Beranda / Urban / Putra Sang Presdir / Dasar Kakek Sombong!

Share

Dasar Kakek Sombong!

Penulis: Azitung
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-12 08:04:31

Dasar Kakek Sombong!

Sarra akhirnya mau bertemu dengan ibunya setelah dibujuk oleh suaminya.

"Seharusnya kamu yang marah pada ibu, karena ingin memisahkan kita," kata Sarra saat mereka berada di dalam mobil.

"Kalau aku marah akan memperkeruh suasana," balas Harry, "yang dilakukannya adalah wajar. Orang tua mana yang tidak was-was kalau putrinya selalu ingin dicelakai oleh keluarga suaminya."

Ingatan Sarra kembali terlempar ke masa lalu. Berbagai upaya di lakukan oleh ibu angkat suaminya itu untuk menyingkirkannya. Sarra menghela nafasnya. Sudah banyak hari berat ia lalui, bahkan sampai koma berbulan lamanya.

Dia pernah nyaris terbakar karena bom yang sengaja di pasang oleh Paula, namun kehidupan ini masih menginginkannya hingga Sarra selalu selamat dari maut, bahkan yang terakhir ia sampai kehilangan calon bayinya.

"Aku merasa sangat lega kali ini, jangan marah kalau aku mungkin terlihat senang dengan kepergian ibumu." Biar bagaimanapun suaminya memiliki ikatan dengan Paula
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Putra Sang Presdir   Kesombongan Yang Menular

    Kesombongan Yang Menular Hari yang di nantikan pun tiba, semua keluarga sudah berkumpul di bandara, mereka memakai satu pesawat khusus untuk keluarga.Sarra menghampiri kakeknya yang paling banyak kopernya."Wah, ini sih bukan liburan namanya, tetapi mau pindah tempat tinggal," sindir Sarra sambil melihat koper yang berjumlah lima itu."Kau ini, selalu usil pada kakek. Jangankan pindah, bahkan kakekmu ini bisa membeli pulau itu."Sarra menepuk jidatnya, "Sombong lagi," katanya seraya, menggeleng."Kalau tidak suka kakekmu ini meninggi, jangan suka usil. Lagi pula kakek yang membayar pesawat ini." Kakek Zoku terdengar sensitif. Sarra saja kalah di debat olehnya."Baiklah, kalau ada apa-apa, Kakek tidak boleh minta bantuanku." Sarra merajuk dan menjauh dari kakek.Haha hahaKakek Zoku menertawakan cucunya itu. Sean datang menghampirinya."Kakek, ada hadiah dari mommy untuk kakek," kata anak kecil itu, ia mengangkat sebuah kotak kecil di tangannya."Ibumu memang baik, dia selalu me

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-13
  • Putra Sang Presdir   Ini Juga Olah Raga

    Ini Juga Olah Raga Alyona yang baru akan menginjak usia satu tahun itu pun terus bergerak dan menunjuk air."Sepertinya Alyona minta diturunkan," kata Han yang masih setia memijit pinggang kakeknya."Dia masih terlalu kecil," kata Antonio."Tidak apa-apa, turunkan saja agar dia mengenal air laut." Kakek memberi saran."Tidak, Kek. Aku takut putriku sakit." Antonio tidak setuju."Hanya karena menginjak air laut tidak akan membuat cucuku sakit. Lagi pula ibunya seorang dokter." "Tapi Kek, Alyona masih terlalu kecil." "Justru karena masih kecil sudah mulai diperkenalkan dengan alam, Kau tidak lihat, para bintang-bintang itu membawa anaknya menyelam ke dalam laut padahal usia mereka belum satu tahun." Kakek membandingkan cucunya dengan anak-anak bintang."Sepertinya Kakek suka mengikuti kehidupan para aktris," sahut Lerina. "Mau apa lagi selain menonton drama dan gosip, kakek tidak punya teman di rumah." Kakek tidak menyangkalnya, "Oh ya, kakek juga suka nonton drama dari korea

