Home / Urban / Putra Sang Presdir / Dendam Untuk Philip

Share

Dendam Untuk Philip

Author: Azitung
last update Last Updated: 2023-03-08 17:36:03

Dendam Untuk Philip

Kedua orang itu memasang kuda-kuda dengan mata menyorot tajam. Sarra terlihat acuh, tangannya, bersedekap.

"Sebaiknya tidak perlu adu kekuatan, pergilah katakan pada Paula agar berhenti menggangguku!" ucap Sarra. Kalau bisa tidak dengan kekerasan kenapa tidak. Pikirnya.

"Hah hah haha! Tidak perlu sombong untuk menutupi rasa takutmu. Its ok, tapi mari ikut dengan kami!" Mereka tentu tidak bodoh, tugas utama mereka adalah menangkap Sarra dan membawanya pada Paula. Yah, meskipun harus dengan pemaksaan dan sedikit kekerasan.

"Sayangnya aku tidak berminat bertemu dia." Sarra menggedikkan kefua bahunya tepat setelah itu dengan gerakan cepat salah satu dari mereka menyerang Sarra dengan tinju.

Sarra merunduk lalu dengan cepat kakinya berpurar di bawah hingga menyebabkan pria itu jatuh terjengkang.

Sarra berdiri dan membetulkan bajunya. Satu pria lagi ingin menyergapnya dari belakang. Sarra berputar dan menjulurkan tangannya hingga pukulan pria itu tidak mengenainya.

A
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Warni Hamidi
lanjut thor ...... kebut dong
goodnovel comment avatar
Tya Muyukami
bagus sarra gak mengemis cinta..tapi perjuangkan apa yg patut..waduh penasaran siapa anak yg di sembunyikan Paula anak kandung philip
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Putra Sang Presdir   Ketakutan Antonio

    Ketakutan Antonio Rivera tidak melakukan banyak hal, bukan karena tidak bisa, namun Antonio selalu mengawasinya, setiap dirinya ingin turun, suaminya langsung siaga bertanya apa maunya.Bukannya senang, yang ada justru Rivera merasa bosan dan jengah."Stop Antonio!" pekik Rivera. Ia sudah tidak tahan lagi dengan keposesifan pria itu."A-aku hanya ingin membantumu, katakan saja apa maumu, akan aku ambilkan."Dia ini tidak peka atau memang sangat keterlaluan."Jangan samakan aku dengan Alyona."Harusnya Antonio paham dengan kalimat itu, namun dia menanggapinya berbeda."Tentu saja tidak, Sayang. Alyona masih bayi dan Kau sudah besar." Jawaban memang benar, tapi semakin membuat Rivera kesal."Minggir!" Rivera sudah tidak tahan lagi."Mau kemana? Kau ingat kata dokter harus istirahat."Rivera bertambah pusing jadinya, "Antonio sebaiknya urusi pekerjaanmu, biar aku dan pengasuh yang mengurus Alyona," tegas Rivera."Lalu siapa yang mengurusmu?" CkPertanyaan macam apa itu. Rivera r

    Last Updated : 2023-03-09
  • Putra Sang Presdir   Jangan Terlalu Naif

    Jangan Terlalu Naif Paula berdiri menatap keluar dari dinding kaca pembatas kolam renang. Sebisa mungkin ia menjaga emosinya.Pertanyaan Harry barusann sangat mengejutkannya, "Dia berani mengatakan fitnah demi menggagalkan rencana pernikahanmu? Ibu kecewa, Harry. Kau dan Patricia lebih mempercayainya."Paula mengusap air matanya dengan jari, pertanda wanita itu menangis, entah untuk apa? Yang pasti hanya demi membuat Harry percaya padanya.Patricia sangat tidak sabar melihatnya, "Ibu, tidak mungkin Sarra mengarang cerita. Apa lagi kejadian itu sudah lebih dari tiga puluh tahun yang lalu." Sungguh ia tidak ingin mempercayainya.Paula memutar tubuhnya dan menatap penuh wajah Harry, "Lihat, Harry! Adikmu menuduh ibu berbohong. Sejahat itukah aku di mata Kalian? Hiks his hiks!" Tangis Paula semakin menjadi."Ibu, Patricia tidak menuduh, dia hanya ingin kejujuran." Harry ingin menjadi penengah, sungguh ia pun tidak ingin menyakiti hati sang ibu lagi."Sudah, cukup! Kalian berdua sama s

    Last Updated : 2023-03-10
  • Putra Sang Presdir   Nona Sarra, Lari!

