Share

5.

Author: Ria Abdullah
last update Last Updated: 2025-04-05 07:26:47

"Ini Adalah kamar kita," ucapnya sambil membuka pintu kamar yang luasnya 5 kali luas kamarku di rumah. Tentu saja aku terpesona karena interior di dalamnya sangat indah dan mewah, perabotan terbuat dari kayu dan kamar di set dengan tema rustic yang elegan

"Wah luas sekali, Pak. Kataku sambil menghempaskan diri di sofa yang empuknya belum pernah kucoba selama hidupku.

"Sofa ini nyaman, aku bisa tidur di sini."

"Terserah kau saja, tapi seperti yang aku katakan, kau bebas tidur di ranjang."

"Tapi ranjangnya adalah ranjang Pak Aldi."

Ia menghampiriku menjongkokkan diri hingga wajahnya sejajar dengan wajahku perlahan ia dekatkan wajah itu sehingga mau tidak mau aku memundurkan diri sambil melirik ke kanan dan ke kiri berusaha menetralisir debaran di dalam hati, tatapan matanya seakan akan membuatku seperti es batu yang ditimpa sinar mentari.

"Kita suami istri 'kan?" tanyanya dengan penuh penekanan.

"Settingan 'kan?" Balasku hati hati.

Dia mengangguk sambil tersenyum lalu menjauhkan dirinya sambil tertawa "Iya tentu saja."

"Apanya?" Aku mengernyit.

"Status kita hanya hubungan profesional ya, aku ingat kembali karena beberapa saat yang lalu aku hampir lupa bawa kau adalah ...."

"Adalah apa?"

"Istri kontrak."

Aku mengangguk sambil membuang napas kasar.

Ia membuka jendela, memperlihatkan keindahan kebun belakang rumahnya yang luas seperti lapangan golf mini disertai kolam renang dan pepohonan yang rindang.

"Saya tidak menyangka dibalik megahnya rumah ini ada kebun yang luas, saya pasti betah."

"Kau betah?" Ia tertawa memperlihatkan deretan giginya yang putih dan rapi, "buatlah dirimu sebetah mungkin, dan ya, tadi kau panggil aku Mas, kini kau panggil lagi Pak, berusahalah untuk konsisten."

"Oh ya, baik Pak, eh, Mas." Aku gugup.

"Ada makan malam dengan keluarga besar nanti malam, bersiaplah, stylist keluarga akan datang mendandaniku?"

"Makan mulu lagi bukankah semalam udah ada resepsi yang megah?"

"Makan malam yang anggotanya hanya keluarga dekat, semua ini dilakukan agar kita semakin dekat dan akrab."

"Sungguh aku harus melakukan itu?" tanyaku dengan mata membulat.

"Bersikaplah sewajarnya seorang istri yang berbahagia dengan pertemuan lalu membaur dengan keluarga suaminya, apa susahnya kau mau uang kan?"

Gue nervous, es balok.

"Soal stylist apakah keluarga Mas punya stylist pribadi?"

Ia mengangguk pasti.

"Wah, aku akan merasa beruntung didandani."

"Ingat, aku sudah menyuruh asistenku untuk mengirim Photo dan nama, serta data keluarga dekat Papa dan Mamaku, kau tinggal hafalkan dan hindari menyebut nama yang salah pada om atau tanteku."

Antusiasku tiba-tiba berubah menjadi kelesuan.

Bayangkan aku harus menghafal dan arrggg ... Sebal sekali.

"Apa?"

"Ya kau juga harus membantu melayani menuangkan teh, sebagai simbol keramahanmu sebagai menantu, dan kau harus hafalkan makanan kesukaan masing masing anggota keluarga dan usahakan tidak tertukar karena beberapa dari mereka mengidap penyakit diabetes dan jantung."

Lagi? seketika tenggorokan kering.

"Berapa banyak anggota keluarga yang akan hadir?"

"sekitar 10 orang paman dan bibi, beserta anak-anak mereka."

Omaigod.

