Kaisar Yuan menunduk dalam, merasakan kengerian terhadap kekuatan Shusan Ni yang begitu besar. "Kekuatannya terlalu mengerikan, auranya seperti ribuan gunung yang membuat tubuh dan jiwaku hancur!" gumamnya, dengan sekuat tenaga bertahan dari tekanan hebat yang menimpanya."Dengan kekuatan seperti ini, jika dia menginginkannya, menghancurkan Kekaisaran dewa angin adalah hal yang mudah! Lupakan untuk menentangnya, bahkan ratusan tahun, jutaan tahun berlalu, mustahil bagiku untuk melawannya!" Perbedaan kekuatan yang begitu jauh membuatnya takut, pikirannya bergetar saat ia mengingat fakta yang membuatnya lebih gentar. "Sosok sekuat itu, tunduk pada bocah itu? Seberapa menakutkannya latar belakang anak itu?"Shusan Ni, berdiri tanpa tergoyahkan, memandang Kaisar Yuan dengan tatapan yang semakin menindas. Pandangannya tajam dan penuh penghinaan, "Tuanku sudah memberi hukuman pada putramu yang lancang. Apa kau keberatan?" Suaranya begitu dingin, menusuk hingga ke inti jiwa, seperti bilah p
Shusan Ni kembali ke pusat kota Dunia Kehancuran. Dia berjalan dengan mantap ke dalam rumah besar di depannya untuk menemui Zhou Ning.Ketika sampai pada Zhou Ning, Shusan Ni segera berlutut dengan penuh hormat."Yang Mulia, saya telah menyelesaikan tugas," lapor Shusan Ni dengan suara tegas. "Saya telah memperingatkan mereka agar tidak berani menentang di masa depan. Mereka berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama."Zhou Ning hanya mengangguk ringan. "Mhm," jawabnya singkat, tanpa menunjukkan emosi berlebihan.Xu Feng, yang berdiri di sebelah Zhou Ning, menatap dengan heran saat melihat sosok kuat seperti Shusan Ni berlutut. Pikirannya dipenuhi kebingungan. "Jika tidak melihatku sendiri, aku mungkin tidak akan pernah percaya, jika sosok yang sebanding dengan puluhan keabadian tertinggi, sedang berlutut di hadapan seorang pemuda. Kakak Long, sebenarnya bagaimana kau bisa mengenal seseorang sebesar ini?" Xu Feng mencoba memahami, tetapi tetap tidak masuk akal baginya jika sos
Di dalam dimensi ruang yang sunyi, Zhou Ning merasa gelisah. Perasaan tidak enak tiba-tiba menyelimutinya. "Kenapa aku merasa ada yang tidak beres?" gumamnya pelan.Tak lama setelahnya, dia merasakan nafas Xiao Bai tiba-tiba melemah drastis. Seketika wajah Zhou Ning pun berubah serius.“Xiao Bai ...?” bisiknya dengan wajah khawatir. "Mengapa nafasnya begitu lemah? Apa yang terjadi? Ha! Lu Zhe!" Zhou Ning berteriak kembali, kali ini nafas Lu Zhe yang tiba-tiba melemah.Belum habis kekhawatiran Zhou Ning pada keduanya, nafas Zhou Lou dan Wu Xia tiba-tiba juga melemah, "kakak! Wu Xia!" Teriak Zhou Ning dengan penuh kekhawatiran."Apa yang terjadi pada mereka!" Ucapnya penuh kekhawatiran, dia teringat kembali pada perkataan Kaisar Suci Iblis sebelumnya, bahwa formasi yang dia pasang pada di benua bawah telah hancur, dan keluarganya kemungkinan besar akan berada dalam bahaya.Zhou Ning menggertakkan gigi geram, dia tak menyangka bahwa hal itu akan benar-benar terjadi. "Bukankah Zhesswa jug
