Dia ... adalah pemilik PT. Antampura??BOS BESAR?? 'Ayah Nicho adalah orang hebat.' Kania berseru dalam hati, tak bisa mempercayai apa yang ia lihat saat ini.Saat pria itu tersenyum di depan sambil menatap dirinya, Kania seolah-olah sedang melihat senyum Nicholas kecil. Ia benar-benar terpana dan tak tahu harus melakukan apa. Kania merasa jantungnya berdebar kencang.Dari sekian banyak undangan yang hadir, diantaranya sebagian besar adalah orang-orang penting, para pengusaha yang handal tapi Nick Sebastian tidak mengalihkan pandangannya dari wajah Kania sedikitpun! Nick menatap Kania lama.... sebelum mengedarkan pandangan ke sekeliling lalu memberi salam. Kania bisa melihat dari tanggapan orang-orang disekitar bahwa mereka semua menaruh hormat pada pria yang sedang berbicara di depan. Terlalu besar kejutan yang di terimanya hari ini dimulai dengan kehadiran mantan tunangan pengkhianatnya lalu adik tirinya namun kehadiran Nick Sebastian mengejutkannya melebihi apa yang
Saat masih memberikan kata sambutan di atas panggung, Nick yang tatapannya sebentar-sebentar menatap Kania terbelalak karena Kania yang tiba-tiba mundur dan pergi meninggalkan ruangan."Itulah yang bisa saya sampaikan, sekali lagi terima kasih banyak untuk kerjasama diantara kita semoga ke depannya kita makin banyak membuat terobosan baru yang menguntungkan kita semua. Sekali lagi thank you." Dengan cepat Nick pun menyelesaikan sambutannya dan langsung turun dari panggung tanpa menunggu MC menyudahi sambutannya.Nick yang turun dari panggung langsung bergegas mencari Kania. Beberapa tamu memberinya selamat dan ingin mengajaknya berbincang dengan cepat Nick menanggapi dan segera pergi secara halus dan berusaha untuk keluar dari ruangan itu.Saat sudah berada di luar, Nick tak melihat jejak langkah Kania. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri kebingungan. Ke arah manakah Kania pergi?Nick memegang keningnya. Ia telah salah langkah karena membiarkan Kania kembali hilang dari pandangan
Nick masih terdiam. Efek pertemuannya dengan Kania masih sangat kuat!Dia tidak bisa mengingat apa yang diucapkannya di pidato pembukaannya, sejak melihat Kania semua yang dilakukannya dituntun oleh naluri.Dia hanya ingin menuntaskan kewajibannya lalu dia akan membawa pergi Kania bersamanya. KANIA...Wanita semalamnya, wanita spesial yang sanggup mendiami benaknya hanya dalam semalam....malam magis yang panjang. Percintaan luar biasa yang membuat wanita lain tidak lagi punya pengaruh apa -apa. Nick sudah berusaha mengalihkan perhatiannya saat berkencan dengan wanita lain, tapi ternyata menghapus bayangan Kania adalah hal yang mustahil, Nia hadir membayangi di setiap pertemuannya dengan wanita lain hingga akhirnya Nick menyerah dan menghentikan usahanya untuk mencari wanita lain yang bisa menggantikan Kania. "Dia ada di sini, beberapa saat yang lalu. Jadi, aku yakin kalian pasti bisa untuk menemukannya,” ucap Nick dan membuat Tommy dan Vanessa terkejut mendengarnya."Jadi, apa
