Beranda / Urban / Putra Sang Presdir / Jangan Terlalu Cemas

Share

Jangan Terlalu Cemas

Penulis: Azitung
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-15 17:31:08

Jangan Terlalu Cemas

Semua anggota keluarga telah berkumpul untuk menikmati sarapan pagi. Setelah cukup lama mereka berjalan di pantai kini saatnya mengisi energi, tetapi tidak dengan dua orang itu, Lerina dan Han bahkan belum keluar sama sekali.

"Dasar pengantin tua! Padahal jarang sekali kita kumpul begini, awas saja, nanti malam akan kupisahkan kamar mereka." Sarra menggerutu karena yang di tunggu belum menampakkan batang hidung.

"Kakek, ayolah, kami sudah lapar." Sarra merengek seperti anak kecil.

"Tunggu mereka datang," tegas kakek.

Lima menit kemudian pasangan itu muncul dengan wajah semringah, pasti mereka memanfaatkan pagi ini untuk berolah raga di kamar.

"Selamat pagi!" Sapa keduanya bersamaan.

"Pagi!" jawab mereka serempak.

Han menarik kursi untuk istrinya.

"Sean dan Rain sudah makan?" Lerina langsung bertanya pada anak-anaknya sebelum duduk.

"No, kami menunggu, Mommy dan Daddy," jawab Sean lesu. Barulah Lerina menoleh ke arah meja yang di atasnya masih terhidangan ma
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Putra Sang Presdir   Kau Terlalu Percaya Diri

    Kau Terlalu Percaya Diri Patricia tengah bersiap-siap di kamar. Hari ini mereka akan pergi ke kediaman keluarga Dimitri. Ada pembahasan penting termasuk semua sepupu, paman, bibi akan berkumpul semua.Kali pertama bagi Patricia dan bayinya menginjakkan kaki di istana itu. Sebenarnya dia tidak ingin ikut karena sudah tahu watak ibu tiri suami dan adik iparnya, tetapi Bi Minnie bilang."Nyonya harus ikut dan jadi pendukung, Tuan," katanya kemarin saat Dimitri mengatakan bahwa mereka harus ikut dalam pertemuan itu.Bukan hanya dirinya, Bi Minnie juga turut di ajak agar ada yang menjaga bayinya di sana. Bayi yang di beri nama Felix itu sangat suka di gendong sehingga peran Bi Minnie sangat di butuhksn di sana."Akan ada yang tidak menyukaimu di sana dan mungkin akan menyindir atau mengatakannya secara langsung. Aku harap Kau tidak terpancing." Dimitri mewanti-wanti agar Patricia tidak perlu membalas apapun. "Sekalipun mereka menghina, apa aku harus diam?" Tentu Patricia tidak aka

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-16
  • Putra Sang Presdir   Good Boy!

    Good Boy! Sepeninggal Dimitri dan keluarganya, mereka berembuk untuk memilih keputusan apa yang harus di ambil."Memberi saham dua puluh persen, sangat tidak tahu diri, dia hanya anak selingkuhan." Komentar salah satu sepupu Dimitri."Ya, apa lagi istrinya, berlagak seperti orang hebat, hanya pemilik butik saja sudah sombong." Nyatanya memang beginilah mereka menghujat di belakang Dimitri."Kehilangan dua puluh persen lebih baik dari pada kehilangan semuanya." Nyonya Winter mengutarakan pendapatnya."Itu artinya, ibu mengizinkan Dimitri memiliki dua puluh persen?" protes Dominic yang selalu iri dengan Dimitri."Hanya anak dari wanita selingkuhan, dia pikir dia siapa?" Mulut Ruby ikut menyahut.Nyonya Winter memijit pelipisnya. Dia tahu keluarganya tidak rela bila Dimitri ikut menikmati hasil dari perusahaan keluarga, tetapi dia bisa apa, karena, hanya Dimitrilah yang mampu memajukan perusahaan itu."Kakak, berikan pendapatmu!" Dia, bertanya pada kakak iparnya."Aku lebih mem

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-18
  • Putra Sang Presdir   Akan Ku Rusak Istrimu!

