Share

Part 32

Author: Khakalara
last update Last Updated: 2025-04-17 21:20:58

Happy Reading

Van medis itu menjauh dari kawasan pabrik dengan kecepatan stabil. Nara duduk bersandar di jok belakang, menatap Fira yang kini terbaring dengan selimut tipis. Wajah gadis itu terlihat jauh lebih tenang, meskipun tubuhnya masih lemah.

Rehan duduk di samping sopir, sibuk berbicara lewat saluran komunikasi dengan timnya. Sesekali, ia menoleh ke arah Nara, memastikan semuanya masih terkendali. Setelah satu jam perjalanan dan mereka mencapai lokasi aman, van berhenti di sebuah rumah persembunyian milik salah satu kontak Rehan di pinggiran kota—tempat yang dulu digunakan sebagai tempat aman bagi saksi investigasi.

Setelah memastikan Fira aman di kamar belakang, dijaga perawat khusus, Rehan kembali menemui Nara yang berdiri di teras belakang rumah, menatap langit yang mulai berpendar fajar.

“Aku tahu kamu belum makan sejak siang,” kata Rehan, mendekat pelan. “Kita butuh tenaga buat lanjut besok. Aku pesen makanan.”

Nara menoleh dan mengangkat alis. “Di tengah kekacauan ini kam
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 33

    Happy ReadingRehan menatap Nara dengan pandangan yang tak biasa. Kali ini, tak ada senyum sarkastik, tak ada lelucon sinis yang biasa ia lontarkan saat suasana terlalu tegang. Ia hanya diam, sejenak, sebelum menjawab dengan suara rendah.“Kakakku.”Nara terdiam. Tak hanya karena keterkejutan dari pengakuan itu, tapi karena nada suara Rehan—datar, tapi mengandung luka yang belum sembuh. Ini bukan sekadar tentang operasi rahasia atau kode militer lagi. Ini mulai menyentuh hal personal.“Namanya Damar,” lanjut Rehan. “Dulu dia bagian dari unit pengamanan internal fasilitas riset militer swasta. Tapi dia keluar… atau lebih tepatnya menghilang. Katanya dia tahu sesuatu yang membuatnya jadi target.”Nara menautkan alis. “Kamu yakin dia masih hidup?”Rehan menarik napas panjang. “Kalau dia mati, aku yakin mereka bakal ngumumin. Tapi nggak ada berita, nggak ada jejak. Seolah dia lenyap. Tapi Damar nggak bodoh. Kalau dia masih hidup, dia pasti sembunyi dengan baik.”Nara mengangguk pelan. “Ka

    Last Updated : 2025-04-18
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 34

    Happy ReadingBeberapa hari setelah pertemuan Rehan dengan Damar, suasana di tempat persembunyian mereka berubah. Fira mulai menunjukkan kestabilan, berkat usaha Nara untuk menjaga lingkungannya tetap tenang. Namun Nara tahu, badai yang lebih besar sedang mendekat—dan bukan hanya dari Delta 5-K.Sore itu, Rehan duduk di luar bangunan tua yang mereka gunakan sebagai markas sementara. Ia memandangi langit jingga yang mulai berubah ungu. Nara datang, membawa dua cangkir teh panas. Ia duduk di sampingnya tanpa banyak kata, sebelum akhirnya membuka suara.**“Kamu belum bilang ke Damar soal aku, ya?”**Rehan menghela napas. **“Belum. Dia nggak nanya juga. Tapi cepat atau lambat dia pasti tahu.”****“Bukan cuma dia, Rehan,”** ujar Nara pelan. **“Kita belum bilang siapa pun. Karena kita tahu, begitu mereka tahu… segalanya bisa berubah.”**Rehan menunduk. Cangkir teh di tangannya terasa terlalu panas, tapi tak ia lepaskan.**“Ayahku masih nyalahin keluargamu atas kebangkrutan PT Kaldera, Na. P

    Last Updated : 2025-04-19
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 35

