Beranda / Urban / Putra Sang Presdir / Prahara Cinta Harry Dan Sarra

Share

Prahara Cinta Harry Dan Sarra

Penulis: Azitung
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-03 13:46:35

Prahara Cinta Harry Dan Sarra

Hari ini Tania atau Selena akan di bawa oleh petugas kepolisian dari rumah sakit. Dia tidak memohon agar Lerina membebaskannya, Ia ikhlas menerima hukumannya.

Hari ini juga, Tania mengakui kejahatannya tentang memberikan racun pada Lerina melalui cleaning service di perusahaan hingga ia di kenakan pasal berlapis dan mungkin akan menjalani hukuman yang lama tergantung dari keputusan pengadilan.

"Maafkan aku, Lerina! Tolong jangan katakan apapun pada orang tuaku. Aku tidak ingin mereka sedih!" Tania memohon dengan tangan yang telah di borgor sempurna. Saatnya ia kan menaiki mobil polisi.

Lerina mengangguk. Dia menatap kepergian Tania, bukan tidak iba, namun hukum tetap berjalan. Lerina sudah memasrahkan pada Han tentang keputusan ini.

Dia pun sudah mulai aktif kembali. Sarra menggantikan Tania untuk sementara karena diminta oleh Ayahnya sebelum mendapatkan sekretaris yang baru, tentu saja dia keberatan awalnya karena itu bukan pekerjaan mudah, ia past
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Yuni Ari
hemmm author pandai banget mngaduk2 ceritanya
goodnovel comment avatar
Tya Muyukami
kisah masa lalu harus di tanggung oleh keponakan sendiri..sangat2 egois Paula..ayooo sarra dan Harry berjuang mempersatukan cinta kalian
goodnovel comment avatar
Shafeea Melody
jangan lama2 kelanjutannya donk thor....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Putra Sang Presdir   Penolakan Harry

    Penolakan Harry Harry terlihat malas duduk di antara keluarga yang datang, dimana ada orang tua Angela dan ibunya Paula. Harry sama sekali tidak mengatakan apapun hanya sekedar anggukan dan gelengan saja bila ia di ajak bicara."Mereka terlihat serasi, bukan? Owh...! Rasanya aku sudah tidak sabar melihat kalian menikah." Decak kagum keluar dari bibir Paula. Terlalu berlebihan menurut Harry. Sampai seorang pelayan datang menghampiri Paula dan berbisik di telinga wanita itu.Ia mengangkat tangannya menyuruh pelayan itu pergi, sebaliknya ia kemudian menatap tamunya. "Sepertinya Anda kedatangan tamu penting, Nyonya Paula," tegur wanita paruh baya ibunya Angela."Hanya rekan kerja," jawabnya lalu memaksakan bibir untuk tersenyum, "Silahkan nikmati hidangannya dan Harry akan menemani kalian sebentar." Paula mengangkat tubuhnya, sedikit membungkuk lalu beranjak menuju ke depan.Tap tap tapSuara langkah kakinya terdengar menuju sebuah ruangan di bagian depan rumahnya. Terlihat wani

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-04
  • Putra Sang Presdir   Siasat Antonio

    Siasat AntonioAntonio kembali lagi Ke Rusia, niatnya ingin menjemput Rivera dan bayi mereka. Ia akan membujuk ibu dari anaknya itu yang masih berstatus sebagai istri sahnya.Antonio membawa beberapa hadiah untuk mereka di antaranya titipan dari sang nenek. Sebenarnya Esme ingin sekali ikut, tapi dia ingin Antonio dan Rivera menyelesaikan dulu masalah mereka.Antonio sudah mendapatkan alamat Rivera dan sudah tidak sabar ingin menemui mereka. Ia menekan bel dua kali. Bi Minnie membukakan pintu.Dia melongo tak ingat siapa yang bertamu ke rumah majikannya.Antonio tersenyum, "Saya Antonio, suami Rivera," ucapnya memperkenalkan diri.Bi Minnie cukup terkejut, namun tidak tahu harus bagaimana selain membalas uluran tangan itu.Oek oek oek...Antonio tersentak mendengar suara tangisan dari dalam.Bi Minnie segera masuk dan mendiamkan Baby Alyona, ia berharap Antonio pergi. Entah apa nanti yang akan terjadi bila pria itu sampai masuk ke dalam.Lima menit sudah Bi Minnie mendiamkan Alyo

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-05
  • Putra Sang Presdir   Anda Sudah Bangun?