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-14
  • Putra Sang Presdir   Jangan Terlalu Cemas

    Jangan Terlalu Cemas Semua anggota keluarga telah berkumpul untuk menikmati sarapan pagi. Setelah cukup lama mereka berjalan di pantai kini saatnya mengisi energi, tetapi tidak dengan dua orang itu, Lerina dan Han bahkan belum keluar sama sekali."Dasar pengantin tua! Padahal jarang sekali kita kumpul begini, awas saja, nanti malam akan kupisahkan kamar mereka." Sarra menggerutu karena yang di tunggu belum menampakkan batang hidung."Kakek, ayolah, kami sudah lapar." Sarra merengek seperti anak kecil."Tunggu mereka datang," tegas kakek.Lima menit kemudian pasangan itu muncul dengan wajah semringah, pasti mereka memanfaatkan pagi ini untuk berolah raga di kamar."Selamat pagi!" Sapa keduanya bersamaan."Pagi!" jawab mereka serempak.Han menarik kursi untuk istrinya."Sean dan Rain sudah makan?" Lerina langsung bertanya pada anak-anaknya sebelum duduk."No, kami menunggu, Mommy dan Daddy," jawab Sean lesu. Barulah Lerina menoleh ke arah meja yang di atasnya masih terhidangan ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-15
  • Putra Sang Presdir   Kau Terlalu Percaya Diri

    Kau Terlalu Percaya Diri Patricia tengah bersiap-siap di kamar. Hari ini mereka akan pergi ke kediaman keluarga Dimitri. Ada pembahasan penting termasuk semua sepupu, paman, bibi akan berkumpul semua.Kali pertama bagi Patricia dan bayinya menginjakkan kaki di istana itu. Sebenarnya dia tidak ingin ikut karena sudah tahu watak ibu tiri suami dan adik iparnya, tetapi Bi Minnie bilang."Nyonya harus ikut dan jadi pendukung, Tuan," katanya kemarin saat Dimitri mengatakan bahwa mereka harus ikut dalam pertemuan itu.Bukan hanya dirinya, Bi Minnie juga turut di ajak agar ada yang menjaga bayinya di sana. Bayi yang di beri nama Felix itu sangat suka di gendong sehingga peran Bi Minnie sangat di butuhksn di sana."Akan ada yang tidak menyukaimu di sana dan mungkin akan menyindir atau mengatakannya secara langsung. Aku harap Kau tidak terpancing." Dimitri mewanti-wanti agar Patricia tidak perlu membalas apapun. "Sekalipun mereka menghina, apa aku harus diam?" Tentu Patricia tidak aka

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-16
  • Putra Sang Presdir   Good Boy!

    Good Boy! Sepeninggal Dimitri dan keluarganya, mereka berembuk untuk memilih keputusan apa yang harus di ambil."Memberi saham dua puluh persen, sangat tidak tahu diri, dia hanya anak selingkuhan." Komentar salah satu sepupu Dimitri."Ya, apa lagi istrinya, berlagak seperti orang hebat, hanya pemilik butik saja sudah sombong." Nyatanya memang beginilah mereka menghujat di belakang Dimitri."Kehilangan dua puluh persen lebih baik dari pada kehilangan semuanya." Nyonya Winter mengutarakan pendapatnya."Itu artinya, ibu mengizinkan Dimitri memiliki dua puluh persen?" protes Dominic yang selalu iri dengan Dimitri."Hanya anak dari wanita selingkuhan, dia pikir dia siapa?" Mulut Ruby ikut menyahut.Nyonya Winter memijit pelipisnya. Dia tahu keluarganya tidak rela bila Dimitri ikut menikmati hasil dari perusahaan keluarga, tetapi dia bisa apa, karena, hanya Dimitrilah yang mampu memajukan perusahaan itu."Kakak, berikan pendapatmu!" Dia, bertanya pada kakak iparnya."Aku lebih mem

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-18
  • Putra Sang Presdir   Akan Ku Rusak Istrimu!