    Happy ReadingLangit mendung ketika Nara sampai di rumah. Suasana rumahnya yang biasanya dingin kini terasa lebih menekan, seperti dinding-dindingnya tahu bahwa ada badai yang akan meledak.Begitu ia membuka pintu, suara langkah cepat terdengar dari ruang tengah.**“Nara?”** suara ibunya muncul duluan, diikuti oleh wajah cemas. Tapi sebelum sempat bertanya, suara berat ayahnya menyusul.**“Masuk ke ruang kerja. Sekarang.”**Nara menelan ludah, meletakkan tasnya, lalu berjalan masuk ke ruangan itu dengan langkah pelan.Pintu ditutup. Sunyi sesaat.Lalu suara ayahnya meledak.**“Kamu pikir kamu bisa main petak umpet dengan kami? Kamu pikir kami nggak tahu kamu ke mana selama ini?”**Nara berdiri diam, menatap lantai.**“Dan sekarang kamu pulang, setelah semua masalah ini muncul—kontrak kita ditahan, saham anjlok, investor panik—dan semua karena *kamu* dekat dengan anak dari keluarga Adikara?!”****“Pak…”****“Diam!”** bentak ayahnya. **“Aku cuma mau satu jawaban. Benar atau tidak, kamu

    Last Updated : 2025-04-21
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 36

    Happy ReadingNara menggelar semua dokumen di atas meja kayu tua—memo “Delta 5‑K”, potongan foto satelit, dan daftar tiga nama kontak. Sinar lampu meja memantul tipis di kertas, menciptakan bayangan bergerak, serupa suara-suara di kepalanya yang terus berdengung: “Di mana Ares? Apa jadinya keluarga kita jika rahasia ini terkuak?”Pagi menjelang, hujan menetap di jendela kamar, menetes lambat di bingkai kayu. Ia meniup secarik kertas kecil: surat anonim setebal satu halaman yang ditemukannya di saku jas Rehan dua minggu lalu. Hanya tertulis satu kalimat: > “Percayalah pada jalur lama, bukan yang baru.”Kalimat itu yang membawanya pada nama Dr. Theresia Irawan. “Jalur lama.” Apakah maksudnya jalan pintas, atau petunjuk untuk mencari di arsip-arsip lama pemerintah? Dengan hati-hati Nara menyelipkan map merah ke dalam ransel, mengemas laptop, kamera kecil, dan pulpen. Tangannya gemetar, tapi ia menelan rasa takut itu. Ia sudah bertaruh segalanya—cinta, keluarga, bahkan nyawanya—untuk

    Last Updated : 2025-04-22
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 1

    "Jika cinta hanya melibatkan obsesi maka hubungan akan berakhir dengan luka." Happy Reading "Gue mau nikah sama Lo." seorang laki-laki mencengkram tangan perempuannya seraya menekankan kalimat yang baru saja terlintas di otak. Kalimat yang seharusnya paling ampuh untuk tidak mengakhiri hubungan ini. "Lo pikir Gue apa Rehan? barang? Aset? Properti? atau pajangan?" "Ingat ya Gue nggak mau nikah sama Lo! Gue mau putus." tekan gadis itu tanpa ada pengulangan, tanpa ada negosiasi dan tanpa ada kesempatan. Gadis itu berusaha melepaskan tangannya dari laki-laki ini, Ia sudah sangat membencinya. Melihatnya saja muak apalagi jika harus menikah dengan orang ini. "Lo lupa sama janji Kita Ra." "Gue nggak pernah lupa, Lo yang lupa Lo yang mengkhianati hubungan ini, Lo yang salah di sini Rehan!" "Gue udah muak sama Lo, tiga tahun kita jalanin ini tapi hampir setiap hari isinya toxic doang. Sekarang izinkan Gue untuk bertindak Gue harap Lo setuju dengan keputusan ini." Nara lantas lang

    Last Updated : 2025-01-06
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 2

    Happy Reading "Kasus pelecehan terhadap perempuan kerap kali terjadi dari berbagai belahan dunia, satu hal yang menjadi fokus kita adalah traumatis yang dialami korban, diagnosis yang cepat dan tepat serta pengobatan yang paling efektif yang harus kita lakukan." seorang wanita cantik bertubuh proporsional dengan gigi yang rapi itu berdiri di depan layar yang menampilkan gambar ilustrasi dalam bentuk slide power point seraya memegang sebuah spidol. Tentu pertemuan ini bukanlah pertemuan biasa kalangan para dokter jiwa melainkan pertemuan yang sangat penting dan harus dilakukan secepat mungkin. Mengingat jumlah korban kian bertambah psikiater harus bergerak semakin cepat. Terutama di negara Inggris. "Bersujud!" perintah Rehan meminta Clara bersujud di depannya seraya menampilkan bokongnya. Rehan langsung membuka celananya dengan cepat Ia menarik bokong gadis itu untuk dimasuki. Clara merintih dengan keras Ia merasa kesakitan juga perih bukan hanya bagian bawahnya melainkan perasa

    Last Updated : 2025-01-06
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 3