"Kenapa Anda tidak memberi tahu tidak kemarin?"

"Aku lupa."

"Aduh ...." aku menepuk keningku sendiri.

Tadinya aku pikir aku hanya akan berenang cantik dan duduk manis kini aku mendapatkan tugas yang begitu berat.

"Oh Tuhan ....." Aku mengeluh.

"Sesuai dengan gaji kan?"

tanyanya sambil tersenyum mengangkat sebelah alis untuk menggodaku.

"Eh iya, iya ... betul." Aku menyeringai gugup.

"Bersiaplah dari sore jam 4, pastikan kau menggunakan pakaian dan aksesorismu dengan rapi dan tunjukkan bahwa kau adalah wanita yang elegan dan cocok bersanding denganku."

"Tenang saja Pak, eh, Mas." Aku menutup mulut dengan jari.

"Kau bisa bahasa Inggris?"

"Kenapa?" Kini feelingku tidak nyaman.

"Beberapa sepupuku adalah lulusan sekolah luar negeri jadi mereka pasti akan menggunakan bahasa Inggris karena terbiasa, usahakan kau berinteraksi dengan mereka."

"Tapi saya tidak terlalu mahir," ucapku yang tiba tiba berkeringat dingin.

"Itu masalahmu, aku tak ingin sikapmu sampai mempermalukanku dan keluargaku."

"Mengapa tidak mengatakan bahwa kontrak menjadi istri mas sangat berat?" Aku mengerutu.

"Kalau dikatakan dari awal, tidak ada yang mau." Dia tertawa lalu keluar dari kamar dan menutup pintu bersamanya.

Aku terperangah sambil terduduk lesu. Mempertimbangkan semua itu rasanya ingin kabur saja, tapi mengingat bahwa ibu membutuhkan biaya untuk cuci ginjal tiap Minggu, aku harus bertahan, aku harus bisa.

Tring ..

"Halo, Assalamualaikum Nak," sapa ibuku dari seberang sana.

"Waalaikumsalam Bu , apa kabar Ibu?" balasku pelan.

"Baik Nak, kamu baik baik di sana?"

"Iya, Bu. Aku udah ketemu mertua dan mereka baik kok Bu."

"Jadi menantu orang kaya dan pengusaha tidak mudah Nak, kau harus pandai membawa dirimu."

"InsyaAllah Bu aku akan jaga diri dan menjaga sikapku."

"Yo wes, ibu tutup teleponnya ya, assalamualaikum," ucap ibu yang sesaat kemudian sambungan telepon berakhir.

Kuhela napas untuk membuang gundah dan ragu dalam dada, aku akan bertekad untuk berbuat dan memberikan yang terbaik baginya, aku pasti bisa.

*

Sore pukul tiga aku memutuskan untuk mandi karena menurut jadwal aku akan didandani satu jam lagi, jadi aku harus mandi terlebih dahulu.

Ketika kubuka pintu kamar mandi, aku semakin terpana dengan keindahan interior kamar mandi yang baknya menggunakan jacuzzi. Sementara jendelanya luas dan langsung ke pemandangan luar sana.

"Duh, sabunnya mana ini?" Sambil kuedarkan pandangan ke seluruh deretan lemari. Kupindai semua tempat namun tak kutemukan sabun yang sering kupakai di rumah, sabun batangan.

Aku terduduk lesu di pinggir bathtub sambil membatin dan menutup wajah.

"Ah, jadi orang kaya mendadak sangat tidak nyaman dan menyulitkan. Harusnya aku tahu ini dari awal. Kemewahan yang ditawarkan Mas Aldi tidak cocok denganku, aku harus banyak belajar dan menyesuaikan diri."

Ya, mulai sekarang segalanya akan diatur, gaya berpakaian, gaya rambut, cara duduk hingga bicara juga sepertinya diatur, aku juga harus mengambil kelas bahasa Inggris dan table manner, agar terlihat sebagai orang yang terdidik dan besar di lingkungan terbaik. Katanya aku tidak boleh mempermalukan Mas Aldi, sebab dia adalah sumber uang dan ATM berjalanku.