    Akan Ku Rusak Istrimu! Hubungan yang semakin dekat dan saling membutuhkan membuat Patricia bahagia. Tidak salah ia memilih Dimitri sebagai ayah dari Felix.Patricia membantu Bi Minnie di dapur, semenjak melahirkan dia nyaris tidak pernah ke butik, hanya sesekali saja seraya melihat keadaan. Patricia masih aktif menggambar di rumah, meski tidak seperti biasanya.Dia harus membagi waktu dengan putranya.Hari ini Dimitri akan kembali ke perusahaan keluarganya. Saat pria itu keluar dari dalam kamar mandi stelan baju kemeja dan celana sudah tersedia di atas ranjang.Dimitri mulai mengenakannya, di liriknya Felix yang masih terlelap di dalam boxBayinya tidur dengan posisi telentang. Dia sangat menggemaskan.Dimitri keluar untuk sarapan. Bi Minnie segera mengatur hidangan di atas meja."Kau sudah selesai?"Hem"Tunggu sebentar, ini belum matang," ucap Patricia yang berdiri di dekat lemari pemanggang.Terdengar suara tangisan dari kamar, Patrcia tersentak."Biar aku saja," kata, Dimi

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Putra Sang Presdir   Tidak Apa-Apa Felix Punya Adik

    Tidak Apa-Apa Felix Punya Adik Sesuai permintaan, saham dua puluh persen sudah menjadi milik Dimitri dan di buat atas nama Patricia. Dia datang ke perusahaan untuk menandatanganinya."Setelah ini mau ke mana?" Dimitri bertanya pada istrinya. Kini tinggal mereka berdua di dalam ruangannya."Ke rumah besar, kakak dan kakak ipar akan tiba, mereka akan langsung ke rumah dan tinggal di sana."Dimitri melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Ia kemudian menekan tombol di meja.Tidak berapa lama, "Tuan memanggil saya!" Sekretarisnya datang bertanya."Undur rapat sampai sore, saya memiliki urusan yang sangat penting," kata Dimitri."Baik Tuan!" Sekretaris tersebut undur diri."Ayo, aku akan mengantarmu!" ajak Dimitri seraya berdiri.Patricia senang bukan main, Dimitri mulai memprioritaskan dirinya. Ia pun beranjak dan mengikuti langkah suaminya.Mereka meluncur menuju rumah lama Patricia dan Harry, ternyata hal itu di rekam oleh seseorang dan di kirim pada Dominic."Kita

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-20
  • Putra Sang Presdir   Merasa Di Ikuti

    Merasa Di Ikuti "Nyonya, Keluarga Wilson ingin bertemu secara langsung," ucap Evalina di telpon."Kenapa tidak mengabarinya dari kemarin? Felix sedang tidak enak badan bagaimana aku akan meninggalkannya?" jawab Patricia.Keluarga Wilson adalah langganan tetapnya, kali ini ia memesan baju untuk acara pertunangan putri keluarga itu."Nyonya, maafkan aku! Aku pikir karena ini Nyonya Wilson, anda tidak akan keberatan." Evalina merasa tidak enak jadinya.Dia pun sudah terlanjur mengatakan agar mereka datang hari ini."Apa kita harus membatalkannya?" tanya Eva ragu."Tidak perlu, aku akan datang!""Terimakasih, Nyonya!"Patricia meletakkan ponselnya, sesekali terdengar rengekan Felix di pangkuan Bi Minnie."Bi, aku harus pergi ke butik," kata Patricia."Bagaimana dengan susu Felix?""Aku akan memompanya," jawab Patricia sambil berlalu ke dapur.Bi Minnie mengikutinya, "Felix selalu menolak dengan botol," lanjutnya."Iya, aku tahu, tetapi ini penting. Semoga saja dia mau."Bi Minnie