Zhou Ning melangkah maju, menerobos batasan ruang dan waktu. Dalam satu kedipan, dia melesat menembus lapisan dimensi, menentang hukum ruang waktu dengan kekuatannya. Batasan dimensi, bahkan energi ruang di sekitarnya terbelah saat dia bergegas menuju dunia bawah.Di dunia bawah, sebelum jimat itu benar-benar meledak, udara di sekitarnya membeku. Aura mencekam tiba-tiba menyebar, begitu kuat hingga mengguncang ruang dan waktu itu sendiri.Langit bergetar hebat, atmosfer berubah seketika. Rasa takut yang luar biasa mengisi udara, menusuk langsung ke jiwa para Keabadian yang mengepung tempat itu.Zhou Ning mendekat dengan kecepatan yang tak tertanding. Matanya menyala dengan kemarahan yang tak tertahan, setiap langkahnya dipenuhi dengan hawa membunuh yang membuat semua penyerang merasa tercekik.“Berani sekali kalian,” desis Zhou Ning, suaranya berat dengan kemarahan yang terpendam. “Menyentuh keluargaku … adalah kesalahan terbesar yang kalian buat.”Rong Jia, yang baru saja merasa puas
Zhou Ning berdiri di tengah kekacauan dimensi yang telah ia ciptakan. Udara di sekitarnya mencekam, dan ruang di sekitarnya terdistorsi oleh aura yang mengerikan. Hanya dengan kehadirannya, dimensi waktu dan ruang runtuh di bawah kekuatan yang tak terukur. "Kekuatan ini?" Sepuluh Keabadian menatap sekelilingnya, didominasi oleh kekuatan menakutkan, yang tak pernah mereka sangka datang dari seorang pemuda tak dikenal di depan mereka.Dengan satu gerakan ringan dari tangan Zhou Ning, satu dari sepuluh keabadian yang baru saja meneriakinya terangkat ke udara, terhimpit oleh kekuatan yang begitu kuat sehingga tulangnya terasa pecah dari dalam."Aku tidak suka bertanya untuk yang kedua kalinya, katakan! Mengapa tidak mungkin?" Tanya Zhou Ning dingin, sambil menghimpit Keabadian itu dengan sangat kuat, membuatnya sulit untuk bernapas."Tolong lepas--" "Apa yang kau katakan? Aku tidak mendengarnya?" sela Zhou Ning sembari menambah kekuatannya dengan intensitas yang mengerikan.Mata keabadi
"Memintaku untuk melupakannya? Tidak akan pernah! Siapapun yang membuat keluargaku menderita, aku tidak akan pernah mengampuninya!" Ucap Zhou Ning seraya mengambil bola jiwa Keabadian yang tersisa di udara.Melihat betapa mudahnya Zhou Ning menghancurkan mereka semua, Rong Jie benar-benar kehilangan akal sehatnya. Tangannya gemetar, tubuhnya melemas, dan kakinya tak mampu menopang berat tubuhnya sendiri. Dia jatuh berlutut, wajahnya pucat pasi, dan suaranya tercekik di tenggorokan.“A-aku memperingatimu! Aku adalah murid inti sekte Phoenix Pedang Api! Jika kau membunuhku, sekte Phoenix Pedang Api tidak akan mengampunimu!" Rong Jie mencoba mengancam dalam ketakutannya, tapi Zhou Ning tak peduli sama sekali, kakinya terus melangkah mendekati Rong Jie."Sekte Phoenix Pedang Api, apa itu hebat?" Sahut Zhou Ning, wajahnya dingin dan mencekam, aura membunuh yang menakutkan terus meguar dari tubuhnya."Be-berhenti di sana! Kubilang hentikan! Ka-katakan padaku, apa yang kau inginkan, aku akan
Keheningan menyelimuti tempat itu, hanya terdengar gemuruh energi yang perlahan memudar di udara. Zhou Ning melayang di udara, tubuhnya dikelilingi oleh sisa-sisa aura kekuatan yang baru saja ia lepaskan. Tatapannya kosong, tetapi hatinya bergemuruh saat ia memandang ke bawah.Reruntuhan bangunan dan tubuh-tubuh yang terluka berserakan di tanah, tak ada yang luput dari serangan sekte Phoenix Pedang Api. Termasuk juga keluarga yang sangat dia sayangi, terbaring tak berdaya di hadapannya, tak mampu untuk mengangkat tubuh mereka.Zhou Ning, yang tampak begitu tenang dari luar, merasakan gejolak yang tak terlihat di balik matanya. Rasa bersalah yang mendalam menyusup ke dalam hatinya. Dengan perlahan, Zhou Ning turun dari udara. Kakinya menyentuh tanah dengan ringan, namun beban rasa bersalah di hatinya terasa begitu berat. Langkahnya mantap menuju keluarganya, yang terlihat lemah dan tak berdaya. Pandangannya terpaku pada mereka, dan rasa sesal terus menggerogoti hatinya."Maafkan aku .