    Nona Sarra, Lari! Setelah puas menangis Sarra beranjak meninggalkan pintu. Ia masuk ke dalam kamar.Treet treetGetar dari ponselnya terdengar, Sarra segera mengambil benda pipih itu dan mengangkatnya saat melihat nama si pemanggil. "Halo!" sapanya."Nona, di luar ada lima orang yang mencurigakan, dua orang tidak jauh dari apartemen, Nona. Selebihnya ada di luar sedang mengawasi," lapor Tobias sang bodyguard."Paula memang sagat keterlaluan," rutuk Sarra, "Sepertinya ini bukan hanya ancaman biasa." Sarra berasumsi sendiri. Paula semakin menjadi, apa maksudnya dengan mengirim lima orang anak buah."Apa perlu kami mengusirnya?" tanya bodyguardnya setelah agak lama tidak ada tanggapan dari Sarra. "Tidak perlu. Suruh Kimmy datang, aku ingin keluar dari sini!" perintah Sarra."Baiklah!" Tobias mematikan sambungan dan segera mengatakannya pada Kimmy. Sarra membersihkan dirinya sambil menunggu kehadiran bodyguard wanitanya.Tobias mengalihkan tatapan anak buah Paula saat Kimmy aka

    Last Updated : 2023-03-11
  • Putra Sang Presdir   Lupakan Harry!

    Lupakan Harry! Malam itu juga, Sarra menghubungi Lerina, meminta bantuan agar kakak iparnya itu mau menolongnya."Bagaimana aku harus menanyakannya?" Lerina sendiri bingung harus memulai dari mana dan lagi Philip tentu akan bertanya kenapa Lerina bertanya tentang masa lalunya."Aku butuh bantuanmu, Kak. Ini penting untuk mengetahui masa lalu itu. Apa kakak tahu, Paula selalu berusaha mencelakaiku." Sarra memilih jujur dengan Lerina karena ia yakin hanya kakak iparnya ini saja yanv bisa ia bagi tentang rahasia."Astaga! Sarra sebaiknya Kau pulang dan lupakan Harry!" Lerina jadi takut membayangkannya. Ia jadi menyesal telah membantu Sarra untuk pergi."Please!" mohon Sarra lagi, "ini harus, segera di akhiri," katanya lagi."Dengan mengorbankan nyawamu?" Lerina menolak dengan tegas, "tidak Sarra, cepat kembali sebelum keluaga kita mengetahuinya." Lerina terdengar marah."Kakak, ini sudah terlanjur, Paula sudah terlalu jauh mengusik ketenanganku." Sarra tetap bersikeras."Di duni

    Last Updated : 2023-03-12
  • Putra Sang Presdir   Keresahan Laura

    Keresahan Laura Semua orang yang telah menjauh dari gedung, menatap pada ketinggian, pasalnya waktu sepuluh menit yang terdengar tadi sudah hampir habis.Terjadi ketegangan di setiap mereka, tatkala waktu terus berjalan tak terkecuali Kimmy dan Tobias tanpa sadar saling memeluk erat."Bagaimana nasib Sarra?" ucap Kimmy yang sudah menangis. Meski baru bertemu sebentar tetap saja ia sangat khawatir.Paula sudah tidak berdaya lagi membayangkan Harry yang akan tewas terpanggang api. Ia luruh ke tanah, namun sebelum itu Rodriguz menahan tubuhnya, ia menarik Paula ke dalam pelukannya.Perasaannya hancur karena ia sendirilah yang merencanakan semua ini, membuat Sarra tewas dengan terbakar di gedung tua yang jauh dari jangkauan manusia. Semuanya berubah di akhir, Harrynya, Harrynya datang dan ingin menyelamatkan putri dari orang yang paling ia benci.Tiba-tiba Paula tersadar, ia menjauhkan dirinya dari Rodriguz, matanya menyalang murka pada pria itu. Paula mengacungkan telunjuknya tepa