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-20

Bab terbaru

  • Putra Sang Presdir   Ending

    Ending Malam itu Lucia tertidur di sofa sedangkan Sean masih terjaga di dekat box kedua bayinya. Sean menoleh pada istrinya yang tampak kedinginan, ia pun berdiri dan menutupkan jasnya di tubuh Lucia.Malam itu Sean tidak tidur, ia fokus menjaga keduanya, mengabaikan rasa lelah yang mendera tubuhnya juga membiarkan Lucia terlelap, karena besok Sean harus ke perusahaan. Setidaknya istrinya istirahat dengan cukup. "Selamat pagi Tuan!" Seorang suster datang memeriksa keadaan si kembar."Pagi!" balas Sean.Suster tersebut menyentuh kulit Vin dan Van, "Sudah tidak demam, sebentar lagi dokter akan datang memeriksa." Suster tersebut keluar lagi.Sean melihat istrinya yang masih tertidur, dia melihat jam yang sudah menunjuk pukul tujuh. Sean akan tinggal sampai Lucia bangun, setidaknya di rapat kemarin dia sudah memperingatkan para staff untuk melapor padanya atas kebijakan Rain yang mungkin akan berpotensi merugikan perusahaan.Sean menunggu hingga satu jam kemudian Lucia bangun. Se

  • Putra Sang Presdir   Vin Dan Van Demam

    Vin Dan Van Demam Bibir Rain menyeringai saat menuruni anak tangga, ia sempat mendengar pembicaraan Sean dan Lucia. Entah apa maksudnya, keributan pasangan suami istri itu seolah menjadi hiburan baginya. Ke esokan paginya, Lucia masih mendiamkan Sean, ia hanya fokus kepada bayi kembarnya. Sean memaklumi hal itu, dia yang salah karena belakangan ini sering pulang terlambat. Wajar saja Lucia pasti lelah menjaga dua bayinya meski Vin dan Van bukan termasuk bayi yang rewel. Sean tetap membantu Lucia mengurus Vin dan Van sebelum berangkat ke perusahaan . Dia sengaja datang sedikit siang hari ini. "Aku pergi!" pamitnya pada Lucia yang hanya di balas dengan deheman, "aku janji akan pulang lebih awal," katanya seraya tersenyum, namun lagi-lagi Lucia hanya diam. Sean melangkah meninggalkan kamar dan ketiga makhluk pengisi hatinya. Di perusahaan baru saja di adakan rapat yang di pimpin oleh Rain. Padahal rapat itu di rencanakan oleh Sean kemarin, namun Rain mengganti jadwalnya atas

  • Putra Sang Presdir   Ada Apa Dengan Rain?

    Ada Apa Dengan Rain? "Sana, pergi dari sini! Dasar mesum!" Alyona mengusir Dario yang sudah lancang memeluknya tadi."Nona, aku bisa jelaskan," kata Dario seraya mundur kebelakang, karena Alyona mengusirnya dengan sapu, "Aku sempat mengira anda laki-laki," ucap Dario mengklarifikasi."Alyona, tidak perlu pakai sapu, dia pasti pergi," kata Rivera pada putrinya. Alyona sangat kasar terhadap orang yang ia benci."Mom, pria mesum seperti ini memang pantas di kasari." Gadis itu tidak paduli, ia terus mengacungkan sapu ke arah Dario yang sudah keluar dari pintu utama. Dia sudah seperti tersangka."Sana, tidak ada yang sudi mempekerjakan orang mesum sepertimu!" ucap Alyona seraya memelototi Dario. Dia masih berpikir kalau pria yang berasal dari Milan Itu adalah pekerja di rumah kakek besar. "Siapa yang mesum?" Sean yang baru saja turun sempat mendengar ucapan adik sepupunya itu. Ia mengeryitkan dahi saat melihat Alyona menghardik temannya dengan gagang sapu. "Kakak, kebetulan sekal

