Andini menggenggam tali kekang kudanya erat-erat, hingga suara lirih Laras menyadarkannya. "Nona, cepat turun dari kuda."Melihat dekret kekaisaran, tetapi tidak berlutut adalah sebuah pelanggaran besar. Hukumannya adalah hukuman mati!Andini pun perlahan turun dari kuda, menatap mata Rangga yang dalam dan dingin. Meskipun hatinya penuh dengan ketidakpuasan, saat ini dia tetap harus berlutut."Dengan restu langit, Kaisar menurunkan titah. Keluarga Maheswara memiliki putra yang gagah berani, berjasa besar dalam perang. Sementara putri asuh Keluarga Biantara, wanita yang berbakti dan berbudi luhur, memiliki kecerdasan serta kebajikan yang luar biasa.""Keduanya ditakdirkan untuk bersama. Maka dengan ini, titah pernikahan diturunkan. Pernikahan akan dilangsungkan di hari yang baik, dengan restu Kaisar!"Begitu titah itu diumumkan, semua orang terperangah. Mata mereka membelalak lebar.Andini menatap Rangga dengan tidak percaya. Dia sudah menduga bahwa titah ini adalah cara Rangga untuk me
Melihat Andini sama sekali tidak peduli dengan konsekuensi menentang titah Kaisar, sorot mata Rangga sontak menjadi dingin. Kemudian, tatapannya tertuju pada sosok di belakang Andini, sosok yang menunduk, berusaha tidak bersuara agar tidak menarik perhatian.Rangga lantas menyunggingkan senyuman tipis. "Tentu saja kamu bisa menentang titah ini. Tapi, aku khawatir pelayanmu juga harus menanggung hukuman bersamamu."Laras memiliki keluarga. Jika masalah ini berlanjut, entah berapa banyak orang tak bersalah yang akan ikut terseret.Ekspresi Andini seketika membeku. Dia pun menatap Rangga lekat-lekat, melihat jelas secercah kebanggaan yang tersembunyi di balik mata hitam pekatnya. Hatinya mencelos, kedua tangannya terkepal erat.Suara Rangga yang dingin kembali terdengar. "Terimalah titah ini." Kali ini, entah kenapa nada suaranya terdengar lebih lembut dibanding sebelumnya.Bukankah sejak kecil Andini selalu ingin menikah dengannya? Bukankah dalam mimpi pun dia berharap menjadi Nyonya Kel
Tuan Kalingga?Laras terkejut, buru-buru membawa pelayan itu masuk.Saat ini, di sisi Kalingga hanya ada seorang pelayan yang selalu mengikutinya. Itu adalah orang kepercayaannya.Andini sempat bertemu dengan pelayan ini pagi tadi saat pergi menemui Kalingga. Melihatnya datang berkunjung malam ini, Andini tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Dia langsung bertanya, "Apa ada masalah dengan surat dari Byakta?"Pelayan itu memberi hormat, lalu pandangannya jatuh ke atas meja, tepat pada titah Kaisar yang diletakkan secara asal-asalan. "Tuan dengar Kaisar telah memberikan titah. Beliau secara khusus mengutus hamba untuk mengingatkan Nona. Hal ini bukan hal sepele, jadi jangan ceroboh. Harus hati-hati."Kata terakhir diucapkannya dengan sangat perlahan. Andini sedikit bingung, tetapi Laras langsung menangkap maksudnya dan segera bergerak untuk mengambil titah tersebut."Ya, ya! Kami akan memperlakukannya dengan hati-hati. Aku akan segera menyimpannya di tempat yang layak!" Dari tadi, dia
