6 TAHUN KEMUDIAN
Keluarga Levrawnch Britama menjalankan hari hari mereka dengan merasa sangat bahagia tanpa ada halangan ataupun tantangan. Waktu Reyhan dan Gebriella balik dari Negara Elmirats pada 6 tahun yang lalu, mereka tidak bertemu lagi dengan Marsyalinda. Hingga saat ini dia pergi dan tak pernah kembali.
"Bibi', Kak Yulia sudah berangkat ke sekolah??" Tanya Lenia.
"Sudah Nyonya, Kak Yulia sudah berangkat sejak 30 menit yang lalu. Tapi Adek Ali susah banget untuk di bangunin Nyonya." Jelas Bibi' pada Lenia.
"Biar nanti aku bangunin saja Bi'..." Kata Lenia pada Bibi' yang bekerja sebagai babby sitter Yulia dan Ali.
Yulia adalah anak Lenia dan Bernand. Dia sudah berusia 6 tahun, dan saat ini sudah sekolah di SD kelas 1. Yulia sangat berbeda dengan Ali. Jika Yulia anak yang sangat rajin, Ali anak yang sangat suka mengejek dan membangkang.
Ali adalah anak Reyhan dan Gebriella. Saat ini dia sedang sekolah di TK International. D
Chriss bergegas menemui Gandi. Sedangkan Bernand memantau perusahaan CRB di Negara Guardan. Pulang sekolah, Yulia menunggu supir jemputannya di depan gerbang sekolah. Dia sama seperti ibunya yang memakai masker dan juga kacamata saat keluar rumah. Diam diam ada yang melihat gerak gerik Yulia dan memotret Yulia dari kejauhan untuk di laporkan pada Bos mereka. Tiba tiba, anak kakak kelasnya yang bernama Lando bertanya padanya. "Yulia, apakah kamu ada jemputan??" "Aku sedang menunggu supirku kak. Supirku tahu kalau kita akan pulang jam 12." Jawab Yulia. Lando melihat jam di tangannya dan berkata, "Tapi sekarang baru jam 11. Gimana kalau aku antar kamu saja bersama supirku. Tapi kamu taukan jalan pulang kerumahmu?" Yulia masih ragu akan menjawah apa. Sebab, alamat rumah keluarga Levrawnch Britama sangat di rahasiakan. Namun Lando terus berkata akan mengatakan Yulia, hingga akhirnya Yuliapun setuju dengan ajakan Lando. Mereka
[Pemirsa, kembali lagi bersama saya Ariska, yang akan membawakan berita terheboh, terdahsyat dan terkini. Direktur restoran RLB, saat ini terluka parah dan sedang di bawah di Rumah Sakit The L Medika. Kabarnya, mobil dengan plat nomor 7493N yang di bawah Direktur Restoran Ternama yaitu Restoran RLB, bertabrakan dengan truk yang berlawanan arah dengannya.] Vera, Ririn, dan juga Sisi, bersama orang tua Vera dan Ririn, saat ini sedang berkumpul di Toko Roti. Mereka kaget dengan berita yang baru saja di kabarkan melalui siaran TV itu. Vera langsung menelpon Pevita berkali kali. Namun nomor teleponnya tidak aktif. Sedangkan Ririn menelpon suaminya Rama, yang saat ini sedang bekerja. Rama : "Hallo sayang..." Ririn : "Cepat pulang sekarang. Jayen mengalami kecelakaan." Rama : "Apa??? Di mana?? Aku jemput kamu sekarang yah..." (Tut. Tut. Tut) "Hmmppp... Setiap kali nelpon, pasti seperti ini. Belum selesay bicara, teleponnya langsung di matikan
Saras bersandar di dinding. Dia bukanlah type anak yang cengeng setelah ibunya meninggal. Keputus asaannya membuat pikirannya buntuh. Di ambillah handphonenya, seolah ingin menelpon sang mendiang ibu. "Kumohon Mami... Jagalah Papi ketika ku tak mampu menjaganya. Sebab kau tahu Mi..?? Harta terbesar peninggalanmu adalah Papi yang hebat. Kuyakin Papi kuat melewati ini semua demi aku. Dan demi motivasimu di surga." Melihat Saras sesedih itu, Pevita mendektinya dan memeluknya. "Nak... Ada aku Nak... Memang tidak sebaik Ibumu. Tapi aku akan berusaha untuk selalu menjagamu." Kata Pevita pada Saras. "Nak...?? Masa' anak Pevita udah sebesar galon?? Kalo adik gak mungkinkan?? Sedangkan Pevita adalah anak tunggal. Ah sudahlah. Bukan urusanku." Ucap Adi dalam hati sambil melihat kearah Saras dan juga Pevita. Tiba tiba dokter keluar dari kamar pasien darurat yang baru masuk. Semuanya langsung mendekati dokter dan menunggu penjelasan dari doker tentang Jayen. "Tua