Aku tidak boleh membuatnya marah atau kecewa, aku tidak boleh membuat kesalahan, sebab jika Mas Aldi marah maka boleh jadi aku akan dipecat sebagai istrinya.

"Setidaknya izinkan aku untuk menikmati semua kemewahan yah tersaji di depan mata, aku benar benar sedang diberi kesempatan bagus oleh Tuhan untuk berbahagia."

Memang hidupku penuh dengan tantangan dan tidak ada kebahagiaan yang benar-benar aku tidak boleh merasa tertekan atau merasa teraksa karena itu akan menghancurkan kinerja dan fokus ke sebagai istri yang pura-pura bahagia. Aku harus bersikap mesra, baik, manis dan manja di depan keluarganya. Setelah rangkaian pesta dan pertemuan berakhir, maka semua kepalsuan juga ikut berakhir. Ya, aku yakin aku bisa.

Tring ...

Ponselku berdering.

"Iya, Mas?" Aku langsung menjawab seperti itu karena sudah tahu yang menelpon adalah Mas Aldi.

"Apalah stylist sudah datang?"

"Sebentar lagi, mereka di jalan."

"Jangan sampai terlambat."

"Iya, Mas."

"Oh ya, sebentar lagi ada pengajar bahasa Inggris yang akan melatihmu dengan cara tercepat, dia akan mengajarimu konversasi sederhana yang bisa kau gunakan di pesta nanti."

"Apa?"

"Iya, Kenapa kau terdengar tercengang?"

"Ti-tidak juga."

Padahal sebenarnya tenggorokanku seakan ditumbuhi duri duri yang tajam.

Ah, capek deh

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Pura-pura jadi istri Tuan Muda   6

    Aku tidak menemukan sabun seperti yang aku cari jadi aku buka lemari yang menyimpan barang-barang kebutuhan mandi mas Aldi. Ada shaving cream, ada shampo khusus laki-laki serta alat pencukur dan semua botol yang memperhatikan yang ku asumsikan mungkin adalah sabun mandi yang dituang ke dalam bak mandi.Karena tidak ada pilihan lain maka akupun menuangkan sabun itu ke dalam rendaman ku agak banyak agar sesuai dengan jumlah air yang hampir penuh dalam bathtub."Apa Mas Aldi lupa kalau sekarang aku sudah satu rumah dengannya sehingga ia lupa meminta kepada asisten yang untuk menyiapkan kebutuhan mandiku?" Sialnya, aku pun lupa memasukkan sabunku di hotel tadi karena terburu-buru diajak pergi olehnya.busa sabun mulai timbul dan aku dengan gembira merendam di dalam air hangat yang mengeluarkan aroma wangi mewah tersebut."Wah, nyaman sekali," ujarku sambil merebahkan diri menikmati hangatnya bak pemandian sembari menikmati pemandangan di luar sana.Karena saking nyamannya aku menyedihk

    Last Updated : 2025-04-09
  • Pura-pura jadi istri Tuan Muda   7

    Pukul 9 malam Mas Aldi pulang aku menyadari kehadirannya karena saat itu memang aku belum tertidur."Kau sudah tidur?" tanyanya yang sedang meletakkan dua kantong plastik di atas meja."Aku tidak menjawabnya sama sekali.""Kalau belum tidur bangunlah dan makan martabak yang aku bawakan untukmu, aku juga bawakan nasi goreng spesial."Aku sudah makan tadi." Tanpa sengaja Aku menjawab ucapannya di balik selimutSejenak ia tertawa lalu kemudian duduk di meja kerja dan membuka komputernya."Jangan bohong, nanti kau lapar.""Aku bilang aku sudah makan.""Tapi si Bibi mengatakan kalau kau belum makan dan tidak turun sama sekali ke bawah, apa yang terjadi?""Aku sedang tidak mood untuk turun ke mana-mana," jawabku."Kamu adalah pengantin di rumah ini dan seharusnya kau membaur dengan mertua dan kedua iparmu," ujarnya sambil menekuni layar laptopnya."Oh ya, aku belum bertemu dengan mereka.""Itu adikku memang sibuk dan hanya berada di rumah di akhir pekan.""Apa yang mereka lakukan?""Merek