    Anda Sudah Bangun Dengan perasaan sedih akhirnya Rivera menuruti permintaan Antonio, semata ia lakukan karena tidak ingin menyusahkan Dimitri. Rivera tidak ingin egois, biarlah ia mengorbankan perasaannya sendiri demi keluarga Dimitri. Di dalam pesawat bahkan ia tidak berbicara, Rivera hanya peduli pada bayinya saja meski begitu Antonio tidak pernah bosan menawarkannya apapun meski semuanya di tolak oleh Rivera.Hingga urusan mengganti popok, Antonio sudah mendekatkan diapers tanpa diminta oleh Rivera. Sejujurnya ia masih tidak nyaman berada di dekat pria yang pernah mematahkan hatinya lebih dari sekali itu. Mereka tiba sore hari dan disambut oleh seluruh keluarga di rumah Antonio. Banyak hadiah untuk Rivera, di antaranya perhiasan dan masih banyak lagi. Mereka bergantian menggendong Baby Alyona. Rivera tetap tersenyum meskipun hatinya sedih saat ini memikirkan keadaan Dimitri. Perhiasan pun tidak dapat mengobati perasaannya saat ini. Dimana tempat ia seharusnya berada, namun

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-06
  • Putra Sang Presdir   Romantisme Han Dan Lerina

    Romantisme Han Dan Lerina Hari itu Rivera terlihat pucat, tubuhnya lesu, di tambah Alyona yang sedikit rewel. Antonio yang melihat itu datang menghampirinya. Gerakan Rivera yang tengah menggendong bayinya terhenti, ketika Antonio sudah berdiri di dekatnya."Wajahmu sangat pucat, kita pergi sekarang ya!" ucap Antonio seraya mengusap peluh di dahi sang istri. Mata Rivera terlihat sayu, ia mengangguk pelan. Antonio ingin mengambil alih bayi mereka. "Biar aku saja," tolak Rivera karena dia, tahu Antonio akan menyetir nanti.Antonio menggeleng, "Aku saja," katanya. Akhirnya Rivera menyerahkan Alyona pada ayahnya. Dia mengambil tas dan mengikuti Antonio yang telah berjalan ke mobil. Rupanya Antonio mempekerjakan seorang supir ia membukakan pintu untuk Rivera.Perlakuan Antonio sangat manis, mereka duduk di belakang.Kepala Rivera terasa semakin pusing hingga ia ingin memejamkan matanya. Antonio yang menyadari hal itu, menarik pelan kepala istrinya agar bersandar di lengannya saja.

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-07
  • Putra Sang Presdir   Dendam Untuk Philip

    Dendam Untuk Philip Kedua orang itu memasang kuda-kuda dengan mata menyorot tajam. Sarra terlihat acuh, tangannya, bersedekap."Sebaiknya tidak perlu adu kekuatan, pergilah katakan pada Paula agar berhenti menggangguku!" ucap Sarra. Kalau bisa tidak dengan kekerasan kenapa tidak. Pikirnya."Hah hah haha! Tidak perlu sombong untuk menutupi rasa takutmu. Its ok, tapi mari ikut dengan kami!" Mereka tentu tidak bodoh, tugas utama mereka adalah menangkap Sarra dan membawanya pada Paula. Yah, meskipun harus dengan pemaksaan dan sedikit kekerasan."Sayangnya aku tidak berminat bertemu dia." Sarra menggedikkan kefua bahunya tepat setelah itu dengan gerakan cepat salah satu dari mereka menyerang Sarra dengan tinju.Sarra merunduk lalu dengan cepat kakinya berpurar di bawah hingga menyebabkan pria itu jatuh terjengkang.Sarra berdiri dan membetulkan bajunya. Satu pria lagi ingin menyergapnya dari belakang. Sarra berputar dan menjulurkan tangannya hingga pukulan pria itu tidak mengenainya.A