  • Putra Sang Presdir   Sudah Pelayan Mesum Lagi

    Sudah Pelayan Mesum Lagi Berita duka baru saja datang dari Dellwood. Kakek Zoku dinyatakan meninggal dunia pagi ini. Pria yang paling banyak berjasa untuk keluarga mereka yang selalu memastikan keluarganya hidup dengan baik dan layak.Masing-masing keluarga sudah di hubungi oleh Ben sang asisten. Termasuk Han yang masih ada di Kota Milan. Kesedihan merayapi hati setiap jiwa yang terikat dengannya. Mendengar hal itu, Sean langsung mendatangi dokter untuk menanyakan perihal putranya yang akan melakukan perjalanan udara.Pesawat pribadi menjadi pilihan mereka, sore nanti mereka akan terbang dari Milan menuju Minnesota, di lanjut dengan perjalanan darat kurang lebih dua jam lagi.Keluarga Zoku di liputi duka mendalam akibat kepergian sesepuh mereka, Zoku.Banyak para pelayat yang datang, terutama dikalangan pengusaha bahkan ada yang dari luar negeri.Mereka bergantian memberikan salam penghormatan, mencium untuk yang terakhir kalinya. Sampai saatnya Kakek Zoku di antar ke per

  • Putra Sang Presdir   Nasib Pernikahan Luisa

    Nasib Pernikahan Luisa Ludwig di vonis penjara selama dua puluh tahun atas percobaan pembunuhan juga kasus penculikan Lucia dulu.Dia memohon untuk di ampuni dan di keluarkan dari dalam penjara."Valdez, aku mohon keluarkan aku dari sini!" pintanya saat sidang kasusnya baru saja selesai.Valdez hari itu hadir bersama pengacaranya. "Kau tidak malu memintaku untuk mengeluarkanmu, ingat kesalahanmu Lud, hampir dua puluh tahun Kau pisahkan aku dari putriku. Sedangkan aku memperlakukanmu layaknya keluarga, di mana hati nuranimu?" Masih ada emosi di hati Valdez terhadap orang yang pernah sangat dipercayainya itu.Kini dengan mudahnya Ludwig meminta untuk di keluarkan dari penjara. "Val, aku punya alasan untuk itu," sela Ludwig seraya memikirkan alaaannya. "Karena Kau mencintai istriku sampai saat ini bukan?" potong Valdez hingga membuat Ludwig membulatkan matanya.Dia terhenyak mendengar jawaban Valdez, jadi dia tahu tentang perasaannya, "Kau salah, Val," sangkalnya, "It-itu tid

  • Putra Sang Presdir   Luisa Lari!

    Luisa Lari! Balon-balon yang di dominasi warna biru tampak menempel di beberapa tempat, termasuk tangga hingga ke ujung, juga di dekat sofa dan di beberapa dinding, di tambah sedikit bunga hingga menambah keindahan ruangan tersebut. Di tengah ruangan itu terdapat karpet yang terhubung ke ayunan si kembar, juga beberapa foto mungil mereka tak lupa di tempelkan di sisi ayunan.Lucia akan di sulap secantik mungkin. Sebagai orang yang sangat berpengalaman, Luisa yang akan mendandani kembarannya itu agar terlihat semakin cantik saat menyambut dua keponakannya.Meski masih ada rasa canggung, keduanya tampak cocok. Mereka berdua sama-sama memiliki hati yang baik. Meski hidup bergelimang harta tak membuat Luisa sombong. Ia bahkan berencana membagi warisannya untuk Lucia nantinya."Lucia, aku tidak bisa mengungkapkan rasa bahagia ini karena menemukanmu," kata Luisa setelah selesai merias wajah kembarannya tersebut.Lucia mengulas senyum menanggapinya. "Maaf untuk hidupmu selama

  • Putra Sang Presdir   Kau Memang Putriku, Lucia!

