reyhan kepada teman temannya.
"Heeeiiii kawan, kenapa kamu bertanya seperti itu?? Mandi trus kesini temani aku m
"Rey, kami pulang dulu yah..," kata Vino kepada Reyhan setelah beberapa menit selesay makan malam bersama. "Iya Rey, kamu istirahat sana, biar badanmu nggak kaya' Reno. Kurus kering, ramping seperti busung lapar," ucap Adi sambil melihat Reno dengan sudut matanya. "Apa katamu??? Rey mau istirahat atau nggak, apa hubungannya sama aku??? Kamu tuh yang kurangin makan. Pintu kamar Reyhan saja nggak cukup untuk seluruh badanmu. Harus menyamping, hahaha...," kata Reno pada Adi. "HAHAHA...," Vino, Reyhan dan Reno tertawa terbahak bahak. "Udah, kalian sudah cukup menggangguku seharian di Villaku. Jangan di tambah dengan berantem di depan Villaku, akan ku jual Villa ini bersama kalian, hahaha...," kata Reyhan. "Hahaha... Baiklah, baiklah... Kami balik dulu yah bro, bye.. bye.. " kata Reno dan merekapun balik ke rumah mereka masing masing. Reyhan langsung masuk ke kamarnya, sambil melihat handphonenya yang bergetar tanda ada pesan masuk.
Reyhan dan Jhon di antar oleh supir ke bandara International. Di dalam mobil, Reyhan menelpon Gebriella berkali kali, tapi Gebriella masih tertidur dan tidak menjawab panggilan telepon dari Reyhan. Sampai di Bandara, Reyhan dan Jhon langsung melakukan bording pas karena sudah melakukan check In terlebih dahulu melalui aplikasi. "Tuan, kenapa raut wajah Tuan terlihat sedih? Apakah Tuan masih merindukan teman teman Tuan???" tanya Jhon kepada Reyhan. "Iya, Jhon, mereka seperti saudara kandungku. Mereka selalu bersamaku dalam suka maupun duka. Apa alasanku untuk tidak merindukan mereka???" Jawab Reyhan kepada Jhon. "Iya Tuan, saya mengerti. Tuan harus semangat, agar studynya cepat selesay dan pulang ke Kota Hunan untuk bertemu dengan mereka," kata Jhon. "Oh iya Tuan Levrawnch, pesawatnya sudah ada, kita kw pesawat sekarang saja yuk..," ajak Jhon kepada Reyhan. "Jhon, sebelumnya aku belum pernah naik pesawat, apakah di dalam pesawat itu ena
Jam sudah menunjukan pukul 21.00. Tak terasa sudah 2 jam lebih Gebriella menunggu Reyhan di ruangan itu. Namun, dia tetap optimis bahwa Reyhan tetap akan datang menemui dia. "Hmmppp... Kak Rey?? Kenapa kamu lama sekali...?? Bahkan aku masih yakin bahwa kamu akan tetap datang malam ini, meskipun aku sudah menuggumu selama 2 jam lebih...," kata Gebriella sambil duduk melihat ke arah danau. Hampa terasa saat melihat lilin yang begitu banyak menyala, kini mati di basahi hujan yang rintik rintik. Bahkan kembang merah yang bertaburan memancarkan wewangian, kini layu di tiup angin berhembus tanpa beraturan. "Kak Rey... Kamu sungguh tega padaku..?? Kenapa kamu tidak mengabarkanku jika kamu tidak akan datang..." ucap Gebriella merintih pelan. Namun, Gebriella masih terus menunggunya. Waktu sudah menunjukan pukul 23.00. Gebriella sedang berdiri, menyandarkan kepala bagian kiri di pintu yang tebuka. Mencoba menikmati namun tak dapat di nikmati... Dengan pandanga
Ayahnya Pevita menggedor gedor pintu sampai Pevita kebingungan, harus keluar atau tetap di dalam kamar. "Pevita!! Keluar kamu!! Dasar anak nggak tahu di untung!!! Bukannya kerja, malah malas malasan di kamar. Kelua....rrrr!!" Teriak Ayahnya Pevita di depan pintu kamar Pevita. Mendengar Ayah Pevita teriak, Vivi ibunya Pevita langsung naik ke atas menuju kamar Pevita. "Ada apa ini pa....???" Tanya Vivi dengan suara keras. "Kamu masih nanya ada apa?? Hah!!! Sini, kamu lihat ini, lihaaattt... Buka Pevita!!! Buka!!" Kata ayahnya Pevita menarik rambut Vivi dengan tangan kanan dan tangan kiri mengetuk ngetuk pintu seperti orang yang ingin merusak pintu. Ayahnya Pevita akhirnya mendobrak pintu kamar Pevita berkali kali sampai pintu kamar Pevitapun terbuka. Pevita yang melihat ayahnya gemetar bagaikan orang sakit yang sedang menggigil. Sedangkan Ibu Pevita dengan sekuat tenaga berusaha menahan ayahnya Pevita. Ayah pevita melemparkan tangan Vivi
