Saat ini, banyak orang keluar masuk gerbang kota. Ditambah dengan ucapan Dianti yang mengharukan, makin banyak orang mengerumuni Andini dan lainnya. Tentu saja orang-orang mulai mengkritik Andini.Sandiwara Dianti makin berlebihan. Air matanya mengalir. Bahkan, dia berlutut kepada Andini di depan semua orang.Abimana segera memapah Dianti sembari berujar, "Dian! Apa yang kamu lakukan?"Namun, Dianti tidak memedulikan Abimana. Dia bersikeras berlutut dan berkata sambil terisak, "Kak Andini, aku tahu kamu merasa aku sudah merebut barang milikmu. Aku merebut kasih sayang Ayah, Ibu, dan Kak Abi. Tapi, kamu salah."Dianti meneruskan, "Ayah, Ibu, dan Kak Abi tetap menyayangimu. Jangan begitu keras kepala lagi, kamu ikut kami pulang, ya? Kalau kamu merasa nggak senang, aku bisa pindah dari Kediaman Adipati dan tinggal sendiri. Aku bisa kembalikan semuanya kepadamu."Dianti menambahkan, "Kamu itu seorang wanita, kamu mau pergi ke mana setelah meninggalkan ibu kota? Bagaimana kalau kamu menghad
Wajah Dianti tiba-tiba menjadi pucat pasi.Tiba-tiba, seseorang di kerumunan yang cukup berani bertanya, "Ini serius?""Tentu saja!" Andini mengangkat sedikit alisnya. Sepasang matanya terus menatap Dianti sejak tadi.Laras langsung merasa puas dan berkata, "Apa yang perlu dibohongi? Satu pohon bunga plum langka di Paviliun Persik saja bernilai 300 tahil, belum lagi mutiara malam yang dulu dibawakan oleh Tuan Abimana untuk Nona Andini!""Kalau Nona Dianti benar-benar bisa mengembalikan semuanya kepada nonaku, 10 tahil per orang hanyalah jumlah kecil."Ucapan itu membuat hati rakyat goyah. Sepuluh tahil! Itu jumlah yang bahkan dalam dua atau tiga tahun pun mereka belum tentu bisa kumpulkan!Andini kembali berkata, "Bukan hanya itu, masih ada juga pertunangan dengan Keluarga Maheswara. Kalau aku menjadi Nyonya Keluarga Maheswara, aku pasti akan berterima kasih kepada Nona Dianti."Mendengar bahwa Andini bahkan ingin merebut pertunangan itu, Kresna yang berada di dalam kedai teh mulai tid
Begitu ucapan itu dilontarkan, jangankan Dianti dan Abimana, bahkan Kresna yang berada di dalam kedai teh pun terkejut hingga mundur tiga langkah.Andini benar-benar mengatakannya! Peristiwa tiga tahun lalu yang mereka sembunyikan dengan sangat baik, diungkapkan oleh Andini begitu saja!Kalau hal ini sampai terdengar oleh pihak istana, sampai ke telinga Kaisar, posisi keluarga mereka dalam bahaya! Andini benar-benar ingin menjatuhkan keluarga ini ke jurang kehancuran!Rakyat sekitar juga terkejut bukan main. Yang mereka tahu, tiga tahun lalu, anak angkat Keluarga Adipati melakukan kesalahan sampai dikirim ke penatu istana. Namun, mereka tidak pernah tahu kebenaran di baliknya! Tak disangka, ternyata dia dijebak!Melihat rakyat mulai menuding Keluarga Adipati, Abimana panik. "Andini! Jangan sembarangan memfitnah orang!""Memfitnah?" Andini menatap Abimana dengan dingin. "Maksudmu, aku sedang berbohong dan mencemarkan nama baik Keluarga Adipati? Kalau begitu, bisakah kamu menjelaskan kej
