Share

Bab 28. Hentikan!

Author: weni3
last update Last Updated: 2024-10-25 09:13:56

Hari ini Zoya benar-benar datang ke kantor polisi untuk mengajukan laporan atas apa yang Amanda lakukan padanya.

Bukti-bukti yang Gama ambil dari CCTV restoran yang merekam keluar masuknya Amanda saat itu ke kamar mandi serta ada juga beberapa berkas dari rumah sakit menambah bukti kejahatan Amanda padanya.

Zoya sudah tak lagi memikirkan bagaimana perasaan Amanda. Tak lagi mempertimbangkan Amanda yang pernah menjadi orang baik untuknya.

Nyatanya hidup dia hancur karena wanita licik itu dan kini saatnya dia membalas. Bukan dengan kekerasan tetapi melalui jalur hukum sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Polisi pun bertindak cepat dengan segera melakukan penangkapan di apartemen Amanda setelah laporan diproses dengan baik. Kala itu Amanda masih tahap pemulihan karena tubuhnya yang masih sakit usai mendapatkan obat dari Gama.

"Pak apa-apaan ini, Pak? Kenapa saya ditangkap? Saya tidak bersalah, Pak!" Amanda terus memberontak. Wajahnya memucat penuh ketakutan. Penolakan
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Kasihan Zoya di tuduh macam2 sama teman2 nya Gama malahan pelukin Zoya ntar makin berprasangka buruk deh teman2nya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 29. Saya Hanya Disuruh

    Kali ini Zoya benar-benar membutuhkan tempat berlindung. Dia tak menampik jika dia membutuhkan pelukan yang memenangkan dan sialnya semua itu ia dapatkan dari pria yang mana adalah mantan iparnya dan orang yang digadang-gadang menjadi selingkuhannya. Miris jika dibayangkan. Hidupnya tak lepas dari keluarga Prasetyo karena lepas dari adiknya, Zoya justru terjerat dengan Kakaknya. Ingin lepas pun tak mungkin karena pria yang sedang memeluknya adalah orang yang sudah membantunya selama ini. Zoya masih paham bagaimana cara berterima kasih. "Ada aku," bisik Gama membuat kedua mata Zoya terpejam kuat. Ingin membalas tapi dia sulit untuk mengucapkan. Usapan Gama di punggungnya membuat Zoya semakin tenang. Sudah tak lagi sesak seperti tadi. Setidaknya apa yang Gama lakukan membantu memulihkan mentalnya. "Makasih Kak," ujar Zoya lirih kemudian melerai pelukan dan mendongak menatap Gama. "Apapun itu katakan saja! Aku akan membantumu." "Ternyata ada vidio berdurasi lima meni

    Last Updated : 2024-10-26
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 30. Apa Kamu Suka?

    Zoya terkejut saat tiba-tiba Sena terduduk dan bersimpuh di hadapannya. Dia bergegas mundur tapi Gama menahan tubuhnya agar tetap diam dan tak bergerak. Zoya menoleh ke arah Gama kemudian menggelengkan kepalanya. Zoya tak ingin sampai seperti ini. Dia merasa ini sangat berlebihan sekali. Apalagi Sena sampai bersikap demikian. Wanita itu meminta maaf dengan bersujud di kakinya. "Zoya aku mohon maafkan aku. Aku salah, aku telah berdosa padamu. Aku terpaksa melakukan itu. Aku hanya disuruh oleh Amanda. Dia yang memintaku menjebakmu, Zoya. Maafkan aku... " "Jangan begini!" Zoya pun melepaskan kedua tangan Sena yang memegang kakinya. Langkah Zoya mundur memberi jarak. Dia bukan apa-apa hingga diperlakukan demikian. "Zoya aku minta maaf. Tolong jangan penjarakan aku! Aku benar-benar butuh saat itu maka dari itu aku terpaksa melakukan hal itu padamu. Aku juga yang menyebarkan video panas kalian. Ampun Zoya, maafkan aku." Zoya menarik nafas dalam mendengar penuturan dari Sen

