Danish dan Alexa memutuskan untuk mengunjungi salah satu pusat kuliner ternama di Kota Bandung. Alexa melayangkan pandangannya ke seluruh penjuru dan menemukan banyak sekali penjual makanan yang terlihat begitu menggugah selera. Alexa merasa semakin lapar dan memutuskan untuk bertanya kepada Danish.
“Kak Danish, kita mau makan apa? Makan nasi uduk?” tanya Alexa.
“Gue gak mau makan santan,” jawab Danish angkuh.
Alexa menghela napasnya. Alexa melihat ada penjual soto di dekat sana dan kembali bertanya kepada Danish.
“Makan soto?” tanya Alexa.
“Oh, please! Gue lagi gak mood makan soto,” jawab Danish.
“Ya sudah kalau Kak Danish engga mau. Kita makan pecel lele saja,” kata Alexa.
“Apa? Pecel lele? Kalau loe sampai berani ajak gue makan pecel lele, gue lebih baik pulang sekarang. Biar loe nan
Hujan bertambah deras saat Danish menyalakan mesin mobilnya. Danish segera melajukan mobilnya dan menyetir dalam gelap malam dengan iringan rintik hujan. Sementara itu, aroma parfum Danish semakin nyata karena bercampur dengan penyejuk udara yang dinyalakan untuk mencegah kabut. Alexa masih mengenakan jaket Danish untuk menghilangkan rasa dingin yang terasa begitu menusuk tubuhnya. Suasana begitu hening sehingga Danish meminta Alexa untuk menyalakan radio di mobilnya.“Ra, radio! Sepi banget,” kata Danish.“Eh, oke, Kak!” kata Alexa. Alexa menyalakan radio di mobil Danish, lalu mencari frekuensi radio yang sesuai. Tidak lama kemudian, Alexa berhasil menemukan stasiun radio yang sedang memutar lagu Can We Kiss Forever dari Kina. Alexa tertegun dan mendengarkan liriknya secara saksama.“I tried to reach you, I can't hideH
Malam itu adalah malam paling indah dalam hidup Alexa. Ini bukanlah mimpi. Danish benar-benar mencium Alexa semalam. Alexa terus tersenyum tanpa henti, bahkan saat dirinya tertidur, Alexa yakin kalau senyumnya tidak hilang. Malam terasa begitu singkat dan digantikan dengan pagi. Aroma bekas hujan semalam telah hilang digantikan dengan cahaya matahari yang masih bersinar malu-malu. Alexa masih tertidur dengan lelapnya hingga terdengar sayup-sayup suara ketukan pintu. Alexa membuka kedua matanya dengan malas dan berjalan ke ambang pintu. Alexa membuka pintu kamarnya dan berpikir bahwa Danish berada di balik pintu tersebut.“Kak Danish Adelio!” seru Alexa. Dugaan Alexa salah. Bu Siti muncul di balik pintu sambil melipat kedua tangannya. Kedua mata Alexa membulat karena kaget.“Alexa! Kamu tahu ini sudah jam b
Perkataan Didin seakan-akan membuat jantung Alexa berhenti berdetak. Alexa tidak mampu menyembunyikan kegugupannya sekarang. Alexa terlihat salah tingkah dan terpaksa memberanikan diri bertanya kepada Didin untuk menghilangkan rasa penasarannya.“Didin, maksud kamu apa? Kamu lihat aku berciuman sama siapa?” tanya Alexa.“Iya, Ra! Aku lihat kamu berciuman dengan pangeran katak,” kata Didin sambil tertawa.“Hah? Kamu lihat di mana?” tanya Alexa.“Aku lihat dalam mimpiku,” kata Didin. Didin tertawa terbahak-bahak dengan gaya kemayu. Didin ternyata hanya bercanda. Didin tidak tahu kalau jantung Alexa hampir saja copot mendengar perkataan Didin.“Malika, kamu engga ketawa? Ketawa, dong!” seru Didin“Eh, iya! Lucu banget,” kata Malika sambil pura-pura tertawa.&
