Share

Bab 162

Author: Zaina Aulia
Kepala biro tertegun sebelum berucap, "Gunung Brutos terletak 10 kilometer dari sini. Mereka minta orangnya diserahkan pada jam 11 malam. Takutnya kita nggak akan sempat tiba tepat waktu!"

"Kalau kita berangkat sekarang dan memacu kuda secepat mungkin, seharusnya masih sempat," ucap Andini dengan suara tenang.

Namun, belum ada kabar dari istana. Laras tak tahan lagi dan maju ke depan, lalu berucap, "Nona, biarkan aku menemanimu. Aku punya tenaga yang besar. Di saat-saat kritis, aku pasti bisa melindungimu!"

Laras tidak mungkin membiarkan nonanya pergi sendirian. Hati Andini terasa hangat mendengar itu. Dia mengulurkan tangan, menyentuh pipi Laras, dan berucap lembut, "Para bandit itu adalah penjahat yang sangat kejam. Kalau wanita sepertimu jatuh ke tangan mereka, akibatnya nggak akan terbayangkan. Jadilah anak baik dan tetaplah di kediaman."

"Tapi ... Nona juga seorang wanita!" Isak tangis Laras terdengar seperti pukulan keras yang menghantam hati Kresna.

Benar, Andini juga seorang wa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 163

    Hati Andini yang sejak awal sudah dipenuhi ketakutan kini benar-benar kacau. Tadi ketika sampai di kaki gunung, Johan masih berada di belakangnya. Suasananya begitu sunyi hingga terasa mencekam, tanpa ada suara sedikit pun. Namun, bagaimana bisa Johan tiba-tiba menghilang?Di tengah kebingungannya, suara gemerisik tiba-tiba terdengar dari dalam hutan. Tak lama kemudian, beberapa sosok bayangan muncul dan langsung mengepung Andini. Ada tiga orang dan semuanya memakai topeng. Mereka jelas adalah para bandit yang telah menculik Baskoro.Para bandit itu juga sedang mengamati Andini. Salah satu dari mereka melirik kuda di belakangnya dan langsung mengernyit. Dia bertanya, "Di mana orang yang satu lagi?"Meskipun Andini sangat gugup, pikirannya masih cukup jernih. Dia segera memasang ekspresi polos dan bertanya balik, "Orang apa?"Salah satu bandit memaki, "Dasar bodoh! Jangan pura-pura nggak tahu! Mana mungkin kamu bisa menunggangi dua kuda seorang diri?"Andini menarik napas panjang. Dia m

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 164

    Lengan Andini penuh dengan bekas luka yang saling bersilangan. Pemandangan ini membuat para bandit tertegun.Mereka sama sekali tidak menyangka seorang wanita, apalagi wanita dengan status yang begitu tinggi, memiliki begitu banyak luka di tubuhnya. Sejenak, tatapan mereka terhadap Andini berubah. Ada sedikit rasa iba yang terlihat dalam mata mereka.Namun, Baskoro masih saja bersikap sangat emosional. Dia menjelaskan, "Lihat! Dia benar-benar nggak bisa mati meskipun dipukuli! Kalau kalian mengirimnya ke bos kalian, dia pasti akan sangat senang! Tolong lepaskan aku. Aku mohon lepaskan aku ...."Sebelum Baskoro bisa melanjutkan, sebilah belati dilemparkan ke depan Andini. Andini tertegun sejenak, lalu mengangkat pandangannya ke arah Fandi.Pria itu menatapnya dengan dingin sambil berujar, "Kami menangkap bajingan ini cuma karena kebetulan. Awalnya, kami ingin coba melihat gimana reaksi Kaisar sialan itu. Tapi sangat jelas, dia sama sekali nggak peduli pada anak ini."Pria itu berhenti s

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 165

    Semua ini terjadi begitu mendadak, begitu tak terduga dan bahkan sulit dipercaya. Johan yang seharusnya diutus oleh Kaisar untuk menyelamatkan mereka, kenapa tiba-tiba menusukkan belati ke tubuh Baskoro?Baskoro jelas tidak mengerti. Dia mencengkeram tangan Johan dengan erat dan tidak membiarkan belati itu dicabut dari tubuhnya. Matanya menatap tajam ke arah Johan. Saat dia membuka mulut, darah segar pun mengalir deras dari bibirnya. Dia bertanya dengan suara lemah, "Ke ... kenapa?"Johan membalas tatapannya dengan intens. Senyuman tipis penuh kemenangan terlukis di wajahnya. Dia bertanya, "Apa kamu masih ingat seorang dayang bernama Hesti yang kamu siksa sampai mati tiga tahun lalu di bagian barat kota? Aku datang untuk membalas dendam untuknya!"Namun, dalam mata Baskoro hanya ada kebingungan. Jelas sekali, dia tidak ingat siapa itu Hesti. Rasa bingung itu justru menusuk hati Johan. Bagaimana mungkin dia bisa lupa?Baskoro telah menyiksa hingga mati seseorang yang sangat berarti bagi