"Cih! Aku belum pernah melihat keluarga yang begitu nggak tahu malu!"Rakyat pun mulai mengutuk tanpa henti, hampir mengerumuni Dianti dan Abimana di tengah jalan untuk menghakimi mereka.Sementara itu, Laras yang menyaksikan semua ini merasa sangat puas. Dia mengangkat dagunya sedikit dengan bangga.Hal ini tentu berbeda dengan Kresna yang duduk di dalam kedai teh. Hatinya terasa begitu kacau.Di satu sisi, dia merasa kasihan kepada Dianti dan Abimana, hingga ingin mengutus orang untuk menarik mereka keluar dari kerumunan.Di sisi lain, dia merasa Andini telah benar-benar memutuskan hubungan dengan mereka. Hal ini membuat hatinya terasa pedih.Saat ini, Andini tiba-tiba berkata, "Saudara sekalian, sebelum nenekku meninggal, beliau telah mengambil keputusan dan memerintahkanku serta Tuan Kresna untuk putus hubungan. Aku juga sudah lama meninggalkan rumah mereka.""Aku nggak tahu kenapa mereka berdua mengadang jalanku hari ini, tapi aku pergi agar nggak ada lagi ikatan apa pun dengan Ke
Andini menggenggam tali kekang kudanya erat-erat, hingga suara lirih Laras menyadarkannya. "Nona, cepat turun dari kuda."Melihat dekret kekaisaran, tetapi tidak berlutut adalah sebuah pelanggaran besar. Hukumannya adalah hukuman mati!Andini pun perlahan turun dari kuda, menatap mata Rangga yang dalam dan dingin. Meskipun hatinya penuh dengan ketidakpuasan, saat ini dia tetap harus berlutut."Dengan restu langit, Kaisar menurunkan titah. Keluarga Maheswara memiliki putra yang gagah berani, berjasa besar dalam perang. Sementara putri asuh Keluarga Biantara, wanita yang berbakti dan berbudi luhur, memiliki kecerdasan serta kebajikan yang luar biasa.""Keduanya ditakdirkan untuk bersama. Maka dengan ini, titah pernikahan diturunkan. Pernikahan akan dilangsungkan di hari yang baik, dengan restu Kaisar!"Begitu titah itu diumumkan, semua orang terperangah. Mata mereka membelalak lebar.Andini menatap Rangga dengan tidak percaya. Dia sudah menduga bahwa titah ini adalah cara Rangga untuk me
Melihat Andini sama sekali tidak peduli dengan konsekuensi menentang titah Kaisar, sorot mata Rangga sontak menjadi dingin. Kemudian, tatapannya tertuju pada sosok di belakang Andini, sosok yang menunduk, berusaha tidak bersuara agar tidak menarik perhatian.Rangga lantas menyunggingkan senyuman tipis. "Tentu saja kamu bisa menentang titah ini. Tapi, aku khawatir pelayanmu juga harus menanggung hukuman bersamamu."Laras memiliki keluarga. Jika masalah ini berlanjut, entah berapa banyak orang tak bersalah yang akan ikut terseret.Ekspresi Andini seketika membeku. Dia pun menatap Rangga lekat-lekat, melihat jelas secercah kebanggaan yang tersembunyi di balik mata hitam pekatnya. Hatinya mencelos, kedua tangannya terkepal erat.Suara Rangga yang dingin kembali terdengar. "Terimalah titah ini." Kali ini, entah kenapa nada suaranya terdengar lebih lembut dibanding sebelumnya.Bukankah sejak kecil Andini selalu ingin menikah dengannya? Bukankah dalam mimpi pun dia berharap menjadi Nyonya Kel
Tuan Kalingga?Laras terkejut, buru-buru membawa pelayan itu masuk.Saat ini, di sisi Kalingga hanya ada seorang pelayan yang selalu mengikutinya. Itu adalah orang kepercayaannya.Andini sempat bertemu dengan pelayan ini pagi tadi saat pergi menemui Kalingga. Melihatnya datang berkunjung malam ini, Andini tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Dia langsung bertanya, "Apa ada masalah dengan surat dari Byakta?"Pelayan itu memberi hormat, lalu pandangannya jatuh ke atas meja, tepat pada titah Kaisar yang diletakkan secara asal-asalan. "Tuan dengar Kaisar telah memberikan titah. Beliau secara khusus mengutus hamba untuk mengingatkan Nona. Hal ini bukan hal sepele, jadi jangan ceroboh. Harus hati-hati."Kata terakhir diucapkannya dengan sangat perlahan. Andini sedikit bingung, tetapi Laras langsung menangkap maksudnya dan segera bergerak untuk mengambil titah tersebut."Ya, ya! Kami akan memperlakukannya dengan hati-hati. Aku akan segera menyimpannya di tempat yang layak!" Dari tadi, dia