    Last Updated : 2025-04-09
  • Pura-pura jadi istri Tuan Muda   8

    Aku terbangun ketika matahari bersinar sangat cerah, saat aku membuka mata aroma kopi menguar menyentuh penciumanku, di meja tak jauh dari pembaringanku aneka roti sarapan telah dibawakan pelayan.Aku kagum dengan gaya hidup orang kaya, bangun tidur pun mereka langsung menikmati sarapannya, tanpa berpikir harus mencari uang dari mana untuk membeli bahan makanan lalu menyiapkan, luar biasa!"Kamu sudah bangun?"Suamiku datang menghampiri Ia terlihat segar seusai mandi, masih mengenakan handuk model kimono melilit tubuhnya yang atletis. Ya Tuhan, gairahku tumbuh melihat wajah seksi itu basah oleh titik titik air.Astaga, pikiranku jalan jalan lagi.Ia menggeser pintu lemari, mengeluarkan pakaiannya, lalu sesaat kemudian handuk yang ia pakai ditanggalkannya, tentu saja melihat itu aku terpekik, tidak kuduga sebelumnya, jika suamiku yang berwajah tampan, dengan rambut basah dan dada bidangnya yang berotot menambah pesona dan keseksiannya berani melepas handuk di hadapanku."Hei, ada

    Last Updated : 2025-04-10
  • Pura-pura jadi istri Tuan Muda   9

    kutatap pantulan diriku di kaca yang terlihat sangat berbeda dari sebelumnya, yang aku gunakan dari atas ke bawah, dari ujung kaki hingga ujung kepala outfit yang mahal dengan harga selangit. Ketika aku yang hanya sales show room ponsel biasa tiba-tiba menjadi seorang nyonya yang terlihat elegan dan berubah total."Nadia cepat turun mobil jemputan sudah datang," panggil ibu mertua dari bawah sana."Ya Nyonya," jawabku langsung mengambil tas dan segera mengenakan sepatu lalu menutup pintu kamar dan turun ke bawah."Jangan panggil nyonya lagi kau adalah menantu rumah ini tidak akan enak didengar orang lain seperti itu," katanya dengan nada serius."Iya Mama, Maaf aku lupa.""Di perusahaan nanti tidak perlu banyak bicara jika mereka bertanya tentang latar belakang mu, katakan saja kalau lulusan universitas dari Kanada dan orang tuamu adalah pengusaha batubara.'"Tapi jika mereka bertanya lebih lanjut bagaimana Mama?""Ada tim humas perusahaan kami yang akan selalu mendampingi kamu sebag

    Last Updated : 2025-04-15
  • Pura-pura jadi istri Tuan Muda   10

    "kok cemberut aja?""Gak ada."Jawabku yang entah pagi-pagi ini merasa badmood."Kalau kamu ingin sarapan kamu tinggal pesan apa yang kamu inginkan, pembantu akan belikan, ataukah pengen jalan-jalan supir akan mengantar ke mana kau pergi," tawarnya.Aku hanya membuang nafas kasar sampai membalikkan badan lalu memeluk guling."Mestinya kau siapkan aku sarapan, karena posisimu adalah istriku.""Aduh Pak direktur anda punya banyak pembantu yang bisa siapkan makanan apapun yang anda inginkan, iya kan?" "Seingatku kau bekerja untukku," sanggahnya.Oh iya, aku lupa Aku adalah bawahannya, jadi dengan beringsut malas-malas aku turun dari ranjang dan pergi menyiapkan suamiku sarapan.Ah, suami, dia bukan suami, dia hanya orang yang kebetulan mengikatku dalam ikatan pernikahan, mana ada cinta atau hubungan selayaknya suami dan istri. Konyol!Kuedarkan pandangan ke seluruh sudut rumah ini lalu kembali menerawang, andai seseorang jadi menantu rumah ini dan mendapatkan cinta dari semua penghuni