Tiga tahun, persis dengan waktu yang dia habiskan di penatu istana. Tiga tahun di sana telah membuatnya membayar lunas budi Keluarga Adipati yang telah membesarkannya selama 15 tahun.Maka, pernikahan tiga tahun dengan Kalingga ini juga akan menjadi caranya untuk membalas semua bantuan yang telah diberikan Kalingga kepadanya. Dia akan merawat Kalingga dengan sepenuh hati.Namun, tiga tahun kemudian, dia harus pergi. Dia harus menyambut hidup barunya. Jika tidak, dia tidak akan sanggup bertahan.Mendengar itu, Kalingga hanya tersenyum tipis dan dingin seperti biasa. Tanpa banyak bicara, dia meletakkan surat yang Andini kirimkan kemarin di atas meja.Andini tidak mengerti maksudnya, tetapi melihat Kalingga memberi isyarat dengan matanya, dia pun mengulurkan tangan dan mengambil surat itu.Tanpa disangka, sebuah mata panah yang telah berkarat tiba-tiba jatuh dari dalam amplop, menimpa meja dengan suara berat.Andini terkejut. Kemudian, terdengar suara Kalingga yang tidak sedingin biasanya
Rangga akhirnya melepaskan cengkeramannya pada Kalingga, tetapi amarah di hatinya tetap membara. Bahkan, suaranya dipenuhi kekecewaan. "Kupikir kamu akan memahamiku."Dia tahu, permohonannya kepada Kaisar untuk menikahi Andini sebagai istri bukanlah hal yang mudah dipahami oleh orang lain. Itu sebabnya, meskipun Kaisar akhirnya mengabulkan permintaannya, titah itu tetap dibuat kurang jelas.Hanya dengan satu kalimat dari Kalingga, ayah dan ibu langsung menyerahkan pernikahan ini kepadanya. Padahal, Kalingga tahu betul apa saja yang telah dirinya lakukan demi Andini.Seluruh dunia boleh mengkhianatinya, tetapi tidak dengan Kalingga. Bagaimanapun, Rangga adalah adik kandungnya.Melihat kekecewaan yang jelas tergambar di mata Rangga, tatapan Kalingga menjadi suram. Nada suaranya dipenuhi dengan ketidakberdayaan. "Kalau begitu, anggap saja hari itu dia nggak pernah keluar dari halaman rumahku."Anggap saja rencana yang disusun Rangga dan Abimana telah berhasil. Anggap saja Andini sudah keh
"Aku dengar Nona Andini bahkan sempat menjelek-jelekkan Keluarga Adipati di gerbang kota. Jangan-jangan semua itu dilakukan agar Tuan Abimana merasa bersalah dan nggak berani menghalangi pernikahannya dengan Jenderal Rangga?"Abimana tak lagi mendengar kelanjutan percakapan itu. Dia sudah tidak bisa menahan amarahnya. Dengan langkah lebar, dia keluar dari Kediaman Adipati.Semuanya masuk akal sekarang. Pantas saja, Andini tiba-tiba ingin meninggalkan ibu kota. Dua perempuan seperti dia dan Laras melakukan perjalanan jauh sendirian. Mereka tidak takut?Ternyata semua ini hanyalah sandiwara!Begitu Abimana pergi, para pelayan yang tadi bergosip langsung mengintip dari balik pintu. Saat melihat bahwa dia sudah pergi cukup jauh, mereka segera kembali ke kamar Dianti. "Nona, Tuan Abimana sudah pergi."Dianti yang tengah menyeka air matanya pun bertanya, "Apa Kakak mendengar semuanya?""Nona tenang saja, Tuan Abimana mendengar semuanya. Kami melihat betapa marahnya beliau. Pasti sekarang dia
Sepanjang perjalanan kembali, Abimana terus memikirkan semuanya, tetapi tetap tidak bisa memahaminya.Jelas-jelas kemarin Rangga mengatakan dengan sangat jelas bahwa Andini dan Dianti akan menjadi istri sederajat. Namun, baru satu malam berlalu, kenapa tiba-tiba Andini malah menjadi kakak ipar Rangga?Dengan kebingungan, Abimana kembali ke Kediaman Adipati. Begitu masuk, dia langsung bertemu dengan Kresna, Kirana, dan Dianti. Dia tertegun. "Ayah, Ibu, kalian mau ke mana?"Kresna mengerutkan alis, nada suaranya penuh amarah. "Ke mana lagi? Tentu saja mencari kamu! Katakan, kamu tadi pergi menemui adikmu, 'kan?"Kirana tampak sangat cemas, bahkan menangis. "Dia akhirnya mau tinggal di ibu kota, kenapa kamu malah memaksanya pergi lagi?"Dianti juga menangis. "Kak, para pelayan di kamarku hanya asal bicara, jangan dimasukkan ke hati. Aku yakin Kak Andini nggak mungkin melakukan hal seperti itu!""Dia bahkan hampir meninggalkan ibu kota kemarin. Kita yang dengan susah payah menahannya. Baga
