"Gimana? Masih bisa diri gak?" tanya Reyga yang dibalas anggukan ragu oleh Aira.
Reyga menatap keraguan gadis itu pun menghela napas kasar. Ia kemudian meraih pinggang gadis itu dengan satu tangannya dan satu tangannya lagi menarik tangan gadis itu agar berdiri.
"Tuh bisa rupanya."
"I-iya ma-makasih."
Reyga mengambil es krim kapnya menggunakan tangan kanannya lalu tangan kirinya mengambil tangan kanan Aira meletakkannya di bahunya dan tangan kiri Reyga merangkul pinggang gadis itu agar Aira tidak jatuh.
"Lo pulang naik angkot 'kan?" tanya Reyga.
"I-iya Reyga," jawab Aira gugup dengan posisi mereka saat ini.
"Oke, biar gue anter ke halte," ucap Reyga kemudian berjalan menggandeng Aira yang terpincang-pincang.
"Lo anak IPA ya?" tanya Reyga memulai pembicaraan, ingatlah kalau Reyga tak suka kesunyian.
"I-iya Rey...emm kamu Reyga, 'kan? Anak IPA 7," ujar Aira berusaha akrab dengan Reyga.
"Yap, gile bener, nama gue jadi banyak yang ngenalin," ucap Reyga dengan bangganya. Padahal namanya dikenal karena kenakalannya.
"Oh iya kita belum kenalan nih, nama gue Reyga Renard Renjana," ujar Reyga memperkenalkan namanya.
Aira tertawa kecil mendengar nama Reyga yang unik karena semuanya berawalan huruf 'R'.
"Kenapa? Kok ketawa?"
"Nama kamu unik karena awalannya huruf R."
"Tapi keren, 'kan?" tanya Reyga dengan percaya dirinya.
"Iya deh, keren banget malahan." Reyga tertawa mendengar jawaban Aira.
Mereka kemudian sampai di halte depan sekolah. Reyga mendudukkan Aira perlahan lalu ia juga duduk di samping cewek itu.
"Nama elo siapa? Eh elo emang ngomongnya pake 'aku-kamu' ya?" tanya Reyga beruntun.
"Nama aku Aira Sabitah, iya aku emang terbiasa pake 'aku-kamu'," jawabnya.
Reyga manggut-manggut kemudian ia membuka es krim kapnya karena ia memang sudah sangat tergiur ingin mencicipinya.
"Lo mau es krim?" tawar Reyga.
"Emm gak usah deh," tolak Aira meski sebenarnya ia sangat selera.
"Yakin?"
"Iya Reyga."
Reyga merasa tak percaya karena mimik wajah gadis itu. Ia kemudian melotot dengan menatap wajah Aira yang sontak membuat gadis itu membeku takut.
"Lo mau apa enggak?!"
"Mau!" Aira terdiam tiba-tiba lalu menutup mulutnya. Ia seperti dihipnotis oleh Reyga.
"HAHAHA." Reyga tertawa terbahak-bahak melihat tingkah lucu cewek disampingnya itu.
Ia kemudian menyendokkan eskrim itu ke mulut Aira.
"Nah, dikit aja tapi soalnya gue pengen banget," ucap Reyga.
Pipi Aira secara tiba-tiba memanas, ia berusaha agar tidak baper dengan perilaku Reyga itu. Ia kemudian menerima suapan Reyga. Namun pipinya kembali bersemu ketika Reyga memakai sendok bekas mulutnya itu. Berarti itu sama dengan mereka ciu-astaga, Aira langsung menghilangkan pikiran itu.
Reyga sendiri menatap bingung gadis itu karena pipinya yang bersemu. Ia kemudian berpikir tentang pipi cewek yang bersemu. Seketika senyum jahilnya keluar.
"Aira...lo baper yaaaa," ujar Reyga dengan wajah jahilnya.
Aira yang melihat wajah jahil dari Reyga seketika ingin memukul wajah menjengkelkan itu. Namun amarahnya luntur karena rambut lembutnya diacak-acak oleh Reyga, tak tahukah dia sudah seberapa baper Aira?
