Mengikutinya sampai ke belakang gedung, Rendy tiba di suatu taman, yang anehnya terlihat sepi. Padahal memiliki kolam renang dan satu Gasebo besar di sampingnya. Cici mengatakan tersembunyi, padahal juga tidak terlalu sulit untuk di temui. Hanya perlu berjalan dari lorong utama terus kebelakang, siapapun akan segera menemukan tempat ini."Aku menyuruh kakek untuk menyewa tempat ini, jadi tidak ada seorangpun yang akan kemari." kata Cici, yang tampaknya menyadari pikiran Rendy. "Lihat disana." Cicilia mengarahkan pandangannya kearah Gasebo dan tersenyum kepada Rendy. "Tempat itu adalah hasil dari kerja kerasku, bagaimana?" Rendy tidak segera menjawabnya, dan memeriksanya dari kejauhan. Sebenarnya, itu hanya Gasebo dengan empat tiang besi sederhana membentuk persegi tanpa penutup, dan hanya memiliki korden sebagai penghalang angin. Apa yang ada di dalamnya juga terdapat satu meja dan dua kursi kayu sederhana. Be
Itu adalah suara seorang wanita, dan saat pertama kali mendengarnya, Rendy merasa tidak asing.Tepat ketika Rendy sedikit menoleh dan melihat melalui sudut matanya, dia segera tersenyum lucu. Bukan orang lain, dia adalah Shela. Teman dari Sherlina, dan teman masa SMA-nya. Pada saat ini, wanita itu tidak datang sendirian, tapi datang dengan seorang pria di sampingnya. Dari postur tubuhnya yang tinggi besar, dan perawakannya yang tampak serius, sepertinya dia adalah orang penting.Selain pria itu, Shela juga membawa banyak orang dibelakangnya. Sekitar sepuluh orang lebih, tampaknya wanita ini sudah menyiapkan masanya sendiri. Tapi Rendy tidak terlalu memperdulikannya dan malah tersenyum lucu. Sama halnya saat melihat Shela yang memiliki bekas merah di pipi kanannya. Melihat dan menganalisa apa yang akan wanita ini lakukan, Rendy menyeringai, dan kembali memeriksa iPhone pemberian Cicilia. Sedangkan untuk Cicilia
"Aku tidak ingin menakut-nakuti kamu, tapi kamu harus tahu, bahwa aku adalah Agam, seorang komandan baret merah dari ketentaraan." Dengan Agam mengatakan ini, seluruh orang di ruangan itu merasa terkejut dan melihatnya dengan mata cerah. Baret merah? Bukankah itu artinya dia salah satu dari tentara khusus? Dan tentara khusus yang menggunakan baret merah, bukankah itu Kopasus? Komando Pasukan Khusus yang sudah terkenal bahkan di luar negeri?Agam, yang tampaknya adalah kekasih dari Shela disana adalah seorang tentara Kopasus dengan pangkat komandan? Ketika semua orang memikirkan itu, selain Cicilia tiba-tiba menyeringai dan menatap kearah Rendy dengan penuh rasa iba. Terutama Shela, yang segera menyeringai lebar, dan menunjuk kearah Rendy sambil berteriak "Dia tak tahu malu! Agam, dia tidak akan meminta maaf, dia adalah bajingan! Beri saja pelajaran yang setimpal kepadanya! Tampar dia!" Agam tampak mengerutkan keningnya
"Ini?" Semua orang yang melihatnya terkejut, dan tidak percaya dengan situasi seperti ini. Bukankah sebelumnya Agam ini akan memberi pelajaran kepada Rendy? Tapi kenapa tiba-tiba situasinya berbalik?Bukan hanya tidak memberikan pelajaran pada seseorang yang menampar kekasihnya, dia bahkan memberikan tamparan nyata pada Shela. Hanya dengan beberapa kata dari Rendy, Agam yang sebelumnya memiliki harga diri, dan tampak ragu-ragu untuk memberikan pelajaran pada warga sipil ternyata menampar seorang wanita? Masih tunangannya pula! Saat menamparnya, itu juga tidak main-main, dan bahkan membuat Shela jatuh berlutut di tanah!Apa yang terjadi disini? Siapa Rendy ini, sehingga membuat Agam yang seorang Kopasus tiba-tiba berbalik? Dari semua, Shela adalah orang yang paling terkejut dan tidak percaya dengan perubahan seperti ini. Jatuh di tanah, dan merasakan rasa sakit hebat di pipi kananny
