Home / Romansa / QUALM / Bagian 2 : Masih Mencintai.

Share

Bagian 2 : Masih Mencintai.

Author: Radzee
last update Last Updated: 2021-06-02 16:19:56

"Lama-lama lu berdua diamuk si bos datang telat melulu!" Indah berkacak pinggang sambil memandang kedua sahabatnya yang sedang membersihkan meja.

"Astogeh, emang Shira ini otaknya nggak pernah di pakai, pagi sebelum kerja harus banget nyamperin si pentolan, mit amit dah akhlaknya." Tatapan jijik setia terpancar dari kedua mata Luna.

"Kalau ngomong yang bener woy, laki gue yang cakepnya bikin pusing begitu dibilang pentolan?! Mata lu katarak atau gimana!" Shira tersungut, merasa tidak terima pangeran yang pernah menghangatkan ranjangnya terhina.

"Eh, Maemunah! Gue panggil laki lu pakai nama kaga boleh, katanya mulut gua karatan dan nggak pantas sebut nama dia! Ya udah, paling bagus gua panggil dia si pentolan!"

"Kerjaan lu berdua ribut mulu, dipecat juga baru tau rasa," teriak Indah frustasi, menyaksikan kedua sahabatnya bertengkar memang sudah biasa, tetapi jika sedang di tempat kerja mau atau tidak dirinya harus menengahi.

"Ada apa ini, kenapa malah gosip?"

Ketiganya terkatup, menengok serentak dan menemukan sesosok wanita berambut panjang dengan bibir merah yang membahana, persis seperti habis memakan orok.

"Ini, Bu, Shira alat bantu dengarnya tadi ngedengung, jadi kita mau benerin." IQ Indah memang yang paling tinggi, selalu bisa membuat alasan walau terkadang tidak masuk akal tapi setidaknya membantu.

Luna mengangguk cepat. "Iya, Bu, tadi Shira minta tolong, jadi kita ---"

"Up to you, saya nggak peduli, cepat kerja, keburu ada pelanggan," potong perempuan itu cepat lalu berlalu untuk pergi ke ruangan atas.

"Bener-bener itu penghisap darah, sombong amat mentang-mentang tajir." Bibir Luna mencebik, melempar kesal kanebo yang berada di tangan.

"Kenapa sih gue mulu yang jadi kambing hitam? Alat bantu dengar gua kapan ngedengung?!" Sungut Shira tidak terima.

"Indah, gebleg, gua cuma ngikut dia." Luna dan segala kemenangannya, mana mau manusia satu ini disalahkan.

"Mulut gue asal nyaplak aja tadi, daripada kena semprot, pilih mana hayo?"

"Ada apa ini? Kok tumben rame?" Genk cecans serentak membisu, menatap lelaki berperawakan tinggi yang mulai mendekat.

"Eh, Pak Arga." Luna tersenyum malu, hatinya berdesir setiap bos tampannya ini mengajak berinteraksi.

"Alat bantu dengar Shira tadi bermasalah,  jadi kita bantuin." Lagi-lagi janda high class itu menjadi kambing hitam. Indah meringis, menatap tanpa dosa ke arah sahabatnya.

"Kamu kenapa, Shira? Ada yang sakit? Kalau kurang sehat kamu bisa istirahat." Pak Arga dan segala perhatinya.

"Anu, Pak ---" Shira tergugup.

"Tadi alat bantu dengar dia lepas, udahlah mas nggak apa, ayo keburu telat," potong wanita itu sambil berjalan ke arah mereka, matanya terus melirik galak ketiga perempuan di depannya.

"Oh begitu, lain kali kalau ada masalah jangan sungkan buat bilang ke saya," jawab lelaki itu cepat,  memandang Shira dengan tatapan penuh kelembutan, seperti biasa.

"Iya Pak Arga, baik banget sih," saut Luna kilat.

"Jaga mata kalian dari suami saya!"

"Calon mbak belum juga ijab qobul." Luna menyaut tidak terima, membuat kakinya refleks terinjak dan untung saja teriakan itu bisa ditahan.