    Akan Ku Rusak Istrimu! Hubungan yang semakin dekat dan saling membutuhkan membuat Patricia bahagia. Tidak salah ia memilih Dimitri sebagai ayah dari Felix.Patricia membantu Bi Minnie di dapur, semenjak melahirkan dia nyaris tidak pernah ke butik, hanya sesekali saja seraya melihat keadaan. Patricia masih aktif menggambar di rumah, meski tidak seperti biasanya.Dia harus membagi waktu dengan putranya.Hari ini Dimitri akan kembali ke perusahaan keluarganya. Saat pria itu keluar dari dalam kamar mandi stelan baju kemeja dan celana sudah tersedia di atas ranjang.Dimitri mulai mengenakannya, di liriknya Felix yang masih terlelap di dalam boxBayinya tidur dengan posisi telentang. Dia sangat menggemaskan.Dimitri keluar untuk sarapan. Bi Minnie segera mengatur hidangan di atas meja."Kau sudah selesai?"Hem"Tunggu sebentar, ini belum matang," ucap Patricia yang berdiri di dekat lemari pemanggang.Terdengar suara tangisan dari kamar, Patrcia tersentak."Biar aku saja," kata, Dimi

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Putra Sang Presdir   Tidak Apa-Apa Felix Punya Adik

    Tidak Apa-Apa Felix Punya Adik Sesuai permintaan, saham dua puluh persen sudah menjadi milik Dimitri dan di buat atas nama Patricia. Dia datang ke perusahaan untuk menandatanganinya."Setelah ini mau ke mana?" Dimitri bertanya pada istrinya. Kini tinggal mereka berdua di dalam ruangannya."Ke rumah besar, kakak dan kakak ipar akan tiba, mereka akan langsung ke rumah dan tinggal di sana."Dimitri melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Ia kemudian menekan tombol di meja.Tidak berapa lama, "Tuan memanggil saya!" Sekretarisnya datang bertanya."Undur rapat sampai sore, saya memiliki urusan yang sangat penting," kata Dimitri."Baik Tuan!" Sekretaris tersebut undur diri."Ayo, aku akan mengantarmu!" ajak Dimitri seraya berdiri.Patricia senang bukan main, Dimitri mulai memprioritaskan dirinya. Ia pun beranjak dan mengikuti langkah suaminya.Mereka meluncur menuju rumah lama Patricia dan Harry, ternyata hal itu di rekam oleh seseorang dan di kirim pada Dominic."Kita

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-20
  • Putra Sang Presdir   Merasa Di Ikuti

    Merasa Di Ikuti "Nyonya, Keluarga Wilson ingin bertemu secara langsung," ucap Evalina di telpon."Kenapa tidak mengabarinya dari kemarin? Felix sedang tidak enak badan bagaimana aku akan meninggalkannya?" jawab Patricia.Keluarga Wilson adalah langganan tetapnya, kali ini ia memesan baju untuk acara pertunangan putri keluarga itu."Nyonya, maafkan aku! Aku pikir karena ini Nyonya Wilson, anda tidak akan keberatan." Evalina merasa tidak enak jadinya.Dia pun sudah terlanjur mengatakan agar mereka datang hari ini."Apa kita harus membatalkannya?" tanya Eva ragu."Tidak perlu, aku akan datang!""Terimakasih, Nyonya!"Patricia meletakkan ponselnya, sesekali terdengar rengekan Felix di pangkuan Bi Minnie."Bi, aku harus pergi ke butik," kata Patricia."Bagaimana dengan susu Felix?""Aku akan memompanya," jawab Patricia sambil berlalu ke dapur.Bi Minnie mengikutinya, "Felix selalu menolak dengan botol," lanjutnya."Iya, aku tahu, tetapi ini penting. Semoga saja dia mau."Bi Minnie