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 166

    Hutan tetap sunyi. Namun kali ini, Andini tidak lagi merasa takut sedikit pun. Dia berjalan perlahan di dalam hutan dengan pikiran kacau balau.Padahal, Andini sudah sepenuhnya mengendalikan Baskoro dan membuatnya tak berani lagi bertindak sembarangan terhadapnya!Padahal, hari pernikahan mereka sudah dekat dan Andini akan segera menjadi istri pangeran yang sah! Padahal, Andini hanya selangkah lagi untuk bisa keluar dari Kediaman Adipati!Namun kini, Baskoro sudah mati. Lantas, bagaimana dengannya? Tanpa status sebagai istri Baskoro, bagaimana dia bisa lepas dari cengkeraman Keluarga Adipati?Demi mempertahankan kejayaan Keluarga Adipati, apa lagi yang akan Kresna dan Kirana rencanakan? Ke lubang neraka mana lagi mereka akan mendorongnya?Tiba-tiba, guntur menggelegar di langit. Tak lama kemudian, hujan deras turun dari langit. Air hujan menembus dedaunan lebat di hutan dan jatuh menghantam tubuh Andini.Pakaian yang Andini kenakan segera basah kuyup. Hujan di awal musim semi ini begit

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 167

    Hujan deras mengguyur sepanjang malam. Ketika Andini memasuki istana, fajar sudah mulai menyingsing di ufuk timur.Di dalam aula istana, para pejabat sipil dan militer berdiri berbaris di kedua sisi, sementara Kaisar duduk di singgasana. Tatapannya dipenuhi kemarahan. Dia sedang melihat Andini dengan tajam.Semalam, Andini pergi sebagai sandera untuk menukar Baskoro. Sesuai rencana, yang seharusnya kembali hidup-hidup adalah Baskoro, bukan dirinya!Hati Andini diliputi kegelisahan. Pria yang duduk di atas takhta itu adalah seseorang yang bisa menentukan hidup dan matinya hanya dengan satu kata. Bagaimana mungkin dia tidak merasa takut?Namun, Andini berusaha keras untuk tetap terlihat tenang. Dia melangkah maju ke tengah aula, lalu berlutut dan memberi hormat sambil menundukkan kepala hingga menyentuh lantai. Andini berucap, "Aku memberi hormat kepada Kaisar."Kemudian, suasana menjadi sunyi. Andini tetap mempertahankan posisinya. Dia berlutut dengan kepala menyentuh lantai dan tidak b

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 168

    Kaisar pun tahu bahwa kebenaran tentang peristiwa itu akan sepenuhnya meruntuhkan harga dirinya. Setelah menarik napas panjang, dia berucap dengan tegas, "Ingatlah, Baskoro meninggal demi melindungimu."Andini segera menjawab, "Aku mengerti."Kemudian, Kaisar kembali terdiam. Dia memandang Andini dengan saksama. Rambutnya sedikit berantakan, pakaian yang dikenakannya masih basah, dan wajahnya terlihat sangat pucat. Hujan deras mengguyur sepanjang malam. Gadis ini pasti telah mengalami penderitaan yang tidak sedikit.Kaisar pun mengibaskan tangannya sambil berujar, "Sudahlah, kamu boleh pergi.""Terima kasih, Kaisar." Andini segera mengucapkan terima kasih sambil berlutut memberi hormat sekali lagi, lalu bangkit dan mundur keluar dari aula.Tak lama setelah itu, seseorang muncul dari belakang aula dan memberi hormat kepada Kaisar, "Terima kasih atas kemurahan hati Kaisar."Kaisar menoleh dan menatap orang itu. Dia berucap, "Sejak awal ini bukan kesalahannya. Tapi Rangga, kalau semua yan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 169

