Home / Fantasi / Putri Kaca Keluarga Myosotis / Kamu Pikir Kamu Siapa!

Share

Kamu Pikir Kamu Siapa!

Author: Dena99
last update Last Updated: 2021-12-04 12:48:34

Jika kau sudah terlalu sering dikhianati maka perhatian kecil akan terasa begitu berat untuk diterima.

****

'Semoga aku tidak bermimpi.'

Itu hanyalah harapan kecil dan sederhana yang Ariel ucapan sebelum tidur.

'Ah, aku disini lagi'

Ariel membuka matanya dalam kegelapan. Dia jatuh. Dan seperti sebelumnya kegelapan itu menelanya hingga dia menjadi tidak terlihat.

Ariel mendengar tawa anak-anak, bunyi lonceng dan wajahnya terasa hangat karena terkena sinar matahari. Dia membuka mata dan melihat langit biru yang cerah. Itu silau tetapi Ariel tidak berhenti untuk menatapnya. Dia bisa mencium aroma manis dari gula dan aroma segar dari rumput ketika angin bertiup.

"Hey."

Seorang anak perempuan menghalangi pandangan Ariel. Anak itu tersenyum dengan ceria. Anak itu memakai kemeja putih yang dimasukan ke dalam celana hitam. Rambut panjangnya diikat satu ke belakang. Bukan hanya dia Ariel juga memakai pakaian yang sama. Di rambut hitam pendeknya terpasang jepitan kecil berbentuk kupu-kupu.

"Apa yang kau lakukan. Ayo bangun. Ibu memanggil kita. Waktunya makan cemilan."

Suaranya begitu bersemangat.

Ariel duduk, dia bisa melihat sebuah rumah coklat tua besar. Rumah itu terlihat dekat, hanya butuh beberapa menit baginya untuk sampai di sana. Rumah berlantai dua itulah yang menjadi tempat pertama dia mengenal dunia. Rumah tempat dia tinggal sekaligus penjara yang mengurungnya. Dia bisa melihat beberapa anak yang berlari ke arah rumah itu. Mereka memakai kemeja putih dan celana hitam yang sama. Mereka semua rapi dan bersih. Mereka nampak bahagia.

Ariel melihat sekeliling dengan perasaan familiar. Saat ini dia berada di sebuah taman yang dikelilingi tembok bata. Halaman dengan rumput hijau, bunga dan pohon untuk bermain. Dia berada di taman yang luas dan indah.

Satu-satunya hal yang mencolok adalah fakta bahwa teman itu dikelilingi oleh tembok bata yang begitu tinggi. 

"Ayo."

Anak perempuan berambut coklat itu menarik tangan Ariel dengan penuh semangat. Ariel melihat dalam diam tangan mereka yang saling bertautan. Dia balas menggenggam tangan anak itu dengan erat. Mereka bersama berlari ke arah rumah besar itu. 

Namun tidak peduli berapa lama mereka berlari, mereka tidak pernah sampai disana.

Ariel tidak lelah. Anak yang menarik tangannya juga tidak. Anak itu terlihat begitu berenergi dan bahagia. Sepertinya hanya Ariel yang menyadari bahwa mereka telah berlari cukup lama.

Ketika dia bebas dari laboratorium itu, penguasa lantai 1 meletakan Ariel di sebuah panti asuhan di area hunian lantai 1.

Disana mereka memberinya makanan, mainan dan buku-buku. Mereka memberinya teman dan sosok ibu. Dan sebagai imbalannya tubuh Ariel diperiksa setiap minggu. Itu pemeriksaan yang tidak menimbulkan rasa sakit tetapi setiap kali pemeriksaan itu selesai. Luka bekas suntikan akan bertambah di tubuh kecil Ariel. Dia bukan satu-satunya ada lima puluh anak disana yang bernasib sama sepertinya.

Dan ketika dia sadar bahwa dia kembali dijadikan sebagai bahan eksperimen, semuanya sudah terlambat.

Di tempat itu dia belajar tentang dunia. Ariel tinggal di sebuah menara. Menara yang memiliki 108 lantai, dia berada di lantai satu area hunian. Untuk sampai ke lantai berikutnya harus melewati ujian yang diadakan oleh setiap penguasa lantai. Mereka yang menaiki menara disebut Aves. Dan mereka yang menguasai menara disebut sebagai para Rigel. 