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-20
  • Putra Sang Presdir   Pemilik Kedua Hotel Ini

    Pemilik Kedua Hotel Ini Pagi-pagi sekali Nyonya Winter sudah menghubungi menantunya. Ruby dengan setia mengekor di belakangnya."Halo sayang!" sapa wanita paruh baya itu. Ruby yang mendengarnya langsung memiringkan bibirnya saat mendengar kata sayang."Ya, Bi!" Patricia masih enggan menyebut ibu karena ia tidak yakin kalau Winter tulus menyayangi suaminya."Kau jadi datang siang nanti?" tanyanya."Ya, Dimitri mengizinkanku datang.""Oh, syukurlah! Dimitri memang anak yang baik. Ibu tunggu kedatanganmu, sayang!"Ingin rasanya Patricia muntah mendengat kata sayang tersebut. Ia pun menutup panggilan."Bagaimana, Bu? Dia setuju?" Ruby berpindah posisi ke hadapan ibunya."Bodoh!" Nyonya Winter menoyor kepala putrinya, "Kau sudah dengar, kenapa masih bertanya?"Ruby cemberut diperlakukan seperti itu."Ibu tidak sabar seperti apa dirinya nanti saat mulut-mulut pedas sepupumu mengomentari dirinya." Nyonya Winter membayangkan Alana dulu yang hanya menunduk tidak melawan saat di siram deng

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-20
  • Putra Sang Presdir   Wanita Luar Biasa

    Wanita Luar Biasa Siang itu juga mereka menemui Dimitri di kantor untuk menyampaikan permohonan maaf."Dia yang salah, karena sudah merusak acara. Lagi pula aku tidak percaya kalau dia pemilik hotel itu." Setelah manager hotel mengatakan siapa Patricia masih ada yang tidak percaya."Katakan Dimitri, istrimu pasti berbohong," desak mereka. Penyakit hati telah menguasai hati mereka, intinya mereka tidak suka bila Dimitri menikah dengan orang yang mereka anggap tidak setara, namun juga tidak terima karena Patricia ternyata jauh di atas mereka."Yang aku tahu, Patricia itu kaya dan asetnya ada di mana-mana, tetapi namanya tidak terekspos selain hanya sebagai pemilik Butik Patricia. Kakaknyalah yang menghandle segalanya."Pengakuan Dimitri kembali membuat mereka syock dan malu tentunya, yang mereka hina ternyata lebih dari mereka."Aku harus mendengar pengakuan dari istriku sebelum membantu kalian. Aku jadi curiga kalau kalian pasti menghinanya." Dimitri menatap mereka datar."Dimitri

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-21
  • Putra Sang Presdir   Mom, Queen Sangat Jelek

    Mom, Queen Sangat JelekSiang itu langsung dilakukan operasi untuk menghentikan darah yang terus keluar dari perut Lerina. Wajahnya sudah seputih kapas, tampak tak berdarah.Ventilator sudah menempel di hidung mancungnya. Tidak hanya operasi dia juga membutuhkan dua kantong darah. Han, Antonio dan Rivera menunggu di luar dengan cemas. Bagaimana tidak, melihat Lerina tertembak dan langsung tidak sadarkan diri. Sungguh mereka takut kehilangannya.Cita-cita besar dalam hidupnya kini telah tercapai, mungkinkah ia akan berpulang?Ketiganya terlihat tidak baik-baik saja, terutama Han yang terus meraup wajahnya dengan kedua telapak tangan, tangisnya memang tak bersuara, tapi sesungguhnya hatinya menjerit, kenapa harus selalu istrinya? "Sayang, sebaiknya Kau pulang ya, aku akan minta sopir menjemputmu!" Antonio tidak tega melihat kondisi istrinya yang tengah hamil besar saat ini, namun dia juga tidak mungkin meninggalkan Han sendirian yang tampak rapuh. Rivera mengangguk. Di samping memiki