"Lo lucu banget, eh tuh ada angkot naik tuh," ucap Reyga sambil berdiri.
Aira yang tadinya terdiam kini sontak berdiri dengan terburu-buru sambil memberhentikan angkot itu padahal kakinya masih sakit, mungkin karena malu.
"Makasih karena yang tadi ya, Reyga," ucap Aira lalu masuk kedalam angkot.
Reyga menatap kepergian Aira sebentar sampai angkot itu sudah menjauh. Ia kemudian pergi meninggalkan halte.
'Warnet Meraki' itulah tujuan Reyga. Untungnya ia membawa kaos dalaman. Reyga bekerja sebagai operator di warnet tempat berkerja- nya ini.
"Udah pulang juga lo, lama nih gue nunggu," ucap cowok berusia diatas Reyga 3 tahun itu yang bernama Jeremia Meraki, si pemilik warnet.
"Iya-iya gue salah, sini gantian," ujar Reyga menggantikan posisi Jeremia menjadi operator.
"Gue keatas dulu mau ngira duit, elo jaga nih warnet gue."
"Iyaaaaa."
Jeremia kemudian pergi ke lantai atas meninggalkan Reyga yang sedang menatap info tentang warnet itu dilayar monitor.
Reyga sejak dulu hidup mencari uang dari hasil bekerja sebagai operator. Jeremia sendiri sudah tahu tentang kehidupan Reyga membuatnya kadang selalu membantu cowok berandal itu.
Ia tahu kalau Reyga berambisi untuk segera kaya, ia tidak peduli sukses karena yang ia butuhkan kekayaan agar Reyga bisa membawa pulang adiknya kembali.
***
Aira menggeliat di kasur rumahnya, kejadian di halte benar-benar membuatnya tak bisa tidur. Baru pertama kalinya ia ditolong oleh seseorang ditambah itu cowok nakal yang selalu buat onar disekolah.
Saat berada di samping Reyga entah kenapa ia sangat senang dan...nyaman, Aira berusaha membuang jauh-jauh pikirannya itu, ini salah! Ia tidak boleh suka dengan Reyga.
Aira tersentak ketika mendengar suara batuk. Ia berlari keluar dari kamarnya masuk ke kamar ibunya.
"Buk," ucap Aira melihat keadaan ibunya yang terbaring di kasur yang sudah tak layak itu.
"Aira, kok bangun? Ibu cuma batuk aja," ujar Lana, ibu dari Aira.
"Aira khawatir Buk," lirih Aira namun sang ibu malah terkekeh.
"Gimana sekolahnya?"
"Biasa aja, tapi..."
"Tapi kenapa,Nak?"
Pipi Aira bersemu, ia ingin mengatakan tentang Reyga kepada ibunya karena dari dulu ia selalu bercerita tentang apapun kepada ibunya.
"Aira dapat teman Buk," ucapnya malu.
"Hoo bagus dong, cewek apa cowok?" Aira masih bersemu malu lalu menjawab, "Cowok Buk." Lana terkekeh melihat pipi anaknya yang bersemu itu, ia tentu tahu kalau anaknya itu jatuh cinta pada teman barunya itu.
"Kalau Aira suka sama dia perjuangin dong," ujar Lana membuat Aira tersentak kaget.
"Gak papa Aira, jatuh cinta hal biasa dimasa kamu seperti ini," jelas Lana membuat Aira tertegun. Ibunya benar, ini adalah masa-masa dia seperti itu, masa yang membuat usia remajanya begitu indah.
***
Langkah lembut nan pelannya terlihat di koridor sekolah. Sambil memeluk buku sekolahnya dan tak lupa kepalanya yang ia tundukkan. Aira selalu seperti itu padahal ia datang tak terlalu lama sehingga masih sedikit siswa-siswi yang disekolah.
Setelah menaruh tas dan buku-bukunya ia pergi ke taman belakang sekolah membawa buku astronomi miliknya. Hal seperti sudah lakukan semenjak kelas 10, alasannya simpel karena memang gadis itu suka menyendiri bahkan terkadang teman sekelasnya banyak yang menganggapnya tak ada.