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-08
  • Putra Sang Presdir   Ketakutan Antonio

    Ketakutan Antonio Rivera tidak melakukan banyak hal, bukan karena tidak bisa, namun Antonio selalu mengawasinya, setiap dirinya ingin turun, suaminya langsung siaga bertanya apa maunya.Bukannya senang, yang ada justru Rivera merasa bosan dan jengah."Stop Antonio!" pekik Rivera. Ia sudah tidak tahan lagi dengan keposesifan pria itu."A-aku hanya ingin membantumu, katakan saja apa maumu, akan aku ambilkan."Dia ini tidak peka atau memang sangat keterlaluan."Jangan samakan aku dengan Alyona."Harusnya Antonio paham dengan kalimat itu, namun dia menanggapinya berbeda."Tentu saja tidak, Sayang. Alyona masih bayi dan Kau sudah besar." Jawaban memang benar, tapi semakin membuat Rivera kesal."Minggir!" Rivera sudah tidak tahan lagi."Mau kemana? Kau ingat kata dokter harus istirahat."Rivera bertambah pusing jadinya, "Antonio sebaiknya urusi pekerjaanmu, biar aku dan pengasuh yang mengurus Alyona," tegas Rivera."Lalu siapa yang mengurusmu?" CkPertanyaan macam apa itu. Rivera r

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-09
  • Putra Sang Presdir   Jangan Terlalu Naif

    Jangan Terlalu Naif Paula berdiri menatap keluar dari dinding kaca pembatas kolam renang. Sebisa mungkin ia menjaga emosinya.Pertanyaan Harry barusann sangat mengejutkannya, "Dia berani mengatakan fitnah demi menggagalkan rencana pernikahanmu? Ibu kecewa, Harry. Kau dan Patricia lebih mempercayainya."Paula mengusap air matanya dengan jari, pertanda wanita itu menangis, entah untuk apa? Yang pasti hanya demi membuat Harry percaya padanya.Patricia sangat tidak sabar melihatnya, "Ibu, tidak mungkin Sarra mengarang cerita. Apa lagi kejadian itu sudah lebih dari tiga puluh tahun yang lalu." Sungguh ia tidak ingin mempercayainya.Paula memutar tubuhnya dan menatap penuh wajah Harry, "Lihat, Harry! Adikmu menuduh ibu berbohong. Sejahat itukah aku di mata Kalian? Hiks his hiks!" Tangis Paula semakin menjadi."Ibu, Patricia tidak menuduh, dia hanya ingin kejujuran." Harry ingin menjadi penengah, sungguh ia pun tidak ingin menyakiti hati sang ibu lagi."Sudah, cukup! Kalian berdua sama s

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-10
  • Putra Sang Presdir   Nona Sarra, Lari!

    Nona Sarra, Lari! Setelah puas menangis Sarra beranjak meninggalkan pintu. Ia masuk ke dalam kamar.Treet treetGetar dari ponselnya terdengar, Sarra segera mengambil benda pipih itu dan mengangkatnya saat melihat nama si pemanggil. "Halo!" sapanya."Nona, di luar ada lima orang yang mencurigakan, dua orang tidak jauh dari apartemen, Nona. Selebihnya ada di luar sedang mengawasi," lapor Tobias sang bodyguard."Paula memang sagat keterlaluan," rutuk Sarra, "Sepertinya ini bukan hanya ancaman biasa." Sarra berasumsi sendiri. Paula semakin menjadi, apa maksudnya dengan mengirim lima orang anak buah."Apa perlu kami mengusirnya?" tanya bodyguardnya setelah agak lama tidak ada tanggapan dari Sarra. "Tidak perlu. Suruh Kimmy datang, aku ingin keluar dari sini!" perintah Sarra."Baiklah!" Tobias mematikan sambungan dan segera mengatakannya pada Kimmy. Sarra membersihkan dirinya sambil menunggu kehadiran bodyguard wanitanya.Tobias mengalihkan tatapan anak buah Paula saat Kimmy aka

