Hari ini sekolah masih seperti biasa. Hanya saja di circle Aira dan teman-temannya agak sedikit berubah. Reyga tiba-tiba tampak menjauh dari mereka.
"Apa dia kepikiran trus ya sama perkataan Tommy?" tanya Laras.
Mereka saat ini berada di kantin sekolah. Mereka sedikit melirik kearah Reyga yang sedang memesan minuman.
"Bisa jadi, buktinya dia gak mau mandang kita dikit pun," ujar Ando.
"Semalam dia juga gak kayak biasanya," ujar Aira mengingat kejadian tadi malam.
"Apa sesulit itu ya cuma nerima kita sebagai temannya?" tanya Salsa.
"Mungkin bagi Reyga itu sulit," jawab Sekar.
Reyna hanya diam memandang teduh Reyga yang pergi keluar setelah membayar minumannya.
"Bang Reyga gak punya alasan khusus kenapa dia gak mau berteman, alasannya hanya sederhana dan aneh. Dia memang gak berniat memiliki teman, sesimpel itulah alasannya. Dip
"Nih buat lo." Jeremia memberikan amplop kepada Reyga. Dengan santai pria itu mengambilnya lalu memasukkan ke saku celananya, matanya masih fokus ke jalanan."Pake buat nge-date sama cewek lo," ucap Jeremia. Pria itu sedang dalam keadaan berbunga-bunga karena saat mengantar Manda ke rumah gadis itu, Jeremia menyempatkan diri menyatakan perasaannya dan Manda menerimanya."Langsung deketin ortunya dong bos," ujar Reyga."Manda?" tanya Jeremia."Ya iyalah! Masa iya ortunya gue!""Hoooo gitu, ya mungkin besok gue ke rumah dia."Reyga mengangguk. Ia salut dengan Jeremia yang gentle, saat berkenalan dari chat dengan Manda, pria itu langsung mengajak Manda untuk kencan lalu menembak gadis itu. Padahal rencana untuk menembak Manda tak terpikir oleh Jeremia. Namun saat berbincang dengan Manda, akhirnya Jeremia yakin untuk segera menyatakan perasaannya.
"Acieeee kencan dia 'nyaaa!" seru Jeremia menggoda Reyga yang berpakaian rapi. "Lo kira lo aja yang bisa kencan? Gue juga bisa kali," ujar Reyga menatap remeh Jeremia. "Mantap deh kalo gitu." Reyga berjalan keluar hendak pergi namun ia memberhentikan langkahnya sebentar, ada hal yang ingin ia katakan. "Bos...lo gak nyesel punya pegawai kayak gue?" Jeremia diam sejenak namun detik selanjutnya ia tersenyum lalu berkata, "Gak dong, gue gak ada sedikit pun rasa nyesel." Reyga mengangguk. "Thanks," ucapnya lalu pergi. ••••••••••'REYGA'••••••••• Sesampainya di rumah Aira, Reyga langsung masuk begitu saja ke dalam rumah bercat hijau itu. "Buk," sapa Reyga kepada Lana yang sedang memasak. "Eh Reyga," sapa Lana balik. Reyga kemudian mencium punggung tangan Lana. "Aira'nya di mana Buk?" tan
"Anak-anak itu membawa tas mencurigakan!" teriak salah satu anggota kepolisian. Renjana yang melihat itu langsung mengambil pisau didekatnya. "Reyza! Bawa lari adik-adikmu!" Renjana kemudian menyerang para kepolisian bermodal pisau demi mengulurkan waktu agar anak-anaknya dapat pergi jauh dari rumah mereka. DORRR! "AYAH!!!" teriak ketiga anak itu. Sang kakak yang melihat kejadian dimana ayah mereka bertiga tertembak oleh anggota kepolisian sontak sangat syok namun ia berusaha menutupinya agar adik-adiknya tidak menambah kepanikan mereka. Dengan cepat ia menuntun adik-adiknya berlari sejauh-jauhnya dari rumah mereka yang sudah dikepung anggota kepolisian karena kasus bandar narkoba. Selama terus berlari dari kejauhan seseorang memantau mereka dari jauh. &nb
Kupu-kupu selalu diingat akan keindahan sayapnya yang memanjakan mata. Tak lupa dengan dirinya yang membantu penyerbukan tumbuh-tumbuhan. Layaknya jepit rambut kupu-kupu yang dipakai oleh gadis cantik itu. Elang dikenal dengan keperkasaannya. Tatapan tajamnya seolah-olah menandakan keseriusannya dalam melakukan segala hal. Seperti layaknya tato pada pada lengan kanan pria itu. Rubah. Ketika seseorang memikirkan hewan itu tentu satu hal yang terlintas dibenak mereka, pintar tapi licik. Kalung berbentuk kepala rubah itu bergantung indah dileher cowok berpakaian SMA Bahari itu. Dengan pakaian premannya plus permen karet yang sedang dikunyah membuatnya cocok dikatakan siswa berandalan. Banyak pasang mata yang meliriknya sambil berbisik-bisik. "Halo guys!" teriaknya saat masuk ke kelasnya namun naas tak ada yang menjawab. Bukannya kecewa atau marah ia justru tetap tersenyum lalu berjalan k