Aira tersentak ketika merasa seseorang melingkarkan tangannya dilehernya Aira dari belakang. Aira terkejut ternyata Reyga pelakunya, pria itu menyandarkan dagunya di bahu Aira sambil memakan permennya.
"Lo baca apa?" tanya Reyga yang tak melihat wajah Aira yang memerah.
"Ah anu-a-aku baca buku astronomi," jawab Aira sambil menormalkan jantungnya.
"Lo suka liat-liat rasi bintang ya?"
"I-iya Reyga." Reyga sebenarnya ingin tertawa namun ia tahan karena ia tahu kalau gadis ini sedang gugup. Ia juga lucu dengan panggilan namanya karena biasanya orang memanggilnya 'Rey' atau 'Ga'.
"Lo punya teleskop?" tanya Reyga kembali, ia juga mulai tahu kalau gadis ini tidak pandai berinteraksi, pantas dia tak punya teman.
"E-enggak, ka-kalo ibuk aku sembuh baru aku mau beli," jawab Aira pura-pura membaca untuk menutupi kegugupannya.
"Nyokap lo sakit ya?" tanya Reyga yang dibalas anggukan canggung oleh Aira.
"Moga cepat sembuh ya."
"Makasih Reyga."
Seketika bel pertanda semua siswa-siswi harap berbaris telah berbunyi. Aira spontan membereskan barang-barangnya.
"Eh kamu gak baris Reyga?" tanya Aira.
"Males, gue mau ngerokok ," jawab Reyga santai beda dengan Aira yang langsung melotot.
"Gak boleh tau!" ketusnya langsung menarik tangan Reyga agar pria itu mengikutinya.
"Apaan ini?! Awas lo gue mau ketoilet!"
"Gak! Nanti kamu malah gak baris!"
Reyga sebenarnya bisa saja menarik tangannya namun entah kenapa ia mau-mau saja ditarik Aira.
Aira yang tadinya berwajah jutek sambil menarik Reyga seketika menjadi kembali kesifat aslinya, pemalu dan pendiam. Ia bahkan melepas tautan tangan mereka.
Reyga menaikkan satu alisnya, ia melihat ke depan di mana para murid-murid berlalu-lalang ke lapangan.
"Maaf karena lancang pegang-pegang kamu, Reyga," ucap Aira sambil menunduk kemudian berjalan ke lapangan mengikuti murid-murid lain.
Reyga penasaran kenapa gadis itu berubah seketika. Tadi dia membaca novel sendirian tanpa teman,- gampang baper dan gugup ketika berbicara dengannya. Sepertinya Reyga mengetahui satu fakta.
Bersambung...
"Ohhhh si Aira alien toh," ucap Ali lalu mengisap rokoknya. Saat ini dia bersama Reyga bersembunyi di toilet sambil merokok. Ali sendiri anak kelas IPA seangkatan dengan Reyga. Mereka sebenarnya berteman namun bagi Reyga mereka hanya sekedar kenal begitu saja. Kalian harus tahu kalau Reyga tak selamanya dijauhi, banyak yang menganggapnya teman tapi tidak baginya. Ia sengaja tak mau memiliki teman karena ia tahu teman itu adalah orang yang akan menusuk kita dari belakang. "Iya, kok alien dibilang?" tanya Reyga penasaran. "Soalnya tuh anak gak punya kawan," jawab Ali enteng. "Kenapa? Dari wajahnya aja gue kira dia famous." Ucapan Reyga itu sontak membuat Ali tertawa. "Denger Ga, dia itu sering banget kena bully, alasannya sih karena yaaa dia cupu gitu, kaku, baru kata orang dia tuh sok baik," jelas Ali kembali mengisap rokoknya. "Tapi Ga gue berani ja