    Last Updated : 2025-04-16
  • Pura-pura jadi istri Tuan Muda   11

    Setelah beberapa jam duduk sendiri sambil menguras air mata, aku bangkit dan menurunkan koper yang ada di atas lemari, membuka resleting dan sekali lagi menghela napas panjang lalu memilih pakaian yang akan kubawa dari dalam lemari.Leih baik aku pergi daripada aku terhina di dalam rumah sendiri. Diabaikan dan diperlakukan seperti manusia yang tidak layak dihargai.Meski aku tahu, aku tidak punya tujuan dan uang, tidak tahu harus melangkah dan pergi ke mana, tapi aku harus menguatkan hati, toh, bertahan di sini sama dengan membunuh diri.Memangnya siapa yang bisa tahan, suaminya direbut dan bermesraan di depan mata, sementara mertua yang harusnya bersikap netral atau mengingatkan anaknya malah menyudutkan posisiku sebagai wanita dan menantu?"Ah, ya Allah, mengapa begini sekali takdirku?"Entah akan bagaimana masa depan rumah tangga kami, tadinya aku masih bisa berharap untuk membuka hati dan kesadaran Mas Arya, tapi, apa daya. Ibu mertua lebih berkuasa dan mendominasi anaknya. Lagip

    Last Updated : 2025-04-16
  • Pura-pura jadi istri Tuan Muda   12

    "Kamu harus lebih sering keluar kota sekarang, karena harus bertemu klien dan mengurus semua bisnis kita," ucap ayah Mas Aldi ketika kami sedang berkumpul di meja makan untuk makan malam."Iya Pa, aku ngerti," jawab Mas Aldi santai menyendokkan makanannya.Ada yang mengherankan di keluarga ini ketika keluarga lain bercengkerama dan penuh canda tawa di meja makan, mereka sebaliknya, hanya diam dan seolah tenggelam di dunianya sendiri.Mereka terdiam seribu bahasa dan tidak ada seorang anak pun yang berinisiatif memulai percakapan dan menceritakan kegiatan harinya dengan orang tua ataupun orangtua dengan lembut memberi wejangan terbaik kepada anak-anak mereka.Keluarga yang aneh."Ajaklah istrimu sekalian menghabiskan bulan madu kalian," suruh Papa mertua."Enggak penting Pa, aku akan pergi menemui klien lalu di segera kembali ke sini," jawabnya."Berlibur di villa keluarga kita akan menyenangkan untuk istrimu, Aku tidak ingin hubungan kalian kaku."unsur ayah mertua sangat bagus dan

    Last Updated : 2025-04-21
  • Pura-pura jadi istri Tuan Muda   13

    "ayo cepat," ujarnya memberi isyarat dengan lambaian."Iya, Mas,. Bentar ... Nyangkut," jawabku pelan."Buruan."Ia kembali membalikkan badan, sambil tetap menarik roda koper, aku merutuk kenapa juga roda itu harus tersangkut, dan kenapa juga Mas Aldi begitu acuh dengan keadaan ini. Tidakkah dia memperhatikan bagaimana orang-orang menertawakanku?Selagi terus berusaha aku tak menyadari bahwa pria tampan dengan wangi parfum khas kayu kayuan elegan telah hadir di belakangku, melingkari tubuh kecil ini dengan posturnya dan ia menyentuh tanganku sambil membantuku mengangkat koper itu.Seketika orang yang tadinya tertawa jadi terdiam seketika."Maafkan kalo istri saya membuat kalian tertawa," ujar Mas Aldi sukses membuat orang sekitar yang duduk dan berlalu lalang jadi diam dan malu."Oh, istrinya Pak ... Saya kira asis ....""Dia istriku sayang," potong Mas Aldi sambil melingkarkan lengan di bahuku dengan hangat."Ayo, Sayang, kita masuk ke ruang tunggu.""Iya, Mas," jawabku lirih dan se