Zhou Lou terperangah menatap Cahaya penyembuhan di sekelilingnya, "semua orang memuji bahwa adikku sangat hebat. Bisa menyembuhkan puluhan ribu orang dalam sekejap, kekuatan yang mengerikan, adikku telah tumbuh menjadi seseorang yang sangat hebat," gumamnya, nyaris tak percaya. Ia menatap langit dengan mata yang mulai berkaca-kaca. "Ayah, Ibu, apakah kalian melihat ini? Adik kita sekarang menjadi praktisi dewa yang luar biasa. Kalian bisa tenang di sana."Cahaya penyembuhan perlahan meredup, dan suasana di sekitar mulai tenang. Zhou Ning menatap sekeliling, semua orang telah pulih termasuk keluarganya, namun hatinya masih terasa berat akan rasa bersalah.Kakaknya Zhou Lou kemudian datang padanya, memegang kedua tangannya dengan penuh kebanggaan, "Ning Di Di, kau luar biasa."Zhou Ning menatap kakaknya, Zhou Lou, dengan perasaan campur aduk. Ekspresi bangga di wajah Zhou Lou membuatnya tersenyum, namun di balik senyuman itu, ada kekhawatiran yang mendalam di dalam hatinya."Orang-oran
"Kalian adalah dewa alkemis terbaik dari Benua Tianyan. Jika kalian pergi, apakah itu tidak akan menimbulkan masalah bagi Kaisar Long?" tanya Zhou Ning kepada para alkemis yang berkumpul. Master Wang segera menjawab, "Tidak, tentu saja tidak masalah, Tuan Zhou. Kaisar Long pasti juga ingin yang terbaik untuk kami. Bukankah begitu, semuanya?" Ia melirik para alkemis lain di sana. Semua orang menangguk setuju, membenarkan ucapan Master Wang. Sesaat kemudian, Lady Qing angkat bicara, "Tuan Zhou, apa yang dikatakan Master Wang memang benar. Kaisar Long pasti tidak akan mempermasalahkan hal ini." "Lagipula, dengan menjelajah benua yang lebih luas, barulah kami bisa menemukan potensi dan peluang yang lebih besar," lanjut Master Wang, mencoba meyakinkan Zhou Ning.Zhou Ning berpikir sejenak, mempertimbangkan kata-kata mereka, lalu mengangguk. "Kalau begitu, baiklah." Ia kemudian menatap para pengikutnya dengan tatapan tajam penuh kesungguhan. "Apakah kalian benar-benar yakin untuk me
"Begini, Kak, ada sesuatu yang ingin aku sampaikan pada semua orang." Zhou Ning memulai dengan nada serius."Apa itu?" tanya Zhou Lou di depannya.Zhou Ning mengalihkan pandangannya ke arah semua orang yang berkumpul. Mata mereka memancarkan rasa ingin tahu yang mendalam, menanti apa yang akan dikatakan olehnya. Setelah menarik napas dalam, ia melanjutkan, "Aku berencana untuk pergi ke Benua Tersembunyi.""Benua Tersembunyi?" Zhou Lou mengerutkan kening. Jelas sekali ia tak pernah mendengar nama itu sebelumnya, begitu pula yang lainnya."Benua tersembunyi, belum pernah mendengar tempat itu sebelumnya?" Gumam Master Wang dengan suara pelan.Melihat kebingungan semua orang, Zhou Ning pun menjelaskan, "Benua Tersembunyi adalah tempat yang berada di dimensi paling misterius di alam semesta. Bahkan para kaisar dewa tertinggi pun akan kesulitan untuk menemukannya.""Berbeda dengan benua Abadi yang kita lihat selama ini, benua tersembunyi diberkahi dengan energi suci, di mana udara dapat me