    Last Updated : 2024-10-27
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 31. Tak Semudah Itu

    Zoya diam saja memikirkan semua yang terjadi padanya. Kenapa dia menjadi seperti bos sekarang? Teruduk dia di samping Gama yang mengemudikan mobilnya. Ini jelas ulah Gama, hanya tak menyangka saja kenapa secepat ini semua berbalik. Harinya seperti menaiki role coaster. Jungkir balik membuat hati tak karuan. "Kenapa?" tanya Gama hingga membuyarkan lamunannya. Zoya pun menoleh ke arah Gama yang nampak fokus pada kemudi. "Aku nggak nyangka bakal dihormati seperti itu. Ini terlalu berlebihan, Kak." "Kamu pantas mendapatkan itu karena kamu janda terhormat." "Nggak sampai segitunya juga, Kak! Aku jadi risih sendiri. Sampai sepatu aku mereka bersihkan. Ya Tuhan... Apa ini? Kenapa begitu cepat semua terjadi." Zoya menggelengkan kepala kemudian bersandar di jok. Kedua matanya terpejam merasakan kepenatan itu. "Aku merasa aneh, Kak. Terlebih selama bersama dengan Zein, aku tidak pernah merasakan diratukan seperti itu. Aku istri dari CEO tetapi aku seperti keset yang sudah usa

    Last Updated : 2024-10-28
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 32. Pewaris Sebenarnya

    "Kakak kenapa tanya begitu?" Zoya segera menyendok nasi dan lauknya. Dia pun memberikan itu ke piring Gama. Reflek saja karena pertanyaan Gama yang membuatnya bingung dalam bersikap. "Hanya bertanya, jika tidak berarti aku tidak ada kesempatan." Zoya menarik nafas dalam dan mengeluarkannya dengan perlahan. Dia menguatkan genggamannya yang berisikan sendok dan garpu. Zoya pun memilih menundukkan kepalanya untuk menghindari tatapan Gama padanya. "Ayo makan! Aku harus segera pulang." "Akh iya, Kak." Zoya mengangguk kemudian mulai menyendok makanannya. Agak canggung membuatnya kurang bebas dalam bersikap. Pertanyaan dan ucapan Gama membuat jantung Zoya pun tak aman. Pria itu terlalu to the point sekali. Apa benar Gama menyukainya? Tidak mungkin! Zoya tau kriteria Gama itu tinggi sedang dia hanya janda adik dari pria itu. Usai makan Gama pun pamit pulang. Zoya ingin mengantarnya sampai depan pintu tetapi dilarang oleh Gama. "Tidak perlu mengantarku keluar! Seperti

    Last Updated : 2024-10-29
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 33. Jangan Pergi!

    Pagi-pagi Zoya sudah rapi dengan setelan formalnya. Blouse dan rok span di atas lutut membalut tubuh rampingnya. Zoya bangun agak pagi agar bisa membawa bekal makan siang di kantor. Kejadian kemarin membuatnya malas ke kantin dan meminimalisir untuk keluar ruangan kecuali ada tugas dari Gama. Jadwal untuk hari ini pun sudah tersusun rapi olehnya. Ada meeting jam sepuluh dan juga sekitar jam tiga sore. Seraya menunggu Gama, Zoya pun lebih dulu sarapan dan membuka-buka kolom komentar di akunnya. Sampai dimana Zoya sadar jika saat ini sudah lebih dari jam tujuh dan Gama belum datang. "Apa mungkin Kak Gama kesiangan ya?" Zoya mencoba menghubungi Gama tetapi tak diangkat oleh pria itu. Kemungkinan Gama sedang di jalan. Begitulah pikiran Zoya. Zoya segera bersiap saja. Mungkin menunggu di bawah lebih baik jadi dia tidak merepotkan Gama yang harus naik ke unitnya. Terlebih waktu yang terus berjalan. Mereka bisa kesiangan jika tidak buru-buru. Namun baru saja Zoya membuka pi