    Last Updated : 2025-04-24

Latest chapter

  • Pura-pura jadi istri Tuan Muda   22

    Aku naik ke lantai dua di mana kamar tidur kami berada, berjalan bersisian dengan pria yang terus mengulum senyum di bibirnya. Sedang aku masih merasa ta nyaman berdekatan dengannya.Dia menyentuhkan ujung tangannya ke punggung tanganku lalu tanpa bicara ia menggenggamnya dan mengajakku menyusuri koridor hingga terbuka pintu kamar. Jika ia semua sikap manis ini ia lakukan dari awal tentu aku akan merasa sangat diistimewakan, tapi sekarang hatiku hampa dan segala yang terjadi saat ini terasa hambar."Masuklah," ujarnya sambil membukakan pintu.Aku tak menjawab, hanya menatap wajahnya sekilas lalu masuk tanpa banyak bicara."Aku harap kau senang," ujarnya yang mengambil tempat duduk bersisian denganku."Aku akan lihat, apa aku senang atau tidak setelah ini.""Aku akan berusaha membuatm betah," balasnya sambil menyentuh jemariku."Lepaskan tanganku, aku masih butuh waktu untuk membuka hati padamu.""Aku harap itu tidak lama. Satu langkah lagi, aku akan merebut hatimu dan kita akan habis

  • Pura-pura jadi istri Tuan Muda   21

    Mobil berjalan dengan kecepatan sedang, sementara aku hanya membisu menatap nyalang pada gedung di sisi kiri jalan. Pria yang duduk mengemudi di sampingku terus tersenyum dan sesekali bersiul mengikuti irama lagunyang diputar di media player mobilnya."Nadia? kamu mau makan apa? Kita mampir beli makanan ya," tawarnya."Tidak usah, aku hanya ingin kembali ke tempat ibu," jawabku dingin."Aku sudah beritahu ibu bahwa aku akan mengajakmu pulang.""Tapi, ibu sedang sakit dan sendirian," jawabku."Aku 'kan sudah bilang bahwa aku akan membawa ibumu beserta dengan kita, aku sudah beli rumah baru dan kita akan habiskan waktu di sana," ujarnya dengan senyum paling memukau."Kapan?""Sekarang juga," balasnya. "Tapi kenapa kau tidak tersenyum, Nadia? kau tidak suka?"Aku hanya diam saja, memutar bola mata dengan malas dan tak hendak menanggapi ucapannya."Kau masih marah pada suamimu?" tanya sambil mencolek punggung tanganku."Iya, tentu saja. Kau melenggang santai dengan wanita lain sedang kau

  • Pura-pura jadi istri Tuan Muda   20

    Sepanjang bekerja siang ini aku terus gelisah dan tidak bisa fokus. Aku cemas Mas Aldi dan Mas Rizal akan datang bersamaan untuk menjemputku dan seperti biasa mereka akan bertengkar untuk berebut siapa yang paling berhak mengantarku pulang.Konflik antara dua orang sahabat yang merupakan rekan kerja, bos dan asisten mereka saling bermusuhan gara-gara wanita yang mereka sukai. Namun, ah, terlalu percaya diri jika aku menyebut diriku sebagai wanita rebutan mereka.Jadi jika Mas Rizal tidak menyukaiku lantas Apa maksud dari sikap baiknya selama ini, Apakah hanya sebuah rasa kasihan atau ingin berteman? Tapi jika dia hanya ingin berteman, mengapa harus berteman denganku garis dari kelas bawah dan merupakan mantan istri dari bosnya. Bukan! aku bukan mantan istri, tapi masih istri sah dari Mas Aldi.*Sore hari,Kubereskan semua pekerjaanku,dan bergegas berpamitan kepada teman-teman dan bos lalu mengambil tas dan bersegera untuk pergi dari tempat itu.Aku berencana untuk pulang lebih cepa