"Maksud si Luna bukan ---" Indah berusaha menjelaskan. Ekor matanya melirik galak sahabat geblegnya itu sedangkan Shira hanya diam menunduk, sadar Arga terus mencuri pandang ke arahnya.

"Mas ayo cepetan!" Dengan wajah merah padam Liza menarik tangan tunanganya menjauh.

"Gila! Kenapa bisa babang tamvab Arga gue nyangkut ama penghisep darah, Woi!" teriak Luna frustasi ketika dua orang itu sudah menghilang. "Bener-bener di santet, yakin gue mah!" lanjut perempuan itu  berapi-api.

"Dahlah kerja, yang penting pas jam istirahat gue bisa nyamperin Mas Ken." Bibir Shira terangkat, hanya dengan melihat lelaki yang dia cintai dari jauh, itu sudah sangat cukup bagi Shira dan kewarasannya.

"Eling Shira, itu bukan laki lu lagi!" teriak kedua sahabatanya serentak.

"Bodo!"

*

"Bakso Mamang enak banget, ya? Sampe Neng geulis tiap hari ini makan di sini?"

"Sssstt."Shira menaruh telunjuknya di bibir, memperingatkan agar si mamang mengatupkan bibir.

"Eh, ini kurang satu atuh, Neng geulis satunya ke mana?" Mamang terus saja berbicara.

"Indah ada urusan, dia pinter cari alasan nggak kek aku, goblog banget kalo mau ngelak." Luna mengerucut, menyindir sahabatnya yang tidak perasa ini.

"Tapi pasti Mbak Luna senang' kan bisa makan bakso Mamang yang mantul ini?"

"Mang, besok Luna ke sini bawa makan lain tapi numpang aja, boleh?" Satu bakso besar masuk ke mulutnya.

"Diem ngapa Lu Siti!" Tatapan tajam Shira mengkilat.

"Nggak ngarti lagi dah gua." Luna mengambil es teh di depan dan menengaknya cepat. Mamang menggelengkan kepalanya lalu kembali ke gerobak, melayani pembeli yang baru saja datang.

"Mas Ken Keluar," teriak Shira histeris, senyum semanis gula terbit hanya karena lelaki yang sudah menjadi mantan suaminya itu. "Lun, perempuan itu siapa? Kenapa beda dari yang kemaren?" lanjutnya pelan, menatap seseorang yang ikut masuk ke dalam mobil Ken.

"Siapa lagi kalau bukan penghangat ranjangnya." Luna melirik lelaki itu sambil terus mengunyah rambak yang berada di tangan.

"Mas Ken nggak gitu." Dan entah sudah ke berapa kalinya perempuan itu tetap membela mantan suaminya.

"Nggak gitu?" Luna tertawa. "Dia tega cerain kamu di saat ---"

"Ssst aku nggak mau dengar!"

"Belain aja terus, sampe kuda bertelur!"

Related chapters

  • QUALM   Bagian 3 : Secarik Kenangan Masa Lalu.

    Cinta wanita itu ke lelakinya, layaknya detak jantung yang hanya akan berhenti ketika ajal menjemput, itulah janji yang dikatakan perempuan itu ketika melakukanhoneymoonindah di kota sejuta cahaya bernama Paris.Di bawah langit yang mulai berubah warna, ketika matahari perlahan tenggelam dan semburat senja mulai terpancar, kedua anak manusia itu saling bergenggaman tangan, menikmati keindahan alam yang memanjakan mata.Bertelanjang kaki sambil menyusuri pantai dengan kedua tangan yang tetap saling bertautan, ketika ombak menerjang dan menyapa dua pasang kaki yang masih terus berjalan beriringan, ketika tawa mulai bersorak memenuhi penjuru alam terbuka, ketika gemercik air mulai turun, berlari bersama menuju tepian lalu saling memeluk untuk sekedar menghangatkan.Bagi mereka, hidup berdua itu sangat menyenangkan. Saat cah

    Last Updated : 2021-06-02
  • QUALM   Bagian 4 : Ingatan Itu Kembali.