Selain itu, dengan betapa besarnya kasih sayang Kaisar terhadap Keluarga Maheswara, meskipun Kalingga hanya seorang pria cacat, dia tetap bisa melindungi Andini!Kalaupun Kalingga tidak bisa melindunginya, apakah Rangga akan diam saja melihat kakak iparnya ditindas?Semakin dipikirkan, Abimana merasa semakin gembira dan senyumannya semakin lebar.Melihat Abimana begitu bahagia, Kresna pun mulai percaya dan ikut merasa senang. Dia perlahan mengangguk. "Meskipun Kalingga cacat, dulu dia sangat dipercaya oleh Kaisar. Selain itu, alasan dia terluka juga karena Kaisar bersikeras mengirim pasukan.""Kaisar pasti merasa bersalah kepadanya. Bisa jadi, Kaisar memang berniat menjodohkan Andini dengan Kalingga. Itulah sebabnya titah pernikahan ditulis dengan cara yang samar."Namun, Kirana tetap terlihat khawatir. "Tapi, bukankah kamu bilang Rangga mendapatkan titah pernikahan ini sebagai hadiah atas jasanya menumpas para perampok? Sekarang, Andini malah menikah dengan kakaknya. Apa Rangga akan m
Tidak lama kemudian, Farida mengetuk pintu rumah kecil itu.Begitu melihat siapa yang datang, Laras langsung terkejut sekaligus gembira. Dia segera meraih tangan Farida dan mengajaknya masuk.Sebelum memasuki halaman, Laras bahkan sudah berseru, "Nona, lihat siapa yang datang!"Mendengar suara Laras yang begitu bersemangat, Andini merasa penasaran. Dia segera melirik ke arah pintu.Andini melihat Farida yang mengenakan pakaian rakyat biasa, rambutnya disanggul sederhana, serta membawa sebuah tas kecil di tangannya. Dia langsung menyambut, "Bibi, kenapa tiba-tiba ke sini?""Saya datang menjenguk Nona." Farida tersenyum dengan mata menyipit. "Saya ingin menginap di sini beberapa hari. Semoga Nona nggak keberatan."Andini langsung menggeleng dan membalas, "Kenapa aku harus keberatan? Aku justru sangat senang!"Sambil berkata demikian, Andini menggandeng Farida masuk ke rumah. Setelah menuangkan segelas air untuknya, dia baru bertanya, "Bibi, dilihat dari pakaianmu ini, apakah kamu ingin p
Kirana memeluk Dianti dan berjalan kembali ke dalam. "Sekarang kamu akan menjadi satu-satunya istri Rangga, jadi jangan nangis lagi. Kalau terus nangis, matamu bisa bengkak di hari bahagiamu!"Kresna yang berjalan di belakang mereka menambahkan, "Keluarga Maheswara mungkin akan menikahkan Rangga dan saudaranya di hari yang sama. Titah Kaisar sudah turun, jadi pernikahan nggak akan lama lagi. Kirana, kamu harus mulai menyiapkan mas kawin untuk kedua putri kita!"Kirana tersenyum dan mengangguk berkali-kali. "Tentu saja! Meskipun Andin sudah pindah, dia adalah putri angkat Keluarga Adipati. Terlebih lagi, pernikahannya adalah titah Kaisar. Aku nggak berani menyepelekannya."Mendengar itu, tatapan Dianti menjadi agak suram. Entah Kirana menyadarinya atau tidak, dia melanjutkan, "Tapi, Dian adalah putri kandung Keluarga Adipati. Apalagi sekarang Rangga sangat disayangi oleh Kaisar.""Dalam hal mas kawin, kita nggak boleh membuat Rangga kehilangan muka, juga nggak boleh mempermalukan Keluar