    Happy ReadingNara baru saja landing dan tiba di London Heathrow Airport bersama dengan dua rekan lainnya dari kota yang berbeda. Mengingat London Heathrow Airport tidak terlepas dari sejarahnya Airport ini merupakan Bandara terbesar dan tertua di London. Berdiri sejak tahun 1930-an, bandara ini awalnya dikenal sebagai Great Western Aerodrome. Pada tahun 1946, bandara ini resmi dibuka untuk penerbangan sipil. Saat ini, London Heathrow menjadi bandara tersibuk di Inggris dan peringkat kelima di dunia dalam hal lalu lintas penumpang. Bandara ini juga memiliki lima terminal penumpang dan melayani berbagai rute penerbangan domestik dan internasional. Nara tidak melupakan untuk lunch di Lounge VIP sebelum ke hotel yang sudah mereka booking. Tanpa sengaja manik matanya melihat seseorang yang Ia kenal berjalan menaiki lift diikuti dengan beberapa orang. "Kamu tidak lupa 'kan Nara jika Dia berada di London." kalimat itu terlintas kembali di pikirannya tapi sedetik kemudian Ia abaikan tidak

    Last Updated : 2025-01-07
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 4

    Happy ReadingClara melipat kedua kakinya di dada seraya menangkupkan tangan, tubuhnya bergetar hebat Ia sekarang sudah di rumah sakit setelah sebelumnya Clara menghubungi psikiater yang biasa menangani dirinya. Rehan melepaskan Clara setelah lima jam menyiksa wanita ini. Jika bukan Alex yang melepaskan kesetanan yang ada di Rehan mungkin laki-laki itu sudah membunuh Clara. "Argh...Argh...Argh." pekik Clara berteriak padahal baru satu jam wanita ini diberi obat penenang tapi seperti Ia mengalami kecemasan yang terlalu berlebihan. Sampai seorang dokter pun tidak sanggup lagi menanganinya Ia pun segera menghubungi dokter jiwa yang sedang melakukan penelitian di sini. "Hallo Dok, I'm so sorry tapi ini sangat urgent." Suara dokter ini sangat bergetar membuat Nara pun langsung panik. "Ada apa Dok?""Pasien Kami mengalami anxiety, Saya harap anda bisa menanganinya." "Baik Saya akan ke sana." Nara langsung mengganti baju dan juga mengambil jas putihnya kemudian turun diikuti dengan seo

    Last Updated : 2025-01-07

Latest chapter

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 36

    Happy ReadingNara menggelar semua dokumen di atas meja kayu tua—memo “Delta 5‑K”, potongan foto satelit, dan daftar tiga nama kontak. Sinar lampu meja memantul tipis di kertas, menciptakan bayangan bergerak, serupa suara-suara di kepalanya yang terus berdengung: “Di mana Ares? Apa jadinya keluarga kita jika rahasia ini terkuak?”Pagi menjelang, hujan menetap di jendela kamar, menetes lambat di bingkai kayu. Ia meniup secarik kertas kecil: surat anonim setebal satu halaman yang ditemukannya di saku jas Rehan dua minggu lalu. Hanya tertulis satu kalimat: > “Percayalah pada jalur lama, bukan yang baru.”Kalimat itu yang membawanya pada nama Dr. Theresia Irawan. “Jalur lama.” Apakah maksudnya jalan pintas, atau petunjuk untuk mencari di arsip-arsip lama pemerintah? Dengan hati-hati Nara menyelipkan map merah ke dalam ransel, mengemas laptop, kamera kecil, dan pulpen. Tangannya gemetar, tapi ia menelan rasa takut itu. Ia sudah bertaruh segalanya—cinta, keluarga, bahkan nyawanya—untuk

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 35

    Happy ReadingLangit mendung ketika Nara sampai di rumah. Suasana rumahnya yang biasanya dingin kini terasa lebih menekan, seperti dinding-dindingnya tahu bahwa ada badai yang akan meledak.Begitu ia membuka pintu, suara langkah cepat terdengar dari ruang tengah.**“Nara?”** suara ibunya muncul duluan, diikuti oleh wajah cemas. Tapi sebelum sempat bertanya, suara berat ayahnya menyusul.**“Masuk ke ruang kerja. Sekarang.”**Nara menelan ludah, meletakkan tasnya, lalu berjalan masuk ke ruangan itu dengan langkah pelan.Pintu ditutup. Sunyi sesaat.Lalu suara ayahnya meledak.**“Kamu pikir kamu bisa main petak umpet dengan kami? Kamu pikir kami nggak tahu kamu ke mana selama ini?”**Nara berdiri diam, menatap lantai.**“Dan sekarang kamu pulang, setelah semua masalah ini muncul—kontrak kita ditahan, saham anjlok, investor panik—dan semua karena *kamu* dekat dengan anak dari keluarga Adikara?!”****“Pak…”****“Diam!”** bentak ayahnya. **“Aku cuma mau satu jawaban. Benar atau tidak, kamu