    Last Updated : 2024-10-30
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 34. Ciuman

    Kedua mata Zoya terbelalak saat merasakan tengkuknya ditarik dan bibirnya dibungkam oleh Gama. Pria itu melumat habis bibirnya hingga tubuhnya menegang. Lumatan yang berawal sangat mengejutkan dan berujung melembut dengan lidah yang bermain lincah membuai Zoya yang masih enggan membuka mulutnya. "Jangan pernah pergi, Zoya! Tetaplah disini bersamaku! Apa kamu tidak mengerti dengan apa yang aku katakan kemarin? Lepaskan kertas itu, Zoya!" bisik Gama sesaat setelah melepaskan ciumannya. Jarak antara mereka sangat dekat bahkan nafas keduanya beradu dan terasa hangat. Kedua mata Zoya pun mulai berkaca-kaca. "Lepas, Zoya!" bisik Gama memerintahkan untuk melepaskan kertas yang ia pegang. Namun Zoya yang masih mematung dan bingung justru semakin mengeratkan kertas itu hingga lusuh dalam genggamannya. Debaran jantung membuatnya semakin tak kuasa. Kembali bibirnya dilumat oleh Gama dan kali ini Zoya benar-benar dibuat tak berdaya oleh pria itu. Kertas yang ia genggam akhirnya

    Last Updated : 2024-10-31
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 35. Harga Diri

    Tugas sekretaris terus mendampingi atasannya begitu pun dengan apa yang Zoya lakukan saat ini. Sejak sampai di kantor Zoya fokus dengan tugasnya tanpa mencampuradukan dengan urusan pribadi. Sampai meeting kemana pun Zoya selalu ada di samping Gama. Zoya pun memperhatikan apa-apa yang kurang dan dibantu oleh asisten Gama juga. Tak ada kegiatan apapun yang Zoya lewati sampai dimana meeting di sore hari ini adalah aktivitas terakhir yang mereka jalani setelah seharian berkutat pada berkas dan materi. "Sekretaris anda cukup berbakat Pak Gama. Saya suka cara dia prestasi, jelas dan lugas," ujar klien itu. Zoya menunduk dan dengan terseyum ramah sedangkan Gama nampak tersenyum miring mendengarnya. "Terimakasih atas pujian dari Bapak. Kinerja kerja sekretaris saya memang bagus." Mendapat pujian itu dari Gama, Zoya hanya bisa tersenyum menatap pria itu. Tak berlebihan dan dia tau jika Gama hanya menimpali apa yang kliennya katakan. "Ya, andai ada dua yang seperti itu. Saya

    Last Updated : 2024-10-31
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 36. Buka mulutnya, Zoya!

    Zoya bingung sendiri menghadapi Gama yang katanya sudah mencintainya. Sejak kapan? Apa waktu bersama membuat mereka terbiasa dan mulai tumbuh rasa. Zoya menggelengkan kepalanya. Dia menyandarkan tubuhnya di kursi kerja. Niat ingin merampungkan pekerjaannya malah jadi memikirkan sikap Gama dan ucapan Gama tadi di mobil. Zoya tentu saja berkesan dengan ucapan Gama. Wanita mana yang tak kebawa perasaan, tapi hati kecilnya belum mau terlibat jauh dengan cinta. Kebersamaan mereka membuatnya ketergantungan tapi untuk cinta, Zoya masih sangat takut. Ada hal yang menyakitkan yang membuatnya enggan mengulangi. Namun Zoya sadar, tak mungkin tak melibatkan hati. Sekuat-kuatnya dia melawan, jika Gama terus bersikap baik dan manis padanya. Tak mungkin dia bisa bertahan. Hanya saja untuk sekarang, Zoya belum merasakan ada cinta untuk Gama selain rasa kagum karena kebaikan pria itu. Entah belum ada atau belum menyadari, tapi pikiran Zoya terlalu banyak yang harus dipertimbangkan dan

