Share

Bab 88

Author: Zaina Aulia
Hari ini, Dianti sengaja memakai dua penjepit rambut. Yang satu buatan Abimana. Satunya lagi hadiah ulang tahun dari Rangga. Kedua penjepit rambut ini adalah barang kesayangannya. Meskipun keduanya tidak begitu serasi, Dianti tetap memakainya bersama-sama.

Entah apa yang sedang Dianti pikirkan. Setelah mendengar ucapan Nayshila, dia tanpa sadar menatap Andini sekilas. Andini sedang menghadap ke arah luar kapal seolah-olah tidak mendengarkan pembicaraan mereka. Dianti merasa sedikit frustrasi.

Kala ini, Nayshila meneruskan, "Dian, omong-omong ulang tahunmu sudah dekat. Entah hadiah apa yang akan kakakku berikan untukmu tahun ini."

Setelah Nayshila selesai berbicara, Baskoro tiba-tiba bertutur, "Seingatku, ulang tahun Andin juga sama dengan Dianti. Kalau begitu, ulang tahun Andin juga sudah dekat. Andin, apa ada yang kamu inginkan?"

Nada bicara Baskoro sangat lembut sehingga Andini tidak bisa mengabaikannya. Dia terpaksa menoleh dan tersenyum kepada Baskoro sebelum menjawab, "Aku nggak s
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Roroh Siti Rochmah
apa gk merasa terhina tuh dianti, wkwkwk hadiah yg diberikn rangga buat andin lbh bgus
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 89

    Benar. Itu adalah anting pemberian Rangga.Empat tahun lalu, Andini tidak sengaja menjatuhkan anting ini ke dalam danau saat naik kapal pesiar. Lantaran panik, dia juga melompat ke danau dan hampir tenggelam. Tidak disangka, anting yang seharusnya tenggelam ke dasar danau ternyata ditemukan oleh nahkoda ini.Raut wajah semua orang di dalam kapal tampak tidak baik. Akan tetapi, nahkoda itu sama sekali tidak menyadari perubahan suasana di sekitarnya.Nahkoda itu hanya menyanjung, "Hari itu, saya melihat Nona sangat peduli pada anting ini. Saya rasa pasti sangat berarti, jadi saya turun ke dasar danau untuk mencarinya beberapa hari. Untung saja ketemu.""Sayangnya, saya nggak pernah ketemu Nona lagi setelah hari itu. Akhirnya anting ini bisa kembali ke pemiliknya hari ini," sambung nahkoda itu.Andini merasa sangat tersentuh. Pertama, dia tidak menyangka bahwa nahkoda itu akan sangat peduli. Kedua, dia tidak menyangka masih bisa melihat anting ini lagi.Dulu, Andini tentu sangat menyukain

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 90

    Nayshila tampak sedikit kecewa. Tiba-tiba, terlintas sesuatu di benaknya. Dia memanggil Andini, sebelum berkata, "Andini, lihat ini. Ada ikan besar!"Andini sedikit kaget. Tidak disangka Nayshila memanggil dia di saat seperti ini. Lantaran sudah dipanggil, Andini pun berdiri dan menghampiri Nayshila."Cepat lihat. Ikannya besar sekali!" seru Nayshila dengan antusias.Andini berdiri di samping Nayshila, lalu membungkuk untuk melihat ke danau. Dia bertanya, "Di mana ikannya?""Di sana, lho!" pekik Nayshila. Dia menunjuk ke arah danau sembari berjalan mundur sedikit demi sedikit. Setelah itu, dia bergumam, "Berani sekali kamu buang barang pemberian kakakku. Aku akan beri kamu pelajaran."Selesai berbicara, Nayshila mengulurkan tangan untuk mendorong Andini. Tidak disangka, Andini memiringkan tubuh dan menghindar.Sebaliknya, Nayshila yang seketika tidak bisa menjaga keseimbangannya malah terjatuh ke dalam danau. Sebelum jatuh, dia jelas melihat senyuman angkuh dan puas di wajah Andini.Me