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 34

    Happy ReadingBeberapa hari setelah pertemuan Rehan dengan Damar, suasana di tempat persembunyian mereka berubah. Fira mulai menunjukkan kestabilan, berkat usaha Nara untuk menjaga lingkungannya tetap tenang. Namun Nara tahu, badai yang lebih besar sedang mendekat—dan bukan hanya dari Delta 5-K.Sore itu, Rehan duduk di luar bangunan tua yang mereka gunakan sebagai markas sementara. Ia memandangi langit jingga yang mulai berubah ungu. Nara datang, membawa dua cangkir teh panas. Ia duduk di sampingnya tanpa banyak kata, sebelum akhirnya membuka suara.**“Kamu belum bilang ke Damar soal aku, ya?”**Rehan menghela napas. **“Belum. Dia nggak nanya juga. Tapi cepat atau lambat dia pasti tahu.”****“Bukan cuma dia, Rehan,”** ujar Nara pelan. **“Kita belum bilang siapa pun. Karena kita tahu, begitu mereka tahu… segalanya bisa berubah.”**Rehan menunduk. Cangkir teh di tangannya terasa terlalu panas, tapi tak ia lepaskan.**“Ayahku masih nyalahin keluargamu atas kebangkrutan PT Kaldera, Na. P

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 33

    Happy ReadingRehan menatap Nara dengan pandangan yang tak biasa. Kali ini, tak ada senyum sarkastik, tak ada lelucon sinis yang biasa ia lontarkan saat suasana terlalu tegang. Ia hanya diam, sejenak, sebelum menjawab dengan suara rendah.“Kakakku.”Nara terdiam. Tak hanya karena keterkejutan dari pengakuan itu, tapi karena nada suara Rehan—datar, tapi mengandung luka yang belum sembuh. Ini bukan sekadar tentang operasi rahasia atau kode militer lagi. Ini mulai menyentuh hal personal.“Namanya Damar,” lanjut Rehan. “Dulu dia bagian dari unit pengamanan internal fasilitas riset militer swasta. Tapi dia keluar… atau lebih tepatnya menghilang. Katanya dia tahu sesuatu yang membuatnya jadi target.”Nara menautkan alis. “Kamu yakin dia masih hidup?”Rehan menarik napas panjang. “Kalau dia mati, aku yakin mereka bakal ngumumin. Tapi nggak ada berita, nggak ada jejak. Seolah dia lenyap. Tapi Damar nggak bodoh. Kalau dia masih hidup, dia pasti sembunyi dengan baik.”Nara mengangguk pelan. “Ka

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 32

    Happy ReadingVan medis itu menjauh dari kawasan pabrik dengan kecepatan stabil. Nara duduk bersandar di jok belakang, menatap Fira yang kini terbaring dengan selimut tipis. Wajah gadis itu terlihat jauh lebih tenang, meskipun tubuhnya masih lemah.Rehan duduk di samping sopir, sibuk berbicara lewat saluran komunikasi dengan timnya. Sesekali, ia menoleh ke arah Nara, memastikan semuanya masih terkendali. Setelah satu jam perjalanan dan mereka mencapai lokasi aman, van berhenti di sebuah rumah persembunyian milik salah satu kontak Rehan di pinggiran kota—tempat yang dulu digunakan sebagai tempat aman bagi saksi investigasi.Setelah memastikan Fira aman di kamar belakang, dijaga perawat khusus, Rehan kembali menemui Nara yang berdiri di teras belakang rumah, menatap langit yang mulai berpendar fajar.“Aku tahu kamu belum makan sejak siang,” kata Rehan, mendekat pelan. “Kita butuh tenaga buat lanjut besok. Aku pesen makanan.”Nara menoleh dan mengangkat alis. “Di tengah kekacauan ini kam