    Last Updated : 2023-03-12
  • Putra Sang Presdir   Percobaan Bunuh Diri

    Percobaan Bunuh Diri Sebuah hunian yang tidak terlalu besar, namun asri di dekat hutan. Tempat ini lebih mirip di katakan vila. Harry membantu Sarra mengemas pakaian mereka ke dalam lemari, setelahnya menuju dapur untuk menyimpan kebutuhan dapur yang sempat mereka belanjakan tadi."Aku lapar!" keluh Sarra sambil mengelus perutnya."Mandilah, aku akan menyiapkan makanan," ucap Harry.Sarra tetap bergeming, "Memangnya Kau bisa memasak?" Sarra malah memperhatikan Harry yang kembali membuka kulkas.Harry tegak di hadapannya, "Kau meragukanku?" Harry kembali bertanya kedua alisnya terangkat."Aku tidak yakin." Sarra melipat kedua tangannya di dada.Harry membungkukkan sedikit tubuhnya agar menyamai tinggi Sarra, ia lalu berbisik, "Bagaimana kalau aku berhasil?"Sarra sedikit bergidik, bisikan Harry terdengar sensual di telinganya."A-aku akan memberikanmu hadiah," kata Sarra sedikit gugup."Baiklah, aku yang akan memutuskan hadiahnya." Harry menyeringai. "Hah! Ma-mana bisa begitu,

    Last Updated : 2023-03-13
  • Putra Sang Presdir   Menjemput Sarra

    Menjemput Sarra Setelah pertempuran antara Han dan Lerina usai, ibu dua anak itu terkulai hingga memejamkan matanya.Lerina tertidur.Saat itulah Han mengambil ponsel sang istri dan membuka daftar panggilan terakhir.Sarra.Han sudah sedikit curiga, istrinya mengetahui sesuatu tentang adiknya itu. Han membersihkan diri sebentar lalu pergi ke ruang kerja dengan membawa ponsel itu.Ia melakukan panggilan ke nomor Sarra.Tidak butuh waktu lama, Sarra, mengangkat panggilan itu."Halo, Kak! Bagaimana, apa sudah menanyakannya pada ibu atau ayah?" Sarra terus memberondongnya dengan pertanyaan tanpa tahu siapa, di balik penelpon itu."Halo! Halo!" Sarra menatap panggilan yang masih tersambung, tapi sejak tadi kakak iparnya itu tidak berbicara sama sekali."Ha ...,"Belum sempat Sarra menyapa kembali sambungan sudah di putus oleh Lerina. Ia menjatuhkan dirinya di sofa."Ada apa?" Harry yang semula merebahkan diri mendudukkan dirinya di sisi sang kekasih."Kakak ipar tidak menjawab uca

    Last Updated : 2023-03-14
  • Putra Sang Presdir   Menyusul Sarra

    Menyusul Sarra Mereka berlima duduk dalam diam setelah Sarra mengatakan kalau Paula adalah ibu dari Harry."Tinggalkan dia, ibu tidak setuju Kau menikah dengannya?" tegas Laura. Satu nama 'Paula' berhasil mengubah keputusannya yang setuju kalau Harry menjadi menantunya."Kenapa dengan Paula, apa alasan ibu melarangku bersama, Harry?" Sarra melihat ini waktu yang tepat untuk mengorek informasi."Tidak, pokoknya ibu tidak setuju," tegas Laura seraya berdiri."Katakan alasannya, Bu. Setidaknya aku punya alasan untuk meninggalkan Harry." Sarra tetap ngotot ingin mengetahuinya."Cukup Sarra, jangan bertanya lagi. Sebaiknya turuti perkataan ibu. Aku akan mengenalkanmu dengan anak teman ibu. Bersiaplah untuk pernikahan."Bukan hanya Sarra saja yang terkejut, tetapi Lerina juga Han sedangkan Philip sejak tadi tidak bersuara lagi."Ibu, tidak segampang itu menyuruh Sarra menikah." Han kurang setuju dengan keputusan ibunya yang terkesan tiba-tiba."Diam, Han! Cukup dukung ibu. Ini demi