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 91

    Mendengar Andini mencela Dianti, Nayshila langsung menyanggah, "Jangan bicara sembarangan! Dian bukan orang seperti itu!"Andini menimpali sembari mengangkat alis, "Oh, ya? Sepertinya kamu sudah lupa semuanya."Ucapan Andini membuat Nayshila mulai memikirkan kejadian setelah dia jatuh ke dalam air. Kala itu, Nayshila hampir tenggelam. Dia ingat Rangga dan Abimana hendak menyelamatkannya.Namun, kenapa akhirnya mereka berhenti? Nayshila teringat sosok yang berjalan keluar dengan terhuyung-huyung. Jantungnya berdegup kencang. Apa Dianti yang menghentikan mereka?Melihat perubahan ekspresi Nayshila, Andini tersenyum dan berucap, "Dianti mengkhawatirkan reputasimu, jadi dia menghentikan Jenderal Rangga dan Tuan Abimana. Tapi, aku merasa nyawa seseorang lebih penting daripada reputasinya."Kemudian, Andini mengambil obat di meja dan menyodorkannya kepada Nayshila sambil menjelaskan, "Apalagi, Jenderal Rangga itu kakakmu. Memangnya ada yang berani berkomentar kalau dia mempertaruhkan nyawa u

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 92

    Setelah mendengar perkataan Andini, Nayshila tidak memikirkan tentang Dianti lagi. Dia bertanya seraya mengernyit, "Kamu benar-benar mau menikah dengan Pangeran Baskoro?"Andini tidak menyangka Nayshila tiba-tiba menanyakan hal ini. Dia tertegun sejenak sebelum duduk tegak dan membalas, "Ini perintah Kaisar. Aku nggak mungkin melawannya."Nayshila mencebik, lalu turun dari tempat tidur dan menimpali, "Tapi, sebelumnya kakakku sudah pernah membujukmu. Kakakku bilang kamu yang bertekad untuk menikah dengan Pangeran Baskoro.""Jangan kira kamu sudah berhasil menggaet keluarga kekaisaran. Pangeran Baskoro bukan pria baik-baik! Dia memang melindungimu di depan orang lain, tapi kamu kira orang lain merasa iri padamu? Sebenarnya mereka diam-diam mentertawakan dan mengasihanimu," lanjut Nayshila.Saat berjalan melewati Andini, Nayshila berhenti dan menambahkan, "Kamu nggak berharap aku dipermainkan seperti orang bodoh. Tentu saja, aku juga nggak berharap kamu dibohongi. Andini, kalau suatu har

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 93

    Tentu saja Nayshila tidak salah dengar. Waktu itu, Dianti belum sempat bicara. Namun, Andini sudah melompat ke danau.Andini diam-diam tersenyum sinis saat melihat ekspresi Dianti yang canggung. Sepertinya tebakan Andini benar.Awalnya, Andini tidak ingin menyelamatkan Nayshila. Bagaimanapun, Nayshila yang mencelakai Andini terlebih dahulu. Jadi, Nayshila pantas merasakan akibatnya.Akan tetapi, Andini merasa ada yang tidak beres setelah mendengar perkataan Dianti. Semua pria di tempat bisa berenang, apalagi tukang perahu. Hanya saja, Dianti melarang mereka menyelamatkan Nayshila karena takut reputasi Nayshila rusak.Selain para pria, hanya tersisa Dianti dan Andini. Tentu saja, Andini yang bisa berenang harus menyelamatkan Nayshila.Jika Andini menunggu Dianti memintanya untuk menyelamatkan Nayshila, nantinya Andini yang akan kelelahan dan Dianti yang akan dipuji.Untung saja, sekarang Dianti tidak bisa membantah lagi. Dia hanya bisa menangis. Ekspresinya benar-benar kasihan.Abimana

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 94

    Selesai bicara, Nayshila langsung berlari keluar. Dianti memanggil, "Shila!"Namun, Nayshila mengabaikan Dianti. Jadi, Dianti menarik Rangga dan memohon, "Kak Rangga, cepat kejar Shila!""Nggak usah pedulikan Nayshila. Dia harus diberi pelajaran!" timpal Rangga. Dia merasa cepat atau lambat Nayshila akan membuat masalah karena ucapannya. Jadi, Rangga harus memberi Nayshila pelajaran.Dianti berucap dengan ekspresi cemas, "Tapi, Shila baru sadar. Aku nggak tenang biarkan dia pergi begitu saja. Kak Rangga, aku mohon cepat kejar Shila."Melihat Dianti yang berlinang air mata, hati Rangga luluh. Rangga mengernyit. Dia melihat Andini sekilas, lalu mengejar Nayshila.Setelah Rangga pergi, Dianti masih belum berhenti menangis. Sementara itu, Abimana menyalahkan Andini, "Lihat masalah yang kamu buat!"Andini memandang Abimana dan bertanya sembari mengangkat alis, "Memangnya aku buat masalah apa?"Abimana menunjuk Andini seraya menegur, "Kalau kamu nggak hasut Nayshila, mana mungkin Nayshila me