    Kau Memang Putriku, Lucia! Lerina menyampaikan kedatangan Luisa dan telpon dari Tuan Valdez tadi. Bohong kalau Lucia tidak merasa bersalah, namun ketakutan terhadap Ludwig juga tak bisa dipungkirinya."Mom aku takut," keluhnya. Meski sesungguhnya ia tidak tega mendengar hal yang terjadi pada Nyonya Valdez. Luisa baru saja menghubungi Lerina terkait ibunya yang menggores pergelangan tangannya dengan pisau.Rasa kemanusiaan Lerina yang begitu kuat menggerakkan hatinya agar membujuk menantunya menjenguk wanita yang mengaku sebagai besannya tersebut."Lucia, mommy tahu seperti apa hatimu," kata Lerina menatap Lucia dengan lembut."Bagaimana kalau Tuan Ludwig ada di sana?" Membicarakannya saja Lucia sudah takut."Kami akan menemanimu, Kau bisa putuskan agar mommy menghubungi daddy dan suamimu," usul Lerina. Dia paham ketakutan Lucia dan mereka juga akan berusaha agar selalu ada di sampingnya.Han dan Sean ternyata bertemu dengan Alberto. Pria itu memohon maaf pada Han dan Sean. Di

  • Putra Sang Presdir   Menjenguk Neve

    Menjenguk Neve Selain bersama suaminya, Nyonya Valdez ternyata berulang kali mencoba datang untuk menemui Lucia, namun berakhir di tolak hingga membuatnya jatuh sakit.Ia di rawat di rumah sakit dalam keadaan lemah, tiada hari tanpa memikirkan Lucia.Tuan Carlos yang sudah sempat pulang ke Spanyol kini datang lagi menjenguk sang adik.Ia berjanji akan menemui keluarga Han untuk meminta agar Lucia melakukan tes dna. Sedangkan Valdez sibuk mengurusi Ludwig yang ada di penjara.Mereka masih mempercayai pria itu dan menganggap Lucia hanya sedang mengalami baby blues pasca melahirkan sehingga sembarangan menuduh Ludwig yang ingin membunuhnya. Pria itu dinyatakan bebas sebab kurangnya bukti, cctv di ruangan Lucia saat itu lagi-lagi dalam keadaan mati.Ludwig merasa senang, tanpa mereka tahu dia sudah menyusun rencana baru untuk menyingkirkan Lucia.Sesuai janjinya Tuan Carlos datang bertamu ke rumah yang ditinggali oleh leluarga Han saat ini.Dia di sambut baik dan di persilahkan m

  • Putra Sang Presdir   Penolakan Lucia

    Penolakan Lucia Han dan Lerina tiba lebih dulu di rumah sakit, Sean menceritakan apa yang ia lihat tadi. Tentu saja hal itu membuat mereka geram, kini hanya tinggal menunggu kedatangan Keluarga Valdez untuk menyelesaikan masalah yang tidak sederhana ini. Terlihat dua polisi yang dipanggil Sean berdiri di sebelah kiri dan kanan Ludwig. Dalam hati pria itu merutuki kebodohannya yang meninggalkan Lucia di laut tanpa memastikan kematiannya.Beberapa saat kemudian pasangan Valdez pun datang, mereka terkejut melihat keadaan Ludwig yang babak belur, tapi sekaligus senang karena Lucia telah di temukan.Nyonya Valdez mendekat ke ranjang Lucia, namun segera di cegah oleh Sean."Nyonya, sebaiknya anda tidak mendekati istri saya!" kata Sean tanpa ragu.Nyonya Valdez cukup heran, kenapa dia di larang menghampiri Lucia. Kemudian datanglah Tuan Carlos bersama asistennya."Apa yang terjadi, kenapa Ludwig di awasi polisi?" Tuan Carlos cukup heran melihat banyak orang di ruangan wanita yang d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status