Zhou Ning keluar dari lautan api penyucian, melangkah dengan tenang menuju Lembah Langit Tersembunyi. Di sana semua orang sudah berkumpul, para Alkemis, Wu Xia, Zhou Lou, Lu Zhe serta para pengikutnya. Mereka semua menunggu kedatangannya.Ketika kakinya menyentuh tanah, seketika semua mata tertuju padanya. Para pengikut setia dan para alkemis, yang telah menantikan kedatangannya, serempak memberikan hormat."Selamat datang kembali, Tuan Zhou!"Zhou Ning membalas dengan anggukan pelan penuh wibawa, matanya kemudian menyapu sekeliling, mengamati perubahan yang terjadi pada setiap orang. Dia dapat mengetahui aura setiap orang menjadi jauh lebih kuat dibandingkan sebelumnya. "Sangat bagus, rupanya latihan di wilayah suci telah membuahkan hasil yang luar biasa. Kalian semua telah bekerja keras," ucap Zhou Ning dengan suara puas."Kakak ...." Gumam Wu Xia ketika mendekat ke arah Zhou Ning, gadis cantik itu hanya menunduk malu tanpa mengatakan apapun.Zhou Ning mengamati gadis itu dengan sa
Mata naga purba Aeris melebar, sorot merah menyala di pupilnya tampak bergelora. Ia tidak pernah menduga akan menerima jawaban seperti itu. "Penakluk Api Kekacauan memintaku untuk menjadi mitranya? Bukan budak?" pikir Aeris. Tubuh raksasanya yang bersisik sempat bergerak gelisah, tetapi kemudian ia merunduk kembali, memberikan penghormatan.“Tuan ... saya bersedia!” kata Aeris dengan suara berat, namun dipenuhi rasa hormat yang tulus. Getaran suaranya menggema, membuat udara di sekitar mereka seakan beresonansi.Zhou Ning mengangguk pelan. “Bagus sekali. Kuharap kita bisa bekerja sama dengan baik.” 'Memiliki bantuan setara Kaisar Dewa adalah hal yang sangat bagus, dengan keberadaannya kekuatan tempurku bertambah kuat lagi.' batinnya.“Tuan, tolong terimalah ini,” Aeris mengeluarkan setetes darah yang bersinar merah keemasan dari tubuhnya. “Ini adalah Darah Kehidupan saya, tuan. Dengan ini, tuan dapat mengendalikan saya sepenuhnya. Asalkan tuan memikirkannya, tuan bahkan bisa menghanc
Zhou Ning berdiri di tengah lautan energi yang bergejolak. Tubuhnya kini menyatu dengan hukum Api Kekacauan, memberikan aura yang begitu mendominasi hingga ruang di sekitarnya tampak bergetar."Dia benar-benar menyatu dengan Api Kekacauan," gumam Roh Kaisar Legendaris dengan nada terkejut. "Siapa sebenarnya pemuda ini? Mampu menampung serpihan jiwaku, menyerap kekuatan berkah ilahi, bahkan menyatukan tubuhnya dengan Api Kekacauan. Manusia mustahil memiliki kemampuan seperti ini. Setelah Api Kekacauan masuk, wadah misterius di dalam tubuhnya semakin membesar. Benda apa itu sebenarnya?" Zhou Ning membuka matanya perlahan. Semburat hitam yang memenuhi pupilnya kini berubah menjadi kilauan terang, bagaikan percikan api yang hidup. Tatapannya penuh determinasi, memancarkan rasa percaya diri yang sulit digoyahkan. "Sekarang api kekacauan sudah menjadi satu denganku. Bukan hanya rumit, hukum yang ada di dalam Api kekacauan juga sangat misterius, dan keduanya saling terjalin, memerlukan ban
"Berhati-hatilah," suara Roh Kaisar Legendaris memperingati Zhou Ning."Api Kekacauan bukanlah sesuatu yang dapat didekati dengan sembarangan. Banyak ahli yang jauh lebih kuat darimu telah musnah karena mencoba menguasainya," tambahnya lagi.Zhou Ning terus melangkah maju, seolah tidak mendengar peringatan itu. Tatapannya terpaku pada kobaran Api Kekacauan yang sedari tadi terus menariknya untuk mendekat. Daya tarik Api Kekacauan itu begitu besar, membuat tubuhnya terus melangkah maju tanpa kendali. Karena Zhou Ning tak menghiraukannya, Roh Kaisar Legendaris kembali memanggilnya, dengan suara yang lebih tegas. "Zhou Ning, Kendalikan dirimu," memperingati sekali lagi, "Jika tidak berhenti, kau akan dilahap olehnya."Mendengar panggilan itu, Zhou Ning tersentak sadar. Namun, sudah terlambat—ujung jarinya telah menyentuh nyala Api Kekacauan. Seketika, kobaran itu bersinar terang, menyilaukan seluruh ruangan dan menelan Zhou Ning dalam semburan cahaya.Di saat cahaya mulai mereda, tampak