    Tidak ada yang abadi, semua yang memiliki awal pasti ada akhir. Layaknya sebuah hubungan, ketika kita menyakini semua itu akan bertahan selamanya, tapi kenyataan berkata sebaliknya. Semua akan kehilangan pada waktunya, hanya ada dua pilihan, ditinggalkan atau meninggalkan, ada saat semua orang merasakan hal itu.Hidup memang memang penuh kejutan yang tak terduga, detik ini kita masih bisa tersenyum lebar dan tidak tau bahwa di detik selanjunya senyum itu bisa berubah menjadi sebuah tangisan."Belum tidur?"Shira menutup cepat buku hariannya, menemukan Indah yang malam ini ikut menumpang di gubuk deritanya. Agenda yang awalnya mampir berubah menjadi menginap, dikarenakan hujat lebat yang belum reda sedari sore.Janda dua puluh delapan tahun itu menggeleng, memasukan buku bersampul navy ke dalam laci. "Aku emang insome, seperti biasa."Indah mengangguk lalu menarik kursi di samping.&nbs

    Last Updated : 2021-06-02
  • QUALM   Bagian 5 : Rasa Ini.

    "Untung aja gue nggak masuk angin, bener-bener kalian berdua titisan dakjal." Shira terbahak diikuti indah yang sudah hampir menangis saking bahagianya."Basah kuyub nggak bangun dia, heran asli," ujar Indah sambil memegang perutnya, tidak kuat lagi dengan apa yang terjadi."Apa begitu rasanya mimpi basah?""Ssst, pelan, Pak Arga di atas." Meraih cepat bibir Luna untuk Shira bungkam."Lepas, Maemunah, gincu gua, woi!" teriak perempuan itu tidak terima."Sumpah, ngakak banget, pas Luna bangun teriak banjir-banjir." Indah masih saja tertawa, membayangkan semalam saat hujan angin semakin deras, tanpa tau diri keduanya membiarkan Luna tidur di bawah beralaskan tikar dengar air yang menggenangi sekitar."Diem lu, Siti! Gua gibeng juga lu bedua abis!""Onty, kangennnn..." Bocah lelaki itu berlari, menubruk cepat kaki Shira, kedua tangannya di ulurkan agar wanita

    Last Updated : 2021-06-02
  • QUALM   Bagian 6 : Masih Peduli?

    "Loh, Arzha di sini?" Shira yang baru selesai membersihkan meja menghampiri bocah lima tahun yang sedang menyuapkan es cream ke mulut."Onty Shira," ujar anak itu berbinar."Makannya pelan, Nak." Perempuan itu dengan kilat mengambiltissudi meja samping lalu membersihkan sisa es cream di bibir Arzha."Mami lagi pergi, aku dititip Papi," jawab bocah lelaki itu meringis."Udah jam sembilan, Arzha nggak sekolah?" tanya Shira sambil merapikan rambut anak tampan di depannya."Nggak tau." Geleng anak itu polos."Shir, persediaan gula di dapur abis, belanja gih." Luna berjalan mendekat."Ha?" Shira mendongak, membenarkan alat bantu dengarnya."Belanja gula!" Mulut Luna sampai menempel di telinga Shira, membuat perempuan itu refleks berdiri."Ya nggak usah begitu kalik, lu pikir gua tuli," omel Shira tidak terima.

    Last Updated : 2021-06-02
  • QUALM   Bagian 7 : Cinta Membutakan Segalanya.

    "Tumben ngajak gue ke tempat beginian?" Farzan mengkerut, tidak ada tempat yang lebih menyenangkan dari padaclub, Farrel sendiri yang pernah mengatakan hal itu. "Haduh, ditanyain diem aja, kali ini yang bermasalah telinga atau mulut lu?!" Lelaki itu terus berbicara walau langkahnya tetap bergerak."Tanya sekali lagi, mending lu pulang!" Ditariknya cepat kursi kayu itu lalu Farrel duduki.Farzan mengkerut, ikut menarik kursi dan duduk tepat di hadapan sang sahabat. "PMS atau gimana sik, judes amat jadi manusia?!"Tidak ada jawaban, duda keren itu malah membuka buku menu untuk mencari makanan yang akan dirinya pesan."Eh, bukanya itu Shira, ya?" Suara Farzan tidak lelaki itu gubris, dia tau semua tentang sang mantan, bahkan dia bisa bertarung bahwa wanita itu tidak akan menginjakan kaki di restaurant dengan menu seperti ini. "Eh, bener! Itu mantan bini lu, duit dari mana bisa makan di sini." Farza

    Last Updated : 2021-06-02
  • QUALM   Bagian 8 : Tidak selemah Itu.