Aira fokus mengerjakan fisika miliknya karena ia ingin menyempatkan diri membaca novel romantis yang ia dapat dari tempat pembuangan sampah yang saat itu tak sengaja ia lihat. Untungnya ia memang siswi yang cerdas sehingga ia bisa masuk ke kelas IPA 1 plus mendapat beasiswa. Bisik-bisik teman sekelasnya terdengar olehnya membuatnya menoleh ke depan dan bisa ia lihat ada seorang cewek cantik berpakaian seragam seperti mereka. "Perhatiannya sebentar, kali ini kita kedatangan murid baru berasal dari SMA Pancasila. Tolong perkenalkan namanya," ucap wali kelas. "Baik Bu, perkenalkan nama saya Laras Agatha Sari biasa dipanggil Laras. Terimakasih," ucapnya memperkenalkan diri sambil tersenyum manis yang sontak menimbulkan kericuhan akibat kaum Adam dikelas. "Awh senyumnya tolong!" "Baru gue ngerti artinya bidadari nih." "Makasih emak udah masukin gue ke sekolah ini." Dan begitulah reaksi mereka sampai wali kelas memberi menegur mereka
Mulut Reyga menganga cukup lebar. Pria itu benar-benar mengalami ngantuk berat padahal jam masih belum menunjukkan tengah malam sehingga ia tidak bisa menutup warnet. "Ga!" Reyga tersentak kaget ketika Jeremia memanggilnya dengan keras. Ia bisa melihat bosnya itu memakai setelan rapi. "Apa Bos?" tanya Reyga dengan keadaan kantuk berat. "Gue mau lo harus beresin nih warnet karena tamu gue mau datang." "Males." Jeremia membulatkan matanya tak percaya, ini bukan pertama kalinya pria itu menolaknya. Ia tahu kalau Reyga memang 'lah tak suka diperintah namun masalahnya pria itu adalah bawahannya. "Buat atau gue pecat lo!" "Iya bentar bobok dulu gue 10 menit aja entar elo pulang udah bersih kok." "Yakin lo?!" "Hmmm." Hanya itulah yang didapat Jeremia. Ia benar-benar frustasi mempunyai karyawan seperti ini. "Jaga nih warnet," ucap Jeremia lalu pergi mengendari mobilnya yang terparkir didepan warnet. Setelah kepe
Aira mengelap keringatnya menggunakan punggung tangannya. Ia menuju kantin karena perutnya sangat lapar."Beli enggak ya?" Ia menatap uangnya yang hanya Rp. 10.000 saja. Namun perutnya yang memang sudah memaksa untuk diisi membuatnya bergerak menuju kantin.Saat di kantin ia langsung memesan makanannya, pandangan tertuju kepada Reyga yang duduk bersama Laras. Entah kenapa hatinya pedih melihat hal itu."Sadar Aira, kamu bukan siapa-siapa Reyga," batin Aira."Bu, nasi saya di bungkus aja ya," ucapnya lembut, Aira berniat makan di kelas saja soalnya ia tidak tahan melihat Reyga yang sedang bersama Laras."Oke Nak."Setelah membayar makanannya, Aira berjalan menuju kelas sebelum bel istirahat berbunyi membuat koridor jadi ramai. Namun saat di koridor tiba-tiba tangan Aira dicekal oleh seseorang."Eh si alien beli apa nih?" ucap cowok itu dengan senyu
"Arrghh!" Reyga meringis kesakitan memegang perutnya. Sudah hampir seminggu ia terkena serangan sakit perut. Apa karena ia membelanjakan uang haram itu ya? mungkin sih.Akibat sakit perutnya itu, Reyga jadi berjalan tertatih-tatih menuju ke sekolah. Padahal dulu efek dari uang haram yang biasa ia pakai tak begitu parah."Kenapa lo?" tanya Ali yang muncul dari belakang Reyga."Sakit perut gue, gile bener nih penyakit gue.""Lo makan duit haram lagi ya?" tebak Ali yang tentu saja benar karena ia sudah sangat tahu tentang Reyga."Dah tau nanya," ujar Reyga sinis lalu kembali meringis merasakan sakit perutnya."Di UKS ada gak tuh obat sakit perut?" tanya Reyga, saat ini keduanya sudah masuk ke pekarangan sekolah."Keknya ada.""Gue cabut ajalah, di UKS nginep gue." Reyga kemudian langsung masuk ke ruangan UKS sedangkan Ali lebih dulu pergi.