Gelombang demi gelombang naga terus bermunculan, jumlahnya meningkat menjadi ribuan. Namun, Zhou Ning terus bertempur, tubuhnya bergerak seperti kilat, setiap pukulannya membawa kekuatan yang menghancurkan ribuan naga dalam sekejap. "Ujian di dalam wilayah suci utama tidak bisa diremehkan sama sekali. Aku tak bisa membayangkan ujian macam apa yang ada di delapan Wilyayah suci utama lainnya." Zhou Ning menarik napas dalam-dalam, matanya berkilat dengan tekad yang membara. Ia kembali bertempur, tanpa lelah, tanpa gentar. Setiap naga yang tumbang, energinya diserap oleh Zhou Ning, memperkuatnya lebih jauh.Di tengah lautan magma, Ia seperti pusaran api, menyerap setiap energi yang dilepaskan oleh naga-naga yang ia kalahkan. “Energi hukum dari Buah Api Jiwa telah mengangkat fisikku ke puncak alam Raja Dewa. Bahkan senjata tingkat suci pun takkan mudah melukaiku,” ucap Zhou Ning di tengah pertarungan.Setelah pertempuran yang tak terhitung lamanya, lautan magma akhirnya kembali tenang. Ri
"Buah Api Jiwa adalah manifestasi dari hukum api tertinggi. Jika aku bisa menyerapnya, kekuatan fisikku akan meningkat beberapa kali lipat." pikir Zhou Ning, menatap Buah Api Jiwa yang berada di tangannya, tekadnya bulat untuk menelannya.Dengan tekad yang telah membaja, Zhou Ning segera duduk bersila di atas magma yang mendidih. Ia menarik napas dalam-dalam, mengatur pernapasannya, dan mulai memusatkan pikirannya. Saat ia mulai menyerap energi Buah Api Jiwa, gelombang panas yang mengerikan langsung menghantam tubuhnya, bagaikan ribuan jarum api menusuk setiap pori-porinya."Argh …!" Zhou Ning menggertakkan gigi, rahangnya mengeras menahan gejolak energi dahsyat yang menyelimuti tubuhnya. Ia merasakan api hitam bercahaya emas mengalir deras ke pembuluh darahnya, memperkuat setiap ototnya dengan sensasi terbakar yang luar biasa, melapisi tulangnya dengan kekuatan baru, dan bahkan menembus inti jiwanya, membakar kelemahan terakhir yang masih tersisa.Di kedalaman kesadarannya, Roh Kaisa
Ketika Zhou Ning melangkah lebih jauh, setiap langkah membakar tubuhnya dengan intensitas luar biasa. Namun, panas itu tidak menghancurkannya, melainkan menempa dan memurnikan setiap bagian tubuhnya. Energi purba dari magma terus meresap ke dalam pori-porinya, membakar kelemahan yang tersisa dalam tubuhnya. Kulitnya menjadi sekeras logam, otot-ototnya mengeras dengan kekuatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, dan tulangnya kini sekokoh sebuah artefak suci. Merasa kekuatan baru mengalir dalam tubuhnya, Zhou Ning mengepalkan tangannya. Energi itu terasa begitu dahsyat. Ia menatap ke depan dengan penuh keyakinan. "Tubuhku telah mencapai tingkat kekuatan baru," ucapnya, "bahkan berada di dalam lautan api ini tidak terasa panas lagi."Namun, saat tatapannya menyapu lautan magma yang bergejolak di hadapannya, Zhou Ning merasakan sesuatu yang berbeda. Energi di sekitarnya bukan hanya panas belaka. Ada kekuatan lain yang mengalir, sesuatu yang lebih dalam, sesuatu yang berasal dari h