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-11

Bab terbaru

  • Putra Sang Presdir   Ending

    Ending Malam itu Lucia tertidur di sofa sedangkan Sean masih terjaga di dekat box kedua bayinya. Sean menoleh pada istrinya yang tampak kedinginan, ia pun berdiri dan menutupkan jasnya di tubuh Lucia.Malam itu Sean tidak tidur, ia fokus menjaga keduanya, mengabaikan rasa lelah yang mendera tubuhnya juga membiarkan Lucia terlelap, karena besok Sean harus ke perusahaan. Setidaknya istrinya istirahat dengan cukup. "Selamat pagi Tuan!" Seorang suster datang memeriksa keadaan si kembar."Pagi!" balas Sean.Suster tersebut menyentuh kulit Vin dan Van, "Sudah tidak demam, sebentar lagi dokter akan datang memeriksa." Suster tersebut keluar lagi.Sean melihat istrinya yang masih tertidur, dia melihat jam yang sudah menunjuk pukul tujuh. Sean akan tinggal sampai Lucia bangun, setidaknya di rapat kemarin dia sudah memperingatkan para staff untuk melapor padanya atas kebijakan Rain yang mungkin akan berpotensi merugikan perusahaan.Sean menunggu hingga satu jam kemudian Lucia bangun. Se

  • Putra Sang Presdir   Vin Dan Van Demam

    Vin Dan Van Demam Bibir Rain menyeringai saat menuruni anak tangga, ia sempat mendengar pembicaraan Sean dan Lucia. Entah apa maksudnya, keributan pasangan suami istri itu seolah menjadi hiburan baginya. Ke esokan paginya, Lucia masih mendiamkan Sean, ia hanya fokus kepada bayi kembarnya. Sean memaklumi hal itu, dia yang salah karena belakangan ini sering pulang terlambat. Wajar saja Lucia pasti lelah menjaga dua bayinya meski Vin dan Van bukan termasuk bayi yang rewel. Sean tetap membantu Lucia mengurus Vin dan Van sebelum berangkat ke perusahaan . Dia sengaja datang sedikit siang hari ini. "Aku pergi!" pamitnya pada Lucia yang hanya di balas dengan deheman, "aku janji akan pulang lebih awal," katanya seraya tersenyum, namun lagi-lagi Lucia hanya diam. Sean melangkah meninggalkan kamar dan ketiga makhluk pengisi hatinya. Di perusahaan baru saja di adakan rapat yang di pimpin oleh Rain. Padahal rapat itu di rencanakan oleh Sean kemarin, namun Rain mengganti jadwalnya atas

  • Putra Sang Presdir   Ada Apa Dengan Rain?

    Ada Apa Dengan Rain? "Sana, pergi dari sini! Dasar mesum!" Alyona mengusir Dario yang sudah lancang memeluknya tadi."Nona, aku bisa jelaskan," kata Dario seraya mundur kebelakang, karena Alyona mengusirnya dengan sapu, "Aku sempat mengira anda laki-laki," ucap Dario mengklarifikasi."Alyona, tidak perlu pakai sapu, dia pasti pergi," kata Rivera pada putrinya. Alyona sangat kasar terhadap orang yang ia benci."Mom, pria mesum seperti ini memang pantas di kasari." Gadis itu tidak paduli, ia terus mengacungkan sapu ke arah Dario yang sudah keluar dari pintu utama. Dia sudah seperti tersangka."Sana, tidak ada yang sudi mempekerjakan orang mesum sepertimu!" ucap Alyona seraya memelototi Dario. Dia masih berpikir kalau pria yang berasal dari Milan Itu adalah pekerja di rumah kakek besar. "Siapa yang mesum?" Sean yang baru saja turun sempat mendengar ucapan adik sepupunya itu. Ia mengeryitkan dahi saat melihat Alyona menghardik temannya dengan gagang sapu. "Kakak, kebetulan sekal