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-22

Bab terbaru

  • Putra Sang Presdir   Ending

    Ending Malam itu Lucia tertidur di sofa sedangkan Sean masih terjaga di dekat box kedua bayinya. Sean menoleh pada istrinya yang tampak kedinginan, ia pun berdiri dan menutupkan jasnya di tubuh Lucia.Malam itu Sean tidak tidur, ia fokus menjaga keduanya, mengabaikan rasa lelah yang mendera tubuhnya juga membiarkan Lucia terlelap, karena besok Sean harus ke perusahaan. Setidaknya istrinya istirahat dengan cukup. "Selamat pagi Tuan!" Seorang suster datang memeriksa keadaan si kembar."Pagi!" balas Sean.Suster tersebut menyentuh kulit Vin dan Van, "Sudah tidak demam, sebentar lagi dokter akan datang memeriksa." Suster tersebut keluar lagi.Sean melihat istrinya yang masih tertidur, dia melihat jam yang sudah menunjuk pukul tujuh. Sean akan tinggal sampai Lucia bangun, setidaknya di rapat kemarin dia sudah memperingatkan para staff untuk melapor padanya atas kebijakan Rain yang mungkin akan berpotensi merugikan perusahaan.Sean menunggu hingga satu jam kemudian Lucia bangun. Se

  • Putra Sang Presdir   Vin Dan Van Demam

    Vin Dan Van Demam Bibir Rain menyeringai saat menuruni anak tangga, ia sempat mendengar pembicaraan Sean dan Lucia. Entah apa maksudnya, keributan pasangan suami istri itu seolah menjadi hiburan baginya. Ke esokan paginya, Lucia masih mendiamkan Sean, ia hanya fokus kepada bayi kembarnya. Sean memaklumi hal itu, dia yang salah karena belakangan ini sering pulang terlambat. Wajar saja Lucia pasti lelah menjaga dua bayinya meski Vin dan Van bukan termasuk bayi yang rewel. Sean tetap membantu Lucia mengurus Vin dan Van sebelum berangkat ke perusahaan . Dia sengaja datang sedikit siang hari ini. "Aku pergi!" pamitnya pada Lucia yang hanya di balas dengan deheman, "aku janji akan pulang lebih awal," katanya seraya tersenyum, namun lagi-lagi Lucia hanya diam. Sean melangkah meninggalkan kamar dan ketiga makhluk pengisi hatinya. Di perusahaan baru saja di adakan rapat yang di pimpin oleh Rain. Padahal rapat itu di rencanakan oleh Sean kemarin, namun Rain mengganti jadwalnya atas

  • Putra Sang Presdir   Ada Apa Dengan Rain?

    Ada Apa Dengan Rain? "Sana, pergi dari sini! Dasar mesum!" Alyona mengusir Dario yang sudah lancang memeluknya tadi."Nona, aku bisa jelaskan," kata Dario seraya mundur kebelakang, karena Alyona mengusirnya dengan sapu, "Aku sempat mengira anda laki-laki," ucap Dario mengklarifikasi."Alyona, tidak perlu pakai sapu, dia pasti pergi," kata Rivera pada putrinya. Alyona sangat kasar terhadap orang yang ia benci."Mom, pria mesum seperti ini memang pantas di kasari." Gadis itu tidak paduli, ia terus mengacungkan sapu ke arah Dario yang sudah keluar dari pintu utama. Dia sudah seperti tersangka."Sana, tidak ada yang sudi mempekerjakan orang mesum sepertimu!" ucap Alyona seraya memelototi Dario. Dia masih berpikir kalau pria yang berasal dari Milan Itu adalah pekerja di rumah kakek besar. "Siapa yang mesum?" Sean yang baru saja turun sempat mendengar ucapan adik sepupunya itu. Ia mengeryitkan dahi saat melihat Alyona menghardik temannya dengan gagang sapu. "Kakak, kebetulan sekal