Para Rigel ditinggal di lantai 97 sampai 108. Ada 12 mahluk yang disebut sebagai Rigel. Mereka dikatakan memiliki kekuatan untuk menghancurkan satu lantai. Hanya orang-orang yang telah mencapai puncak menara yang pernah bertemu dengan para Rigel. Semua penghuni menara takut, hormat dan kagum pada para Rigel.

Banyak orang yang menaiki menara untuk dapat bertemu dengan mereka. Dikatakan bahwa semakin tinggi lantai tempat kau tinggal maka semakin tinggi pula kedudukan dan kekuasaan yang kau dapatkan. Di dalam menara mereka tidak mengenal umur. Disana mereka menua begitu lama. Dan khusus untuk para Rigel mereka adalah makhluk abadi. Karena hal itu orang-orang di menara sering menyebut mereka sebagai dewa.

Ariel dan anak perempuan itu terus berlari menuju rumah coklat tua itu.

"Aku rasa sebaiknya kita berhenti disini saja Ru."

Ariel berhenti berlari. Anak yang dipanggil Ru juga ikut berhenti, tangannya masih menggenggam tangan Ariel. Namun dia tidak berbalik. Ariel melihat tangan mereka yang saling bertautan. Dia merasa sesak untuk suatu alasan.

"Kenapa?"

Ru bertanya dengan suara pelan dan lirih.

Suaranya yang semangat dan ceria hilang.

"Ru."

Ariel memanggil namanya dengan lembut.

"Kenapa kau berlari sendiri. Kenapa kau meninggalkan kami!"

Ru berbalik dan berteriak marah. Ada darah di wajahnya. Darah itu jatuh dari kepalanya, melewati mata dan berakhir di dagunya. Ariel terkejut oleh perubahan yang tiba-tiba ini. Meskipun ini bukan mimpi pertamanya dia masih saja terkejut melihat wajah marah yang penuh dengan darah itu.

Ariel menggigit bibir bawahnya dengan keras. Dia harus tenang. Ini hanya mimpi.

"Aku benci darah. Kau tahu. Kenapa kau selalu muncul dengan keadaan seperti ini."

Ariel bertanya dengan santai. Dia mengusap darah di mata Ru. Ariel tersenyum lembut.

"Kau harusnya tidak datang dengan keadaan seperti ini ke dalam mimpi orang lain."

Ru terlihat berantakan. Pakaiannya yang tadi bersih kini kotor dan berisi bercak darah. Rambut coklatnya yang panjang kini hanya sebahu terlihat berantakan. Taman yang indah itu berubah menjadi Padang rumput yang gersang. Tembok yang mengelilinginya runtuh dan rumah besar di belakang Ru terbakar.

Melihat api itu membuat jantung Ariel berdetak kencang karena rasa takut.

Deg deg deg 

Ariel memejamkan matanya. Tangannya masih menggenggam tangan Ru. Genggaman itu semakin kuat. Seolah dia takut ada orang yang akan memisahkan mereka.

"Aku membencimu."

"Terimakasih Ru."

Saat itulah Agnes terbangun dengan rasa sesak di dadanya. Dia duduk dan memegang dada kirinya.

Deg deg deg

Jantungnya berdetak begitu cepat. Nafasnya berantakan. Tangannya gemetar.

"Apa kau baru saja bermimpi buruk?"

Seorang pria asing dengan rambut putih dan mata merah tua duduk di sofa bertanya dengan ringan.

Agnes yang masih berusaha menenangkan dirinya mengabaikan pria itu. Dia menarik nafas perlahan dan menghembuskannya perlahan. Dia terus melakukan hal itu sampai dia bisa bernafas dengan normal. Tangannya masih gemetar namun jantung dan nafasnya mulai berjalan normal.

"Pasti itu mimpi yang begitu buruk hingga kau seperti ini."

Pria itu berdiri di samping tempat tidur Agnes dengan tangan satu tangan di saku celananya. Dia terlihat begitu santai dan acuh tak acuh.

"Siapa?"

Agnes bertanya tanpa sadar. Suaranya serak dan kering karena baru berbicara setelah sekian lama. Tenggorokannya juga teraksa sakit. Pria itu entah bagaimana tidak membuatnya merasa dalam bahaya.

