Alexa menutup pintu kamar 413 dan menyandarkan tubuhnya di daun pintu. Hati Alexa dipenuhi oleh perasaan menyesal dan bersalah. Kecerobohan Alexa telah merusak momen romantisnya bersama Danish malam hari ini. Alexa memang bodoh karena telah menyimpan tiramisu truffle yang sangat berharga itu secara sembarangan hingga membuatnya tengik. Alexa meraih ponselnya dan mengirim sebuah pesan Whatsapp kepada Danish berisi permintaan maaf.
To: Danish Adelio
Aku minta maaf soal tragedi tiramisu truffle tadi.
Alexa menimang ponselnya dalam diam. Tidak lama kemudian, sebuah pesan Whatsapp dari Danish masuk ke dalam ponsel Alexa.
From: Danish Adelio
Oh, lupakan!
I’m starving. Could you grab something to eat for me?
Alexa meringis dan semak
Alexa sengaja bangun lebih pagi hari ini. Hal itu sengaja dilakukannya bukan untuk belajar, melainkan untuk pergi membelikan sarapan untuk Danish. Alexa merasa kasihan pada Danish yang belum sempat makan sejak semalam. Beberapa saat kemudian, Alexa sudah tiba kembali di hotel sambil menenteng sebuah kantong plastik berisi sandwich dan cappuccino. Rambut panjangnya yang diikat ekor kuda bergoyang mengikuti langkahnya, berbarengan dengan senyumnya yang merekah. Alexa hendak mengetuk pintu kamar hotel Danish, namun tiba-tiba jantungnya berdebar kencang. Pipi Alexa bersemu kemerahan membayangkan Danish membuka pintu dengan rambut yang masih berantakan, tetapi tetap tampan maksimal. Alexa memutuskan untuk mengambil secarik kertas kecil dan pulpen. Alexa mulai menuliskan sesuatu di sana sambil terus tersenyum tanpa henti. Set
Danish terus menarik lengan Alexa menjauh dari warung pecel lele. Danish tidak peduli dengan tatapan heran Bu Siti, Malika, dan Didin. Hal terpenting baginya sekarang adalah bertemu Alexa. Alexa heran melihat sikap Danish dan langsung angkat bicara.“Kak Danish, tunggu! Kita mau ke mana?” tanya Alexa. Danish menghentikan langkahnya dan melepaskan lengan Alexa. Danish berdiri berhadapan dengan Alexa, kemudian menatap Alexa lekat-lekat hingga membuat Alexa salah tingkah. Danish mendekatkan wajahnya, lalu berbisik pelan di telinga Alexa.“I’m starving. Let’s grab something for dinner,” kata Danish.“Hah?” Alexa seperti mendadak bodoh.“Astaga! Gue lapar. Gue mau loe menemani gue cari makan malam,” kata Danish. Alexa tertawa dan mengangguk setuju
Danish masih memilih untuk diam dan tidak menjawab pertanyaan Alexa. Alexa semakin gemas dan memukul lengan Danish.“Kak Danish jawab, dong!” seru Alexa.“Loe mau gue jawab apa? Eh, Ra! Semua itu cuma perasaan loe saja. Gue bersikap manis sama loe? Jangan harap! Mimpi!” Danish berbicara dengan nada angkuhnya. Danish langsung membalikkan badannya. Danish berjalan secepat kilat hingga membuat Alexa kesusahan untuk mengejarnya.“Ih, Kak Danish! Tunggu, dong!” seru Alexa. Danish hanya tersenyum dan membiarkan Alexa mengejarnya dengan susah payah. Danish berusaha menepis sebuah fakta bahwa jantungnya berdebar sedikit lebih kencang dari biasanya.-- Alexa masih mengatur napasnya karena kelelahan mengejar Dan
Bu Siti masih merasakan euforia setelah SMA Galaxy Nusantara berhasil menjadi juara pertama lomba cerdas cermat Matematika. Bu Siti meminta Alexa, Didin, dan Malika berfoto bersama kepala sekolah sambil memamerkan piala besar yang telah diperoleh. Sesi foto tersebut berlangsung sangat lama hingga membuat Alexa pegal karena diminta tersenyum terus-menerus.“Ayo, kalian harus senyum, dong! Foto yang tadi masih belum bagus,” kata Bu Siti. Alexa, Malika, dan Didin memasang senyum palsunya agar tidak terkena ocehan kemarahan Bu Siti yang lebih galak dari harimau. Setelah sekian lama, akhirnya sesi pemotretan hari ini selesai juga. Alexa menarik napas lega dan hendak segera kembali ke kelasnya. Alexa baru membalikkan badannya, namun Bu Siti kembali memanggilnya.“Alexandra, saya mau berterima kasih kepada kamu karena sudah mau membantu saya dalam lomba ini,” kata Bu Siti.