Setelah Theo mengirimkan foto dan video pada ponsel Tommy, ia pun permisi untuk keluar dan ikut membantu mencari wanita yang dicari oleh Nick.“Saya ijin keluar, Pak,” ucap Theo sembari membawa laptopnya.“Ya, ingat bantu Tommy dan Vannesa cari dia sampai ketemu!” ucap Nick dengan wajah yang murung.Saat Theo keluar dari ruangan Nick, ia melihat Tommy dan Vanessa masih berada di sana dan sedang berkumpul di meja Vanessa.“Theo ... kemari ... cepat!” panggil Tommy dan membuat Theo menghampiri keduanya.“Coba kau putar lagi videonya,” ucap Tommy.Theo pun memutar kembali video yang USB-nya masih berada di laptop Vanessa.“Aku tidak terlalu memperhatikan tadi, tapi lihatlah ternyata si Bos sangat posesif menggandeng wanita itu, akan tetapi kenapa wanita itu tidak menunjukan antusiasme yang sama,” ucap Tommy yang melihat lanjutan video yang tak terputar sepenuhnya tadi.“Kau benar, aku rasa Bos mengalami cinta bertepuk sebelah tangan,” ucap Vanessa menyimpulkan dengan lirih.“Wah ... baga
Walau sudah mengiyakan akan tetapi Tommy masih penasaran kenapa Nick menyuruh mencari informasi tentang vendor mereka? Kembali Tommy masuk ke ruangan Nick. "Bos, pertanyaan terakhir nih hanya agar aku nggak penasaran, kenapa cari info tentang para vendor?"Nick mengangkat wajahnya menatap sahabat sekaligus wakilnya. "Kau cermati ulang hasil rekaman CCTV, ada yang menghampiri dia sambil membawa bunga dan sepertinya meminta pendapatnya saat dia akan keluar ruangan." "Oh..i see." Tommy mengacungkan jempolnya lalu menghilang dari hadapan Nick.Sementara Vanessa langsung menelpon bagian humas dan mencoba mencari tahu tentang keberadaan Kania.“Halo apa kabar, kau pasti sibuk sekali,” ucap Vanessa saat teleponnya diangkat bagian humas."Lumayan." Jawab Andi dari bagian humas.“Sorry aku mengganggu sebentar, aku ingin bertanya tentang vendor yang bertanggung jawab atas konsumsi, dekorasi dan acara hari ini. Apa kau bisa memberitahu nama perusahaan mereka sekaligus nomor telepon per
Nick menatap Vanessa dengan tatapan elangnya. Vanessa bersumpah dalam hati nanti saat bertemu wanita itu dia akan mencari tahu apa hubungan wanita itu dengan Bos-nya, hingga Bos-nya kaya cacing kepanasan! “Saya sudah dapat informasi siapa vendor yang menangani bagian dekorasi Bos,” ucap Vanessa sambil berusaha menenangkan dirinya. "Siapa? Kenapa berhenti bicara?” tanya Nick dengan sangat serius. Vanessa melihat ekspresi atasannya lalu segera menyampaikan semua informasi yang diketahuinya."Mereka dari CV SayOnTrack, dan saya sudah mendapatkan informasi terkait siapa yang menjadi penanggung jawabnya,” ucap Vanessa melanjutkan.“Kalau begitu tunggu apa lagi? Telepon mereka dan suruh wakil mereka kembali sekarang juga, saya tunggu satu jam dari sekarang!”perintah Nick tanpa berpikir dua kali.Vanessa terkejut. "Sekarang, Mr Sebastian?" "Iya, sekarang! NOW!""Siap, akan saya laksanakan sekarang,” ucap Vanessa dan kembali ke mejanya.Vanessa mengambil telepon kantor dan langsung men
Vanessa berpikir kalau memang beneran yang mereka ceritakan berarti dia harus menelepon ulang CV SayOnTrack, jangan sampai mereka menyuruh orang lain yang datang. Akan tetapi dia akan memastikan dulu bahwa memang cerita teman-temannya benar. "Aku ngelihat dari rekaman CCTV sih, kalau beneran cakep nggak?" Vanessa ingin memastikan."Jelas! Wanita itu sangat cantik jelita. Paket lengkap, T-O-P B-G-T pokoknya." "Langsung aja bilang TOP BANGET daripada susah-susah mikir.""Semua mata memandang keduanya yang berdiri bersama, dia memeluk dan tidak melepaskan wanita jelita itu sampai akhirnya dia harus naik ke panggung,” jelas Mira dan membuat Vanessa terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar.“Kau lihat bagaimana dia memeluknya dan membawanya ke tengah?”"Yes! Jika aku jadi wanitanya, aku pasti sudah pingsan duluan dan merasa akan mati saking bahagianya.”“Sayangnya, ketika Bos turun dari panggung wanita itu sudah gak ada. Aku juga gak memperhatikan kapan wanita itu pergi. Tapi,