Tiga tahun, persis dengan waktu yang dia habiskan di penatu istana. Tiga tahun di sana telah membuatnya membayar lunas budi Keluarga Adipati yang telah membesarkannya selama 15 tahun.Maka, pernikahan tiga tahun dengan Kalingga ini juga akan menjadi caranya untuk membalas semua bantuan yang telah diberikan Kalingga kepadanya. Dia akan merawat Kalingga dengan sepenuh hati.Namun, tiga tahun kemudian, dia harus pergi. Dia harus menyambut hidup barunya. Jika tidak, dia tidak akan sanggup bertahan.Mendengar itu, Kalingga hanya tersenyum tipis dan dingin seperti biasa. Tanpa banyak bicara, dia meletakkan surat yang Andini kirimkan kemarin di atas meja.Andini tidak mengerti maksudnya, tetapi melihat Kalingga memberi isyarat dengan matanya, dia pun mengulurkan tangan dan mengambil surat itu.Tanpa disangka, sebuah mata panah yang telah berkarat tiba-tiba jatuh dari dalam amplop, menimpa meja dengan suara berat.Andini terkejut. Kemudian, terdengar suara Kalingga yang tidak sedingin biasanya
"Aku dengar Nona Andini bahkan sempat menjelek-jelekkan Keluarga Adipati di gerbang kota. Jangan-jangan semua itu dilakukan agar Tuan Abimana merasa bersalah dan nggak berani menghalangi pernikahannya dengan Jenderal Rangga?"Abimana tak lagi mendengar kelanjutan percakapan itu. Dia sudah tidak bisa menahan amarahnya. Dengan langkah lebar, dia keluar dari Kediaman Adipati.Semuanya masuk akal sekarang. Pantas saja, Andini tiba-tiba ingin meninggalkan ibu kota. Dua perempuan seperti dia dan Laras melakukan perjalanan jauh sendirian. Mereka tidak takut?Ternyata semua ini hanyalah sandiwara!Begitu Abimana pergi, para pelayan yang tadi bergosip langsung mengintip dari balik pintu. Saat melihat bahwa dia sudah pergi cukup jauh, mereka segera kembali ke kamar Dianti. "Nona, Tuan Abimana sudah pergi."Dianti yang tengah menyeka air matanya pun bertanya, "Apa Kakak mendengar semuanya?""Nona tenang saja, Tuan Abimana mendengar semuanya. Kami melihat betapa marahnya beliau. Pasti sekarang dia
Rangga akhirnya melepaskan cengkeramannya pada Kalingga, tetapi amarah di hatinya tetap membara. Bahkan, suaranya dipenuhi kekecewaan. "Kupikir kamu akan memahamiku."Dia tahu, permohonannya kepada Kaisar untuk menikahi Andini sebagai istri bukanlah hal yang mudah dipahami oleh orang lain. Itu sebabnya, meskipun Kaisar akhirnya mengabulkan permintaannya, titah itu tetap dibuat kurang jelas.Hanya dengan satu kalimat dari Kalingga, ayah dan ibu langsung menyerahkan pernikahan ini kepadanya. Padahal, Kalingga tahu betul apa saja yang telah dirinya lakukan demi Andini.Seluruh dunia boleh mengkhianatinya, tetapi tidak dengan Kalingga. Bagaimanapun, Rangga adalah adik kandungnya.Melihat kekecewaan yang jelas tergambar di mata Rangga, tatapan Kalingga menjadi suram. Nada suaranya dipenuhi dengan ketidakberdayaan. "Kalau begitu, anggap saja hari itu dia nggak pernah keluar dari halaman rumahku."Anggap saja rencana yang disusun Rangga dan Abimana telah berhasil. Anggap saja Andini sudah keh