    "Apa?!""Cedera saraf tulang belakang adalah kondisi bila bagian manapun pada tulang belakang, seperti jaringan, bantalan, tulang, ataupun saraf tulang belakang itu sendiri mengalami kerusakan.""Bukan itu! Apa hubungannya dengan kesuburan?!""Rayline, sabar.""Sabar kamu bilang?! Kamu sengaja sembunyiin ini dari aku? Makanya kamu awalnya nggak mau aku ajak tes kesuburan?!""Ray... malu dilihatin,"bentak Farrel."Dok, bisa dilanjutkan""Cedera saraf tulang belakang dibagi menjadi dua tipe, yaitu traumatis dan non-traumatis.Cedera saraf tulang belakang traumatis adalah kondisi ketika tulang punggung mengalami pergeseran, patah, ataupun terkilir akibat kecelakaan, seperti kecelakaan bermotor, cedera saat berolahraga, terjatuh atau mengalami kekerasan. Sedangka

    Last Updated : 2021-06-02
  • QUALM   Bagian 9 :Cemburu?

    "Widih, pergi nyelonong sendiri sekarang mah, nggak bilang dulu!" Luna mencibir ketika pintu kontrakan terbuka."Berisik dah lu," jawab perempuan itu sambil masuk kamar mandi untuk berganti baju."Eh lu ke mana sih, di telfon nggak nongol." Shira keluar kamar mandi, terduduk sambil mengeringkan tangan dan kakinya yang basah."Kepo!" Lidah perempuan itu terjulur."Eh, woy, gincu lu kenapa?" Mulut Luna terbuka. "Wah nggak bener, habis slepetan sama siapa lu?!""Hah?" Dengan tergesa Shira menyamber kaca di samping."Emmm ini," ujar Shira tergagap. "Tadi aku pake masker jadi gini." Alibi wanita itu berjalan."Itu bekas slepetan keleus, pake masker nggak begitu," ujar Luna tidak percay

    Last Updated : 2021-06-02
  • QUALM   Bagian 10 : Kembali Menikah.

    "Wah, wah, kalian ngapain?!" Suara berat itu menggema."Emmm, Ken lepas, huh ...." Dorongan keras Shira berikan kepada mantan suaminya."Kalian berdua berbuat mesum?" Shira menggeleng cepat."Pak, ini ....""Kamu tau aturan di desa ini 'kan, Shira? Kalau ada yang berbuat mesum harus apa?" ujar lelaki paruh baya itu tegas."Pak, saya bisa jelasin," ujar Shira mengelap kasar bibirnya. "Ken, aku mohon jelaskan." Mata Shira berkaca, menatap Farrel yang masih setia membisu."Memang aturannya apa kalau berbuat mesum di sini?" tanya lelaki itu tanpa dosa."Ken Farrel!" Teriak Shira."Apa?" jawab lelaki itu santai."Kalian harus menikah.""Menikah?" Dahi Farrel mengkerut. "Hanya karena berciuman harus menikah?""Ini pedesaan, aturan di sini begitu, sudah turun temurun." Jelasnya."Pak, sa

    Last Updated : 2021-06-02

Latest chapter

  • QUALM   Bagian 28 : Pertemuan.