Aira merenggangkan lengan kanannya merasa pegal. Ia baru saja pulang dari tempat kerjanya pada jam 12 malam. Tak lupa membawakan makanan untuk ibunya."Aira, kamu gak tidur udah larut malam," ucap ibu Aira."Bentar lagi aja Buk." Aira kemudian masuk ke kamarnya tak lupa mencium pipi ibunya terlebih dahulu.Aira tak langsung tidur sesuai perkataannya, ia membuka ponsel jadulnya. Tampak sebuah kontak baru di sana.Pipi Aira memanas ketika mengingat kejadian di sekolah saat Reyga meminta nomor ponselnya. Pria itu mengatakan kalau dia akan lebih mudah mengetahui kabar Aira jika Aira ada masalah. Gadis itu tak menyangka kalau akan ada juga seseorang yang peduli akan dirinya selain ibunya.Dengan tangan yang kaku, Aira mengetikan sesuatu di ponselnya.AiraReyga? Udah tidur ya?Aira menunggu balasan dari Reyga namun tak urung dibal
"Ini pu-nya-" "Siapa Aira?" tanya Reyga pelan namun dengan suara dingin. Aira hanya diam menunduk lebih dalam, ia tidak pandai berbohong. Dengan cekatan Reyga mengambil dua buku itu membuat Aira tersentak kaget. Reyga dengan cepat membaca pemilik buku itu, rahangnya langsung mengeras, ia akan menjumpai mereka. "Reyga jangan!" teriak Aira menarik tangan Reyga agar pria itu tidak pergi. "Awas!" Brakk "Akh!" Punggung Aira terbentur keras akibat sentakan tangan Reyga. Banyak pasang mata yang melihat Aira terduduk di lantai sambil meringis namun tak ada yang menolong. Laras dan Salsa yang baru saja masuk ke kelas bingung mengapa kelas tampak hening, ia lalu menatap Aira yang sedang meringis. Dengan segera Laras membantu Aira. "Lo gak papa?" tanya Laras khawatir. "Kejar Reyga
"Makasih Reyga," ucap Aira sambil tersenyum manis meski dirinya sedang sangat ngantuk.Reyga hanya membalas dengan deheman saja, ia lalu melirik Aira yang sedang mengucek matanya."Masuk sana langsung tidur aja lo jangan lupa kasih ibuk lo," ucap Reyga lalu mengacak-acak rambut Aira entah kenapa ia sangat suka seperti itu.Aira hanya mengangguk karena memang sangat mengantuk."Dah Reyga." Gadis itu pun berjalan masuk kedalam rumah sederhananya.Reyga sendiri masih di depan rumah Aira, ia jadi merasa bersalah tadi sempat membentak gadis itu karena bertanya soal keluarganya."Maaf, Ra."Reyga kemudian mengayuh sepedanya pergi dari rumah Aira.***Sekolah saat ini sedang heboh karena kedatangan murid baru kelas satu yang rumornya adalah adik dari Ando yang memang anak dari keluarga ternama.Bahkan kecantikannya bisa dika
"Acieeee kencan dia 'nyaaa!" seru Jeremia menggoda Reyga yang berpakaian rapi. "Lo kira lo aja yang bisa kencan? Gue juga bisa kali," ujar Reyga menatap remeh Jeremia. "Mantap deh kalo gitu." Reyga berjalan keluar hendak pergi namun ia memberhentikan langkahnya sebentar, ada hal yang ingin ia katakan. "Bos...lo gak nyesel punya pegawai kayak gue?" Jeremia diam sejenak namun detik selanjutnya ia tersenyum lalu berkata, "Gak dong, gue gak ada sedikit pun rasa nyesel." Reyga mengangguk. "Thanks," ucapnya lalu pergi. ••••••••••'REYGA'••••••••• Sesampainya di rumah Aira, Reyga langsung masuk begitu saja ke dalam rumah bercat hijau itu. "Buk," sapa Reyga kepada Lana yang sedang memasak. "Eh Reyga," sapa Lana balik. Reyga kemudian mencium punggung tangan Lana. "Aira'nya di mana Buk?" tan
"Nih buat lo." Jeremia memberikan amplop kepada Reyga. Dengan santai pria itu mengambilnya lalu memasukkan ke saku celananya, matanya masih fokus ke jalanan."Pake buat nge-date sama cewek lo," ucap Jeremia. Pria itu sedang dalam keadaan berbunga-bunga karena saat mengantar Manda ke rumah gadis itu, Jeremia menyempatkan diri menyatakan perasaannya dan Manda menerimanya."Langsung deketin ortunya dong bos," ujar Reyga."Manda?" tanya Jeremia."Ya iyalah! Masa iya ortunya gue!""Hoooo gitu, ya mungkin besok gue ke rumah dia."Reyga mengangguk. Ia salut dengan Jeremia yang gentle, saat berkenalan dari chat dengan Manda, pria itu langsung mengajak Manda untuk kencan lalu menembak gadis itu. Padahal rencana untuk menembak Manda tak terpikir oleh Jeremia. Namun saat berbincang dengan Manda, akhirnya Jeremia yakin untuk segera menyatakan perasaannya.