Itulah sebabnya dia bisa mengabaikan pria itu dan mengontrol dirinya terlebih dahulu.

Pria itu tersenyum hingga kedua matanya membentuk bulan sabit. Agnes tiba-tiba merasa menggigil begitu melihat senyum pria itu. Namun, itu bukan sesuatu yang berbahaya. Dia hanya menggigil kedinginan.

"Kau bisa memanggilku El. Aku adalah orang yang dikirim oleh Penguasa Dunia Bawah untuk melakukan kesepakatan denganmu."

Related chapters

  • Putri Kaca Keluarga Myosotis   Kamu Pikir Kamu Siapa! 2

    "Kau bisa memanggilku El. Aku adalah orang yang dikirim oleh Penguasa Dunia Bawah untuk melakukan kesepakatan denganmu." "Apa?" Agnes bertanya dengan bingung. Penguasa dunia bawah apa itu semacam organisasi bawah tanah. "Bukan. Itu bukan organisasi tapi benar-benar dunia bawah." Agnes tersentak. "Kau…" "Ah, maafkan aku. Aku sering penasaran dengan apa yang dipikirkan oleh orang lain jadi terkadang itu terjadi begitu saja." "..." " Kau tidak perlu khawatir sekarang aku tidak akan membaca pikiranmu lagi." 'Bagaimana aku bisa percaya.' "Kau pasti tidak percaya kan." "...." "Aku tidak membaca pikiranmu aku hanya menebaknya lewat wajahmu." "Siapa kau?" Pria itu mulai cemberut mendengar perkataan Agnes. "Aku sudah memperkenalkan diri." Agnes mengerutkan dahinya, El. Siapa? Selama membaca novel [Orion's Resurrection] Agnes, tidak Ariel sama sekali tidak pe

    Last Updated : 2021-12-04
  • Putri Kaca Keluarga Myosotis   Kamu Pikir Kamu Siapa! 3

    "Sepertinya dia hilang ingatan." El berkata dengan wajah santai tidak peduli. Berbeda dengan Aland yang wajahnya tiba-tiba berubah menjadi sedikit pucat. Anges yang melihat wajah Aland yang memucat menjadi sedikit bersalah. Dia melirik El yang terlihat mulai bosan. "Aku rasa racun itu telah mempengaruhi sel otaknya. Kau sangat beruntung. Jika kau sedikit saja terlambat memberinya obat penawar maka dia pasti akan mati." Agnes mengerutkan dahinya mendengar penjelasan El. 'Kenapa dia begitu santai?' Ucapan El terdengar tanpa beban. Seolah-olah dia baru saja memberikan informasi tentang ramalan cuaca dan bukannya tentang nyawa seseorang.

    Last Updated : 2021-12-08
  • Putri Kaca Keluarga Myosotis   Kamu Pikir Kamu Siapa! 4

    "Dia benar-benar pergi begitu saja." Agnes berkata dengan rasa tidak percaya dan jengkel disaat yang bersamaan. Agnes melihat tempat dimana El tadi berada dan dia mulai ragu apa dia telah memilih orang yang benar untuk diajak bekerja sama. "Aku harus pergi sekarang." Agnes menoleh kearah Aland yang akhirnya mulai berbicara. Dia terlihat jauh lebih baik dari sebelumnya. Matanya masih terlihat kebingungan namun wajahnya kembali tenang. Ini membuat Agnes sulit menentukan apa yang dipikirkan oleh Aland. "Mau kemana?" "Aku akan menjelaskan situasimu kepada yang lainnya." Dingin. Aland berbicara dengan nada dingin dan tegas, seperti seorang atasan yang memberikan perintah kepada bawahannya. Aland bahkan tidak menatap Agnes ketika dia berbicara. Tidak ada tatapan lembut atau kata-kata yang hangat seperti sebelumnya. Agnes merasa ini adalah hal yang memang seharusnya. Seperti inilah sikap Aland yang digambarkan di