"Kak Lenia, sudah bangun?? Maaf aku ketiduran." Kata Gebriella pada Lenia. "Tidak apa apa Geb, kamu pasti kecapekan. Lebih baik kamu luangkan waktumu untuk istirahat." Kata Lenia dengan suara serek. "Kak Lenia... Aku belum makan nih. Sengaja kesini biar makannya sama kakak. Kita makan bersama yah Kak..." Kata Gebriella sambil mengambilkan makanan untuk kakak iparnya. "Sudahlah Gebb, aku sedang nggak doyan makan. Kamu saja yang makan." Kata Lenia pada Gebriella. Tiba tiba ada suara Bernand dari arah pintu kamar Lenia. "Yakin nggak doyan makan?? Aku bawain ini untuk kamu." Kata Bernand sambil menunjukan makanan kesukaannya. Tidak ada respon dari Lenia, Bernand mendekati Lenia dan membohongi Lenia, "Baiklah sayang... Aku tidak akan memaksamu. Tapi jujur saja, dari kemaren aku juga belum makan. Jika kamu tidak mau makan bersamaku sekarang, mungkin saja besok aku akan sakit parah." Kata Bernand lalu membelakangi istrinya, Lenia. Mendengar u
Di perjalan ke rumah orang tua, Reyhan mendapatkan telepon dari nomor Greater. Awalnya Reyhan berencana untuk tidak mengangkatnya, tapi nomor Greater itu menelpon Reyhan berkali kali, hingga akhirnya Reyhanpun mengangkat telepon itu. Reyhan : "Hallo." Greater : "Tuan Levrawnch... Ini saya, Gandi. Maaf, saya mengganggu Tuan tengah malam. Tapi hanya nomor Tuan yang saya hafal." Reyhan : "Ada apa Pak Gandi? Kenapa suara Pak Gandi seperti orang baru habis lari maraton saja?" Gandi : "Pak Chriss Tuan... Pak.. Chriss..." Reyhan : "Iya... Ada apa dengan Papi aku?? Hallo... Pak Gandi... Bisa dengar nggak?? Pak Gandi bilang apa tadi??" Gandi : "Hallo... Hallo Tuan... Apa suara saya sudah jelas Tuan..." Reyhan : "Iya Pak Gandi. Tidak terlalu jelas, tapi saya masih bisa mendengar ucapan Pak Gandi." Gandi : "Iya Tuan... Tadi kita ke Daerah paling hujung dari Kota Hunan. Pak Chriss meminta saya untuk gantian membawa mobil. Ternyata
"Papiiiii... Siapa yang membuat Papi seperti ini?? Uhu', uhu'..." Teriak Reyhan sambil menangis dan memeluk ayahnya. Tulang bagaikan daging. Darah yang mengalir kini mengering. Semua tubuh membeku... Rasa lirih hati bagaikan rangkah yang melepuh. Seorang lelaki yang kuat kini terlihat seperti kapas yang terbang terbawa angin yang kencang. Janganpun menghadapi ombak tanpa angin, bahkan hanya melihat karang yang berada di balik pasir, anak lelaki ini merasa takut dan hampa, seolah ini bagaikan rasa yang mati tapi perih bak panas yang mendidih. Tak kuasa dan tak tau harus berkata apa, anak lelaki ini hanya menyampaikan sebagian dari jutaan kata yang ingin dia sampaikan. "Papiii... Jangan tinggalkan aku Pi... Apakah papi lupa, aku masi kecil dan sangat tidak mungkin untuk menjadi dewasa sepertimu...?? Apakah papi lupa aku pernah berkata, kalau pergi jangan berlama lama karena aku tak kuat menahan rindu...?? Papi... Uhu' uhu'.. Kata Reyhan menusuk pilu, terb
Setiap hari dokter pribadi Bos mereka, akan datang untuk melakukan pemeriksaan rutin pada Rana. Tidak lama kemudian Bos mereka datang melihat Rana yang sedang tertidur pules di kamar. "Hahaha... Akhirnya aku mendapatkan senjata yang sangat berharga. Anak inilah yang akan membunuh keluarganya sendiri, dengan darah yang mendidih dan akhirnya memakan jiwa sendiri dengan hati yang merintih." Ucap Bos dalam hati sambil tertawa kecil. Siapakah Bos itu?? Siapa lagi kalau bukan Bram beserta para pengikutnya yang sudah keluar dari penjara. Saat ini mereka tinggal di pelosok Kota Hunan, sehingga mendekati arah pedesaan yang jauh dari perkotaan. Bram serta para pengikutnya membuat perusahaan baru di Negara Ambara. Mereka bahkan mengikuti sistem yang di pakai oleh perusahaan Keluarga Levrawnch Britama. Dan saat ini tujuan mereka, selain membunuh keluarga Levrawnch, mereka juga ingin membuat keluarga Levrawnch bangkrut dan tak bisa bangkit lagi seperti sed
"Gebby, kamu sedang memikirkan apa??" Tanya Bernand melihat Gebriella yang sedang berjalan seperti orang kebingungan. "Oh, tidak kak... Aku hanya berpikir, ingin ke kantor petugas keamanan untuk melaporkan hal ini." Jawab Gebriella. "Kantor petugas keamanan?? Hal apa yang akan kamu laporkan di sana, Gebby?" Tanya Bernand. "Tentu saja tentang kehilangan Yulia, kak..." Jawab Gebriella. "Aku juga berfikir seperti itu kemaren. Namun, tiba tiba ada kabar duka tentang Papi, akhirnya aku masih mengurungkan niatku." Kata Bernand pada Gebriella. Reyhan tak sengaja mendengar obrolan Gebriella dan Bernand. Baru saja ingin mendekati istri dan kakak iparnya itu, Reyhan sudah di panggil oleh Gandi terlebih dahulu. "Tuan Levrawnch..."Panggil Gandi. "Bagaimana Pak Gandi?" Tanya Reyhan. "Saya sudah mengatakan ke seluruh stasiun TV yang masih bekerja sama dengan perusahaan kita untuk menyiarkan berita tentang kematian Tuan Levrawnch Brit