    Di sisi lain, di Kediaman Adipati. Ketika Andini baru saja turun dari kereta kuda, Kirana segera bergegas menghampirinya. "Andin!"Kirana memegang erat kedua lengan Andini, lalu menatapnya dengan penuh kekhawatiran sambil memeriksa dirinya dari atas hingga bawah. Dia berujar, "Cepat biarkan Ibu melihatmu. Apa kamu terluka?"Pakaian Andini masih basah. Celana panjangnya kotor akibat tersandung beberapa kali di dalam hutan. Ini membuatnya terlihat berantakan.Namun, ini semua sengaja dilakukan Andini. Dia tidak mengganti pakaiannya sebelum masuk ke istana. Makin dia terlihat kusut dan menyedihkan, makin besar rasa belas kasih Kaisar kepadanya. Bahkan sedikit simpati saja sudah cukup untuk memberinya harapan agar tetap hidup.Semua ini bukan dilakukan untuk Kirana. Jadi ketika Kirana menangis sambil meneteskan air mata, Andini hanya mendorong tangannya dengan paksa dan berucap dingin, "Aku baik-baik saja."Setelah mengatakan itu, Andini langsung berjalan masuk ke dalam kediaman. Dia senga

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 170

    Andini kembali menatap Abimana. Tatapannya tajam ketika berucap, "Tuan Abimana tentu saja nggak akan berani merencanakan pembunuhan terhadap Pangeran. Kamu cuma berani menargetkan aku, 'kan?"Setiap kata yang diucapkan Andini menusuk hati. Namun, Abimana yang telah diprovokasi olehnya hanya bisa bungkam saat ini.Andini melanjutkan dengan nada dingin, "Tapi aku mau kamu paham satu hal, kelinci yang terdesak pun akan menggigit. Kalau kamu berani mengusikku lagi, aku nggak akan keberatan menyeret kalian semua ke lokasi eksekusi untuk dipenggal bersama-sama!"Hukuman mati seluruh keluarga? Itu tidak masalah bagi Andini. Jika nyawanya bisa ditukar dengan kehancuran seluruh Keluarga Biantara, bukankah itu kesepakatan yang menguntungkan?Wajah Abimana kini benar-benar pucat pasi. Kata-kata Andini begitu tajam hingga membuat lututnya gemetar. Rencana untuk menipu Baskoro ke Lembah Raja Obat memang berasal dari Rangga, tetapi Abimana yang melaksanakannya.Namun, Abimana tidak seperti Rangga ya

Latest chapter

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 558

    Dalam keadaan linglung, Andini teringat saat dulu dirinya ditangkap oleh Panji dan dibawa masuk ke gua.Waktu itu, dia juga berlari sekuat tenaga ke dalam hutan, hingga akhirnya tidak tahu sudah berapa lama dia terjebak di sana. Pada akhirnya, Rangga yang menggendongnya keluar dari hutan itu.Andini tak ingin mengulang nasib yang sama. Jadi, sambil terus berlari, dia juga memperhatikan keadaan di belakangnya. Melihat Anom masih belum menyerah mengejar, dia mulai panik.Malam kian larut. Hanya dalam waktu singkat setelah menerobos masuk ke hutan, Andini sudah tidak bisa melihat apa-apa saking gelapnya. Hal yang paling dia khawatirkan akhirnya terjadi.Krek! Suara tajam menggema. Kakinya terjepit jebakan hewan!"Anom! Jangan ke sini lagi!" teriak Andini panik. "Di sini banyak jebakan! Aku juga kena!"Mendengar itu, suara langkah kaki Anom pun terhenti. Mungkin karena teringat pada temannya yang juga cedera, Anom akhirnya memutuskan untuk tidak lanjut mengejar, lalu berbalik dan pergi.Di

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 557

    Tepat saat itu, terdengar suara samar-samar dari arah halaman.Andini tersentak, segera bangkit dan mengintip ke luar. Dia pun melihat bayangan seseorang yang mondar-mandir di halaman."Siapa di sana?""Aku."Suara itu terdengar cukup familier.Andini mencoba menebak, "Anom?""Benar!" sahut Anom, lalu berjalan ke depan pintu sambil berkata, "Ibuku masak sup ayam malam ini. Tapi gara-gara kejadian Bi Diah, jadi lupa. Tadi baru dipanaskan lagi, terus aku disuruh antar ke sini."Memang benar, Endah sering membuatkan sup ayam untuknya setiap beberapa hari sekali. Andini tidak terlalu curiga, jadi berkata, "Taruh saja di depan pintu, nanti aku ambil.""Baik!" Jawaban Anom cepat dan ringan.Tak lama kemudian, Andini melihat Anom keluar dari halaman. Dia bangkit, tertatih-tatih menuju pintu.Begitu membuka pintu, memang benar ada semangkuk sup ayam di atas lantai. Dia perlahan berjongkok, hendak mengambil mangkuk itu.Tepat saat itu, dari sudut halaman, tiba-tiba muncul bayangan. Sebelum Andi