  • Putra Sang Presdir   Sudah Pelayan Mesum Lagi

    Sudah Pelayan Mesum Lagi Berita duka baru saja datang dari Dellwood. Kakek Zoku dinyatakan meninggal dunia pagi ini. Pria yang paling banyak berjasa untuk keluarga mereka yang selalu memastikan keluarganya hidup dengan baik dan layak.Masing-masing keluarga sudah di hubungi oleh Ben sang asisten. Termasuk Han yang masih ada di Kota Milan. Kesedihan merayapi hati setiap jiwa yang terikat dengannya. Mendengar hal itu, Sean langsung mendatangi dokter untuk menanyakan perihal putranya yang akan melakukan perjalanan udara.Pesawat pribadi menjadi pilihan mereka, sore nanti mereka akan terbang dari Milan menuju Minnesota, di lanjut dengan perjalanan darat kurang lebih dua jam lagi.Keluarga Zoku di liputi duka mendalam akibat kepergian sesepuh mereka, Zoku.Banyak para pelayat yang datang, terutama dikalangan pengusaha bahkan ada yang dari luar negeri.Mereka bergantian memberikan salam penghormatan, mencium untuk yang terakhir kalinya. Sampai saatnya Kakek Zoku di antar ke per

  • Putra Sang Presdir   Nasib Pernikahan Luisa

    Nasib Pernikahan Luisa Ludwig di vonis penjara selama dua puluh tahun atas percobaan pembunuhan juga kasus penculikan Lucia dulu.Dia memohon untuk di ampuni dan di keluarkan dari dalam penjara."Valdez, aku mohon keluarkan aku dari sini!" pintanya saat sidang kasusnya baru saja selesai.Valdez hari itu hadir bersama pengacaranya. "Kau tidak malu memintaku untuk mengeluarkanmu, ingat kesalahanmu Lud, hampir dua puluh tahun Kau pisahkan aku dari putriku. Sedangkan aku memperlakukanmu layaknya keluarga, di mana hati nuranimu?" Masih ada emosi di hati Valdez terhadap orang yang pernah sangat dipercayainya itu.Kini dengan mudahnya Ludwig meminta untuk di keluarkan dari penjara. "Val, aku punya alasan untuk itu," sela Ludwig seraya memikirkan alaaannya. "Karena Kau mencintai istriku sampai saat ini bukan?" potong Valdez hingga membuat Ludwig membulatkan matanya.Dia terhenyak mendengar jawaban Valdez, jadi dia tahu tentang perasaannya, "Kau salah, Val," sangkalnya, "It-itu tid

  • Putra Sang Presdir   Luisa Lari!

    Luisa Lari! Balon-balon yang di dominasi warna biru tampak menempel di beberapa tempat, termasuk tangga hingga ke ujung, juga di dekat sofa dan di beberapa dinding, di tambah sedikit bunga hingga menambah keindahan ruangan tersebut. Di tengah ruangan itu terdapat karpet yang terhubung ke ayunan si kembar, juga beberapa foto mungil mereka tak lupa di tempelkan di sisi ayunan.Lucia akan di sulap secantik mungkin. Sebagai orang yang sangat berpengalaman, Luisa yang akan mendandani kembarannya itu agar terlihat semakin cantik saat menyambut dua keponakannya.Meski masih ada rasa canggung, keduanya tampak cocok. Mereka berdua sama-sama memiliki hati yang baik. Meski hidup bergelimang harta tak membuat Luisa sombong. Ia bahkan berencana membagi warisannya untuk Lucia nantinya."Lucia, aku tidak bisa mengungkapkan rasa bahagia ini karena menemukanmu," kata Luisa setelah selesai merias wajah kembarannya tersebut.Lucia mengulas senyum menanggapinya. "Maaf untuk hidupmu selama

  • Putra Sang Presdir   Kau Memang Putriku, Lucia!