"Gimana? Masih bisa diri gak?" tanya Reyga yang dibalas anggukan ragu oleh Aira. Reyga menatap keraguan gadis itu pun menghela napas kasar. Ia kemudian meraih pinggang gadis itu dengan satu tangannya dan satu tangannya lagi menarik tangan gadis itu agar berdiri. "Tuh bisa rupanya." "I-iya ma-makasih." Reyga mengambil es krim kapnya menggunakan tangan kanannya lalu tangan kirinya mengambil tangan kanan Aira meletakkannya di bahunya dantangan kiri Reyga merangkul pinggang gadis itu agar Aira tidak jatuh. "Lo pulang naik angkot 'kan?" tanya Reyga. "I-iya Reyga," jawab Aira gugup dengan posisi mereka saat ini. "Oke, biar gue anter ke halte," ucap Reyga kemudian berjalan menggandeng Aira yang terpincang-pincang. "Lo anak IPA ya?" tanya Reyga memulai pembicaraan, ingatlah kalau Reyga tak suka kesunyian. "I-i
"Ohhhh si Aira alien toh," ucap Ali lalu mengisap rokoknya. Saat ini dia bersama Reyga bersembunyi di toilet sambil merokok. Ali sendiri anak kelas IPA seangkatan dengan Reyga. Mereka sebenarnya berteman namun bagi Reyga mereka hanya sekedar kenal begitu saja. Kalian harus tahu kalau Reyga tak selamanya dijauhi, banyak yang menganggapnya teman tapi tidak baginya. Ia sengaja tak mau memiliki teman karena ia tahu teman itu adalah orang yang akan menusuk kita dari belakang. "Iya, kok alien dibilang?" tanya Reyga penasaran. "Soalnya tuh anak gak punya kawan," jawab Ali enteng. "Kenapa? Dari wajahnya aja gue kira dia famous." Ucapan Reyga itu sontak membuat Ali tertawa. "Denger Ga, dia itu sering banget kena bully, alasannya sih karena yaaa dia cupu gitu, kaku, baru kata orang dia tuh sok baik," jelas Ali kembali mengisap rokoknya. "Tapi Ga gue berani ja
Aira fokus mengerjakan fisika miliknya karena ia ingin menyempatkan diri membaca novel romantis yang ia dapat dari tempat pembuangan sampah yang saat itu tak sengaja ia lihat. Untungnya ia memang siswi yang cerdas sehingga ia bisa masuk ke kelas IPA 1 plus mendapat beasiswa. Bisik-bisik teman sekelasnya terdengar olehnya membuatnya menoleh ke depan dan bisa ia lihat ada seorang cewek cantik berpakaian seragam seperti mereka. "Perhatiannya sebentar, kali ini kita kedatangan murid baru berasal dari SMA Pancasila. Tolong perkenalkan namanya," ucap wali kelas. "Baik Bu, perkenalkan nama saya Laras Agatha Sari biasa dipanggil Laras. Terimakasih," ucapnya memperkenalkan diri sambil tersenyum manis yang sontak menimbulkan kericuhan akibat kaum Adam dikelas. "Awh senyumnya tolong!" "Baru gue ngerti artinya bidadari nih." "Makasih emak udah masukin gue ke sekolah ini." Dan begitulah reaksi mereka sampai wali kelas memberi menegur mereka
Mulut Reyga menganga cukup lebar. Pria itu benar-benar mengalami ngantuk berat padahal jam masih belum menunjukkan tengah malam sehingga ia tidak bisa menutup warnet. "Ga!" Reyga tersentak kaget ketika Jeremia memanggilnya dengan keras. Ia bisa melihat bosnya itu memakai setelan rapi. "Apa Bos?" tanya Reyga dengan keadaan kantuk berat. "Gue mau lo harus beresin nih warnet karena tamu gue mau datang." "Males." Jeremia membulatkan matanya tak percaya, ini bukan pertama kalinya pria itu menolaknya. Ia tahu kalau Reyga memang 'lah tak suka diperintah namun masalahnya pria itu adalah bawahannya. "Buat atau gue pecat lo!" "Iya bentar bobok dulu gue 10 menit aja entar elo pulang udah bersih kok." "Yakin lo?!" "Hmmm." Hanya itulah yang didapat Jeremia. Ia benar-benar frustasi mempunyai karyawan seperti ini. "Jaga nih warnet," ucap Jeremia lalu pergi mengendari mobilnya yang terparkir didepan warnet. Setelah kepe