Nick berusaha fokus pada pekerjaannya dan gagal! Begitu banyak tumpukkan dokumen yang harus diperiksanya, Vanessa bilang itu baru tertunda beberapa hari lamanya. Nick beranggapan walau baru beberapa hari itu artinya sudah harus segera dibereskan, namun apa daya walau pun keinginan hati ingin menyelesaikan semuanya akan tetapi bayangan wajah Kania menghalangi kerja otaknya.Pikirannya selalu lari ke Kania. Bayangkan...setelah sekian lama mencari tanpa hasil, tiba-tiba Kania muncul bagaikan hadiah yang semesta persembahkan padanya. Awalnya, Nick sedang berjalan-jalan di hall tempat acara berlangsung untuk memastikan semuanya sudah siap, saat dia melihat ada wanita yang heboh, dia mengabaikannya hingga sekilas pandang dia tertarik dengan sosok tubuh langsing yang ada di hadapan wanita cerewet itu. Sosok yang menariknya bagaikan magnet kutub berlawanan. Nick mendekat dan BAMMM!!Sebelum dia maju dan memeluk bahu Kania, dia sudah berdiam beberapa puluhan detik menenangkan jantun
Kania melihat wajah Tora, lalu menunduk menatap ponsel Tora, nampak dua orang anak manusia yang sedang bercinta. Keduanya asing bagi Kania! Akan tetapi masih sambil menunduk Kania menyusun rencana. "Mana ada tubuh sexy, tubuh over weight aja di bilang seksi!" gerutu Kania. Tora terkejut hingga lupa menutup mulutnya.."Kau tidak menangis?" Lucu sekali raut wajah Tora.Reaksi Kania hanyalah mengangkat keningnya lebih tinggi."Sudah kubilang bahwa suamiku adalah pria paling setia, dia memiliki semua kriteria yang diinginkan seorang wanita pada diri seorang pria."Kania sengaja membuat panas hingga Tora tak lagi bisa berpikir dengan otaknya."Sudah kaya, tampan, seksi, pintarrr lagi.""Diam," desis Tora."Seorang pria yang bisa menaklukkan dunia akan dengan mudah membuat ribuan wanita tunduk di kakinya, tanpa rayuan, tanpa ancaman." Kania meneruskan dengan sengaja."DIAM!" bentak Tora dengan raut wajah bengis. "Pria yang percaya diri adalah pria yang tahu kualitas dirinya, tidak men
Nick mengangkat tangannya dan siap menggedor pintu kamar ketika sesuatu menghentikannya. Tawa istrinya! Tawa! 'apakah perkiraannya salah? Mereka memang sedang berbisnis?' Kalimat berikutnya menjawab pertanyaan Nick. "Suamiku pria yang paling bisa dipercaya, kau tunjukkan foto dia sedang bercinta pun aku akan bilang itu rekayasa!"Segera Nick berbalik dengan wajah heran dan memberi isyarat kepada Tommy untuk melakukan sesuatu. Tommy mengacungkan jempolnya, Nick heran melihat ketenangan sahabatnya. Kembali Nick menghadap pintu dan menempelkan telinganya lebih dekat. **Kania melihat Tora mendekatinya. Kania beringsut akan tetapi Tora makin mendekati hingga parfumnya tercium oleh Kania. Parfum lembut yang aneh karena menguar setelah bercampur keringat seorang pria. Seaneh pemakainya. "Sejak awal kita bertemu kau sudah merendahkan ku dengan lagak bangsawanmu! Lalu makin hari kau makin membuatku marah karena kau membuat mereka semua mulai berani melawanku!""Tanda tanya besar ba