    Kau Memang Putriku, Lucia! Lerina menyampaikan kedatangan Luisa dan telpon dari Tuan Valdez tadi. Bohong kalau Lucia tidak merasa bersalah, namun ketakutan terhadap Ludwig juga tak bisa dipungkirinya."Mom aku takut," keluhnya. Meski sesungguhnya ia tidak tega mendengar hal yang terjadi pada Nyonya Valdez. Luisa baru saja menghubungi Lerina terkait ibunya yang menggores pergelangan tangannya dengan pisau.Rasa kemanusiaan Lerina yang begitu kuat menggerakkan hatinya agar membujuk menantunya menjenguk wanita yang mengaku sebagai besannya tersebut."Lucia, mommy tahu seperti apa hatimu," kata Lerina menatap Lucia dengan lembut."Bagaimana kalau Tuan Ludwig ada di sana?" Membicarakannya saja Lucia sudah takut."Kami akan menemanimu, Kau bisa putuskan agar mommy menghubungi daddy dan suamimu," usul Lerina. Dia paham ketakutan Lucia dan mereka juga akan berusaha agar selalu ada di sampingnya.Han dan Sean ternyata bertemu dengan Alberto. Pria itu memohon maaf pada Han dan Sean. Di

  • Putra Sang Presdir   Menjenguk Neve

    Menjenguk Neve Selain bersama suaminya, Nyonya Valdez ternyata berulang kali mencoba datang untuk menemui Lucia, namun berakhir di tolak hingga membuatnya jatuh sakit.Ia di rawat di rumah sakit dalam keadaan lemah, tiada hari tanpa memikirkan Lucia.Tuan Carlos yang sudah sempat pulang ke Spanyol kini datang lagi menjenguk sang adik.Ia berjanji akan menemui keluarga Han untuk meminta agar Lucia melakukan tes dna. Sedangkan Valdez sibuk mengurusi Ludwig yang ada di penjara.Mereka masih mempercayai pria itu dan menganggap Lucia hanya sedang mengalami baby blues pasca melahirkan sehingga sembarangan menuduh Ludwig yang ingin membunuhnya. Pria itu dinyatakan bebas sebab kurangnya bukti, cctv di ruangan Lucia saat itu lagi-lagi dalam keadaan mati.Ludwig merasa senang, tanpa mereka tahu dia sudah menyusun rencana baru untuk menyingkirkan Lucia.Sesuai janjinya Tuan Carlos datang bertamu ke rumah yang ditinggali oleh leluarga Han saat ini.Dia di sambut baik dan di persilahkan m

  • Putra Sang Presdir   Penolakan Lucia

    Penolakan Lucia Han dan Lerina tiba lebih dulu di rumah sakit, Sean menceritakan apa yang ia lihat tadi. Tentu saja hal itu membuat mereka geram, kini hanya tinggal menunggu kedatangan Keluarga Valdez untuk menyelesaikan masalah yang tidak sederhana ini. Terlihat dua polisi yang dipanggil Sean berdiri di sebelah kiri dan kanan Ludwig. Dalam hati pria itu merutuki kebodohannya yang meninggalkan Lucia di laut tanpa memastikan kematiannya.Beberapa saat kemudian pasangan Valdez pun datang, mereka terkejut melihat keadaan Ludwig yang babak belur, tapi sekaligus senang karena Lucia telah di temukan.Nyonya Valdez mendekat ke ranjang Lucia, namun segera di cegah oleh Sean."Nyonya, sebaiknya anda tidak mendekati istri saya!" kata Sean tanpa ragu.Nyonya Valdez cukup heran, kenapa dia di larang menghampiri Lucia. Kemudian datanglah Tuan Carlos bersama asistennya."Apa yang terjadi, kenapa Ludwig di awasi polisi?" Tuan Carlos cukup heran melihat banyak orang di ruangan wanita yang d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status