"Acieeee kencan dia 'nyaaa!" seru Jeremia menggoda Reyga yang berpakaian rapi. "Lo kira lo aja yang bisa kencan? Gue juga bisa kali," ujar Reyga menatap remeh Jeremia. "Mantap deh kalo gitu." Reyga berjalan keluar hendak pergi namun ia memberhentikan langkahnya sebentar, ada hal yang ingin ia katakan. "Bos...lo gak nyesel punya pegawai kayak gue?" Jeremia diam sejenak namun detik selanjutnya ia tersenyum lalu berkata, "Gak dong, gue gak ada sedikit pun rasa nyesel." Reyga mengangguk. "Thanks," ucapnya lalu pergi. ••••••••••'REYGA'••••••••• Sesampainya di rumah Aira, Reyga langsung masuk begitu saja ke dalam rumah bercat hijau itu. "Buk," sapa Reyga kepada Lana yang sedang memasak. "Eh Reyga," sapa Lana balik. Reyga kemudian mencium punggung tangan Lana. "Aira'nya di mana Buk?" tan
"Nih buat lo." Jeremia memberikan amplop kepada Reyga. Dengan santai pria itu mengambilnya lalu memasukkan ke saku celananya, matanya masih fokus ke jalanan."Pake buat nge-date sama cewek lo," ucap Jeremia. Pria itu sedang dalam keadaan berbunga-bunga karena saat mengantar Manda ke rumah gadis itu, Jeremia menyempatkan diri menyatakan perasaannya dan Manda menerimanya."Langsung deketin ortunya dong bos," ujar Reyga."Manda?" tanya Jeremia."Ya iyalah! Masa iya ortunya gue!""Hoooo gitu, ya mungkin besok gue ke rumah dia."Reyga mengangguk. Ia salut dengan Jeremia yang gentle, saat berkenalan dari chat dengan Manda, pria itu langsung mengajak Manda untuk kencan lalu menembak gadis itu. Padahal rencana untuk menembak Manda tak terpikir oleh Jeremia. Namun saat berbincang dengan Manda, akhirnya Jeremia yakin untuk segera menyatakan perasaannya.
Hari ini sekolah masih seperti biasa. Hanya saja di circle Aira dan teman-temannya agak sedikit berubah. Reyga tiba-tiba tampak menjauh dari mereka."Apa dia kepikiran trus ya sama perkataan Tommy?" tanya Laras.Mereka saat ini berada di kantin sekolah. Mereka sedikit melirik kearah Reyga yang sedang memesan minuman."Bisa jadi, buktinya dia gak mau mandang kita dikit pun," ujar Ando."Semalam dia juga gak kayak biasanya," ujar Aira mengingat kejadian tadi malam."Apa sesulit itu ya cuma nerima kita sebagai temannya?" tanya Salsa."Mungkin bagi Reyga itu sulit," jawab Sekar.Reyna hanya diam memandang teduh Reyga yang pergi keluar setelah membayar minumannya."Bang Reyga gak punya alasan khusus kenapa dia gak mau berteman, alasannya hanya sederhana dan aneh. Dia memang gak berniat memiliki teman, sesimpel itulah alasannya. Dip
CebolsynkAku udh di lapanganCebolsynkKlo kamu g dtng aku bakal marah 😡Dengan langkah seperti orang mabuk, Reyga berjalan menuju kamar mandi.BrakDengan keras ia membanting pintu itu membuat roti isi ditangan Jeremia hampir jatuh. "Buset tuh anak lagi mens kali ya."Setelah selesai mandi dan memakai style pakaian basket, Reyga langsung pergi menggunakan motor Jeremia namun kali ini ia tidak memakai motor sport Jeremia, entahlah alasan kenapa dia melarang Reyga memakai motor itu.10 menit di jalan akhirnya siluman rubah itu sampai di lapangan outdoor. Ia bisa melihat para cewek itu yang sedang berteriak melihat cowok mereka bermain.Aira yang melihat kedatangan Reyga langsung berjalan mendekati pacarnya itu."Lama banget kamu," gerutu Aira."I
Reyga merasakan kakinya kram karena terus mondar-mandir ke tempat penyucian motor dan mobil. Ingat! Dia sudah berjanji kepada Jeremia."Kalo gak gara-gara Aira gak bakal gue lakuin nih tugas," gerutu Reyga sambil menatap motor terakhir yang sedang di cuci.Sambil bersenandung menatap jalanan tiba-tiba Reyga tersentak melihat Abang tukang es krim lewat."Bang!" teriak Reyga sambil berdiri."Bah kau lagi Ga," ucap Abang itu sambil mendekat ke Reyga."Yoi Bang, es krim satu Bang yang spesial," ujar Reyga."Oke Ga.""Bang nama Abang siapa ya? Gue lupa-lupa mulu nanya sama Abang," tanya Reyga."Namaku Jones, Dek," jawab Abang es krim bernama Jones."Oh oke Bang Jones, nih duitnya." Reyga memberikan uang kepada Jones."Mana cewek kau?" tanya Jones memberikan es krimnya."Di rumah Bang, palingan