Dianti tertegun mendengar pertanyaan yang mendadak itu. Dia jelas tidak menyangka bahwa Abimana bisa berpikir begitu jernih sampai mempertanyakan dirinya!Untuk sesaat, dia tidak bisa langsung menjawab, hanya merespons dengan bingung, "Hah?"Abimana tetap sabar. "Tadi kamu bilang, pelayan di paviliunmu bicara sembarangan. Bagaimana kamu tahu aku pergi menemui Andini karena mendengar ucapan mereka?"Abimana mengakui hatinya dipenuhi kecurigaan terhadap Dianti saat ini. Seandainya tadi Jabal tidak datang tepat waktu, dia pasti sudah salah paham terhadap Andini dan entah kekacauan apa yang akan ditimbulkan di sana.Andini sudah memutus hubungan dengan Keluarga Adipati, bahkan sudah pindah. Jika Abimana membuat masalah lagi hari ini, hubungan mereka sebagai saudara benar-benar akan putus untuk selamanya.Tentunya, dia tidak ingin menuduh Dianti dengan pikiran buruk seperti itu. Namun, bukankah semuanya terlalu kebetulan? Kenapa saat dia berada di depan pintu, tiba-tiba ada pelayan yang ber
Selain itu, dengan betapa besarnya kasih sayang Kaisar terhadap Keluarga Maheswara, meskipun Kalingga hanya seorang pria cacat, dia tetap bisa melindungi Andini!Kalaupun Kalingga tidak bisa melindunginya, apakah Rangga akan diam saja melihat kakak iparnya ditindas?Semakin dipikirkan, Abimana merasa semakin gembira dan senyumannya semakin lebar.Melihat Abimana begitu bahagia, Kresna pun mulai percaya dan ikut merasa senang. Dia perlahan mengangguk. "Meskipun Kalingga cacat, dulu dia sangat dipercaya oleh Kaisar. Selain itu, alasan dia terluka juga karena Kaisar bersikeras mengirim pasukan.""Kaisar pasti merasa bersalah kepadanya. Bisa jadi, Kaisar memang berniat menjodohkan Andini dengan Kalingga. Itulah sebabnya titah pernikahan ditulis dengan cara yang samar."Namun, Kirana tetap terlihat khawatir. "Tapi, bukankah kamu bilang Rangga mendapatkan titah pernikahan ini sebagai hadiah atas jasanya menumpas para perampok? Sekarang, Andini malah menikah dengan kakaknya. Apa Rangga akan m
Sepanjang perjalanan kembali, Abimana terus memikirkan semuanya, tetapi tetap tidak bisa memahaminya.Jelas-jelas kemarin Rangga mengatakan dengan sangat jelas bahwa Andini dan Dianti akan menjadi istri sederajat. Namun, baru satu malam berlalu, kenapa tiba-tiba Andini malah menjadi kakak ipar Rangga?Dengan kebingungan, Abimana kembali ke Kediaman Adipati. Begitu masuk, dia langsung bertemu dengan Kresna, Kirana, dan Dianti. Dia tertegun. "Ayah, Ibu, kalian mau ke mana?"Kresna mengerutkan alis, nada suaranya penuh amarah. "Ke mana lagi? Tentu saja mencari kamu! Katakan, kamu tadi pergi menemui adikmu, 'kan?"Kirana tampak sangat cemas, bahkan menangis. "Dia akhirnya mau tinggal di ibu kota, kenapa kamu malah memaksanya pergi lagi?"Dianti juga menangis. "Kak, para pelayan di kamarku hanya asal bicara, jangan dimasukkan ke hati. Aku yakin Kak Andini nggak mungkin melakukan hal seperti itu!""Dia bahkan hampir meninggalkan ibu kota kemarin. Kita yang dengan susah payah menahannya. Baga
"Aku dengar Nona Andini bahkan sempat menjelek-jelekkan Keluarga Adipati di gerbang kota. Jangan-jangan semua itu dilakukan agar Tuan Abimana merasa bersalah dan nggak berani menghalangi pernikahannya dengan Jenderal Rangga?"Abimana tak lagi mendengar kelanjutan percakapan itu. Dia sudah tidak bisa menahan amarahnya. Dengan langkah lebar, dia keluar dari Kediaman Adipati.Semuanya masuk akal sekarang. Pantas saja, Andini tiba-tiba ingin meninggalkan ibu kota. Dua perempuan seperti dia dan Laras melakukan perjalanan jauh sendirian. Mereka tidak takut?Ternyata semua ini hanyalah sandiwara!Begitu Abimana pergi, para pelayan yang tadi bergosip langsung mengintip dari balik pintu. Saat melihat bahwa dia sudah pergi cukup jauh, mereka segera kembali ke kamar Dianti. "Nona, Tuan Abimana sudah pergi."Dianti yang tengah menyeka air matanya pun bertanya, "Apa Kakak mendengar semuanya?""Nona tenang saja, Tuan Abimana mendengar semuanya. Kami melihat betapa marahnya beliau. Pasti sekarang dia