Alexa mematut dirinya berkali-kali di depan cermin untuk memastikan penampilannya sudah sempurna. Jantungnya berdebar sangat kencang sekarang. Alexa sudah tidak mampu menyembunyikan perasaan gugupnya dan sudah tidak mampu membendung perasaannya sekarang. Alexa melirik jam tangannya. Waktu masih tersisa setengah jam lagi, namun Alexa sudah tiba di Empire Grill. Alexa benar-benar tidak ingin datang terlambat. Alexa hanya berharap Danish segera tiba di Empire Grill untuk menepati janjinya. Alexa sekali lagi mematut dirinya di depan cermin. Tiba-tiba, ponsel Alexa berdering. Jantung Alexa berdebar semakin kencang saat membaca nama Danish muncul di layar ponselnya. Alexa segera mengangkat telepon tersebut.“Halo, Ra!
Frey sengaja menelepon Danish pagi-pagi dan meminta Danish untuk segera datang menemuinya untuk membahas rencana sinetron terbaru Danish. Frey menepuk pundak Danish dan memberikan segelas kopi kepada Danish yang sedang duduk di sebuah ruangan.“Nih, kopi buat loe,” kata Frey. Danish langsung meneguk kopi tersebut tanpa membalas ucapan Frey. Frey menghela napasnya dan mengambil tempat duduk di sebelah Danish.“Lio, loe harus bersikap baik hari ini kepada Pak Damar. Jangan sampai Pak Damar berubah pikiran tentang proyek ini,” kata Frey.“Frey! Kenapa Pak Damar harus jadi produser di sinetron ini? Loe pasti sebetulnya hafal Pak Damar adalah orang paling bawel di dunia,” kata Danish.“Lio! Jangan banyak membantah. Gue tahu yang terbaik untuk loe. Sebentar lagi Pak Damar datang. Loe harus menyiapkan senyum terbaik loe untuk beliau,” kata Fr
Danish menyandarkan tubuhnya di jok mobilnya. Kalimat Frey terus terbayang dalam benak Danish. Danish menggelengkan kepalanya dan hendak menyalakan mesin mobilnya, namun ponselnya berdering. Frey meneleponnya. Danish mengangkat telepon tersebut dengan perasaan malas.“Frey, ada perlu apa lagi?” tanya Danish.“Lio, loe ada di mana? Kenapa gue cari susah banget,” kata Frey.“Gue mau pulang. Ada perlu apa lagi?” tanya Danish malas.“Lio, gue mau loe segera ke kedai kopi langganan kita. Loe harus datang pokoknya!” seru Frey. Frey langsung mematikan sambungan telepon tersebut. Danish meletakkan ponselnya dan menghela napasnya. Danish segera menyalakan mesin mobilnya dan pergi menuju kedai kopi yang dimaksud Frey.-- Frey melambaikan tangannya kepada Danish seol
Alexa menemui Danish di sebuah taman dekat rumah Alexa. Alexa berlari kecil menghampiri Danish sambil tersenyum lebar. Sementara itu, Danish nampak acuh dan bersikap tidak peduli dengan kehadiran Alexa.“Kak Danish! Jadi, Kak Danish mau bicara apa? Aku pikir Kak Danish mau ajak aku kencan,” kata Alexa.“Kencan? Lupakan semua khayalan loe itu. Lebih baik loe baca ini sekarang!” seru Danish. Danish menyerahkan surat perjanjian pura-pura jadi pacar Danish kepada Alexa dengan kasar. Alexa menerimanya dengan kaget dan senyumnya langsung hilang. Alexa tidak menyangka Danish bisa kembali bersikap kasar dan angkuh kepadanya.“Ada sedikit revisi dalam surat perjanjian itu. Gue harap loe bisa mengerti semua yang sudah gue tulis di sana,” kata Danish. Alexa membacanya secara seksama. Alexa me