"Pelakunya ada di kerajaan Phenobe."
"Apa?"
Jawaban Aland jelas membuat Agnes terkejut. Jawaban Aland bertentangan dengan apa yang Agnes baca. Namun, belum sempat Agnes menenangkan diri Aland kembali memberinya detail yang lebih mengejutkan.
"Ya, dan orang itu bagian dari menara Alkimia. Tapi, sebelumnya dia bekerja sebagai penyihir di kerajaan Janus"
Mata Agnes melebar tanpa sadar. Menara Alkimia? Bagaimana bisa alurnya mengalir kesana? Ada beberapa halaman dalam novel tentang tempat itu. Satu hal yang Agnes tahu menara Alkimia bukan tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi. Menara itu penuh dengan hal yang tidak enak dilihat oleh mata maupun hati.
Entah bagaimana rasanya alur cerita bisa dibilang berjalan sesuai novel dan tidak berjalan sesuai novel.
Dalam novel [Orion's Resurrection] inside kedua yang menimpa Isaac adalah perdagangan budak yang berhubungan dengan kerajaan Phenobe dan menara Alkimia, tetapi insiden kutukan Kai berada di h
Pagi hari, Agnes duduk sambil membaca buku di samping tempat tidur, dimana Kai sedang terbaring. Ada asap hitam samar keluar dari lengannya dan tato dengan pola unik terukir disana. Tato itu mengeluarkan cahaya kuning samar. Seolah-olah asap hitam berusaha menelannya. Tato itu adalah segel yang dibuat Bin untuk menahan penyebaran kutukan Kai.Ataupun Bin, dia berbaring di samping Kai. Dadanya bergerak naik turun dengan teratur, berbeda dengan Kai yang terlihat sedikit kesulitan bernafas. Rambut panjangnya tergerai rapi melewati bahunya. Pakainya putih bercampur emas yang dipakainya terlihat sangat cocok untuknya. Hampir seperti melihat seorang pangeran sedang tidur. Ah tidak, bukan 'seperti pangeran' tetapi dia memang pangeran, pangeran bagi para Light Elf.Di ruangan itu hanya ada suara nafas dan gesekan kertas yang dibalik oleh Agnes.Dua hari telah berlalu sejak insiden bom yang meledak di tiga kuil. Festival tetap berjalan seperti biasa. Kerajaan Asteraceae masih dalam kegembiraan
"Apa kamu memang harus pergi ke sana?"Agnes bisa melihat ekspresi enggan ayahnya dari bola kristal di depannya."Itu permintaan Yang Mulia Putra Mahkota, bagaimana bisa aku menolaknya, Ayah?""Kenapa Yang Mulia memintamu? kalian bahkan tidak saling mengenal.""Kami bertemu di perjamuan.""Harusnya aku tidak mengizinkan kamu pergi kesana.""Ayah..""Agnes tidak akan pergi sendiri, ada Aland dan aku, anggap saja kami sedang berlibur, " ucap Alex yang jengah melihat pembicaraan keduanya yang terus berputar-putar. Dia tadi bermaksud menghubungi ayahnya untuk melaporkan apa yang terjadi di ibukota, sekaligus memberi tahu bahwa mereka akan pergi ke kerajaan Phonebe. Tentu saja Alex tidak menceritakan alasan sebenarnya dari kepergian mereka. Tetapi, ketika mendengar berita keikutsertaan Agnes ayahnya menjadi sedikit tidak setuju.Ayahnya meminta untuk berbicara dengan Agnes, jadilah mereka disini sekarang. Sedari tadi ayahnya terus-menerus menanyakan alasan kepergian Agnes yang menurutnya t
Kematian tidak akan terasa menakutkan ketika keputusan berada di depanmu. **** Itu gelap. Hal pertama yang wanita itu lihat ketika dia membuka mata adalah kegelapan. Dia menoleh ke kiri dan kanan. Ada tirai yang menghalangi masuknya cahaya. Wanita itu bertanya-tanya dimana dirinya sekarang. 'Aku rasa aku belum mati.' Pada saat itu, tirai yang mengelilinginya terbuka. Seorang pria asing dengan mata biru langit melihat terkejut ke arahnya. Mata berbentuk kucing yang memiliki warna biru langit itu terlihat sedikit berkabut. Ada lingkaran hitam dibawah matanya. Pria asing itu membuka dan menutup mulutnya berkali-kali seakan ingin berbicara banyak hal namun, yang bisa dia katakan hanya sebuah kalimat singkat yang membuat wanita itu dilanda kebingungan. "Tunggu sebentar." 'Tunggu? Apa yang harus aku tunggu?'' Itu serak, suara pria asing bermata biru langit itu terdengar serak. Wanita itu tidak tahu siapa pria asing itu dan meng