    Perempuan itu turun dari mobil, melepas perlahan kacamata hitam yang melekat pada matanya. Netra itu menelisik, mencari seseorang yang akan dirinya temui, dengan langkah anggun kaki jenjang itu bergerak, melewati beberapa meja yang sudah terisi, dan ketika wanita yang akan dirinya jumpai sudah terlihat, perempuan itu mempercepat langkahnya, menarik kursi lalu terduduk di sana. "Sudah lama?" Tanyanya sambil menaruh tas kecil yang dirinya bawa ke atas meja. Wanita paruh baya itu mendongak, lalu menaruh ponsel pintarnya. "Lumayan." "Kamu semakin cantik dan sepertinya sudah tidak bodoh lagi." Raya menyeruput minumannya. "Ken baik-baik saja?" Wajah cantik itu seketika sendu. Raya tertawa. "Sepertinya saya salah, kamu masih saj

  • QUALM   Bagian 27 : Tersakiti.

    Enam tahun lalu Raya pernah ada di situasi tidak masuk akal di mana sang putra menyuruh sang istri berselingkuh agar kejadian di masa lalu terulang. Wanita paruh baya itu tidak pernah mengerti cinta seperti apa yang kedua anak muda itu miliki. Karena menurutnya tidak ada cinta yang saling menyakiti, tapi hal itu tidak berlaku untuk manusia setengah waras yang sialnya adalah anak dan menantunya. Raya yang dulu selalu ikut campur pun akhirnya menyerah, membiarkan kedua anak manusia itu menjalani kehidupan yang menurut mereka benar. Untung saja dirinya masih memiliki Keisya, putrinya yang selama ini menempuh studi di lu

  • QUALM   Bagian 26 : Kireina Kawa.

    "Mana ponselnya?" Lelaki itu mendekat lalu mengulurkan tangannya."Apa sih." Kaki kecil itu terangkat. "Telinga aku masih bisa dengar, nggak usah teriak."Menghembuskan napas pelan, lelaki berkemeja biru itu mencoba menahan emosi. "Mana, banyak kerjaan di situ.""Mami!" Jurus andalan anak berusia enam tahun itu keluar."Farrel, Kawa kenapa?" Wanita paruh baya itu berlari tergesa, memeluk cepat cucunya yang sudah berderai air mata."Mami." Gadis itu melempar ponsel berwarna gold itu ke sofa."Kamu! Bagaimana kalau jatuh?!" Teriaknya ketika melihat bagaimana sang anak melempar ponselnya ke sofa."Jaga nada suara kamu, Farrel!" Raya melotot."Mami, dia....""Dia siapa? Hah? Anak ini punya nama." Raya melotot tidak suka."Mami!

  • QUALM   Bagian 25 : Hamil.

    Shira melangkahkan kakinya, menyusuri jalanan panjang yang sepertinya tidak akan berujung. Di tangannya ada amplop putih dengan logo rumah sakit, di dalam sana ada sebuah pernyataam yang membuat hati perempuan itu campur-aduk, separuhnya bahagia dan sisanya rasa khawatir.Entah sudah sejauh apa kaki itu melangkah, nyatanya Shira sama sekali tidak merasa lelah. Pikirannya bercabang, perasaannya tidak karuan, dan tubuhnya sekarang terasa mati rasa. Jika berita ini datang di saat dia tidak mengetahui fakta tentang Ken yang berselingkuh karena dirinya mungkin Shira akan menyambut ini dengan kebahagiaan penuh tapi sayang untuk kedua kalinya buah cinta itu hadir di saat yang sangat tidak tepat.Perempuan itu memiliki janji kepada lelaki yang sangat dia cintai, sebuah janji

  • QUALM   Bagian 24 : Sakit?

    "Lashira?" Sebuah sentuan membuat wanita di depannya menoleh."Sandra?" Mulut Shira terbuka."Kamu apakabar?" Perempuan bergaun Hitam itu tersenyum lalu mengulurkan tangannya."Aku, aku baik." Sedikit tergugup Shira mengulurkan tangan."Boleh bicara sebentar?" Sandra menunjuk cafe samping."Ha?" Shira terlihat bingung."Kalau ada waktu mau ngobrol." Perempuan itu akhirnya mengangguk, mengikuti Sandra yang sudah memasuki cafe terlebih dahulu."Kamu kembali menikah dengan Farrel, bukan?" Tanpa basa basi Sandra bertanya."Iya," jawab Shira ragu."Santai, aku nggak akan marah, aku sama Farrel juga nggak ada perasaan apapun," ujar Sandra tersenyum."Iya," jawab Shira sungkan."Kamu jalan sama lelaki lai

  • QUALM   Bagian 23 : Terbongkar.