Agam, jika Rendy ingat kembali, dia adalah seorang tentara biasa dari pasukan khusus yang sempat dirinya latih tiga tahun lalu. Di masa lalu, sebenarnya Agam adalah seorang pria yang kurus dan penakut, tapi dengan latihan khusus yang Rendy berikan pada pasukannya, karakternya mulai berubah.Saat mengingat kembali menu latihan yang dirinya berikan di masa lalu, ekspresi berlebihan Agam barusan juga sangat wajar. Jadi, ketika Agam melihat dirinya lagi, secara alami dia akan segera terkejut dengan perasaan takut, dan buru-buru memberikan rasa hormatnya. Sayangnya, Shela yang menjadi teman masa sekolahnya di masa lalu tidak pernah belajar. Rendy tidak ingat pernah memprovokasinya, tapi dia tahu bahwa wanita itu adalah wanita yang suka mencari masalah di sekolah. Dengan membentuk geng atau kelompok antara para wanita, dia biasanya akan mulai membully wanita lain untuk menunjukkan kelebihan dirinya. Rendy mengira bahwa itu hanyalah masa lalu, dan saat sudah semakin dewasa, Shela akan b
"Aku akan segera menikah! Menikah dengan tuan!" Bella berteriak dalam hatinya, dan kemudian melihat Rendy dengan mata berkaca-kaca. Percaya atau tidak, sepertinya Bella sangat senang saat mengetahui bahwa keberuntungan akan segera menghampirinya. Dengan Rendy yang memberinya bunga itu, Bella juga sudah sangat yakin jika orang yang akan menikahinya adalah dia.Jadi, saat menyaksikan Rendy yang sedang berjalan dengan langkah kaki ringan tapi mantap disana, Bella tidak bisa mengalihkan pandangannya. Seolah-olah sedang menyaksikan pangeran impiannya pergi mengambil kuda sebelum kembali lagi untuk menjemput dirinya.Bella tidak sendirian saat melihat Rendy yang berjalan di tengah-tengah kerumunan. "Siapa pria itu?" Hampir semua orang juga melihatnya, dan bertanya-tanya tentang identitasnya. "Barusan, mempelai wanita mengatakan bahwa dia adalah orang yang datang kemari tanpa diundang." "Tanpa diundang? Bukankah berarti dia orang yang tidak dikenal?""Tampaknya mempelai wanita itu meng
"Garry!!" Darlan berteriak dan berdiri saat melihat putranya tergeletak seperti itu. Wajahnya tampak sangat khawatir, dan buru-buru untuk bergerak memeriksanya. Akan tetapi, dia segera berhenti setelah satu langkah berjalan, karena Rendy sedang menatapnya dengan dingin, dan membuat seluruh tubuh gemuk Darlan menegang. Hawa dingin segera menyelimuti dirinya, dan perasaan akan kematian secara tak sadar membuat Darlan kembali duduk ke tempatnya. Sangat ketakutan, dia tidak lagi berani bergerak, atau hanya sekedar bersuara. Tapi, dia masih mengkhawatirkan putranya, dan menoleh kearah Sunjaya untuk meminta pertolongannya. "Jangan khawatir, putramu masih hidup." Kata Sunjaya ringan dan bermartabat kepada Darlan, yang masih tidak melihat kearahnya. Tatapan Sunjaya sangat serius melihat kearah Rendy. Seolah-olah telah menemukan sesuatu yang mencengangkan, kedua alisnya berkerut dengan pikiran keras di wajahnya. Rendy juga melirik kearah Sunjaya, tapi dia tidak mengatakan apapun, dan be
"Apa itu yang kau maksud dengan seseorang yang tidak bisa aku provokasi?" Rendy tiba-tiba berkata, dan berjalan kearah Martin. Menyaksikan pria yang dikatakan dapat membunuh manusia biasa hanya sekali tamparan tidak lagi memiliki tangan kanan, Rendy dengan ringan berkata, "Ternyata hanya omong kosong belaka. Sampah tak berguna!" "Kau... kau..." Mata Martin melebar, melihat kearah Rendy dengan mulut bergetar dan terbata-bata berkata, "Seniman... Seniman Beladiri... tingkat tengah...."Perkataan Martin membuat Sunjaya mengerutkan keningnya, dan sekali lagi melihat kearah Rendy dengan kerutan di wajahnya. Sama halnya dengan Sunjaya, Sutan Banu yang sejak awal tidak terlalu memperhatikan hal di sekitarnya juga mulai mengangkat kepalanya, dan melihat kearah Rendy. Tatapan keduanya menyipit, dan tak butuh lama sebelum kejutan muncul dia wajah mereka. "Benar-benar Seniman Beladiri tahap tengah..." Sunjaya bergumam dengan kejutan di antara kata-katanya. Tapi Rendy tidak mendengarnya, da