Share

Bab 331

Penulis: Zaina Aulia
Tujuh hari kemudian. Andini sedang duduk di dalam kamar. Saat Laras masuk, dia melihat Andini memandangi halaman sambil melamun.

Selama 7 hari, Andini tidak melakukan apa pun setelah bangun. Dia hanya melamun. Wajahnya sangat pucat.

Laras tahu kematian Ainun dan Byakta membuat Andini makin terpuruk. Sekarang hanya Laras yang bisa menyelamatkan Andini.

Laras segera menarik Andini keluar dan berujar, "Nona, ikut hamba ke suatu tempat."

Tenaga Laras sangat kuat. Andini terpaksa mengikuti Laras. Untung saja, mereka tidak pergi terlalu jauh. Laras membawa Andini ke taman bunga.

Sekarang sudah bulan Mei. Di bawah cahaya matahari, bunga-bunga yang bermekaran tampak indah. Namun, keindahan bunga tidak membuat hati Andini tergerak.

Andini hanya mengernyit. Dia tidak ingin mengecewakan Laras, tetapi dia hanya ingin duduk di dalam kamar.

Tiba-tiba, Laras berlari ke suatu tempat dan berseru pada Andini, "Nona, lihat apa ini?"

Laras menunjuk pohon di sampingnya. Pohon itu tak berdaun. Dibandingkan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 332

    Andini takut menghadapi bahaya di perjalanan. Dia tidak ingin mencelakai Laras. Andini sudah mencelakai banyak orang, jadi dia tidak akan membiarkan Laras mengikutinya.Laras hampir menangis. Dia menolak, "Kalau Nona mau cari orang untuk menjaga kediaman dan bunga plum, aku bisa carikan. Nona, tolong bawa hamba. Pokoknya hamba nggak ingin berpisah dengan Nona."Andini merasa tidak berdaya saat melihat Laras yang keras kepala. Dia tidak ingin Laras terlalu sedih. Setelah berpikir sejenak, Andini terpaksa mengalihkan topik pembicaraan, "Kalau begitu, nanti baru kita bicarakan lagi. Kamu beli 2 potong baju pria untukku dulu, ya?"Sebaiknya mereka memakai baju pria ketika jalan-jalan di luar. Laras baru menyeka air matanya, lalu mengangguk dan menyahut, "Kalau begitu, hamba pergi sekarang. Hamba akan segera kembali.""Oke," balas Andini.Setelah Laras pergi, Andini baru kembali ke kamar. Dia berencana membereskan barang-barangnya, tetapi dia tidak sengaja melihat surat dari Byakta untuk Ka

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 333

    Andini tidak suka mendengar nada bicara Rangga yang dingin seperti ini. Dia merasa Rangga seperti mendesaknya. Namun, apa urusan Andini berhubungan dengan Rangga?Ekspresi Andini menjadi masam. Hanya saja, sebentar lagi Andini akan meninggalkan ibu kota. Jadi, dia tidak perlu berdebat dengan Rangga lagi.Andini menjawab, "Byakta meninggalkan surat untuk Kak Kalingga, jadi aku datang untuk mengantar surat itu."Kemudian, Andini memberi hormat kepada Rangga dan berpamitan, "Aku nggak mau ganggu Jenderal Rangga lagi. Aku pergi dulu."Selesai bicara, Andini langsung pergi. Dia tidak ingin bicara panjang lebar dengan Rangga.Rangga mengernyit saat melihat sosok Andini yang pergi menjauh. Dia berbalik, lalu melihat Kalingga sedang minum teh.Rangga berjalan masuk ke paviliun. Dia bertanya setelah melihat cangkir teh di depan Kalingga, "Untuk apa dia datang?"Kalingga tidak melihat Rangga. Dia hanya menjawab, "Dia mengantar surat dari Byakta."Kalingga memandang Rangga dengan ekspresi bingung

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 334

    Andini tidak bisa menjawab pertanyaan Laras. Tentu saja dia tidak ingin Laras terancam bahaya. Namun, Andini tidak tega meninggalkan Laras begitu memikirkan Laras akan menangis histeris setelah dirinya pergi.Melihat Andini tidak langsung menjawab, Laras melepaskan Andini. Dia memandangi Andini dan bertanya lagi sambil berlinang air mata, "Nona nggak akan tinggalkan hamba, 'kan?"Akhirnya hati Andini luluh saat melihat ekspresi Laras yang kasihan. Dia menyahut, "Nggak akan.""Kalau begitu, hamba bereskan barang-barang sekarang," timpal Laras. Dia segera melepaskan diri dari pelukan Andini, lalu masuk ke kamar sembari menyeka air mata.Melihat Laras begitu semangat, Andini menggeleng. Dia memutuskan untuk membiarkan Laras mengikutinya. Nanti Andini akan berusaha untuk melindungi Laras.Laras menghabiskan waktu 4 jam untuk membereskan barang-barang. Dia juga mencari Rama untuk menyerahkan kunci kediaman kepadanya.Saat sore hari, Andini dan Laras baru menunggangi kuda. Kala ini, Andini s