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 556

    Saat Surya kembali ke Desa Teluk Horta, matahari sudah terbenam. Dari kejauhan, dia langsung melihat halaman rumahnya dikerumuni oleh banyak orang.Hatinya langsung mencelos, tak tahu apa yang sedang terjadi. Seseorang melihatnya dan langsung berteriak, "Itu dia! Dia sudah kembali!"Semua orang pun serentak menoleh ke arah Surya.Begitu memasuki halaman, Surya langsung melihat Diah terbaring di tengah halaman. Di samping, Andini sedang berlutut.Terlihat dia memegang sebatang jarum sulam dan sedang menusukkannya ke tubuh Diah, yang matanya tampak sayu, antara sadar dan tidak."Ada apa ini?" Suara Surya terdengar dalam.Endah segera melangkah ke depan, menjelaskan, "Ihatra bertengkar sama ayahnya, terus kabur ke dalam hutan. Ayahnya takut terjadi apa-apa, jadi ikut masuk hutan juga.""Diah menunggu di rumah sampai langit hampir gelap. Dia panik dan langsung pingsan. Untungnya gadis ini menguasai ilmu medis. Baru dua tusukan jarum saja, Diah langsung siuman."Mendengar itu, tatapan Surya

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 555

    Melihat punggung Surya yang semakin menjauh, Endah hanya bisa menghela napas, lalu berbalik dan berkata kepada Andini, "Aku rebus dulu ayamnya, nanti aku balik lagi ke sini."Usai berkata begitu, dia pun pergi.Andini duduk di dalam rumah, memandangi punggung Endah yang perlahan menghilang. Dia juga melihat dengan jelas bahwa Anom belum pergi.Anak itu masih berdiri di tempatnya, menatap Andini dari balik jendela. Saat Andini memandang balik ke arahnya, Anom buru-buru mengalihkan pandangan dan berseru, "Bu, tunggu aku!"Setelah itu, dia pun berbalik dan pergi. Namun, sorot mata Anom tak luput dari pandangan Andini.Tatapan yang dilontarkan padanya mengandung kebencian. Perasaan itu terlalu familier bagi Andini. Dulu ketika Dianti diam-diam memandangnya, sorot mata itu sama persis.Dua jam kemudian, Surya akhirnya tiba di kota kecil. Dia menjual hasil buruannya ke rumah makan yang sudah akrab dengannya, lalu berkeliling sesaat dan masuk ke sebuah gang kecil. Kemudian, dia mendorong pint

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 554

    Keesokan hari saat Andini bangun, sosok Surya sudah tak terlihat. Sementara itu, Endah tengah sibuk di dapur.Dengan kaki yang masih pincang, Andini berjalan ke ambang pintu, menatap Endah dengan heran, "Bibi Endah, kok hari ini bangunnya pagi sekali?"Matahari bahkan belum sepenuhnya terbit!Endah menyiapkan air untuk Andini mencuci muka, lalu menjawab, "Arjuna sudah pergi ke gunung sejak fajar bersama Anom. Aku hari ini nggak ada pekerjaan di ladang, jadi mampir ke sini untuk bantu-bantu sebentar."Saat berbicara, sudut bibir Endah menyiratkan senyuman kecil.Mengingat kejadian kemarin, Andini pun merasa perlu meminta maaf. "Maaf ya, Bi Endah. Kemarin aku asal bicara cuma untuk menakut-nakuti Anom."Endah buru-buru mengangguk. "Iya, aku tahu. Anak bandel itu memang perlu ditakut-takuti! Setelah pulang kemarin, dia nangis-nangis sambil janji nggak akan berjudi lagi.""Pagi ini juga semangat banget bangunnya. Kalau dia bisa meninggalkan kebiasaan buruk itu, lalu ikut Arjuna berburu, it