    Last Updated : 2024-11-01

Latest chapter

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 103. Aagghh... Yess Baby

    Demi apa, Gama memang sangat meresahkan. Sudah dibuat keluar masih saja menginginkan. Mungkin karena belum masuk ke tempatnya jadi belum puas. Semua emosi dan gemas pria itu tadi benar-benar diluapkan saat ini. Gama membuka pakaian Zoya dan hanya menyisakan bagian bawah saja. Begitu pun dengan pria itu yang hanya menyisakan kemejanya saja yang sudah terbuka. Bergerak Gama di antara jepitan kedua gunung milik Zoya. "Aagghh... Yess Baby." Gama mengerang merasakan itu sedangkan Zoya memejamkan kedua mata setelah menatap takjub wajah Gama. Ya, Zoya selalu takjub melihat Gama yang sedang horny. Wajah pria itu semakin tampan dan menantang. Sangat maco sekali hingga membuat Zoya terkadang tak tahan jika mengabaikannya. "Jepitanmu Sayang. Kenyal sekali." Zoya menggelengkan kepala saat merasakan remasan Gama yang membuatnya semakin pusing saja. Sementara hanya Gama yang bisa melampiaskan sedangkan dia tidak bisa memuaskan hasrat yang datang ulah pria itu. Gama memang curang t

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 102. Jepit Di Sini

    Pintu ruangan dikunci oleh Gama. Pria itu pun berpesan pada Dito agar tidak menganggu karena ada urusan yang lebih penting dari pada apapun. "Mas kami jangan aneh-aneh! Aku lagi ada tamu." "Tamunya suruh pulang!" sahut Gama santai tapi sukses membuat Zoya merengut. "Mana bisa? Tamunya aja baru datang tadi pagi. Katanya bakal nginep lima sampai tujuh hari. Makanya jangan gini dulu! Ini tamunya rombongan, Mas." Zoya hendak beranjak dari duduknya tetapi Gama tidak memperbolehkan. Gama menahan tubuh Zoya hingga tak leluasa untuk beranjak. Zoya duduk di atas pangkuan Gama yang sedang mode on. "Mas kamu itunya oh ya ampun... Udah ngajak perang begitu. Nggak sabar banget. Nanti aja kalau mau gemesin aku. Jangan sekarang!" "Nggak bisa! Aku udah sabarin dari tadi tapi kamunya gitu. Jangan salahkan aku, Sayang!" Gama mulai mencumbu Zoya. Namun yang menjadi sasaran bukan lagi bibir Zoya melainkan tengkuk Zoya yang seputih susu hingga rasanya tak sabar untuk meninggalkan jejak

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 101. Tetap Di Sini

    Kedua mata Zoya terbelalak saat melihat adanya Nindi di sana. Nindi itu teman seperjuangan. Masuk di tahun yang sama tapi beda divisi. Tidak terlalu dekat tapi kenal. Zoya pun beranjak dari sofa dan berdiri kemudian merapikan penampilannya. Dia menatap Nindi yang begitu memperhatikannya. "Zoya ngapain di sini? Kamu nggak kerja? Kok malah tidur?" cecar Nindi. Sementara Gama yang hanya bisa menggelengkan kepala melihatnya. Pria itu menghela nafas berat saat sang istri ke gap oleh karyawan sendiri. Bisa-bisanya ketahuan. Sudah benar-benar tidur tapi Zoya malah gelisah terus. Mungkin karena tak nyaman, tapi jadi repot kalau begini urusannya. Gama bisa santai tapi tentunya Zoya tidak, Zoya jadi bingung bagaimana menjelaskannya. Gama pun diam saja tak membantu. Mungkin pria itu pun takut nantinya malah membuat Zoya tambah merajuk jika salah ucap. Apa lagi sejak tadi Zoya sedang sangat sensitif. "Aku ... Kepala aku pusing banget tadi Nin makanya aku numpang istirahat sama Pa