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 335

    Saat ini, banyak orang keluar masuk gerbang kota. Ditambah dengan ucapan Dianti yang mengharukan, makin banyak orang mengerumuni Andini dan lainnya. Tentu saja orang-orang mulai mengkritik Andini.Sandiwara Dianti makin berlebihan. Air matanya mengalir. Bahkan, dia berlutut kepada Andini di depan semua orang.Abimana segera memapah Dianti sembari berujar, "Dian! Apa yang kamu lakukan?"Namun, Dianti tidak memedulikan Abimana. Dia bersikeras berlutut dan berkata sambil terisak, "Kak Andini, aku tahu kamu merasa aku sudah merebut barang milikmu. Aku merebut kasih sayang Ayah, Ibu, dan Kak Abi. Tapi, kamu salah."Dianti meneruskan, "Ayah, Ibu, dan Kak Abi tetap menyayangimu. Jangan begitu keras kepala lagi, kamu ikut kami pulang, ya? Kalau kamu merasa nggak senang, aku bisa pindah dari Kediaman Adipati dan tinggal sendiri. Aku bisa kembalikan semuanya kepadamu."Dianti menambahkan, "Kamu itu seorang wanita, kamu mau pergi ke mana setelah meninggalkan ibu kota? Bagaimana kalau kamu menghad

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 336

    Wajah Dianti tiba-tiba menjadi pucat pasi.Tiba-tiba, seseorang di kerumunan yang cukup berani bertanya, "Ini serius?""Tentu saja!" Andini mengangkat sedikit alisnya. Sepasang matanya terus menatap Dianti sejak tadi.Laras langsung merasa puas dan berkata, "Apa yang perlu dibohongi? Satu pohon bunga plum langka di Paviliun Persik saja bernilai 300 tahil, belum lagi mutiara malam yang dulu dibawakan oleh Tuan Abimana untuk Nona Andini!""Kalau Nona Dianti benar-benar bisa mengembalikan semuanya kepada nonaku, 10 tahil per orang hanyalah jumlah kecil."Ucapan itu membuat hati rakyat goyah. Sepuluh tahil! Itu jumlah yang bahkan dalam dua atau tiga tahun pun mereka belum tentu bisa kumpulkan!Andini kembali berkata, "Bukan hanya itu, masih ada juga pertunangan dengan Keluarga Maheswara. Kalau aku menjadi Nyonya Keluarga Maheswara, aku pasti akan berterima kasih kepada Nona Dianti."Mendengar bahwa Andini bahkan ingin merebut pertunangan itu, Kresna yang berada di dalam kedai teh mulai tid

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 337

    Begitu ucapan itu dilontarkan, jangankan Dianti dan Abimana, bahkan Kresna yang berada di dalam kedai teh pun terkejut hingga mundur tiga langkah.Andini benar-benar mengatakannya! Peristiwa tiga tahun lalu yang mereka sembunyikan dengan sangat baik, diungkapkan oleh Andini begitu saja!Kalau hal ini sampai terdengar oleh pihak istana, sampai ke telinga Kaisar, posisi keluarga mereka dalam bahaya! Andini benar-benar ingin menjatuhkan keluarga ini ke jurang kehancuran!Rakyat sekitar juga terkejut bukan main. Yang mereka tahu, tiga tahun lalu, anak angkat Keluarga Adipati melakukan kesalahan sampai dikirim ke penatu istana. Namun, mereka tidak pernah tahu kebenaran di baliknya! Tak disangka, ternyata dia dijebak!Melihat rakyat mulai menuding Keluarga Adipati, Abimana panik. "Andini! Jangan sembarangan memfitnah orang!""Memfitnah?" Andini menatap Abimana dengan dingin. "Maksudmu, aku sedang berbohong dan mencemarkan nama baik Keluarga Adipati? Kalau begitu, bisakah kamu menjelaskan kej