Reyhan yang masih duduk di kursi goyangnya, baru saja terbangun karena merasa begitu lelah. Sedangkan Jhon, sudah membawa sepasang pakaian dan sepatu, serta sarapan untuk Reyhan. "Jhon, di mana handphoneku??' Tanya Reyhan pada Jhon. Jhon yang baru saja akan menjawab, tiba tiba di urungkan karena melihat Tuan Chriss yang datang bersama paraasistennya. "Hallo Tuan Gian, bagaimana kabarmu?? Oh, sepertinya Tuan Gian baru saja bangun??" Tanya Chriss, ayahnya Reyhan. "Halll, lloo... Ummpp...," ucap Reyhan terbata bata, penuh dengan kebingungan. Chriss memberikan kode dengan menggerakkan jari telunjuknya pada para asistennya agar keluar dari ruangan itu. Kini di dalam ruangan hanya ada Reyhan, Papinya, dan juga Jhon. "Papiii... Aku kangen, uhu', uhu'," kata Reyhan sambil menangis dan memeluk Papinya setelah sekian lama tidak bertemu. "Hahaha... Ternyata anak Papi masih sangat kecil. Benar nggak Jhon??" Ucap Chriss. "Iya
Di tempat show, begitu banyak artis dan juga para penonton yang sedang menggunjing Gebriella. Sementara Gebby's Lover's tidak ada satupun yang datang. Karena mereka tahu bahwa Gebriella tidak akan di undang di acara show Beauty Reech itu. "Eh, tadi kalian nggak lihat?? si tukang ganggu pacar orang datang juga loh??" "Iya... Ku pikir cuma aku doang yang lihat. Mau ngapain dia di sini?? Kan dia tidak di undang di acara Beauty Reech??" "Mau mengeluh sama Kepala Beauty Reech kali', biar di undang. Hahaha...". "Paling juga penampilannya biasa biasa saja?? Terlebih sekarang ini cicilannya begitu banyak. Dan yang ngontrak dia, cuma endorse dari pabrik biasa saja, bukan dari Brand terkenal. Pasti nggak ada uang buat beli gaun baru, bukan??" "Iya, benar apa kata kalian. Pikiranku juga sama seperti kalian, kita tunggu saja nanti." Para artis itu sibuk memfitnah Gebriella, sementara Lenia yang berada didalam satu ruangan dengan Gebriella, m
Gebriella di undang di acara Star Like lagi setelah masalah menimpahnya hampir setahun yang lalu. "Net, apakah menurutmu kita akan pergi kesana??" Tanya Gebriella. "Tentu saja kita akan menghadiri acara itu Geb, lagian direktur Star Like bukan Pak Arka Abimanyu lagi," jelasNeta. Gebriella baru mengetahui hal tersebut. Namun, setelah semuanya di jelaskan oleh Neta soal Arka Abimanyu adalah dalang di balik Video Gebriella yang telah di edit dan beredar saat di acara Star Like waktu itu, Gebriella merasa lebih tenang lagi. Namun, tetap saja Gebriella lebih berhati hati. Karena setiap kali acara di Star Like, pasti ada sesi tanya jawab yang menjebak para artisnya. Viktor dan teman temannya yang sedang berkunpul di rumah kontrakan Pingkan, sedang sibuk merencanakan hal buruk untuk Gebriella, agar Reyhan bisa keluar dari tempat persembunyiannya selama ini. "Hari ini , Gebby ada jadwal pergi ke acara Star Like. Apa kita akan bertindak sekarang
Reyhan begitu panik memikirkan Gebriella. Reyhan memilih untuk menghubungi teman temannya. Setelah menghubungi Vino dan Adi, mereka pergi ke gedung Star Like melihat Gebriella. Sampai disana, mereka langsung mencari Gebriella. "Permisi Pak, apakah bapak melihat teman artis saya?? Namanya Gebriella. "Tadi sebelum mati lampu, Nona Gebby sedang berada di atas panggung. Namun pas mati lampu, sempat kacau karena ada beberapa orang yang menerobos masuk dan naik ke atas panggung. Setelah itu, saya sudah tidak tahu lagi Tuan," jelas satpam kepada Vino dan Adi. Vino dan Adi langsung menelpon Reyhan. Reyhan yang mendengar penjelasan Vinopun merasa lebih panik lagi. Dia bahkan tidak fokus bekerja. Di pikirannya saat ini, hanyalah ingin pulang ke Kota Hunan karena takut ada sesuatu hal yang akan terjadi pada Gebriella. "Haiiii Reyhan... Upsss salah, Maksudku Gian. Kenapa keningmu mengkerut seperti itu?? Apakah kau ingin pulang bersamaku malam ini??" Tanya