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 100. Umpat Gama

    "Jangan macam-macam, Sayang!" ujar Gama dengan mendesis. Gama menatap Zoya dengan tegas. Namun Zoya tak hanya mengedikkan kedua pundaknya. Zoya melangkah menuju sofa setelah bisa melepaskan diri dari Gama. Dia menghempaskan tubuhnya di sana. Tak lama terdengar Gama melangkah mendekati dan Zoya diam memperhatikan. Gama pun duduk di sampingnya. Pria itu menoleh dan membalas tatapannya dengan lembut padahal jelas tadi terlihat sangat geregetan sekali. "Kenapa, Mas? Sanaan! Minimal cuci tangan kalau mau deket-deket aku!" kata Zoya lalu mengambil ponselnya yang ada di dalam tas. Malas sama Gama tapi apa yang dia katakan dilaksakan oleh pria itu. Gama pun segera beranjak dari sana kemudian melangkah menuju kamar mandi. Gama nurut sekali dengan perkataan sang istri. Zoya menghela nafas panjang melihat itu. Dia sendiri sebenarnya gemas sekali dengan Gama. Mungkin juga efek sedang datang bulan. Hawanya ingin makan orang saja. Gama keluar dengan wajah yang basah. Bukan hanya t

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 99. Trik Membuatmu Cemburu

    "Bau?" Gama mengerutkan keningnya lalu mencium tangannya sendiri. Sementara Zoya sudah melangkah pergi setelah pintu lift terbuka. "Astaga... " Gama menggelengkan kepala setelah sadar dengan apa yang sudah ia lakukan pada Sena tadi. Ya, dia baru ingat kalau tadi mengusap pipi Sena. "Sayang!" panggil Gama saat melihat Zoya yang hendak masuk ke dalam ruangannya. Alamat ngambek ini kalau tidak segera ditarik masuk ke dalam ruangan CEO. "Pak Gama," panggil Dito yang membuat Gama berdecak. Langkah Gama terhenti dengan tatapan tajam yang membuat Dito mengangkat alisnya. "Kalau mau bicara sama saya nanti! Saya mau urus istri dulu!" ujar Gama dengan tegas lalu segera menarik Zoya dan membawanya masuk ruangan. "Mas kamu ngapain tarik-tarik tangan aku? Tangan bau wanita lain juga!" Rupanya Zoya baru ingat akan itu. Jadi kesalnya sekarang. Tadi di rumah sakit dia lupa karena tertutup dengan masalah nenek. Alhasil cemburu yang telat ini membuat atasannya tak bisa langsung bek

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 98. Butuh Validasimu

    "Jangan sampai aku dengar Paman Bara membentak Nenek!" pesan Gama dengan tegas. Tatapan Gama juga mengisyaratkan akan ancaman andai Bara menyakiti Nenek. Zoya pun mengangguk membenarkan akan itu. Kali ini Zoya sangat setuju apalagi setelah melihat sikap Bara tadi yang sangat kasar. Bagaimana kalau Nenek yang diperlakukan seperti itu? Ya Tuhan... Zoya tak bisa membayangkan bagaimana dengan jantung nenek andai mendapatkan bentakan dari anaknya sendiri. "Bibi akan sampaikan ini," jawab Sinta. Mendengar jawaban dari Bibi justru membuat Zoya dan Gama mengerutkan kening. Itu tandanya memang Bara kasar pada Nenek, sedangkan yang nenek punya hanya tersisa satu anak. Jelas Gama pun harus mendampingi agar Bara tidak lagi melakukan itu pada Nenek, tapi bagaimana caranya? Sementara suaminya tidak bisa menjaga 24 jam di sana. Keduanya pun masuk ke dalam mobil dengan perasaan yang entah. Mereka masih sama-sama kepikiran soal nenek. "Mas kamu ngerasa nggak kalau Nenek itu benar-b