    Last Updated : 2023-03-14

Latest chapter

  • Putra Sang Presdir   Ending

    Ending Malam itu Lucia tertidur di sofa sedangkan Sean masih terjaga di dekat box kedua bayinya. Sean menoleh pada istrinya yang tampak kedinginan, ia pun berdiri dan menutupkan jasnya di tubuh Lucia.Malam itu Sean tidak tidur, ia fokus menjaga keduanya, mengabaikan rasa lelah yang mendera tubuhnya juga membiarkan Lucia terlelap, karena besok Sean harus ke perusahaan. Setidaknya istrinya istirahat dengan cukup. "Selamat pagi Tuan!" Seorang suster datang memeriksa keadaan si kembar."Pagi!" balas Sean.Suster tersebut menyentuh kulit Vin dan Van, "Sudah tidak demam, sebentar lagi dokter akan datang memeriksa." Suster tersebut keluar lagi.Sean melihat istrinya yang masih tertidur, dia melihat jam yang sudah menunjuk pukul tujuh. Sean akan tinggal sampai Lucia bangun, setidaknya di rapat kemarin dia sudah memperingatkan para staff untuk melapor padanya atas kebijakan Rain yang mungkin akan berpotensi merugikan perusahaan.Sean menunggu hingga satu jam kemudian Lucia bangun. Se

  • Putra Sang Presdir   Vin Dan Van Demam

    Vin Dan Van Demam Bibir Rain menyeringai saat menuruni anak tangga, ia sempat mendengar pembicaraan Sean dan Lucia. Entah apa maksudnya, keributan pasangan suami istri itu seolah menjadi hiburan baginya. Ke esokan paginya, Lucia masih mendiamkan Sean, ia hanya fokus kepada bayi kembarnya. Sean memaklumi hal itu, dia yang salah karena belakangan ini sering pulang terlambat. Wajar saja Lucia pasti lelah menjaga dua bayinya meski Vin dan Van bukan termasuk bayi yang rewel. Sean tetap membantu Lucia mengurus Vin dan Van sebelum berangkat ke perusahaan . Dia sengaja datang sedikit siang hari ini. "Aku pergi!" pamitnya pada Lucia yang hanya di balas dengan deheman, "aku janji akan pulang lebih awal," katanya seraya tersenyum, namun lagi-lagi Lucia hanya diam. Sean melangkah meninggalkan kamar dan ketiga makhluk pengisi hatinya. Di perusahaan baru saja di adakan rapat yang di pimpin oleh Rain. Padahal rapat itu di rencanakan oleh Sean kemarin, namun Rain mengganti jadwalnya atas

  • Putra Sang Presdir   Ada Apa Dengan Rain?

    Ada Apa Dengan Rain? "Sana, pergi dari sini! Dasar mesum!" Alyona mengusir Dario yang sudah lancang memeluknya tadi."Nona, aku bisa jelaskan," kata Dario seraya mundur kebelakang, karena Alyona mengusirnya dengan sapu, "Aku sempat mengira anda laki-laki," ucap Dario mengklarifikasi."Alyona, tidak perlu pakai sapu, dia pasti pergi," kata Rivera pada putrinya. Alyona sangat kasar terhadap orang yang ia benci."Mom, pria mesum seperti ini memang pantas di kasari." Gadis itu tidak paduli, ia terus mengacungkan sapu ke arah Dario yang sudah keluar dari pintu utama. Dia sudah seperti tersangka."Sana, tidak ada yang sudi mempekerjakan orang mesum sepertimu!" ucap Alyona seraya memelototi Dario. Dia masih berpikir kalau pria yang berasal dari Milan Itu adalah pekerja di rumah kakek besar. "Siapa yang mesum?" Sean yang baru saja turun sempat mendengar ucapan adik sepupunya itu. Ia mengeryitkan dahi saat melihat Alyona menghardik temannya dengan gagang sapu. "Kakak, kebetulan sekal