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 338

    "Cih! Aku belum pernah melihat keluarga yang begitu nggak tahu malu!"Rakyat pun mulai mengutuk tanpa henti, hampir mengerumuni Dianti dan Abimana di tengah jalan untuk menghakimi mereka.Sementara itu, Laras yang menyaksikan semua ini merasa sangat puas. Dia mengangkat dagunya sedikit dengan bangga.Hal ini tentu berbeda dengan Kresna yang duduk di dalam kedai teh. Hatinya terasa begitu kacau.Di satu sisi, dia merasa kasihan kepada Dianti dan Abimana, hingga ingin mengutus orang untuk menarik mereka keluar dari kerumunan.Di sisi lain, dia merasa Andini telah benar-benar memutuskan hubungan dengan mereka. Hal ini membuat hatinya terasa pedih.Saat ini, Andini tiba-tiba berkata, "Saudara sekalian, sebelum nenekku meninggal, beliau telah mengambil keputusan dan memerintahkanku serta Tuan Kresna untuk putus hubungan. Aku juga sudah lama meninggalkan rumah mereka.""Aku nggak tahu kenapa mereka berdua mengadang jalanku hari ini, tapi aku pergi agar nggak ada lagi ikatan apa pun dengan Ke

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 339

    Andini menggenggam tali kekang kudanya erat-erat, hingga suara lirih Laras menyadarkannya. "Nona, cepat turun dari kuda."Melihat dekret kekaisaran, tetapi tidak berlutut adalah sebuah pelanggaran besar. Hukumannya adalah hukuman mati!Andini pun perlahan turun dari kuda, menatap mata Rangga yang dalam dan dingin. Meskipun hatinya penuh dengan ketidakpuasan, saat ini dia tetap harus berlutut."Dengan restu langit, Kaisar menurunkan titah. Keluarga Maheswara memiliki putra yang gagah berani, berjasa besar dalam perang. Sementara putri asuh Keluarga Biantara, wanita yang berbakti dan berbudi luhur, memiliki kecerdasan serta kebajikan yang luar biasa.""Keduanya ditakdirkan untuk bersama. Maka dengan ini, titah pernikahan diturunkan. Pernikahan akan dilangsungkan di hari yang baik, dengan restu Kaisar!"Begitu titah itu diumumkan, semua orang terperangah. Mata mereka membelalak lebar.Andini menatap Rangga dengan tidak percaya. Dia sudah menduga bahwa titah ini adalah cara Rangga untuk me

Bab terbaru

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 566

    Surya benar-benar dibuat bingung oleh Andini. "Andini? Bukannya kamu adik Byakta?"Andini sempat terkejut, tapi segera sadar, ternyata selama ini Surya mengira dirinya adalah Gayatri. Dia pun tersenyum tipis dan berkata, "Aku tunangan Byakta."Di bawah cahaya remang malam, mata Surya yang tajam tampak memantulkan seberkas keterkejutan. Dia segera melangkah maju dan membantu Andini bangkit berdiri, lalu bertanya, "Jadi, Byakta tewas di tangan para perampok itu?"Andini mengangguk perlahan dan dia mendengar kemarahan yang tersirat dalam nada bicara Surya.Para perampok sialan itu .... Mereka telah membunuh sahabatnya dan mencemarkan nama baiknya serta Pasukan Harimau!Seolah teringat sesuatu, Surya kembali bertanya, "Kalau begitu, apa hubunganmu dengan Kalingga?"Andini terdiam sejenak, lalu teringat bahwa dia memang pernah memperlihatkan kemampuan bela diri di hadapan Surya. Dia pun menghela napas dan menjawab, "Kalingga ... dulunya adalah suamiku."Begitu kalimat itu meluncur dari bibi

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 565

    "Aku nggak berniat membunuhmu." Suara Andini bergetar, entah karena sakit atau karena hati yang hancur. Air matanya pun berderai, "Aku cuma ingin membalaskan dendam tunanganku!"Kening Surya mengernyit tajam. "Tunanganmu?"Dalam sekejap, berbagai wajah melintas dalam ingatannya. Namun, saking banyaknya orang yang pernah dia bunuh, Surya benar-benar tidak bisa mengingat siapa tunangan Andini yang dimaksudnya.Andini tahu, malam ini dia tidak akan bisa membalas dendam. Akan tetapi, itu tidak membuatnya gentar."Aku tahu kamu penyelamat hidupku, tapi kamu juga punya hubungan dengan perampok dari Yolasa! Mereka membunuh orang tanpa ampun, menjarah, membantai desa, dan melakukan semua kejahatan! Kamu menyebut mereka saudaramu, itu cukup membuktikan bahwa kamu pun bukan orang baik!"Barulah saat itu Surya paham, Andini telah mengira dirinya sebagai perampok. Dia pun melepaskan cengkeramannya dan mundur dua langkah.Andini ikut bangkit dan duduk. Kedua matanya memerah, air mata terus menetes