  • Putra Sang Presdir   Sudah Pelayan Mesum Lagi

    Sudah Pelayan Mesum Lagi Berita duka baru saja datang dari Dellwood. Kakek Zoku dinyatakan meninggal dunia pagi ini. Pria yang paling banyak berjasa untuk keluarga mereka yang selalu memastikan keluarganya hidup dengan baik dan layak.Masing-masing keluarga sudah di hubungi oleh Ben sang asisten. Termasuk Han yang masih ada di Kota Milan. Kesedihan merayapi hati setiap jiwa yang terikat dengannya. Mendengar hal itu, Sean langsung mendatangi dokter untuk menanyakan perihal putranya yang akan melakukan perjalanan udara.Pesawat pribadi menjadi pilihan mereka, sore nanti mereka akan terbang dari Milan menuju Minnesota, di lanjut dengan perjalanan darat kurang lebih dua jam lagi.Keluarga Zoku di liputi duka mendalam akibat kepergian sesepuh mereka, Zoku.Banyak para pelayat yang datang, terutama dikalangan pengusaha bahkan ada yang dari luar negeri.Mereka bergantian memberikan salam penghormatan, mencium untuk yang terakhir kalinya. Sampai saatnya Kakek Zoku di antar ke per

  • Putra Sang Presdir   Nasib Pernikahan Luisa

    Nasib Pernikahan Luisa Ludwig di vonis penjara selama dua puluh tahun atas percobaan pembunuhan juga kasus penculikan Lucia dulu.Dia memohon untuk di ampuni dan di keluarkan dari dalam penjara."Valdez, aku mohon keluarkan aku dari sini!" pintanya saat sidang kasusnya baru saja selesai.Valdez hari itu hadir bersama pengacaranya. "Kau tidak malu memintaku untuk mengeluarkanmu, ingat kesalahanmu Lud, hampir dua puluh tahun Kau pisahkan aku dari putriku. Sedangkan aku memperlakukanmu layaknya keluarga, di mana hati nuranimu?" Masih ada emosi di hati Valdez terhadap orang yang pernah sangat dipercayainya itu.Kini dengan mudahnya Ludwig meminta untuk di keluarkan dari penjara. "Val, aku punya alasan untuk itu," sela Ludwig seraya memikirkan alaaannya. "Karena Kau mencintai istriku sampai saat ini bukan?" potong Valdez hingga membuat Ludwig membulatkan matanya.Dia terhenyak mendengar jawaban Valdez, jadi dia tahu tentang perasaannya, "Kau salah, Val," sangkalnya, "It-itu tid

  • Putra Sang Presdir   Luisa Lari!

    Luisa Lari! Balon-balon yang di dominasi warna biru tampak menempel di beberapa tempat, termasuk tangga hingga ke ujung, juga di dekat sofa dan di beberapa dinding, di tambah sedikit bunga hingga menambah keindahan ruangan tersebut. Di tengah ruangan itu terdapat karpet yang terhubung ke ayunan si kembar, juga beberapa foto mungil mereka tak lupa di tempelkan di sisi ayunan.Lucia akan di sulap secantik mungkin. Sebagai orang yang sangat berpengalaman, Luisa yang akan mendandani kembarannya itu agar terlihat semakin cantik saat menyambut dua keponakannya.Meski masih ada rasa canggung, keduanya tampak cocok. Mereka berdua sama-sama memiliki hati yang baik. Meski hidup bergelimang harta tak membuat Luisa sombong. Ia bahkan berencana membagi warisannya untuk Lucia nantinya."Lucia, aku tidak bisa mengungkapkan rasa bahagia ini karena menemukanmu," kata Luisa setelah selesai merias wajah kembarannya tersebut.Lucia mengulas senyum menanggapinya. "Maaf untuk hidupmu selama

  • Putra Sang Presdir   Kau Memang Putriku, Lucia!