    Last Updated : 2021-12-11
  • Putri Kaca Keluarga Myosotis   Orang gila 1

    Terkadang kegilaan diperlukan untuk bertahan hidup.****Tok tok tok"Ini aku."Itu suara Bin."Masuklah."Bin masuk diikuti Kai yang membawa sebuah nampan di belakangnya. Dengan langkah ringan mereka berjalan mendekati tempat tidur."Hai."Kai menyapa Agnes dengan nada suara seperti anak kecil. Dia memiliki senyum polos di wajahnya. Agnes tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban."Aku dengar kau sudah dapat menggerakkan tubuhmu.""Iya jauh lebih baik dari sebelumnya."Bin duduk di kursi dekat tempat tidur. DanKai meletakkan nampan yang dibawanya di atas nakas."Aku akan memeriksakan mu, berikan tangan kanan mu."Agens mengulurkan tangan kanannya dan membiarkan Bin memeriksa denyut nadinya."Hmm, perkembangannya lebih cepat dari yang aku duga. Baguslah."Dia nampak puas akan sesuatu.Setelah selesai dia melirik ke arah Kai. Kai yang mene

    Last Updated : 2021-12-13
  • Putri Kaca Keluarga Myosotis   Orang Gila 2

    'Aku harus menangkap seekor tikus.'Untuk menangkap seekor ular dia harus menangkap tikus terlebih dahulu. Seekor tikus kecil yang bersembunyi di dalam rumahnya. Dia harus menangkap seorang pelayan yang memberinya teh beracun dalam keadaan hidup-hidup. Dengan begitu dia bisa terbebas dari ikatan pertunangan dengan Aland dan terhindar dari tokoh utama. Memikirkan hal itu membuat Agnes merasa bersemangat.Sayangnya, berbeda dengan keinginan Agnes yang ingin menyelesaikan semuanya dengan cepat, waktu justru berjalan begitu lambat.'Sudah dua hari.'"Sial."Agnes berdiri di dekat jendela sambil memperhatikan keadaan di luar. Tidak ada yang dapat dilihat selain warna putih. Semua area luar dipenuhi oleh salju. Pemandangan yang membosankan jika dilihat selama dua hari. Dari kamarnya yang berada di lantai tiga Agnes bisa melihat tanah dibawahnya dan langit di atasnya. Hanya itu yang bisa dia lihat dari balik jendela kamarnya. T

    Last Updated : 2021-12-17
  • Putri Kaca Keluarga Myosotis   Orang Gila 3

    Begitu Bin tidak terlihat lagi.Agnes menepuk kedua sisi wajahnya."Kenapa aku tidak bisa mengingatnya?"Kenapa dia tidak bisa mengingat nama penulis [Orion's Resurrection]."Akh."Rasa sakit yang tadinya hilang kembali menyerang kepala Agnes. Rasanya Seperti ditusuk oleh jarum kecil. Memang tidak terlalu menyakitkan tetapi jika jarum tersebut terus menerus menusuk di tempat yang sama maka itu bisa membuat sebuah lubang kecil."Sial."Agnes menggigit bibir bawahnya. Dia kesal. Kenapa setiap kali dia ingin mengingat nama penulis novel itu kepalanya terasa sakit?Dia merebahkan diri di sofa dan mulai memejamkan mata.Agnes, tidak Ariel merupakan seseorang yang tidak pernah melupakan apapun yang dia telah lihat. Tidak peduli berapa lama waktu berlalu dia tidak akan pernah bisa melupakannya. Baik itu peristiwa yang menyenangkan atau peristiwa yang begitu buruk. Semua akan tersimpan di dalam kepalanya seperti se

    Last Updated : 2021-12-26
  • Putri Kaca Keluarga Myosotis   Orang Gila 4

    Dia tidak mau lihatnya. Dia ketakutan. Untuk pertama kali setelah dia berada di ditubuh Agnes. Dia merasa begitu ketakutan.ClickEl menjentikkan jarinya dan seketika mereka berdua kembali berada di kamar Agnes.Agnes yang berbaring di sofa membuka matanya dan perlahan duduk tegak. Dia menatap El yang kini warna matanya kembali menjadi merah tua dengan marah.Agnes menggigit bibir bawahnya, matanya merah. Banyak emosi dan pertanyaan yang bercambuk di dalam dirinya."Siapa kau?"Ritual yang terakhir Agnes lihat adalah ritual yang sama yang pernah dia lihat sebagai Ariel. Waktu itu di lantai 29 banyak anak-anak dan para Aves lemah yang menghilang tiba-tiba. Karena jumlah mereka yang hilang semakin hari semakin bertambah penguasa lantai memberi perintah langsung untuk melakukan penyelidikan."Aku adalah utusan dewa penguasa dunia bawah,"El menjawab pertanyaan Agnes dengan santai. Dia sama sekali tidak peduli pada tatapan marah yang menga