Rangga akhirnya melepaskan cengkeramannya pada Kalingga, tetapi amarah di hatinya tetap membara. Bahkan, suaranya dipenuhi kekecewaan. "Kupikir kamu akan memahamiku."Dia tahu, permohonannya kepada Kaisar untuk menikahi Andini sebagai istri bukanlah hal yang mudah dipahami oleh orang lain. Itu sebabnya, meskipun Kaisar akhirnya mengabulkan permintaannya, titah itu tetap dibuat kurang jelas.Hanya dengan satu kalimat dari Kalingga, ayah dan ibu langsung menyerahkan pernikahan ini kepadanya. Padahal, Kalingga tahu betul apa saja yang telah dirinya lakukan demi Andini.Seluruh dunia boleh mengkhianatinya, tetapi tidak dengan Kalingga. Bagaimanapun, Rangga adalah adik kandungnya.Melihat kekecewaan yang jelas tergambar di mata Rangga, tatapan Kalingga menjadi suram. Nada suaranya dipenuhi dengan ketidakberdayaan. "Kalau begitu, anggap saja hari itu dia nggak pernah keluar dari halaman rumahku."Anggap saja rencana yang disusun Rangga dan Abimana telah berhasil. Anggap saja Andini sudah keh
Tiga tahun, persis dengan waktu yang dia habiskan di penatu istana. Tiga tahun di sana telah membuatnya membayar lunas budi Keluarga Adipati yang telah membesarkannya selama 15 tahun.Maka, pernikahan tiga tahun dengan Kalingga ini juga akan menjadi caranya untuk membalas semua bantuan yang telah diberikan Kalingga kepadanya. Dia akan merawat Kalingga dengan sepenuh hati.Namun, tiga tahun kemudian, dia harus pergi. Dia harus menyambut hidup barunya. Jika tidak, dia tidak akan sanggup bertahan.Mendengar itu, Kalingga hanya tersenyum tipis dan dingin seperti biasa. Tanpa banyak bicara, dia meletakkan surat yang Andini kirimkan kemarin di atas meja.Andini tidak mengerti maksudnya, tetapi melihat Kalingga memberi isyarat dengan matanya, dia pun mengulurkan tangan dan mengambil surat itu.Tanpa disangka, sebuah mata panah yang telah berkarat tiba-tiba jatuh dari dalam amplop, menimpa meja dengan suara berat.Andini terkejut. Kemudian, terdengar suara Kalingga yang tidak sedingin biasanya
Tuan Kalingga?Laras terkejut, buru-buru membawa pelayan itu masuk.Saat ini, di sisi Kalingga hanya ada seorang pelayan yang selalu mengikutinya. Itu adalah orang kepercayaannya.Andini sempat bertemu dengan pelayan ini pagi tadi saat pergi menemui Kalingga. Melihatnya datang berkunjung malam ini, Andini tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Dia langsung bertanya, "Apa ada masalah dengan surat dari Byakta?"Pelayan itu memberi hormat, lalu pandangannya jatuh ke atas meja, tepat pada titah Kaisar yang diletakkan secara asal-asalan. "Tuan dengar Kaisar telah memberikan titah. Beliau secara khusus mengutus hamba untuk mengingatkan Nona. Hal ini bukan hal sepele, jadi jangan ceroboh. Harus hati-hati."Kata terakhir diucapkannya dengan sangat perlahan. Andini sedikit bingung, tetapi Laras langsung menangkap maksudnya dan segera bergerak untuk mengambil titah tersebut."Ya, ya! Kami akan memperlakukannya dengan hati-hati. Aku akan segera menyimpannya di tempat yang layak!" Dari tadi, dia