    Kau Memang Putriku, Lucia! Lerina menyampaikan kedatangan Luisa dan telpon dari Tuan Valdez tadi. Bohong kalau Lucia tidak merasa bersalah, namun ketakutan terhadap Ludwig juga tak bisa dipungkirinya."Mom aku takut," keluhnya. Meski sesungguhnya ia tidak tega mendengar hal yang terjadi pada Nyonya Valdez. Luisa baru saja menghubungi Lerina terkait ibunya yang menggores pergelangan tangannya dengan pisau.Rasa kemanusiaan Lerina yang begitu kuat menggerakkan hatinya agar membujuk menantunya menjenguk wanita yang mengaku sebagai besannya tersebut."Lucia, mommy tahu seperti apa hatimu," kata Lerina menatap Lucia dengan lembut."Bagaimana kalau Tuan Ludwig ada di sana?" Membicarakannya saja Lucia sudah takut."Kami akan menemanimu, Kau bisa putuskan agar mommy menghubungi daddy dan suamimu," usul Lerina. Dia paham ketakutan Lucia dan mereka juga akan berusaha agar selalu ada di sampingnya.Han dan Sean ternyata bertemu dengan Alberto. Pria itu memohon maaf pada Han dan Sean. Di

  • Putra Sang Presdir   Menjenguk Neve

    Menjenguk Neve Selain bersama suaminya, Nyonya Valdez ternyata berulang kali mencoba datang untuk menemui Lucia, namun berakhir di tolak hingga membuatnya jatuh sakit.Ia di rawat di rumah sakit dalam keadaan lemah, tiada hari tanpa memikirkan Lucia.Tuan Carlos yang sudah sempat pulang ke Spanyol kini datang lagi menjenguk sang adik.Ia berjanji akan menemui keluarga Han untuk meminta agar Lucia melakukan tes dna. Sedangkan Valdez sibuk mengurusi Ludwig yang ada di penjara.Mereka masih mempercayai pria itu dan menganggap Lucia hanya sedang mengalami baby blues pasca melahirkan sehingga sembarangan menuduh Ludwig yang ingin membunuhnya. Pria itu dinyatakan bebas sebab kurangnya bukti, cctv di ruangan Lucia saat itu lagi-lagi dalam keadaan mati.Ludwig merasa senang, tanpa mereka tahu dia sudah menyusun rencana baru untuk menyingkirkan Lucia.Sesuai janjinya Tuan Carlos datang bertamu ke rumah yang ditinggali oleh leluarga Han saat ini.Dia di sambut baik dan di persilahkan m

  • Putra Sang Presdir   Penolakan Lucia

    Penolakan Lucia Han dan Lerina tiba lebih dulu di rumah sakit, Sean menceritakan apa yang ia lihat tadi. Tentu saja hal itu membuat mereka geram, kini hanya tinggal menunggu kedatangan Keluarga Valdez untuk menyelesaikan masalah yang tidak sederhana ini. Terlihat dua polisi yang dipanggil Sean berdiri di sebelah kiri dan kanan Ludwig. Dalam hati pria itu merutuki kebodohannya yang meninggalkan Lucia di laut tanpa memastikan kematiannya.Beberapa saat kemudian pasangan Valdez pun datang, mereka terkejut melihat keadaan Ludwig yang babak belur, tapi sekaligus senang karena Lucia telah di temukan.Nyonya Valdez mendekat ke ranjang Lucia, namun segera di cegah oleh Sean."Nyonya, sebaiknya anda tidak mendekati istri saya!" kata Sean tanpa ragu.Nyonya Valdez cukup heran, kenapa dia di larang menghampiri Lucia. Kemudian datanglah Tuan Carlos bersama asistennya."Apa yang terjadi, kenapa Ludwig di awasi polisi?" Tuan Carlos cukup heran melihat banyak orang di ruangan wanita yang d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status