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 564

    Melihat kejadian itu, Endah segera berseru, "Aduh, tunggu sebentar! Biar kuambilkan kain untuk bersihkan bajumu!" Usai bicara, dia langsung keluar rumah.Anom yang tampaknya juga tidak nyaman berada di dekat Surya, ikut keluar bersama ibunya.Surya melirik ke arah Darya dan berkata singkat, "Di lemari ada baju. Ganti saja."Ruangan milik Surya ini merangkap sebagai kamar tidur dan ruang tengah. Lemari bajunya juga berada tidak jauh dari meja makan.Seakan paham maksud tersirat dari Surya, Darya langsung berjalan ke lemari. Dia mengambil sebuah baju kerja dan tanpa ragu menggantinya langsung di hadapan Andini.Tepat di dadanya, tato kepala harimau terlihat jelas.Andini yang awalnya gelisah dan penuh curiga, seolah mendapatkan kepastian. Hatinya yang tadi dilanda kekacauan mulai terasa tenang perlahan. Dia kembali duduk dan mulai makan dengan lahap. Saat Endah masuk kembali ke rumah, wajah Andini sudah kembali normal seolah tak terjadi apa-apa.Darya menerima handuk dan mengelap tubuhny

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 563

    Surya ikut menoleh saat mendengar suara Endah. Dia juga merasa wajah Andini tampak tidak beres dan tanpa sadar berkata, "Aku akan pinjam gerobak sapi, nanti sore kita ke kota cari tabib, ya."Namun, Andini tak menjawab. Sebaliknya, tubuhnya justru mulai gemetar pelan.Wajah Byakta yang penuh darah terus bertautan di pikirannya dengan bayangan Surya yang menyelamatkannya malam itu. Hal itu membuatnya kini benar-benar kehilangan arah. Dia bahkan tidak sanggup mengeluarkan sepatah kata pun.Namun, tepat pada saat itu, dari luar pagar bambu terdengar suara seseorang memanggil, "Kakak!"Suaranya terdengar asing dan Andini pun tak mengenali pria itu. Dia tidak yakin apakah orang ini adalah salah satu yang pernah duduk minum bersama Surya di halaman tempo hari. Lagi pula, waktu itu memang banyak yang datang dan dia tidak sempat menghafal wajah-wajah mereka.Akan tetapi, jika pria itu memanggil Surya dengan sebutan "Kakak", maka jelas dia adalah bagian dari kelompoknya. Surya pun berjalan mend

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 562

    Penjahat yang satu lagi adalah seorang duda tua di desa, bernama Dierja. Dia adalah orang yang dulu mengajari Anom berjudi.Lucunya, saat warga desa datang menghadapinya, Dierja masih berani menunjukkan kakinya yang terjepit perangkap hewan dan mengaku kalau itu akibat kecelakaan saat pergi mencari Ihatra dan ayahnya di hutan.Niatnya sebenarnya adalah untuk memeras keluarga Diah. Kalau gagal, setidaknya dia bisa mengemis sedikit uang dari kepala desa. Namun tak disangkanya, para warga langsung mengikatnya dan menyeretnya ke hadapan Surya.Mengenai kelanjutannya, Andini sendiri tidak tahu. Dia hanya tahu, keesokan paginya saat bangun tidur, Dierja sudah diseret dan dikirim ke kantor pemerintahan. Sementara itu, Anom sudah dibawa Surya ke ladang sejak pagi.Dulu, Endah selalu memanjakan anaknya dan tidak pernah membiarkan Anom menyentuh pekerjaan ladang. Namun hari ini, di bawah pengawasan langsung dari Surya, Anom dipaksa bekerja keras di bawah terik matahari selama empat jam penuh seb