    Sudah dua bulan sejak mereka akhirnya menikah secara hukum. Tidak ada yang berubah, semuanya masih sama, hanya saja ada kemajuan pada hubungan Shira dan Abil, beberapa kali Ken melihat mereka bersama dan terlihat semakin akrab. Sebenarnya ketika Abil sudah terlihat serius, Ken ingin sekali berbicara empat mata pada lelaki itu, menyerahkan seseorang yang dirinya cintai kepada lelaki yang lebih berhak. Tapi desakan maminya untuk menikahi Sandra membuat Ken mau tidak mau harus mendaftarkan pernikahannya.Masuk ke kamar mandi, Ken menghembuskan napas kasar, entah sudah berapa puluh testpack yang Shira gunakan, wanita itu ingin sekali hamil tapi kenyataannya takdir lebih memihaknya. Walau tidak menghalangi agar anak itu datang tapi Ken yakin dengan kondisinya dan Shira yang tidak cukup baik akan membuat wanita itu sulit hamil. Syukurlah, ka

  • QUALM   Bagian 22 : Kembali Menyatu.

    Hati-hati dalam memilih bahan bacaan :)Mengandung 18+ 🙂👍--"Terima kasih, pak," ujar Shira kepada lelaki berbadan besar di depannya."Mbak yakin bisa bawa masuk?" Lelaki itu meragu ketika memberikan tubuh kokoh Ken ke pelukan Shira."Iya Pak bisa." Perempuan itu berusaha tersenyum sambil menahan tubuh besar Ken."Yasudah pelan-pelan, Mbak, nanti kalau butuh tinggal telfon nomor keamanan aja." Pesan lelaki ber

  • QUALM   Bagian 21 : Cemburu

    Lelaki itu turun dari taksi lalu berjalan cepat, tersenyum ketika melihat bungkusan di tangan. Pagi tadi istrinya memilih pulang sendiri, kontrakan Shira harus melalui gang sempit dan tidak bisa dilewati oleh mobil, maka dari itu Farrel hampir tidak pernah membawa kendaraannya ketika pulang kesana.Farrel tau bahwa dirinya egois, harusnya bukan ini tujuannya, jika seperti ini akhirnya sama saja dia tidak mendapatkan balasan apapun. Luka yang Farrel berikan pada istrinya sangat dalam dan semestinya dia juga merasakan. Memang niat awalnya adalah untuk melindungi walau hasilnya malah menyakiti.Langkah itu terhenti, ketika senyum yang entah kapan terakhir kali dirinya lihat muncul dari bibir sang wanita, lelaki di depannya ikut menarik bibir lalu suara rengekan bocah menggema. Dengan refleks lelaki itu meremas bungkusan di tangan, kantong plastik berisi cake kesukaan

  • QUALM   Bagian 20 : Pertengkaran Kecil.

    Shira memejamkan mata, entah apa yang akan terjadi hari ini, ketika dirinya benar-benar bertemu dengan Raya, ibu mertuanya. Terakhir kali perempuan paruh baya itu mendorongnya hingga tersungkur, menampar kasar pipinya dan mengusirnya agar menjauh dari sang putra, kenangan yang mengerikan jika kembali dibayangkan."Turun." Suara serak Ken menggema, dengan malas perempuan itu turun dari mobil."Ayo." Lelaki itu menggenggam kuat telapak tangannya dan menariknya masuk.Shira mengatur napas, meremas kuat celana kain yang dirinya pakai, hatinya berdesir, tentu saja, rasanya seperti akan menerima hukuman yang menyakitkan."Farrel?" Tanpa permisi suara itu bergema, menerobos perlahan gendang telinga Shira yang tertutup helaian anak rambut.Lelaki itu menengok, menarik tangan yang berada di genggamannya lalu menuju kursi yang tersedia. "Udah lama?""Baru saja." Lelaki paruh baya it

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status