Alexa merasa begitu bahagia atas pencapaiannya hari ini. Alexa merasa tidak sia-sia begadang selama kurang lebih seminggu terakhir, walaupun masih harus menghadapi babak kedua dan babak ketiga dalam lomba ini.Alexa memutar otaknya dan ingin membelikan sesuatu untuk Danish sebagai ungkapan rasa terima kasih. Namun, Alexa tidak tahu makanan atau minuman kesukaan Danish. Alexa tersenyum dan memutuskan untuk menghampiri Bu Siti yang sedang sibuk mengunggah beberapa foto ke media sosialnya.“Bu Siti, boleh aku tanya sesuatu?” tanya Alexa.“Kamu mau tanya apa, Ra? Kalau kamu mau tanya rumus Matematika, jangan sekarang. Saya sedang sibuk unggah foto,” jawab Bu Siti datar. Alexa menghela napasnya dan berusaha untuk tetap sabar. Bu Siti masih terus fokus pada layar ponselnya dan tidak menatap mata Alexa sebagai lawan bicaranya.“Bu Siti tahu apa makanan atau mi
Alexa menutup pintu kamar 413 dan menyandarkan tubuhnya di daun pintu. Hati Alexa dipenuhi oleh perasaan menyesal dan bersalah. Kecerobohan Alexa telah merusak momen romantisnya bersama Danish malam hari ini. Alexa memang bodoh karena telah menyimpan tiramisu truffle yang sangat berharga itu secara sembarangan hingga membuatnya tengik. Alexa meraih ponselnya dan mengirim sebuah pesan Whatsapp kepada Danish berisi permintaan maaf.To: Danish AdelioAku minta maaf soal tragedi tiramisu truffle tadi. Alexa menimang ponselnya dalam diam. Tidak lama kemudian, sebuah pesan Whatsapp dari Danish masuk ke dalam ponsel Alexa. From: Danish AdelioOh, lupakan!I’m starving. Could you grab something to eat for me? Alexa meringis dan semak
Alexa sengaja bangun lebih pagi hari ini. Hal itu sengaja dilakukannya bukan untuk belajar, melainkan untuk pergi membelikan sarapan untuk Danish. Alexa merasa kasihan pada Danish yang belum sempat makan sejak semalam. Beberapa saat kemudian, Alexa sudah tiba kembali di hotel sambil menenteng sebuah kantong plastik berisi sandwich dan cappuccino. Rambut panjangnya yang diikat ekor kuda bergoyang mengikuti langkahnya, berbarengan dengan senyumnya yang merekah. Alexa hendak mengetuk pintu kamar hotel Danish, namun tiba-tiba jantungnya berdebar kencang. Pipi Alexa bersemu kemerahan membayangkan Danish membuka pintu dengan rambut yang masih berantakan, tetapi tetap tampan maksimal. Alexa memutuskan untuk mengambil secarik kertas kecil dan pulpen. Alexa mulai menuliskan sesuatu di sana sambil terus tersenyum tanpa henti. Set
Danish terus menarik lengan Alexa menjauh dari warung pecel lele. Danish tidak peduli dengan tatapan heran Bu Siti, Malika, dan Didin. Hal terpenting baginya sekarang adalah bertemu Alexa. Alexa heran melihat sikap Danish dan langsung angkat bicara.“Kak Danish, tunggu! Kita mau ke mana?” tanya Alexa. Danish menghentikan langkahnya dan melepaskan lengan Alexa. Danish berdiri berhadapan dengan Alexa, kemudian menatap Alexa lekat-lekat hingga membuat Alexa salah tingkah. Danish mendekatkan wajahnya, lalu berbisik pelan di telinga Alexa.“I’m starving. Let’s grab something for dinner,” kata Danish.“Hah?” Alexa seperti mendadak bodoh.“Astaga! Gue lapar. Gue mau loe menemani gue cari makan malam,” kata Danish. Alexa tertawa dan mengangguk setuju
Danish masih memilih untuk diam dan tidak menjawab pertanyaan Alexa. Alexa semakin gemas dan memukul lengan Danish.“Kak Danish jawab, dong!” seru Alexa.“Loe mau gue jawab apa? Eh, Ra! Semua itu cuma perasaan loe saja. Gue bersikap manis sama loe? Jangan harap! Mimpi!” Danish berbicara dengan nada angkuhnya. Danish langsung membalikkan badannya. Danish berjalan secepat kilat hingga membuat Alexa kesusahan untuk mengejarnya.“Ih, Kak Danish! Tunggu, dong!” seru Alexa. Danish hanya tersenyum dan membiarkan Alexa mengejarnya dengan susah payah. Danish berusaha menepis sebuah fakta bahwa jantungnya berdebar sedikit lebih kencang dari biasanya.-- Alexa masih mengatur napasnya karena kelelahan mengejar Dan