Kania sedang meringkuk dalam pelukan Nick, sambil mendengar suara deburan ombak ditingkahi cuitan burung mendatangkan rasa damai yang luar biasa.Kania bergeser ke samping, berniat turun dari ranjang ketika suara maskulin yang seksi menghentikannya. "Mau ke mana, Sayang?" "Mauuu...mandi.""Mandi? Sendiri?""Iya, biar suaminya senang kan kalau istrinya harum." "Kita akan belajar pagi ini tentang apa yang membuat suami senang di pagi hari." Nick bergumam sambil mencium leher Kania."Aku memang tidak benar-benar tahu apa yang disukai pria, ehm....maklum pengalamanku bersama pria terbatas, hanya satu pria saja."Nick merasa berbunga-bunga."Siapa pria beruntung itu?" Nick bertanya sambil menggigit bibir Kania. "Sorry, rahasia." Nick tersenyum lebar. "Sudah mulai bisa membalas suaminya ya." Nick mencium sambil menggelitik pinggang Nia hingga Nia menggelinjang.Melihat tubuh indah istrinya meliuk-liuk, seketika gairah menerjang.Akan tetapi sepertinya Nia tidak sadar pengaruh yan
Nia meraih pinggang Nick, membelai dengan jemari mungilnya, Nick membalas dengan menggerakkan jemarinya dari pinggul menyusuri pinggang hingga ke kancing kemeja Nia paling atas.Nia tersenyum senang dan berusaha untuk menyembunyikannya tapi gagal.Nick sama sekali tidak tahu bagaimana wajahnya tapi dia membayangkan matanya melebar dan mulutnya terbuka."Asal kau tahu," bisik Nia, "kau tidak perlu melakukan apapun padaku.""Asal kau tahu," balas Nick dengan sama pelannya, "saat ini mustahil bagiku untuk menahan kedua tanganku untuk tetap diam tanpa menyentuhmu.""Berjanjilah, kau akan menjaga tanganmu, aku ingin mencurahakn perhatianku untuk membahagiakanmu dengan kedua tanganku, bibirku dan mulutku, jadi tetaplah diam agar tidak mengalihkan perhatianku." Nia mengatakan apa yang ada di pikirannya, dia ingin percobaan pertamanya berhasil, supaya dia lebih berani mencoba hal yang baru dikemudian hari."Kau membunuhku, Sayang."Nick mengerang
"Nick, bangun yuk.""Ini baru hari ketiga, hari ketiga BULAN MADU kita, Sayang! Jadi biarkan kita menuruti keinginan hati, kalau mau bangun siang, ya siang aja, terserah.""Kalau bangun pagi ya...pagi aja!""Kalau pengennya di ranjang terus ya..kenapa nggak?" "Seperti sekarang?" "Sekarang?"Terdengar tawa lembut tapi parau. Tubuh Nick terasa berat dan lemas pasca badai percintaan mereka tadi malam yang begitu luar biasa.Kepuasan yang dirasakannya tanpa jeda sedetik pun. Nick menindih dan menutupi tubuh istrinya disertai kecupan-kecupan keras dan dalam sementara kedua tangannya mulai masuk ke bawah selimut dan mulai memainkan tubuh hangat istrinya.Setelah belaian dan sentuhan yang memabukkan, yang dituntun oleh naluri untuk memuaskan istrinya, segera Nick mulai memandu mereka, kali ini dalam keadaan belum sadar seratus persen, Nia berusaha mengimbangi Nick. Nick terperangah dengan ketergesaan itu.Aroma istrinya, kehalusan kulit Nia di bawah sentuhan tangannya dan hangatnya
Hari keempat bulan madu mereka, pagi-pagi sekali Nick telah bangun, kemudian menyiapkan sarapan buat Kania. Nick memesan biskuit, walaupun selama mereka bersama Nick tak sekalipun mendapati istrinya mual dengan kehamilannya. Lalu Nick pun memesan roti bakar dan juice jeruk kesukaan Kania. Setelah semuanya siap, barulah Nick beranjak membangunkan istrinya. "Sayang, bangun yuk, sarapan sudah siap." Nia menggeliat dengan kedua tangan terangkat ke atas. 'aduhaiii...istriku diam saja nggak bergerak, aku bisa bergairah, apalagi kalau tubuh seksinya meliuk-liuk di depanku begini,' kata Nick dalam hati. "Sayang, bangun yuk." Nick pun merebahkan badannya di samping istrinya, lalu mulai meraba dengan niat membangunkan. Nampaknya Kania merasakan remasan tangan Nick karena perlahan dia membuka matanya. "Nick, lagi ngapain?" tanyanya parau."Suara bangun tidurmu sangat seksi, Sayang." "Sebenarnya ini masih tidur, tapi karena ada yang pegang-pegang jadinya kebangun!""Niatku awalnya han