    Last Updated : 2021-12-27
  • Putri Kaca Keluarga Myosotis   Pesona 1

    Setiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda.****"Dia memang sudah menjadi Penjaga,"El menjawab dengan ringan.Agnes membuka dan menutup mulutnya seakan ingin mengatakan sesuatu namun dia tidak tahu apa yang harus dia katakan."Nah, Agnes Myosotis apa sekarang kau bersedia menjadi Gerbang?"El memiliki senyum bisnis di wajahnya."Kau bilang ini kesepakatan, bukan?""Iya.""Apa isi kesepakatannya?"Senyum.'Sial.''Agnes menggerutu dalam hati. Senyum El terlihat sangat jahat di matanya.Tap Tap TapLangkah kaki Aland yang kasar dan cepat terdengar di sepanjang koridor di kediaman Myosotis. Wajahnya seperti biasa terlihat dingin tanpa ekspresi. Namun, atmosfer di sekitarnya mengerikan. Dari sorot matanya dia nampak begitu marah. Setidaknya begitulah bagi mereka yang tidak mengenalnya dengan baik. Para pelayan yang tidak sengaja bertemu dengan Aland hanya bisa me

    Last Updated : 2022-01-01

Latest chapter

  • Putri Kaca Keluarga Myosotis   Mimpi

    "Apa kamu memang harus pergi ke sana?"Agnes bisa melihat ekspresi enggan ayahnya dari bola kristal di depannya."Itu permintaan Yang Mulia Putra Mahkota, bagaimana bisa aku menolaknya, Ayah?""Kenapa Yang Mulia memintamu? kalian bahkan tidak saling mengenal.""Kami bertemu di perjamuan.""Harusnya aku tidak mengizinkan kamu pergi kesana.""Ayah..""Agnes tidak akan pergi sendiri, ada Aland dan aku, anggap saja kami sedang berlibur, " ucap Alex yang jengah melihat pembicaraan keduanya yang terus berputar-putar. Dia tadi bermaksud menghubungi ayahnya untuk melaporkan apa yang terjadi di ibukota, sekaligus memberi tahu bahwa mereka akan pergi ke kerajaan Phonebe. Tentu saja Alex tidak menceritakan alasan sebenarnya dari kepergian mereka. Tetapi, ketika mendengar berita keikutsertaan Agnes ayahnya menjadi sedikit tidak setuju.Ayahnya meminta untuk berbicara dengan Agnes, jadilah mereka disini sekarang. Sedari tadi ayahnya terus-menerus menanyakan alasan kepergian Agnes yang menurutnya t

  • Putri Kaca Keluarga Myosotis   Pergi

    Pagi hari, Agnes duduk sambil membaca buku di samping tempat tidur, dimana Kai sedang terbaring. Ada asap hitam samar keluar dari lengannya dan tato dengan pola unik terukir disana. Tato itu mengeluarkan cahaya kuning samar. Seolah-olah asap hitam berusaha menelannya. Tato itu adalah segel yang dibuat Bin untuk menahan penyebaran kutukan Kai.Ataupun Bin, dia berbaring di samping Kai. Dadanya bergerak naik turun dengan teratur, berbeda dengan Kai yang terlihat sedikit kesulitan bernafas. Rambut panjangnya tergerai rapi melewati bahunya. Pakainya putih bercampur emas yang dipakainya terlihat sangat cocok untuknya. Hampir seperti melihat seorang pangeran sedang tidur. Ah tidak, bukan 'seperti pangeran' tetapi dia memang pangeran, pangeran bagi para Light Elf.Di ruangan itu hanya ada suara nafas dan gesekan kertas yang dibalik oleh Agnes.Dua hari telah berlalu sejak insiden bom yang meledak di tiga kuil. Festival tetap berjalan seperti biasa. Kerajaan Asteraceae masih dalam kegembiraan