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 561

    "Dasar nggak peka," ujar Endah tiba-tiba.Surya mengerutkan alis. "Apa maksudnya?"Barulah Endah menurunkan suaranya dan berkata, "Kaki kiri gadis itu terluka, kenapa kamu nggak langsung gendong saja?"Surya tidak merasa dirinya salah. Dia hanya menjawab dengan tenang, "Dia bilang bisa jalan, cukup minta aku bantu topang sedikit.""Itulah kenapa aku bilang kamu ini nggak peka!" Endah menggeleng tak berdaya, lalu menghela napas, "Dasar si Anom ... sampai melakukan hal seperti ini. Arjuna, tolong bantu aku kasih dia pelajaran, ya."Tatapan Arjuna seketika berubah dingin. "Takutnya Bibi nggak tega.""Nggak ada yang perlu ditakuti," Endah menghela napas panjang. "Kamu benar. Lebih baik aku lihat dia dihukum sekarang, daripada nanti harus memungut kepalanya di lapangan eksekusi.""Mm." Arjuna mengangguk ringan, menandakan bahwa dia menerima permintaan untuk mendidik Anom.Tak lama kemudian, rombongan mereka pun kembali ke halaman rumah berpagar bambu.Mereka melihat Anom sudah berlutut di t

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 560

    Andini benar-benar tidak punya tenaga untuk membuka jebakan hewan itu. Namun, setelah dia mengutak-atik sebentar, dia menyadari bahwa jebakan itu diikat dengan rantai besi tipis dan ujung rantainya terimpit di bawah sebuah batu besar.Dengan sisa tenaga yang dia punya, Andini berjuang keras menarik rantai itu keluar dari bawah batu dan akhirnya berhasil membawa jebakan yang masih menjepit kakinya. Dia pun terpincang-pincang keluar dari hutan.Meskipun tidak tahu persis arah jalan pulang, dia masih ingat dari mana dia datang tadi. Namun, sebelum berjalan jauh, dia justru melihat sosok seseorang berlari ke arahnya dari kejauhan.Sesaat, Andini merasa bimbang. Dia hampir mengira itu adalah Byakta. Dia terlalu merindukan Byakta.Namun, dia segera tersadar bahwa sosok yang dulu selalu menemani di saat terpuruk dan tak berdaya, tidak akan pernah kembali.Jadi, Andini langsung mengenali sosok yang datang itu, menepis perasaan duka dalam hatinya, memaksakan senyuman, dan berseru pelan, "Kak Ar

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 559

    Anom bersikeras. "Ma ... mana aku tahu dia ke mana!"Surya menatapnya dengan sorot mata yang semakin suram. "Bi Endah hanya tanya soal sup ayam, nggak pernah bilang hilangnya gadis itu ada hubungannya denganmu. Tapi, kamu langsung panik sendiri. Itu namanya mengaku sebelum ditanya."Mendengar itu, Anom semakin gelisah. "Aku nggak salah! Jangan fitnah aku! Aku nggak punya dendam sama dia, kenapa harus mencelakainya?"Justru karena sikapnya yang begitu, semakin terlihat bahwa dia memang merahasiakan sesuatu.Endah juga marah. Dia langsung mengambil sapu dari balik pintu dan menghajarnya tanpa ampun, "Dasar anak setan! Kau bawa gadis itu ke mana, cepat bilang!"Anom menjerit-jerit, berlari ke sana sini untuk menghindari amukan Endah. Namun, dia tetap saja bersikeras. "Aku nggak tahu! Aku benar-benar nggak tahu!"Tanpa sadar, dia berlari ke arah Surya yang langsung menangkapnya dan menekan tengkuknya ke tanah. Seketika, Anom tak bisa bergerak.Suara Surya rendah dan dingin, mengandung kema

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 558

    Dalam keadaan linglung, Andini teringat saat dulu dirinya ditangkap oleh Panji dan dibawa masuk ke gua.Waktu itu, dia juga berlari sekuat tenaga ke dalam hutan, hingga akhirnya tidak tahu sudah berapa lama dia terjebak di sana. Pada akhirnya, Rangga yang menggendongnya keluar dari hutan itu.Andini tak ingin mengulang nasib yang sama. Jadi, sambil terus berlari, dia juga memperhatikan keadaan di belakangnya. Melihat Anom masih belum menyerah mengejar, dia mulai panik.Malam kian larut. Hanya dalam waktu singkat setelah menerobos masuk ke hutan, Andini sudah tidak bisa melihat apa-apa saking gelapnya. Hal yang paling dia khawatirkan akhirnya terjadi.Krek! Suara tajam menggema. Kakinya terjepit jebakan hewan!"Anom! Jangan ke sini lagi!" teriak Andini panik. "Di sini banyak jebakan! Aku juga kena!"Mendengar itu, suara langkah kaki Anom pun terhenti. Mungkin karena teringat pada temannya yang juga cedera, Anom akhirnya memutuskan untuk tidak lanjut mengejar, lalu berbalik dan pergi.Di

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status