Nick sampai di kantor Kania. Bergegas Nick menuju ruang Kania hanya untuk mendapati ruangan itu kosong. Nick melihat sekeliling. 'fix! Nia keluar kantor karena tas dan semua barang-barang pribadinya tidak ada di sini.' Nick berkata dalam hati setelah melihat sekitar. Nick langsung mencari sekretaris Kania. "Kemana Ibu pergi?" "Ibu pergi dengan klien lama yang memang sudah janjian dari kemarin itu, Pak." Nick ingat cerita Kania bahwa beberapa hari terakhir dia sedang sibuk mempersiapkan penyambutan klien besar yang tadinya sudah tidak menjalin kerja sama dengan mereka karena perusahaannya vakum akan tetapi kini telah kembali. Nick masih ingat binar di mata istrinya, betapa Kania sangat bahagia karena dengan perjanjian baru ini mereka akan mendapatkan laba yang berlipatganda. Sebenarnya ini bukan melulu tentang uang, tapi Kania ingin mengembalikan kondisi perusahaan ayahnya kembali ke posisi semula, jadi perusahaan sehat yang bisa menopang hidup ratusan karyawan beserta keluar
Kania memandang Mrs Brenda sambil bertanya dalam hati. 'seharusnya basa basi nggak sampai sedalam ini kan? Pakai nanya nama anak segala!' "Namanya Nico, Mrs Brenda." "Kamu sayang sama Nico?" 'pertanyaan nggak penting!' Ingin rasanya Kania menghardik Mrs Brenda. "Kenapa Mrs Brenda?" Nampak Mrs Brenda mendongak akan tetapi tidak ada suara yang keluar dari mulutnya. "Yah...hanya ingin tahu saja." Kania hanya mengangguk samar tanpa menjawab pertanyaan Mrs Brenda. Tanpa terasa mereka telah sampai di parkir bawah tanah. Mereka keluar dan berjalan dengan Mrs Brenda yang memimpin di depan. Lalu Kania sadar bahwa mereka sedang berada di hotel bukan kantor! Sedang mereka berjalan terjadi keributan. Ada seorang ibu yang sedang menggendong bayinya. Si ibu kerepotan dengan barang bawaannya dan juga sibuk menenangkan bayinya yang sedang menangis kencang. Kania mengamati dan sedang berpikir apa yang bisa dilakukan untuk menolong si ibu ketika dia merasa tangan M
"Selamat siang, mari silahkan masuk." Sambil mempersilahkan wanita itu masuk Kania berjalan menyongsong kliennya. Mereka berjabat tangan. Kania mencatat dalam hati bahwa wanita itu hanya sekilas memandang wajahnya lalu melihat ke sekeliling ruang kerja Kania. 'mungkin wanita ini mengukur kredibilitas perusahaan Kania melalui kondisi dan perabot kantor pemilik,' batin Kania. "Mari silahkan duduk Mrs Brenda, senang bisa bertemu dengan Anda hari ini." Merasa namanya di panggil Mrs Brenda memandang Kania lalu menganggukkan kepalanya. "Kemana orang-orangmu?" Kania sejenak berpikir bagaimana cara menjawab tanpa membuat wanita tua ini tersinggung. "Maaf, bukankah pesan yang sekretaris Anda kirim mengatakan agar sebaiknya kita hanya bertemu berdua saja?" Wanita tua itu tersenyum. Senyum formalitas, catat Kania dalam hati."Aku hanya ingin memastikan kau sudah melakukan apa yang aku inginkan," jawab Mrs Brenda.Kania mengangguk. "Baik, kalau ada yang ingin Anda tanyakan seputar pr
Nick meraih tengkuk istrinya lalu mulai memimpin mereka berdua. "Aku terus memikirkan ini sejak dokter bilang kau sudah boleh beraktivitas normal," bisik Nick dengan bibir basah yang merambah ke mana-mana. Nick membelai kulit istrinya yang sangat lembut dan membiarkan jemarinya meluncur turun ke leher, lalu ke tulang selangkanya. Nick mencium denyut nadi di leher Kania dan merasakan detak itu di lidahnya.Mereka setara dalam gairah."Aku ingin kau telanjang," gumam Nick yang tidak lagi ingin membuang waktu langsung menarik turun blouse Kania yang ternyata memang belum terkancing dengan sempurna."Aku terlalu merindukanmu.." gumam Nick.Mereka saling memandang."Me too. Jadi, apa yang kau tunggu, Hon? Pleaseee,"Nick tersenyum mendengar rengekkan Kania.."Kalau hanya untuk aku, sudah sedari tadi aku akan langsung masuk, berdiam di sana, menikmati kenikmatan luar biasa yang tak pernah gagal kau tawarkan." "Tapi?""Aku harus membayar hutangku dulu, betapa istriku yang murah hati su