Reyga menatap pantulan dirinya di cermin. Malam ini ia bersiap pergi bersama Aira ke pentas seni sekolah yang diadakan malam hari."Buset ganteng bet lo, mau kondangan dimana?" tanya Jeremia dengan nada mengejek.Reyga mendengus lalu pergi begitu saja meninggalkan Jeremia yang cekikikan. Reyga mengambil kunci mobil Jeremia, ia sengaja meminjam mobil Jeremia karena kata bosnya itu... "Cewek lo pasti pake dress, 'kan? Kalo lo bawa motor pasti tuh roknya ditiup angin abis tuh nampak 'lah yang mulus-mulus."Reyga yang mengingat perkataan Jeremia itu langsung panas sehingga meminjam mobil pria itu dengan syarat... "Lo harus nyuci mobil gue sekalian motor-motor gue, mager gue bawa tukang cuci motor soalnya."Tapi tak masalah bagi Reyga asalkan Aira terlindungi dari mata keranjang para buaya jantan.Sesampainya di rumah Aira, pria itu langsung masuk karena memang Lana sudah memperbolehkan
Kelas 12 sudah mau tamat dari sekolah. Acara pentas seni sudah diumumkan oleh kepala sekolah saat amanat upacara. Para OSIS mulai melakukan pekerjaan mereka menyulap aula menjadi panggung megah. Para murid-murid juga mulai mencari pakaian yang cocok saat pentas seni nantinya.Tak banyak yang berubah selama beberapa bulan ini termasuk pada lingkungan Reyga. Samuel yang sudah turun dari jabatannya karena sudah akan menginjak kelas 12, lagipun katanya dia mau terus bersama dengan Laras. Sekar masih seperti biasa, sama halnya dengan Ando dan Salsa juga Ali dengan Reyna.Reyga sudah mulai tidak begitu nakal lagi karena sering dinasihati oleh Aira. Kalau Reyga tetap keras kepala gadis itu akan kesal dan akhirnya ngambek. Reyga masih menetap tinggal dirumah Jeremia, pria itu tak keberatan asal Reyga tak menjadi parasit dirumahnya seperti hanya makan tidur saja kerjanya.Perusahaan Reyza sudah mulai berkembang berkat bantuan tuan
Malam ini Reyga dan Aira ingin pergi ke suatu tempat. Keduanya tak lupa terlebih dahulu berpamitan dengan Lana di ruang rawat."Buk Reyga sama Aira mau pergi dulu ya Buk," pamit Reyga mencium punggung tangan Lana.Lana tersenyum lalu mengelus rambut Reyga. "Iya, jaga Aira ya.""Pasti dong Buk."Lana tersenyum melihat kedua insan itu, tak masalah baginya jika Aira memilih pria nakal seperti Reyga jika itu membuat putrinya bahagia. Lagi pula, Lana juga sudah dibuat suka oleh bocah nakal itu. Reyga memang nakal namun tak pernah menunjukkan kemunafikan didalam dirinya. Bagi Lana, kenakalan Reyga adalah hal wajar bagi anak yang lahir dari lingkungan buruk. Sifat apa adanya anak itulah yang membuat Lana suka, mungkin juga teman-temannya.***Motor Reyga berhenti. Aira bisa melihat tempat ini hanyalah tanah yang diisi beberapa pohon dan rumput-ru
Bimo meringis merasakan bibirnya mengeluarkan darah, ia terkena pukulan Bara yang memakai knuckle. "Segitu sombongnya elo mau ngelawan gue," ucap Bara memandang Bimo remeh lalu menyerang kembali pria itu. Bimo terus menghindari serangan Bara yang jika sekali lagi mengenainya maka fatal akibatnya kepada tubuhnya.Raymon agak kewalahan melawan Ariel karena pria itu menggunakan pisau melawannya. Namun bukan ketua namanya jika kewalahan hanya menghadapi lawan bersenjata seperti itu.Bugh! Ariel tersungkur akibat ditendang oleh Raymon. "Arghh!" ringisnya.Dengan cepat Raymon memaksa Ariel berdiri lalu memukul wajah pria itu bertubi-tubi.Joel sendiri kewalahan menghadapi Reyga, pria itu benar-benar ingin balas dendam dengannya soal kejadian saat dirinya berhasil memarakkan perseteruan Reyga dan Samuel.Bugh