  • Putri Kaca Keluarga Myosotis   Kuil Poseidon 2

    "Pelakunya ada di kerajaan Phenobe.""Apa?"Jawaban Aland jelas membuat Agnes terkejut. Jawaban Aland bertentangan dengan apa yang Agnes baca. Namun, belum sempat Agnes menenangkan diri Aland kembali memberinya detail yang lebih mengejutkan."Ya, dan orang itu bagian dari menara Alkimia. Tapi, sebelumnya dia bekerja sebagai penyihir di kerajaan Janus"Mata Agnes melebar tanpa sadar. Menara Alkimia? Bagaimana bisa alurnya mengalir kesana? Ada beberapa halaman dalam novel tentang tempat itu. Satu hal yang Agnes tahu menara Alkimia bukan tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi. Menara itu penuh dengan hal yang tidak enak dilihat oleh mata maupun hati.Entah bagaimana rasanya alur cerita bisa dibilang berjalan sesuai novel dan tidak berjalan sesuai novel.Dalam novel [Orion's Resurrection] inside kedua yang menimpa Isaac adalah perdagangan budak yang berhubungan dengan kerajaan Phenobe dan menara Alkimia, tetapi insiden kutukan Kai berada di h

  • Putri Kaca Keluarga Myosotis   Kuil Poseidon

    Dengan itu Agnes keluar dari ruang kerja Alex dan mencari kepala pelayan.Dari penjelasan panjang Alex dapat disimpulkan sebagai berikut,Kuil dan keluarga kerajaan Asteraceae memiliki hubungan yang sedikit buruk. Kuil dan keluarga kerajaan mempunyai aturan dan kehormatan mereka sendiri. Selama beberapa tahun kuil telah melakukan berbagai hal untuk memperluas kekuasaan mereka. Keluarga kerajaan tidak bisa begitu saja menghentikan mereka tanpa alasan yang jelas. Meskipun perbuatan kuil tidak merugikan secara langsung, keluarga kerajaan tidak ingin adanya kekuasaan lain selain mereka. Abaikan para Orion, karena sudah jelas mereka tidak akan berkhianat.Kuil dan keluarga kerajaan akhirnya menjatuhkan satu sama lain di balik bayang-bayang. Insiden tentang pendeta yang melakukan pengeboman di kuil pasti akan membuat pihak kuil mereka malu dan terpojok. Mereka mungkin akan kehilangan kehormatan yang mereka miliki, belum lagi hukuman yang mereka dapatkan dari istana. K

  • Putri Kaca Keluarga Myosotis   Kuil Utama 3

    Pendeta Agung berteriak dengan suara serak. Aura tenang dan bijak yang Agnes lihat tadi menghilang entah ke mana. Dia berteriak marah seperti orang tua yang putus asa.Para pendeta yang mendengar teriakannya berlari mendekat, untuk menyelamatkan atau mengetahui apa yang terjadi. Namun, mereka dihalangi oleh para ksatria. Akibatnya mereka berdebat dengan para ksatria.“Apa yang Anda lakukan!”“Biarkan kami lewat!”“Apa Anda tahu di mana ini!”Mereka mengatakan berbagai omong kosong yang tentu saja diabaikan oleh para ksatria. Tidak mempan dengan kata-kata para pendeta mencoba untuk melawan dengan kekuatan fisik.Para pendeta terus berusaha melewati barisan para prajurit untuk menghampiri Pendeta Agung namun, hasilnya sudah jelas. Tidak peduli seberapa keras mereka mencoba menerobos barisan itu, para ksatria tetap berdiri kokoh tanpa bergeser sedikit pun.“Diam! Jangan bergerak dan diam di tempa