Mereka pun bersiap-siap lalu berjalan keluar dengan bergandengan tangan. Segera Nick menuju tempat persewaan boat yang ditata melingkar di pinggir pantai. "Sayang, boat-nya tinggal dua, nggak bisa dapat yang baru dong."Nia berceloteh melihat sisa boat yang sedikit berbeda dengan kemaren saat mereka datang, masih ada banyak sekali boat yang berjajar di pantai. "Sir, kami mau sewa boat, ada?" Nick bertanya pada penjaga. "Sorry, Tuan. Hari ini sudah tersewa semua.""Dua yang itu?" Nia bertanya sambil menunjuk dua boat yang masih parkir."Sorry, Mom! Itu tidak layak jalan, jadi tidak kami sewakan." Nick memandang ke sekitar pantai."Di mana lagi kami bisa menemukan tempat persewaan boat yang lain?" "Tempat persewaan kami adalah yang paling besar, jadi kalau kami habis biasanya yang lain sudah lebih dahulu habis, Tuan." "Baiklah, ada pilihan apalagi wisata air di sini?" "Snorkeling? Atau berjalan di air? Bermalam dengan hiu?"Kania menggigit bibirnya mendengar penjelasan si penja
Setelah seharian menghabiskan kegiatan di luar ruangan, Nia merasa kelelahan.Walau hatinya bahagia tapi tubuhnya butuh bersantai."Nick, udah selesai kan?" Nick memandang istrinya."Mau balik ke kantor?" Tanpa sadar Nick bertanya, yang sukses membuat Kania tertawa, barulah Nick menyadari kesalahannya. "Mau balik ke hotel?"Kania mengangguk. "Ayo." Nick menggandeng Kania. Tidak tergesa-gesa karena ingin menikmati pemandangan yang memang luar biasa indah.Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan orang yang sedang menawarkan kerajinan lokal yaitu tenun tikar. Nia yang tertarik segera menghentikan langkahnya."Ini namanya apa Pak?" "Thunduu Kunaa, Non. Ini kerajinan lokal kami yang paling terkenal, membawa keuntungan, rejeki dan kebahagiaan, syaratnya diduduki bersamaan dalam satu tikar ."Nick mendengar penjelasan si penjual segera membeli satu tikar, lalu mengucapkan terima kasih. "Nick, buat apa tikarnya? Nanti malam mau duduk di pantai?" Nick menggeleng. "Lalu, buat apa
"Sayang, udah selesai gantinya?" "Belum, Nick." Nampak Nick menarik nafas panjang. Nick ingin jadi orang normal yang keluar dan berbaur dengan orang banyak, berbaur dengan masyarakat sekitar.Akan tetapi kalau dia masuk ke lemari built-in dan mendapati Nia belum berpakaian lengkap, maka cita-citanya yang mulia akan gugur! Dia akan memilih menghabiskan waktu dengan istri jelitanya di kamar tanpa ada orang lain. "Sayang...butuh bantuan?" "...nggg...enggak kok, udah mau selesai." 'syukurlah,' kata Nick dalam hati. Tak lama terdengar bunyi langkah kaki istrinya mendekat. "Hai, maaf ya Nick." "Nggak apa-apa, Sayang!"Nick berusaha bertahan di tempatnya, akan tetapi saat dia menatap mata indah istrinya, Nick melihat Kania sedang tersenyum hangat tapi ragu-ragu dan malu, tanpa sadar Nick pun melangkah maju. "Sayang? Kenapa?" Bola mata Nia membulat. "Kok tahu?" Kania bertanya dengan heran. "Tahu dong! Kenapa sebenarnya? Sepertinya ragu-ragu juga malu, coba ceritain." "Nick, ka
Mereka menempati Honeymoon Suite yang luar biasa indahnya.Tiba-tiba Kania berjinjit dan berbisik di telinga Nick. "Jadi, malam ini kita nggak bercinta?" Nick mengangkat keningnya."Tetep bercinta dong! Kenapa nggak?""Terbuka begini?""Cuma ada ikan kecil, terumbu karang, hiu, kan nggak apa-apa!""Kalau ada petugas yang kasih makan ikan?" Nick tertawa sambil mencubit hidung kekasihnya. "Ini kan lautan, kalau kasih makan juga paling dari atas aja kan?""Kalau petugas patroli?" "Berarti keberuntungan seumur hidup sudah dia ambil semua malam ini!" "Ahhhh...nggak mau, malu ah." Nick berencana untuk menceritakan tentang layar penutup kaca jika mereka menginginkan privasi di kamar tidur mereka, tapi Nick menundanya, senang hatinya melihat istrinya merona karena malu.Setelah puas berkeliling, Nick mengajak Nia pergi ke restaurant bawah laut yang tidak jauh dari suite mereka. "Ini kita lagi di bawah laut kan?" tanya Nia heran."Yap." "Tapi kok kayak lagi jalan di mall gitu, tadi s