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 95

    Meskipun Andini berpura-pura, semua orang tahu dia dan Nayshila sama-sama diangkat ke Kediaman Adipati. Andini dan Nayshila juga diobati oleh tabib kediaman.Namun, kenapa sekarang Abimana mengasihani Dianti dan mengkhawatirkan Nayshila yang tidak mempunyai hubungan apa pun dengannya? Abimana sama sekali tidak memperhatikan Andini yang pernah dia anggap sebagai adik kandungnya.Bukannya dulu Abimana sangat menyayangi Andini? Abimana rela mencari barang paling bagus di dunia dan berkelahi dengan orang lain demi Andini. Kenapa sekarang Abimana memperhatikan semua orang dan mengabaikan Andini?Sementara itu, Abimana juga merasa bersalah setelah mendengar pertanyaan Andini. Bahkan, Abimana tidak berani bertatapan dengan Andini dan tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaannya.Akan tetapi, Dianti terus menangis tersedu-sedu sambil bersandar di tubuh kakaknya. Abimana tahu hari ini Dianti sangat sedih.Abimana teringat tadi Dianti dimarahi sahabatnya karena Andini. Perasaan bersalah Abimana k

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 96

    Kasim langsung pergi. Andini menarik napas dalam-dalam. Kenapa Rangga menghalanginya? Apa karena Nayshila?Apa terjadi sesuatu pada Nayshila setelah dia pergi? Apa Rangga mencari Andini karena Dianti? Andini merasa kemungkinan besar Rangga mencarinya karena Dianti.Andini menunduk dan tidak berbicara. Dia ingin segera pergi setelah menunggu Rangga selesai bicara. Siapa sangka, Andini melihat sepatu Rangga.Andini mencium aroma yang familier. Dia terkejut. Andini mendongak dan melihat Rangga sudah mendekatinya. Jika orang lain melihat mereka, pasti mereka akan digunjing.Andini hendak menjaga jarak dengan Rangga. Dia segera mundur. Tiba-tiba, telinganya terasa sakit.Andini memegang telinganya. Dia baru menyadari sekarang dirinya memakai anting. Hari ini, dandanan Andini saat masuk ke istana sangat sederhana. Dia tidak memakai perhiasan apa pun.Jadi, tadi Rangga yang memakaikan anting pada Andini? Hal ini membuat Andini kaget. Dia memandang Rangga dan melihat dia masih memegang sebuah

Latest chapter

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 554

    Keesokan hari saat Andini bangun, sosok Surya sudah tak terlihat. Sementara itu, Endah tengah sibuk di dapur.Dengan kaki yang masih pincang, Andini berjalan ke ambang pintu, menatap Endah dengan heran, "Bibi Endah, kok hari ini bangunnya pagi sekali?"Matahari bahkan belum sepenuhnya terbit!Endah menyiapkan air untuk Andini mencuci muka, lalu menjawab, "Arjuna sudah pergi ke gunung sejak fajar bersama Anom. Aku hari ini nggak ada pekerjaan di ladang, jadi mampir ke sini untuk bantu-bantu sebentar."Saat berbicara, sudut bibir Endah menyiratkan senyuman kecil.Mengingat kejadian kemarin, Andini pun merasa perlu meminta maaf. "Maaf ya, Bi Endah. Kemarin aku asal bicara cuma untuk menakut-nakuti Anom."Endah buru-buru mengangguk. "Iya, aku tahu. Anak bandel itu memang perlu ditakut-takuti! Setelah pulang kemarin, dia nangis-nangis sambil janji nggak akan berjudi lagi.""Pagi ini juga semangat banget bangunnya. Kalau dia bisa meninggalkan kebiasaan buruk itu, lalu ikut Arjuna berburu, it

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 553

    Rangga pernah menculik Andini dan akhirnya membuat Andini terjatuh ke Sungai Mentari. Dendam itu masih terus disimpan Laras di dalam hati sampai sekarang.Meskipun statusnya hanyalah seorang pelayan biasa dan tak bisa berbuat apa-apa pada Rangga, jangan harap dia bersedia mengikuti Rangga!Selesai bicara, Laras pun membalikkan badan dan melangkah ke arah Kalingga. Kalingga masih tidak mengatakan apa-apa. Setelah mendengar kata-kata Laras barusan, seulas senyuman tipis tidak bisa disembunyikan dari wajahnya.Senyuman ringan itu, sekalipun sangat tipis, tetap menyakitkan mata Rangga. Dia tidak mengerti. Kenapa Andini tidak mau bersamanya, bahkan pelayannya pun menolaknya?Rangga sontak melangkah maju, hendak menarik tangan Laras. Namun, baru satu langkah diambil, terdengar suara Kalingga yang datar. "Rangga."Hanya satu panggilan pelan, tetapi makna ancamannya sangat jelas. Apabila Rangga benar-benar menahan Laras, Kalingga pasti akan bertindak.Rangga pun berhenti. Aura yang dipancarkan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 552