  • Putri Kaca Keluarga Myosotis   Kuil Utama 2

    Karena Agnes bukan Orion atau anggota kerajaan dia tidak berada di platform. Sebaliknya dia mendapatkan kursi terbaik untuk melihat upacara dari dekat. Itu berlaku juga untuk calon putri mahkota yang duduk di seberang meja Agnes. Mereka hanya dibatasi oleh pagar lingkaran yang menjadi tempat upacara. Agnes duduk di kursinya sedangkan Isaac berdiri di belakang. Meskipun dia duduk di bawah matahari yang bersinar cerah, dia sama sekali tidak merasa kepanasan malahan dia merasa begitu segar. Matanya melihat ke depan dengan pandangan menilai.Itu dia, Lily Clematis.Dia duduk dengan tegak di samping Sila Clematis. Sama seperti yang dideskripsikan dalam novelnya dia memiliki senyum lembut yang dapat menyentuh banyak orang. Wajahnya kecil dengan mata bulat yang besar. Secara keseluruhan dia terlihat manis. Citranya adalah gadis baik dan polos yang tanpa sengaja ikut dalam pemilihan putri mahkota.Dengan gerakan mata yang dibuat tidak sengaja, Lily Clematis melihat ke a

  • Putri Kaca Keluarga Myosotis   Kuil Utama 1

    Sehari kemudian. Hari perayaan.Di dalam kereta keluarga Clematis."Ketika kita sampai di sana duduklah di kursi yang sudah disediakan, aku dan Alex akan berkeliling lebih dulu. Sebelum acara utama dimulai kami akan kembali," ucap Aland sambil membalik dokumen di tangganya."Aku mengerti," jawab Agnes."Tetaplah berada di dekat Isaac.""Ok," jawab Agnes."Janga-""Aku mengerti, aku sudah mengingatnya, jadi jangan katakan lagi atau aku akan melupakan segalanya," ucap Agnes kesal karena setiap ada kesempatan Aland akan terus mengatakan kata-kata yang sama padanya. Dia memperlakukannya seperti seorang anak yang baru pertama kali ditinggal orang tuanya.Haaa..Aland menghembuskan nafas panjang.Mengabaikan dokumen di tangannya, dia memperhatikan Agnes yang sibuk melihat keluar jendela. Dia akui bahwa dia sedikit paranoid, itu tidak seperti dirinya yang biasanya."Baiklah. Aku mengerti. Aku hanya sedikit khawati

  • Putri Kaca Keluarga Myosotis   Hari yang melelahkan

    Dia sama sekali tidak memiliki keinginan untuk hidup sebagai Gerbang sepanjang hidupnya. Dia menjadi Gerbang karena Aland menjadi Penjaga. Agnes mengingatkan dirinya sendiri untuk bertanya pada El tentang kriteria Gerbang nanti. Dan memastikan untuk mencari kandidat untuk menggantikan dirinya."Kita sampai," ucap Aland"Ayo turun."***"Tuan muda Aland Clematis dan nona Agnes Myosotis memasuki ruangan!"Tap Tap TapAku dan Aland berdampingan berjalan memasuki aula pertemuan. Seperti yang diperkirakan semua melihat ke arah Agnes dengan rasa penasaran di mata mereka.Agnes mengamati sekitar dengan hati-hati.Ada sepuluh meja di dalam ruangan dan masing-masing dari meja itu memiliki 4-5 kursi.Di bagian paling depan ada dua kursi di depan dengan ketinggian yang berbeda. Meja para bangsawan ada pada ketinggian yang lebih rendah dari dua meja itu, tetapi letaknya disesuaikan dengan kedekatan mereka dengan putra mahkota. Semak

  • Putri Kaca Keluarga Myosotis   Ibu Kota 4

    "Aku benar-benar minta maaf.""Tidak apa-apa.""Ibuku bukan sengaja menghindarimu."Agnes menghela nafas lelah. Sedari tadi Aland terus saja membahas hal yang sama."Aku baik-baik saja, lagipula kita bisa bertemu lain kali kan," ucap Agnes sambil melihat langit malam.Saat ini mereka sedang duduk berdampingan di kursi yang berada di taman. Ada berbagai macam bunga disini namun kebanyakan dari bunga itu berwarna biru.Semuanya terlihat cantik dan terawat."Nyamannya," gumam Agnes.Langit penuh bintang, meskipun bulan tidak terlihat namun, pemandangan malam terlihat indah, seperti lukisan yang dibuat oleh seniman yang berbakat. Sangat cantik dan indah hingga kau tidak bisa berkata-kata.Agnes menoleh ke samping karena tidak pendapatan respon dari Aland."Apa kau marah?"Agnes sama sekali tidak dapat mengerti kenapa Aland bersikap seperti ini."Apa kau tidak marah?""Kau sendiri yang bilang kalau

DMCA.com Protection Status