Agnes Myosotis merupakan putri bungsu keluarga Myosotis penguasa wilayah barat Kerajaan Asteraceae. Orang-orang menyebutnya sebagai putri kaca karena keluarganya menjaga Agnes dengan sangat ketat. Dia tidak pernah keluar dari kediamannya atau bertemu dengan orang lain selain keluarga, tunangan dan beberapa pelayan kepercayaan kepala keluarga Myosotis. Dia dikenal memiliki daya tahan tubuh yang lemah sehingga sangat mudah terkena penyakit. Agnes memejamkan matanya begitu mengingat informasi yang dia ketahui. Yang dia inginkan hanyalah mati dengan tenang. Mengapa itu begitu sulit. "Panggil Kai." "Aku mengerti. Kai sebentar lagi akan da-" Tok tok tok "Bin. Kau memanggilku?" "-itu dia. Iya masuklah." Agnes membuka matanya dan melirik kearah seseorang yang baru masuk. Seorang remaja berusia lima belas tahun berjalan ke arah Bin. Tingginya hampir sepantaran dengan Bin, dia berkulit putih dan berambut hitam. Pemuda
Ketika aku membuka mata 3 Begitu rasa sakit itu menyebar keseluruh tubuhnya, Agnes merasa begitu mengantuk. Dia memejamkan mata dan tertidur dengan nafas yang berantakan. Gelap dan dingin. Agnes, tidak Ariel merasa tubuhnya jatuh dari tempat yang begitu tinggi. Saking tingginya dia tidak tahu berapa lama dia akan terjatuh. Ini mimpi. Mimpi yang terus menerus berulang setiap malam. Ariel akan terus jatuh ke bawah tanpa bisa merasakan akhirnya. Dia memejamkan mata dan membiarkan kegelapan menelannya. Begitu semuanya gelap dan tidak terasa apapun. Ariel membuka mata. Blur Blur Blur Tubuhnya berada di dalam tabung kaca yang dipenuhi oleh cairan berwarna hijau. Tubuh kurus dan kecilnya terkurung didalam tabung.
Jika kau sudah terlalu sering dikhianati maka perhatian kecil akan terasa begitu berat untuk diterima. **** 'Semoga aku tidak bermimpi.' Itu hanyalah harapan kecil dan sederhana yang Ariel ucapan sebelum tidur. 'Ah, aku disini lagi' Ariel membuka matanya dalam kegelapan. Dia jatuh. Dan seperti sebelumnya kegelapan itu menelanya hingga dia menjadi tidak terlihat. Ariel mendengar tawa anak-anak, bunyi lonceng dan wajahnya terasa hangat karena terkena sinar matahari. Dia membuka mata dan melihat langit biru yang cerah. Itu silau tetapi Ariel tidak berhenti untuk menatapnya. Dia bisa mencium aroma manis dari gula dan aroma segar dari rumput ketika angin bertiup. "Hey." Seorang anak perempuan menghalangi pandangan Ariel. Anak itu tersenyum dengan ceria. Anak itu memakai kemeja putih yang dimasukan ke dalam celana hitam. Rambut panjangnya diikat satu ke belakang. Bukan hanya dia Ariel juga memakai pakaian yang sama. Di rambut
"Kau bisa memanggilku El. Aku adalah orang yang dikirim oleh Penguasa Dunia Bawah untuk melakukan kesepakatan denganmu." "Apa?" Agnes bertanya dengan bingung. Penguasa dunia bawah apa itu semacam organisasi bawah tanah. "Bukan. Itu bukan organisasi tapi benar-benar dunia bawah." Agnes tersentak. "Kau…" "Ah, maafkan aku. Aku sering penasaran dengan apa yang dipikirkan oleh orang lain jadi terkadang itu terjadi begitu saja." "..." " Kau tidak perlu khawatir sekarang aku tidak akan membaca pikiranmu lagi." 'Bagaimana aku bisa percaya.' "Kau pasti tidak percaya kan." "...." "Aku tidak membaca pikiranmu aku hanya menebaknya lewat wajahmu." "Siapa kau?" Pria itu mulai cemberut mendengar perkataan Agnes. "Aku sudah memperkenalkan diri." Agnes mengerutkan dahinya, El. Siapa? Selama membaca novel [Orion's Resurrection] Agnes, tidak Ariel sama sekali tidak pe
"Sepertinya dia hilang ingatan." El berkata dengan wajah santai tidak peduli. Berbeda dengan Aland yang wajahnya tiba-tiba berubah menjadi sedikit pucat. Anges yang melihat wajah Aland yang memucat menjadi sedikit bersalah. Dia melirik El yang terlihat mulai bosan. "Aku rasa racun itu telah mempengaruhi sel otaknya. Kau sangat beruntung. Jika kau sedikit saja terlambat memberinya obat penawar maka dia pasti akan mati." Agnes mengerutkan dahinya mendengar penjelasan El. 'Kenapa dia begitu santai?' Ucapan El terdengar tanpa beban. Seolah-olah dia baru saja memberikan informasi tentang ramalan cuaca dan bukannya tentang nyawa seseorang.