    Jabal mencari tiga kuda terbaik dari kediaman dan berangkat malam itu juga menuju lokasi yang berjarak lebih dari 50 kilometer.Perjalanan tidak sepenuhnya mulus. Mayat perempuan itu ditemukan di sebuah desa kecil. Ketika mereka tiba, matahari sudah bersinar terik.Di luar desa, anak buah mereka sudah menunggu. Begitu turun dari kuda, Kalingga segera masuk ke desa. "Di mana?""Masih di tepi sungai," kata anak buah itu sambil menurunkan suaranya. "Jenderal Rangga juga ada di sana."Mendengar itu, Kalingga sempat tercengang sejenak. Dia mengikuti arah yang ditunjuk. Benar saja, di tepi sungai tak jauh dari sana, terlihat Rangga sedang membuka kain putih penutup mayat. Wajahnya memperlihatkan ekspresi jijik.Melihat itu, Kalingga merasa lega. Dari ekspresi Rangga, seharusnya itu bukan Andini. Namun, detik berikutnya, hatinya kembali diliputi amarah. Informasi itu datang dari bawahannya sendiri, kenapa Rangga bisa lebih dulu sampai di sini?Di belakang, Laras yang melihat mayat tertutup ka

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 551

    Tingkah mereka yang berpura-pura mabuk tadi memang tak terlihat mencurigakan. Namun, akting setelah mereka "sadar" barusan sungguh buruk. Beberapa dari mereka bahkan langsung terbangun, padahal tidak disiram.Andini mengernyit pelan saat memikirkan hal ini, lalu secara refleks menoleh ke arah jendela. Di sana, dia melihat sosok tinggi besar itu berjalan ke arah barat, menuju ke bawah atap.Dia tak ingin berpikiran buruk tentang orang lain, tetapi saat itu di halaman hanya ada dia seorang yang bukan dari kalangan mereka. Mereka semua pura-pura mabuk, jelas-jelas untuk diperlihatkan kepadanya.Kenapa? Sedang mengujinya? Apakah karena sebelumnya dia secara tidak sengaja menunjukkan sedikit kemampuan bela dirinya?Namun, jika Surya hanya pemburu biasa, bagaimana mungkin dia bisa terpikir menggunakan cara semacam ini? Jangan-jangan identitasnya pun tidak sesederhana itu?Begitu benih kecurigaan tertanam, hal itu mulai tumbuh liar dalam hati. Andini berusaha keras mengingat semua kejadian se

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 550

    Andini sama sekali tidak menyadari apa yang terjadi di belakangnya. Begitu keluar dari pagar bambu, kaki kirinya terasa sakit lagi. Langkahnya semakin pincang. Sebelum berjalan jauh, dia sudah mulai memanggil, "Bi Endah! Bi Endah!"Dia sama sekali tidak tahu, sebelum dia membuka mulut, sebilah belati nyaris menyentuh leher putihnya dari belakang, hanya sedikit lagi sudah akan menggorok tenggorokannya.Namun, saat dia memanggil nama Endah, belati itu tiba-tiba ditarik mundur, lalu pemiliknya buru-buru kembali ke dalam halaman.Tak lama kemudian, lampu di rumah Endah kembali menyala. Wanita itu bertanya, "Ada apa? Ada apa ini?"Andini memandang Endah dengan wajah penuh rasa bersalah. "Kak Arjuna dan teman-temannya mabuk semua, mereka tidur di luar. Aku khawatir mereka masuk angin kalau tidur di luar. Bisa Bibi bantu aku?"Di dalam pagar, para pria yang mendengarnya saling melirik, masing-masing mulai merasa bersalah."Aduh, ya sudah, aku ke sana sekarang!" sahut Endah cepat-cepat. Tak la

