Share

48. Tolak saja

Tangan kanannya tampak sesekali menyuap makan paginya dengan tenang, meskipun sebenarnya dalam hati ia sedang merasa gelisah. Tangan kirinya yang bebas berkali-kali meremat ponsel dalam genggaman. Mengambil keputusan bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan bagi Evelyn.

Selanjutnya ia meraih gelas berisi air mineral untuk membasahi tenggorokannya, dan di detik itulah tekadnya membulat. Ia membuka ponselnya, mengetikkan kalimat dalam kolom percakapan antara dirinya dengan Aksa Wijaya.

[Temui aku di Food'o Clock nanti sore, seperti biasanya. Aku ingin mengatakan sebuah kejujuran.]

"Kau akan berangkat ke restoran setelah ini?"

Evelyn mengangkat wajah, menatap pada seseorang yang mengajaknya berbicara. "Iya, Kak. Kenapa?"

"Kita berangkat bersama, ya? Kebetulan aku sedang ada urusan di sana." Arjuna berucap setelah mengelap mulutnya dengan tisu. Ia sudah menghabiskan sarapannya, piring yang semula ia gunakan telah kosong tak bersisa.

"Baiklah."

"Kau sudah selesai, bukan? Kita berangkat seka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status