Hari ini sekolah masih seperti biasa. Hanya saja di circle Aira dan teman-temannya agak sedikit berubah. Reyga tiba-tiba tampak menjauh dari mereka."Apa dia kepikiran trus ya sama perkataan Tommy?" tanya Laras.Mereka saat ini berada di kantin sekolah. Mereka sedikit melirik kearah Reyga yang sedang memesan minuman."Bisa jadi, buktinya dia gak mau mandang kita dikit pun," ujar Ando."Semalam dia juga gak kayak biasanya," ujar Aira mengingat kejadian tadi malam."Apa sesulit itu ya cuma nerima kita sebagai temannya?" tanya Salsa."Mungkin bagi Reyga itu sulit," jawab Sekar.Reyna hanya diam memandang teduh Reyga yang pergi keluar setelah membayar minumannya."Bang Reyga gak punya alasan khusus kenapa dia gak mau berteman, alasannya hanya sederhana dan aneh. Dia memang gak berniat memiliki teman, sesimpel itulah alasannya. Dip
CebolsynkAku udh di lapanganCebolsynkKlo kamu g dtng aku bakal marah 😡Dengan langkah seperti orang mabuk, Reyga berjalan menuju kamar mandi.BrakDengan keras ia membanting pintu itu membuat roti isi ditangan Jeremia hampir jatuh. "Buset tuh anak lagi mens kali ya."Setelah selesai mandi dan memakai style pakaian basket, Reyga langsung pergi menggunakan motor Jeremia namun kali ini ia tidak memakai motor sport Jeremia, entahlah alasan kenapa dia melarang Reyga memakai motor itu.10 menit di jalan akhirnya siluman rubah itu sampai di lapangan outdoor. Ia bisa melihat para cewek itu yang sedang berteriak melihat cowok mereka bermain.Aira yang melihat kedatangan Reyga langsung berjalan mendekati pacarnya itu."Lama banget kamu," gerutu Aira."I
Reyga merasakan kakinya kram karena terus mondar-mandir ke tempat penyucian motor dan mobil. Ingat! Dia sudah berjanji kepada Jeremia."Kalo gak gara-gara Aira gak bakal gue lakuin nih tugas," gerutu Reyga sambil menatap motor terakhir yang sedang di cuci.Sambil bersenandung menatap jalanan tiba-tiba Reyga tersentak melihat Abang tukang es krim lewat."Bang!" teriak Reyga sambil berdiri."Bah kau lagi Ga," ucap Abang itu sambil mendekat ke Reyga."Yoi Bang, es krim satu Bang yang spesial," ujar Reyga."Oke Ga.""Bang nama Abang siapa ya? Gue lupa-lupa mulu nanya sama Abang," tanya Reyga."Namaku Jones, Dek," jawab Abang es krim bernama Jones."Oh oke Bang Jones, nih duitnya." Reyga memberikan uang kepada Jones."Mana cewek kau?" tanya Jones memberikan es krimnya."Di rumah Bang, palingan
Reyga menatap pantulan dirinya di cermin. Malam ini ia bersiap pergi bersama Aira ke pentas seni sekolah yang diadakan malam hari."Buset ganteng bet lo, mau kondangan dimana?" tanya Jeremia dengan nada mengejek.Reyga mendengus lalu pergi begitu saja meninggalkan Jeremia yang cekikikan. Reyga mengambil kunci mobil Jeremia, ia sengaja meminjam mobil Jeremia karena kata bosnya itu... "Cewek lo pasti pake dress, 'kan? Kalo lo bawa motor pasti tuh roknya ditiup angin abis tuh nampak 'lah yang mulus-mulus."Reyga yang mengingat perkataan Jeremia itu langsung panas sehingga meminjam mobil pria itu dengan syarat... "Lo harus nyuci mobil gue sekalian motor-motor gue, mager gue bawa tukang cuci motor soalnya."Tapi tak masalah bagi Reyga asalkan Aira terlindungi dari mata keranjang para buaya jantan.Sesampainya di rumah Aira, pria itu langsung masuk karena memang Lana sudah memperbolehkan