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 97. Melembut

    "Gama cucuku, ternyata benar kamu, Nak?" tanya Nenek saat Gama mengulurkan tangannya dan menyalami tangan beliau. Diikuti dengan Zoya yang melakukan hal sama. Keduanya pun terduduk sedangkan Nenek nampak terharu melihat kedatangan mereka. "Sinta, tolong ambilkan minum untuk mereka, Nak!" perintah Nenek pada menantunya. "Tidak perlu repot-repot Nek, Bi! Kami sudah minum tadi. Nanti kalau haus biar Zoya yang ambil sendiri," tolak Zoya kemudian tersenyum pada keduanya. Gama pun menoleh ke arah Zoya yang nampak canggung. Usapan tangan Gama membuat Zoya tersenyum dan membalasnya. "Kami kesini berniat menjenguk Nenek. Maaf jika kami singgah tidak membawa buah tangan. Kesini memang tujuan utamanya karena ada urusan dan kebetulan, jadi sekalian mampir." Gama menarik nafas dalam sebelum meneruskan lagi ucapannya. "Maaf juga jika mungkin Nenek mendengar keributan di luar tadi. Maaf Nek, bukan niat kami merusak suasana dan menambah pikiran Nenek." "Tidak apa-apa, Nak! Nenek

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 96. Ribut

    "Sena pulang! Bukankah kamu tadi mau pulang? Kenapa masih ada di sini? Ayo Papah antar pulang! Mah jangan biarkan dia masuk!" ujar Bara dengan tetapan garang. Bara tak terima saat ditantang oleh Gama. "Tapi Pah, Ibu sangat ingin bertemu dengan Gama. Jangan seperti itu! Kasihan Ibu, Pah. Biarkan Gama masuk dan bawalah Sena pulang! Mamah akan menunggu Ibu di sini." Istri dari Bara pun angkat bicara. "Tapi Mah, dia itu.. " "Pah, jangan memikirkan hal apapun di luar Ibu. Kasihan Ibu sampai sakit hanya karena ingin bertemu dengan Gama dan Gama bisa ikut pulang ke rumah. Aku mohon, Pah. Jangan egois!" ujar Sinta. "Terserah kamulah! Ayo Sena kita pulang!" ajak Bara dengan tatapan sengit ke arah sang istri. Diam-diam Gama dan Zoya memperhatikan, mencerna dan memikirkan hubungan, perangai dan watak masing-masing anggota keluarga Atmanegara hingga mereka mulai memahami satu persatu dari ketiganya. "Tapi Pah, Sena mau di sini saja sama Mamah," tolak Sena kemudian melirik ke ara

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 95. Sena Yang Agresif

    "Hay ngapain di sini? Apa salah kamar atau kalian mencari tau tentang saya hingga sampai di sini? Perkara air minum itu belum selesai? Kalian ingin kembali meminta maaf setelah paham siapa yang salah?" tanya wanita itu. Wanita yang ada di hadapan mereka adalah wanita seksi yang kemarin mereka temui di restoran. Kenapa bisa ada di kamar rawat inap nenek? Pertanyaan itu bukan hanya ada di dalam pikiran Gama tapi juga Zoya. Mereka tidak menyangka bagaimana bisa bertemu kembali dengan wanita itu. "Siapa , Sen?" tanya wanita dari dalam ruang kamar inap nenek. Terlihat wanita paruh baya yang masih cantik keluar dan memperhatikan mereka. "Ini Mah, mereka itu orang yang aku temui kemarin di restoran. Mereka... " "Gama?" Dari sisi lain, Bara datang dan mengenali hingga membuat Sena, yang mana putri dari Bara tersebut nampak tercengang melihat sang ayah mengenal pria yang membuat Sena tertarik sejak pandangan pertama. "Jadi ini Kak Gama, Pah?" tanya Sena yang meminta kejelasan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status