Tiga tahun, persis dengan waktu yang dia habiskan di penatu istana. Tiga tahun di sana telah membuatnya membayar lunas budi Keluarga Adipati yang telah membesarkannya selama 15 tahun.Maka, pernikahan tiga tahun dengan Kalingga ini juga akan menjadi caranya untuk membalas semua bantuan yang telah diberikan Kalingga kepadanya. Dia akan merawat Kalingga dengan sepenuh hati.Namun, tiga tahun kemudian, dia harus pergi. Dia harus menyambut hidup barunya. Jika tidak, dia tidak akan sanggup bertahan.Mendengar itu, Kalingga hanya tersenyum tipis dan dingin seperti biasa. Tanpa banyak bicara, dia meletakkan surat yang Andini kirimkan kemarin di atas meja.Andini tidak mengerti maksudnya, tetapi melihat Kalingga memberi isyarat dengan matanya, dia pun mengulurkan tangan dan mengambil surat itu.Tanpa disangka, sebuah mata panah yang telah berkarat tiba-tiba jatuh dari dalam amplop, menimpa meja dengan suara berat.Andini terkejut. Kemudian, terdengar suara Kalingga yang tidak sedingin biasanya
Tuan Kalingga?Laras terkejut, buru-buru membawa pelayan itu masuk.Saat ini, di sisi Kalingga hanya ada seorang pelayan yang selalu mengikutinya. Itu adalah orang kepercayaannya.Andini sempat bertemu dengan pelayan ini pagi tadi saat pergi menemui Kalingga. Melihatnya datang berkunjung malam ini, Andini tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Dia langsung bertanya, "Apa ada masalah dengan surat dari Byakta?"Pelayan itu memberi hormat, lalu pandangannya jatuh ke atas meja, tepat pada titah Kaisar yang diletakkan secara asal-asalan. "Tuan dengar Kaisar telah memberikan titah. Beliau secara khusus mengutus hamba untuk mengingatkan Nona. Hal ini bukan hal sepele, jadi jangan ceroboh. Harus hati-hati."Kata terakhir diucapkannya dengan sangat perlahan. Andini sedikit bingung, tetapi Laras langsung menangkap maksudnya dan segera bergerak untuk mengambil titah tersebut."Ya, ya! Kami akan memperlakukannya dengan hati-hati. Aku akan segera menyimpannya di tempat yang layak!" Dari tadi, dia
Melihat Andini sama sekali tidak peduli dengan konsekuensi menentang titah Kaisar, sorot mata Rangga sontak menjadi dingin. Kemudian, tatapannya tertuju pada sosok di belakang Andini, sosok yang menunduk, berusaha tidak bersuara agar tidak menarik perhatian.Rangga lantas menyunggingkan senyuman tipis. "Tentu saja kamu bisa menentang titah ini. Tapi, aku khawatir pelayanmu juga harus menanggung hukuman bersamamu."Laras memiliki keluarga. Jika masalah ini berlanjut, entah berapa banyak orang tak bersalah yang akan ikut terseret.Ekspresi Andini seketika membeku. Dia pun menatap Rangga lekat-lekat, melihat jelas secercah kebanggaan yang tersembunyi di balik mata hitam pekatnya. Hatinya mencelos, kedua tangannya terkepal erat.Suara Rangga yang dingin kembali terdengar. "Terimalah titah ini." Kali ini, entah kenapa nada suaranya terdengar lebih lembut dibanding sebelumnya.Bukankah sejak kecil Andini selalu ingin menikah dengannya? Bukankah dalam mimpi pun dia berharap menjadi Nyonya Kel
Andini menggenggam tali kekang kudanya erat-erat, hingga suara lirih Laras menyadarkannya. "Nona, cepat turun dari kuda."Melihat dekret kekaisaran, tetapi tidak berlutut adalah sebuah pelanggaran besar. Hukumannya adalah hukuman mati!Andini pun perlahan turun dari kuda, menatap mata Rangga yang dalam dan dingin. Meskipun hatinya penuh dengan ketidakpuasan, saat ini dia tetap harus berlutut."Dengan restu langit, Kaisar menurunkan titah. Keluarga Maheswara memiliki putra yang gagah berani, berjasa besar dalam perang. Sementara putri asuh Keluarga Biantara, wanita yang berbakti dan berbudi luhur, memiliki kecerdasan serta kebajikan yang luar biasa.""Keduanya ditakdirkan untuk bersama. Maka dengan ini, titah pernikahan diturunkan. Pernikahan akan dilangsungkan di hari yang baik, dengan restu Kaisar!"Begitu titah itu diumumkan, semua orang terperangah. Mata mereka membelalak lebar.Andini menatap Rangga dengan tidak percaya. Dia sudah menduga bahwa titah ini adalah cara Rangga untuk me