Kelas 12 sudah mau tamat dari sekolah. Acara pentas seni sudah diumumkan oleh kepala sekolah saat amanat upacara. Para OSIS mulai melakukan pekerjaan mereka menyulap aula menjadi panggung megah. Para murid-murid juga mulai mencari pakaian yang cocok saat pentas seni nantinya.Tak banyak yang berubah selama beberapa bulan ini termasuk pada lingkungan Reyga. Samuel yang sudah turun dari jabatannya karena sudah akan menginjak kelas 12, lagipun katanya dia mau terus bersama dengan Laras. Sekar masih seperti biasa, sama halnya dengan Ando dan Salsa juga Ali dengan Reyna.Reyga sudah mulai tidak begitu nakal lagi karena sering dinasihati oleh Aira. Kalau Reyga tetap keras kepala gadis itu akan kesal dan akhirnya ngambek. Reyga masih menetap tinggal dirumah Jeremia, pria itu tak keberatan asal Reyga tak menjadi parasit dirumahnya seperti hanya makan tidur saja kerjanya.Perusahaan Reyza sudah mulai berkembang berkat bantuan tuan
Malam ini Reyga dan Aira ingin pergi ke suatu tempat. Keduanya tak lupa terlebih dahulu berpamitan dengan Lana di ruang rawat."Buk Reyga sama Aira mau pergi dulu ya Buk," pamit Reyga mencium punggung tangan Lana.Lana tersenyum lalu mengelus rambut Reyga. "Iya, jaga Aira ya.""Pasti dong Buk."Lana tersenyum melihat kedua insan itu, tak masalah baginya jika Aira memilih pria nakal seperti Reyga jika itu membuat putrinya bahagia. Lagi pula, Lana juga sudah dibuat suka oleh bocah nakal itu. Reyga memang nakal namun tak pernah menunjukkan kemunafikan didalam dirinya. Bagi Lana, kenakalan Reyga adalah hal wajar bagi anak yang lahir dari lingkungan buruk. Sifat apa adanya anak itulah yang membuat Lana suka, mungkin juga teman-temannya.***Motor Reyga berhenti. Aira bisa melihat tempat ini hanyalah tanah yang diisi beberapa pohon dan rumput-ru
Bimo meringis merasakan bibirnya mengeluarkan darah, ia terkena pukulan Bara yang memakai knuckle. "Segitu sombongnya elo mau ngelawan gue," ucap Bara memandang Bimo remeh lalu menyerang kembali pria itu. Bimo terus menghindari serangan Bara yang jika sekali lagi mengenainya maka fatal akibatnya kepada tubuhnya.Raymon agak kewalahan melawan Ariel karena pria itu menggunakan pisau melawannya. Namun bukan ketua namanya jika kewalahan hanya menghadapi lawan bersenjata seperti itu.Bugh! Ariel tersungkur akibat ditendang oleh Raymon. "Arghh!" ringisnya.Dengan cepat Raymon memaksa Ariel berdiri lalu memukul wajah pria itu bertubi-tubi.Joel sendiri kewalahan menghadapi Reyga, pria itu benar-benar ingin balas dendam dengannya soal kejadian saat dirinya berhasil memarakkan perseteruan Reyga dan Samuel.Bugh