  • Putra Sang Presdir   Sudah Pelayan Mesum Lagi

    Sudah Pelayan Mesum Lagi Berita duka baru saja datang dari Dellwood. Kakek Zoku dinyatakan meninggal dunia pagi ini. Pria yang paling banyak berjasa untuk keluarga mereka yang selalu memastikan keluarganya hidup dengan baik dan layak.Masing-masing keluarga sudah di hubungi oleh Ben sang asisten. Termasuk Han yang masih ada di Kota Milan. Kesedihan merayapi hati setiap jiwa yang terikat dengannya. Mendengar hal itu, Sean langsung mendatangi dokter untuk menanyakan perihal putranya yang akan melakukan perjalanan udara.Pesawat pribadi menjadi pilihan mereka, sore nanti mereka akan terbang dari Milan menuju Minnesota, di lanjut dengan perjalanan darat kurang lebih dua jam lagi.Keluarga Zoku di liputi duka mendalam akibat kepergian sesepuh mereka, Zoku.Banyak para pelayat yang datang, terutama dikalangan pengusaha bahkan ada yang dari luar negeri.Mereka bergantian memberikan salam penghormatan, mencium untuk yang terakhir kalinya. Sampai saatnya Kakek Zoku di antar ke per

  • Putra Sang Presdir   Nasib Pernikahan Luisa

    Nasib Pernikahan Luisa Ludwig di vonis penjara selama dua puluh tahun atas percobaan pembunuhan juga kasus penculikan Lucia dulu.Dia memohon untuk di ampuni dan di keluarkan dari dalam penjara."Valdez, aku mohon keluarkan aku dari sini!" pintanya saat sidang kasusnya baru saja selesai.Valdez hari itu hadir bersama pengacaranya. "Kau tidak malu memintaku untuk mengeluarkanmu, ingat kesalahanmu Lud, hampir dua puluh tahun Kau pisahkan aku dari putriku. Sedangkan aku memperlakukanmu layaknya keluarga, di mana hati nuranimu?" Masih ada emosi di hati Valdez terhadap orang yang pernah sangat dipercayainya itu.Kini dengan mudahnya Ludwig meminta untuk di keluarkan dari penjara. "Val, aku punya alasan untuk itu," sela Ludwig seraya memikirkan alaaannya. "Karena Kau mencintai istriku sampai saat ini bukan?" potong Valdez hingga membuat Ludwig membulatkan matanya.Dia terhenyak mendengar jawaban Valdez, jadi dia tahu tentang perasaannya, "Kau salah, Val," sangkalnya, "It-itu tid

  • Putra Sang Presdir   Luisa Lari!

    Luisa Lari! Balon-balon yang di dominasi warna biru tampak menempel di beberapa tempat, termasuk tangga hingga ke ujung, juga di dekat sofa dan di beberapa dinding, di tambah sedikit bunga hingga menambah keindahan ruangan tersebut. Di tengah ruangan itu terdapat karpet yang terhubung ke ayunan si kembar, juga beberapa foto mungil mereka tak lupa di tempelkan di sisi ayunan.Lucia akan di sulap secantik mungkin. Sebagai orang yang sangat berpengalaman, Luisa yang akan mendandani kembarannya itu agar terlihat semakin cantik saat menyambut dua keponakannya.Meski masih ada rasa canggung, keduanya tampak cocok. Mereka berdua sama-sama memiliki hati yang baik. Meski hidup bergelimang harta tak membuat Luisa sombong. Ia bahkan berencana membagi warisannya untuk Lucia nantinya."Lucia, aku tidak bisa mengungkapkan rasa bahagia ini karena menemukanmu," kata Luisa setelah selesai merias wajah kembarannya tersebut.Lucia mengulas senyum menanggapinya. "Maaf untuk hidupmu selama

  • Putra Sang Presdir   Kau Memang Putriku, Lucia!