"Satu minggu, Pak." Nick membiarkan pria itu mengerjakan tugasnya sampai selesai. "Catat di kertas, taruh di meja." Setelah melakukan persis yang Nick perintahkan, pemuda itu segera berlalu dari hadapan Nick. Nick langsung mengangkat telepon dan kembali memanggil Tommy."Siap Bos?" "Kenapa ada OB baru di sini?" "Memang vendor kita akan ganti orang baru kalau yang lama sudah menjelang habis masa kontrak, Nick." "Telepon mereka, suruh sediakan orang-orang yang sudah bekerja minimal 1 tahun, jangan pernah kirim orang baru apapun kondisinya atau kita akan cari vendor lain." Tommy mengangguk.'ini serius!' batin Tommy."Memangnya kenapa dengan OB yang kamu panggil tadi, Bos?" "Sebenarnya aku mau panggil teknisi tapi demi kepraktisan aku suruh OB aja, toh tidak membutuhkan keakuratan, hanya bayangan garis besarnya saja tapi ternyata orang yang datang asing, dengan kondisi kita saat ini, usahakan tidak ada orang baru, menutup kemungkinan mereka menyusup dengan mudahnya ke kantor ki
Akhirnya Nick kembali ke kantor dengan senyum lebar di bibirnya.Nick membuka ruang pertemuan dan mendapati ada Tommy yang sedang bersama dengan klien mereka."Mohon maaf pertemuan kita terganggu karena istri saya butuh bantuan." Itulah kalimat pertama yang Nick ucapkan. Nampak klien yang tua menatap Nick tajam lalu mulai menjawab."Tadinya saya kesal karena harus menunggu, padahal kami klien penting dan kami datang dari jauh, jadi tadi saya nyaris memutuskan bahwa saya akan mengakhiri hubungan bisnis di antara kita." Nick hanya diam, tidak menjawab sepatah kata pun karena dia tahu bahwa masih ada yang akan di ungkapkan oleh kliennya itu. "Akan tetapi di saat-saat terakhir setelah saya mendengar bahwa kau mengabaikan kami karena harus mengurus sesuatu yang berhubungan dengan istrimu akhirnya...saya putuskan untuk menunggumu." Nick mengangguk seakan ingin mengucapkan terima kasih melalui anggukkan kepalanya."Kau tidak ingin bertanya apa yang membuat saya memutuskan menunggumu
Nick berusaha melepaskan bibirnya untuk ciuman yang kesekian kali. "Udah pamit yang ketiga kali," gumam Kania setengah meledek suami sayang.Nick tersipu malu. "Berat ninggalin istri tercinta," jawab Nick sambil berjalan ke pintu. "Tumben rajin banget ngantor, ini udah jam berapa, Hon?" Nick berhenti lalu menatap lembut kekasih hatinya. "Kalau mereka belum terlanjur menunggu ya aku nggak bakalan ninggalin istriku...apalagi kalau mulai merajuk gini." Kania menggigit bibirnya lalu bertanya dengan raut wajah mulai serius."Menunggu? Jadi yang meeting penting hari ini..belum beres?" Nick kembali mendekat dan tanpa menyentuh Nick mengecup bahu Kania. "Aku melompat dan meninggalkan mereka begitu kau menutup teleponku! Ingat Sayang, hukuman untuk itu belum terbayar." "Maafkan Nia bikin kacau sampai pertemuan penting jadi terganggu, kalau nanti mereka marah dan batal gimana, Hon?" "Nggak mungkin batal, karena di awal aku sudah sempat menjamu mereka dengan baik, jadi mereka tahu ba