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 553

    Rangga pernah menculik Andini dan akhirnya membuat Andini terjatuh ke Sungai Mentari. Dendam itu masih terus disimpan Laras di dalam hati sampai sekarang.Meskipun statusnya hanyalah seorang pelayan biasa dan tak bisa berbuat apa-apa pada Rangga, jangan harap dia bersedia mengikuti Rangga!Selesai bicara, Laras pun membalikkan badan dan melangkah ke arah Kalingga. Kalingga masih tidak mengatakan apa-apa. Setelah mendengar kata-kata Laras barusan, seulas senyuman tipis tidak bisa disembunyikan dari wajahnya.Senyuman ringan itu, sekalipun sangat tipis, tetap menyakitkan mata Rangga. Dia tidak mengerti. Kenapa Andini tidak mau bersamanya, bahkan pelayannya pun menolaknya?Rangga sontak melangkah maju, hendak menarik tangan Laras. Namun, baru satu langkah diambil, terdengar suara Kalingga yang datar. "Rangga."Hanya satu panggilan pelan, tetapi makna ancamannya sangat jelas. Apabila Rangga benar-benar menahan Laras, Kalingga pasti akan bertindak.Rangga pun berhenti. Aura yang dipancarkan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 552

    Jabal mencari tiga kuda terbaik dari kediaman dan berangkat malam itu juga menuju lokasi yang berjarak lebih dari 50 kilometer.Perjalanan tidak sepenuhnya mulus. Mayat perempuan itu ditemukan di sebuah desa kecil. Ketika mereka tiba, matahari sudah bersinar terik.Di luar desa, anak buah mereka sudah menunggu. Begitu turun dari kuda, Kalingga segera masuk ke desa. "Di mana?""Masih di tepi sungai," kata anak buah itu sambil menurunkan suaranya. "Jenderal Rangga juga ada di sana."Mendengar itu, Kalingga sempat tercengang sejenak. Dia mengikuti arah yang ditunjuk. Benar saja, di tepi sungai tak jauh dari sana, terlihat Rangga sedang membuka kain putih penutup mayat. Wajahnya memperlihatkan ekspresi jijik.Melihat itu, Kalingga merasa lega. Dari ekspresi Rangga, seharusnya itu bukan Andini. Namun, detik berikutnya, hatinya kembali diliputi amarah. Informasi itu datang dari bawahannya sendiri, kenapa Rangga bisa lebih dulu sampai di sini?Di belakang, Laras yang melihat mayat tertutup ka

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 551

    Tingkah mereka yang berpura-pura mabuk tadi memang tak terlihat mencurigakan. Namun, akting setelah mereka "sadar" barusan sungguh buruk. Beberapa dari mereka bahkan langsung terbangun, padahal tidak disiram.Andini mengernyit pelan saat memikirkan hal ini, lalu secara refleks menoleh ke arah jendela. Di sana, dia melihat sosok tinggi besar itu berjalan ke arah barat, menuju ke bawah atap.Dia tak ingin berpikiran buruk tentang orang lain, tetapi saat itu di halaman hanya ada dia seorang yang bukan dari kalangan mereka. Mereka semua pura-pura mabuk, jelas-jelas untuk diperlihatkan kepadanya.Kenapa? Sedang mengujinya? Apakah karena sebelumnya dia secara tidak sengaja menunjukkan sedikit kemampuan bela dirinya?Namun, jika Surya hanya pemburu biasa, bagaimana mungkin dia bisa terpikir menggunakan cara semacam ini? Jangan-jangan identitasnya pun tidak sesederhana itu?Begitu benih kecurigaan tertanam, hal itu mulai tumbuh liar dalam hati. Andini berusaha keras mengingat semua kejadian se

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 550

    Andini sama sekali tidak menyadari apa yang terjadi di belakangnya. Begitu keluar dari pagar bambu, kaki kirinya terasa sakit lagi. Langkahnya semakin pincang. Sebelum berjalan jauh, dia sudah mulai memanggil, "Bi Endah! Bi Endah!"Dia sama sekali tidak tahu, sebelum dia membuka mulut, sebilah belati nyaris menyentuh leher putihnya dari belakang, hanya sedikit lagi sudah akan menggorok tenggorokannya.Namun, saat dia memanggil nama Endah, belati itu tiba-tiba ditarik mundur, lalu pemiliknya buru-buru kembali ke dalam halaman.Tak lama kemudian, lampu di rumah Endah kembali menyala. Wanita itu bertanya, "Ada apa? Ada apa ini?"Andini memandang Endah dengan wajah penuh rasa bersalah. "Kak Arjuna dan teman-temannya mabuk semua, mereka tidur di luar. Aku khawatir mereka masuk angin kalau tidur di luar. Bisa Bibi bantu aku?"Di dalam pagar, para pria yang mendengarnya saling melirik, masing-masing mulai merasa bersalah."Aduh, ya sudah, aku ke sana sekarang!" sahut Endah cepat-cepat. Tak la

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status