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 549

    Kata "orang kasar" benar-benar mewujud saat ini. Andini sempat terpaku menatap mereka.Surya membelakangi Andini, tentu saja tidak menyadarinya. Namun, pria yang duduk di depannya melihat tatapan Andini, lalu melirik ke arah Surya dan mengangkat dagunya sedikit.Surya pun menoleh. Ketika melihat Andini sedang tersenyum sendiri ke arah mereka, Surya seperti baru menyadari sesuatu. Dia mendorong pria di sampingnya. "Tenang sedikit."Baru saat itu, rombongan pria itu menyadari bahwa masih ada seorang perempuan di sini. Mereka buru-buru minta maaf."Maaf ya, Nona. Kami ini orang-orang kasar, mulut kami kadang suka seenaknya!""Iya, Nona. Kalau tadi ada kata-kata yang nggak enak didengar, anggap saja kami cuma kentut!""Kamu yang kentutnya paling bau, hahahaha!""Sialan kamu!"Suasana kembali ceria, penuh tawa dan canda. Andini memandangi para pria itu. Meskipun kasar dan berisik, kehangatan dan keharmonisan ini adalah sesuatu yang belum pernah dia lihat sebelumnya.Andini pun tersenyum lem

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 548

    Surya pertama kali turun ke medan perang saat usianya baru enam belas tahun.Sebagai seorang pangeran, ibunya tidak memiliki latar belakang yang kuat. Dia tahu dalam perebutan takhta, dirinya tak mungkin bisa menyaingi para kakaknya. Jika terus tinggal di ibu kota, mungkin suatu hari nanti dia akan menjadi mangsa di tangan orang lain.Karena itu, dia mengajukan diri untuk menjadi prajurit garis depan di bawah komando jenderal besar saat itu.Tahun itu, suku Tru sering mengganggu perbatasan. Rakyat Negara Darsa sangat menderita karena kekacauan itu.Dia memacu kuda di barisan paling depan, menyerbu ke medan perang. Pedang besarnya berayun liar. Saat bilah tajam itu menebas tubuh musuh, dia bahkan bisa mendengar jelas suara tulang yang terbelah.Darah hangat memercik ke wajahnya, dunia seolah-olah berubah merah seketika. Dia mendengar detak jantungnya sendiri begitu keras, tetapi tak bisa membedakan apakah itu karena takut atau justru karena gairah.Di medan perang yang kejam, di mana hi

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 547

    Sambil bicara, Surya menoleh ke arah para pria kekar di belakang Anom, lalu berkata, "Kalian lakukan sendiri. Di sana ada kapak dan parang."Setelah itu, dia pun berbalik dan berjalan ke samping. Beberapa pria itu langsung maju dan menangkap Anom.Anom ketakutan setengah mati, berteriak dan menangis sambil terus memohon ampun. Namun, kekuatan para pria itu terlalu besar. Tangan Anom ditarik dan ditekan ke tanah.Kapak pun diangkat tinggi-tinggi, memantulkan kilatan dingin cahaya, lalu dihantamkan dengan keras."Argh!" Anom menjerit. Bagian selangkangannya langsung terasa hangat, seluruh tubuhnya jatuh lemas ke tanah. Namun ... ternyata tangannya masih utuh.Salah satu pria berkata dengan dingin, "Kalau masih berani ulangi lagi, kami nggak akan biarkan begitu mudah!"Pria lain mengeluarkan kantong uang dari balik bajunya dan menyerahkannya kepada Surya. "Ini, Kak.""Terima kasih. Kalian makan saja dulu sebelum pergi," ucap Surya."Siap! Nanti teman kita akan bawa daging dan arak ke sini

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 546

    Endah masih terus menangis. Surya tidak tahu harus bagaimana menenangkannya. Meskipun sosoknya besar dan kekar, dia justru tampak kewalahan saat berdiri di samping Endah.Akhirnya, Andini yang menenangkan Endah untuk beberapa saat. Suasana hati Endah pun membaik. Melihat waktu sudah tidak pagi lagi dan dia masih harus turun ke ladang, Endah pun tidak berlama-lama di situ.Setelah mengantar Endah pergi, Surya menuju ke sisi barat halaman dan mulai sibuk bekerja. Dia berencana membangun atap untuk berteduh. Soalnya kalau hujan turun, dia tidak punya tempat untuk tidur.Melihat Surya sesibuk seperti itu, Andini akhirnya tak tahan untuk bertanya, "Kak Arjuna, kamu benar-benar percaya kalau Anom ambil uang itu buat bayar utang?"Uang itu bukan hasil kerja Andini, jadi dia merasa tidak berhak ikut campur. Namun, dia juga tidak tega melihat penyelamatnya ditipu.Tangan Surya tak berhenti bekerja, suaranya terdengar dalam dan tenang. "Dia pergi judi."Mendengar itu, Andini terkejut. "Kalau beg

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status