"Cih! Aku belum pernah melihat keluarga yang begitu nggak tahu malu!"Rakyat pun mulai mengutuk tanpa henti, hampir mengerumuni Dianti dan Abimana di tengah jalan untuk menghakimi mereka.Sementara itu, Laras yang menyaksikan semua ini merasa sangat puas. Dia mengangkat dagunya sedikit dengan bangga.Hal ini tentu berbeda dengan Kresna yang duduk di dalam kedai teh. Hatinya terasa begitu kacau.Di satu sisi, dia merasa kasihan kepada Dianti dan Abimana, hingga ingin mengutus orang untuk menarik mereka keluar dari kerumunan.Di sisi lain, dia merasa Andini telah benar-benar memutuskan hubungan dengan mereka. Hal ini membuat hatinya terasa pedih.Saat ini, Andini tiba-tiba berkata, "Saudara sekalian, sebelum nenekku meninggal, beliau telah mengambil keputusan dan memerintahkanku serta Tuan Kresna untuk putus hubungan. Aku juga sudah lama meninggalkan rumah mereka.""Aku nggak tahu kenapa mereka berdua mengadang jalanku hari ini, tapi aku pergi agar nggak ada lagi ikatan apa pun dengan Ke
Begitu ucapan itu dilontarkan, jangankan Dianti dan Abimana, bahkan Kresna yang berada di dalam kedai teh pun terkejut hingga mundur tiga langkah.Andini benar-benar mengatakannya! Peristiwa tiga tahun lalu yang mereka sembunyikan dengan sangat baik, diungkapkan oleh Andini begitu saja!Kalau hal ini sampai terdengar oleh pihak istana, sampai ke telinga Kaisar, posisi keluarga mereka dalam bahaya! Andini benar-benar ingin menjatuhkan keluarga ini ke jurang kehancuran!Rakyat sekitar juga terkejut bukan main. Yang mereka tahu, tiga tahun lalu, anak angkat Keluarga Adipati melakukan kesalahan sampai dikirim ke penatu istana. Namun, mereka tidak pernah tahu kebenaran di baliknya! Tak disangka, ternyata dia dijebak!Melihat rakyat mulai menuding Keluarga Adipati, Abimana panik. "Andini! Jangan sembarangan memfitnah orang!""Memfitnah?" Andini menatap Abimana dengan dingin. "Maksudmu, aku sedang berbohong dan mencemarkan nama baik Keluarga Adipati? Kalau begitu, bisakah kamu menjelaskan kej
Wajah Dianti tiba-tiba menjadi pucat pasi.Tiba-tiba, seseorang di kerumunan yang cukup berani bertanya, "Ini serius?""Tentu saja!" Andini mengangkat sedikit alisnya. Sepasang matanya terus menatap Dianti sejak tadi.Laras langsung merasa puas dan berkata, "Apa yang perlu dibohongi? Satu pohon bunga plum langka di Paviliun Persik saja bernilai 300 tahil, belum lagi mutiara malam yang dulu dibawakan oleh Tuan Abimana untuk Nona Andini!""Kalau Nona Dianti benar-benar bisa mengembalikan semuanya kepada nonaku, 10 tahil per orang hanyalah jumlah kecil."Ucapan itu membuat hati rakyat goyah. Sepuluh tahil! Itu jumlah yang bahkan dalam dua atau tiga tahun pun mereka belum tentu bisa kumpulkan!Andini kembali berkata, "Bukan hanya itu, masih ada juga pertunangan dengan Keluarga Maheswara. Kalau aku menjadi Nyonya Keluarga Maheswara, aku pasti akan berterima kasih kepada Nona Dianti."Mendengar bahwa Andini bahkan ingin merebut pertunangan itu, Kresna yang berada di dalam kedai teh mulai tid