    Kau Memang Putriku, Lucia! Lerina menyampaikan kedatangan Luisa dan telpon dari Tuan Valdez tadi. Bohong kalau Lucia tidak merasa bersalah, namun ketakutan terhadap Ludwig juga tak bisa dipungkirinya."Mom aku takut," keluhnya. Meski sesungguhnya ia tidak tega mendengar hal yang terjadi pada Nyonya Valdez. Luisa baru saja menghubungi Lerina terkait ibunya yang menggores pergelangan tangannya dengan pisau.Rasa kemanusiaan Lerina yang begitu kuat menggerakkan hatinya agar membujuk menantunya menjenguk wanita yang mengaku sebagai besannya tersebut."Lucia, mommy tahu seperti apa hatimu," kata Lerina menatap Lucia dengan lembut."Bagaimana kalau Tuan Ludwig ada di sana?" Membicarakannya saja Lucia sudah takut."Kami akan menemanimu, Kau bisa putuskan agar mommy menghubungi daddy dan suamimu," usul Lerina. Dia paham ketakutan Lucia dan mereka juga akan berusaha agar selalu ada di sampingnya.Han dan Sean ternyata bertemu dengan Alberto. Pria itu memohon maaf pada Han dan Sean. Di

  • Putra Sang Presdir   Menjenguk Neve

    Menjenguk Neve Selain bersama suaminya, Nyonya Valdez ternyata berulang kali mencoba datang untuk menemui Lucia, namun berakhir di tolak hingga membuatnya jatuh sakit.Ia di rawat di rumah sakit dalam keadaan lemah, tiada hari tanpa memikirkan Lucia.Tuan Carlos yang sudah sempat pulang ke Spanyol kini datang lagi menjenguk sang adik.Ia berjanji akan menemui keluarga Han untuk meminta agar Lucia melakukan tes dna. Sedangkan Valdez sibuk mengurusi Ludwig yang ada di penjara.Mereka masih mempercayai pria itu dan menganggap Lucia hanya sedang mengalami baby blues pasca melahirkan sehingga sembarangan menuduh Ludwig yang ingin membunuhnya. Pria itu dinyatakan bebas sebab kurangnya bukti, cctv di ruangan Lucia saat itu lagi-lagi dalam keadaan mati.Ludwig merasa senang, tanpa mereka tahu dia sudah menyusun rencana baru untuk menyingkirkan Lucia.Sesuai janjinya Tuan Carlos datang bertamu ke rumah yang ditinggali oleh leluarga Han saat ini.Dia di sambut baik dan di persilahkan m

  • Putra Sang Presdir   Penolakan Lucia

    Penolakan Lucia Han dan Lerina tiba lebih dulu di rumah sakit, Sean menceritakan apa yang ia lihat tadi. Tentu saja hal itu membuat mereka geram, kini hanya tinggal menunggu kedatangan Keluarga Valdez untuk menyelesaikan masalah yang tidak sederhana ini. Terlihat dua polisi yang dipanggil Sean berdiri di sebelah kiri dan kanan Ludwig. Dalam hati pria itu merutuki kebodohannya yang meninggalkan Lucia di laut tanpa memastikan kematiannya.Beberapa saat kemudian pasangan Valdez pun datang, mereka terkejut melihat keadaan Ludwig yang babak belur, tapi sekaligus senang karena Lucia telah di temukan.Nyonya Valdez mendekat ke ranjang Lucia, namun segera di cegah oleh Sean."Nyonya, sebaiknya anda tidak mendekati istri saya!" kata Sean tanpa ragu.Nyonya Valdez cukup heran, kenapa dia di larang menghampiri Lucia. Kemudian datanglah Tuan Carlos bersama asistennya."Apa yang terjadi, kenapa Ludwig di awasi polisi?" Tuan Carlos cukup heran melihat banyak orang di ruangan wanita yang d

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status