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 31

    Happy ReadingNara berdiri mematung di depan layar. Kata-kata pada subjek email itu seperti petir yang menyambar tenang sore mereka: "C-02. Masih hidup. Lokasi: Eks-Pabrik Farmasi Ananta.”Rehan berdiri di belakangnya, membaca bersama. “C-02… itu pasien yang disebut ‘mati’ tiga minggu lalu, kan?” Nara mengangguk pelan, bibirnya menegang. “Yang disebut overdosis. Tapi aku curiga ada yang janggal dari awal.” “Kalau ini benar… artinya mereka memalsukan kematian pasien,” ujar Rehan, nadanya pelan tapi tegas. “Dan kalau satu pasien bisa dipalsukan, bisa jadi yang lain juga…” Nara memutar kursi, menghadap Rehan. “Kita harus ke sana malam ini. Sebelum jejaknya dihapus lagi.” Rehan ragu sejenak. “Kita nggak tahu siapa yang kirim email ini. Bisa jadi jebakan.” “Aku tahu,” sahut Nara cepat. “Tapi kita juga tahu, kalau kita tunggu—semuanya bisa terlambat.”Rehan menghela napas, lalu mengangguk. “Oke. Tapi kita nggak pergi tanpa persiapan.” ***Malam menjelang cepat. Langit gelap ta

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 30

    Happy Reading Minggu itu berjalan terlalu cepat bagi Nara, dan terlalu lambat bagi Rehan. Nara tenggelam dalam jadwal terapi yang padat, investigasi diam-diam tentang “C” patients, dan percakapan rahasia dengan sumber-sumber lama. Ia tidur tak lebih dari empat jam setiap malam, hidupnya digerakkan oleh urgensi—dan oleh bayang-bayang Citra yang terus menghantui pikirannya. Sementara Rehan mulai kehilangan arah di tengah dua dunia: satu dunia yang penuh angka dan target, dan satu lagi—yang lebih gelap—di mana manusia bisa hilang hanya karena dianggap "terlalu ribut." Ia butuh Nara. Tapi Nara… seakan selalu terlalu jauh. *** “Kamu lihat data CCTV yang aku kirim semalam?” Rehan mengirim pesan suara, nada suaranya terdengar resah. “Di menit 04:17, ada petugas yang masuk ke kamar Citra dan…” Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, pesan itu hanya centang satu. Nara belum membukanya. Sudah dua hari terakhir ia hanya membalas pesan seperlunya—kadang singkat, kadang hanya

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 29

    Happy ReadingSudah hampir dua minggu sejak dunia dihebohkan oleh bocornya dokumen “R.R”. Tapi kehidupan tak benar-benar berubah dalam sekejap. Dunia terlalu sibuk menakar kebenaran dengan keraguan, dan manusia… terlalu cepat melupakan.Nara kembali ke ruang kerjanya, sebuah klinik kecil di pinggiran kota. Ruangan itu hangat dan lembut, dengan bau lavender samar dan lukisan-lukisan tenang di dinding. Tapi pagi ini, suasananya lain.Ia duduk di hadapan seorang gadis remaja berusia tujuh belas tahun. Mata gadis itu sembab, tangannya gemetar, dan suara hatinya penuh luka yang belum sempat dijahit.Namanya **Lara**—nama yang dalam seminggu terakhir viral di media sosial. Ia korban pemerkosaan oleh anak pejabat, yang sayangnya, kasusnya lebih banyak dijadikan konten dibanding diselesaikan.“Aku nggak mau tidur, Kak…” suara Lara nyaris tak terdengar. “Setiap aku tutup mata, aku dengar dia lagi. Lihat dia. Bau itu… baju itu…”Nara menahan napas. Ia sudah biasa menghadapi trauma berat, tapi s

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 28

    Happy ReadingAnda bilang:Happy Reading Hujan mulai turun gerimis saat Nara dan Rehan masih berdiri di teras, menatap foto itu seolah bisa mengorek informasi lebih dari selembar kertas. Nara mengerutkan kening, mencoba menenangkan detak jantungnya yang berpacu cepat. “Ini diambil dari atas bukit sana,” gumam Rehan, menunjuk arah lereng berbatu di kejauhan. “Jaraknya sekitar lima ratus meter… artinya mereka memantau sejak pagi.” “Kita harus pindah,” ucap Nara. Suaranya tenang, tapi tatapannya tajam. “Malam ini juga.” Rehan mengangguk, lalu menatap jam tangannya. “Kalau kita berangkat sekarang, kita bisa sampai ke tempat Bima menyembunyikan laptop pemecah enkripsi itu sebelum tengah malam.” “Tempat yang aman?” “Sebagus mungkin. Tapi kalau pesan ini benar, berarti jejak kita bocor. Entah dari siapa.” Mereka berkemas dalam diam. Tak banyak barang yang dibawa, hanya kebutuhan pokok, peta, dan tentu—flashdisk merah yang kini digantung di leher Rehan dalam tabung baja kecil. Sebelum meningg

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status