  • Pura-pura jadi istri Tuan Muda   19

    Keesokan hari setelah mentari bersinar begitu cerah, aku telah menyelesaikan semua tugas rumah dan menyiapkan sarapan untuk ibu lalu bergegas mengganti pakaian dan berangkat kerja.Ketika hendak keluar dari gang menuju jalan utama, tiba-tiba aku terkesiap karena mendapati Mas Aldi sudah duduk santai di kap mobilnya mengenakan setelan lengkap serta kacamata hitam. Dia terlihat begitu tampan dan menggetarkan hatiku, namun seketika, getaran itu kutepis karena percuma saja, aku tetap tidak akan cocok untuknya.Sengaja aku langsung berjalan tanpa memperdulikan dirinya. Dengan langkah dan wajah acuh, kulewati saja dirinya."Eh, tunggu, Nadia, biar aku yang mengantarmu pergi kerja," ujarnya sambil menyunggingkan senyum termanis."Enggak usah, aku akan jalan kaki, sebaiknya Mas berangkat kerja saja, nanti telat.""Yang jadi direkturnya 'kan aku, jadi kapan pun masuk ga masalah," jawabnya santai."Oh, ya? baiklah, kalo begitu." Aku melangkah pergi namun ia kembali menarik lenganku."Maaf, Mas

  • Pura-pura jadi istri Tuan Muda   18

    "Apa?" Aku terbelalak tidak percaya mendengar ucapannya barusan."Iya, aku ... tidak mau berpisah," tegasnya."Kenapa kau menyuruhku pergi?""Aku pikir aku bisa hidup tanpamu tapi ternyata ... tidak." Nada suaranya melemah.Dia berdiri dengan tatapan nanar namun dia tak menatapku melainkan menatap kepada aspal jalan. Tetap saja, meski dia berteriak tidak ingin berpisah namun aku tidak mengerti mengapa dia menahanku dan tidak mau berpisah denganku.Tidak bisakah dia jujur apa sebenarnya maksud dan tujuannya?"Maaf ... aku mau pergi Mas, aku lelah dan mau pulang," ujarku sambil beranjak.Namun dengan gigihnya dia kembali menarik lenganku dan berusaha menahanku."Lepaskan aku, kau memaksaku menikahimu, aku menuruti dan berusaha menjadi istri yang baik, meski berkali-kali kau mengingatkan bahwa ini hanya pernikahan kontrak, ketika kau mengusirku maka aku rasa kontraknya sudah berakhir.""Secara agama dan hukum kau adalah istriku," sanggahnya."Apa maumu, sekarang di waktu yang seperti ini

  • Pura-pura jadi istri Tuan Muda   17

    "lepaskan kita tak bisa begini!" Aku melepas pelukan suamiku itu."Kenapa?" Air hujan membasahi wajahnya."Kau melukaiku, dengan wanita itu, aku benci denganmu, pergi dari sini, dan jangan temui aku lagi, aku akan menggugat segera perceraian kita.""Kamu yakin?""Aku tidak bermain-main! Aku akan menabung dan menggugat ceraimu, kuharap kamu tidak mempersulitku."***Dua hari setelah itu, "Hai, kamu sudah mau pulang?" Manager sekaligus sahabat Mas Aldi, Mas Rizal menyapaku.Iya Mas aku mau pulang, Mas,dari mana kok bisa ada di daerah sini"Aku memang datang ke sini buat menjumpai kamu," jawabnya."Oh, ada apa, Mas?" Tanyaku heran."Gak ada mau nyari aja, bolehkan?""Eh, i-iya, gak apa," jawabku.Dan beginilah kami, duduk di depan sebuah cafe bertema Paris yang menghidangkan minuman susu coklat yang lezat. Ada meja mini dengan dua kursi, ornamen dinding hingga pagar dihias bunga bertema ungu dan pink, sedang terali pagar dan pintu terbuat dari besi yang berbentuk artistis, aku mengagum

  • Pura-pura jadi istri Tuan Muda   16

    Ya, aku bertemu dia lagi, bahkan aku masih berhak menyebutnya suami. kami belum resmi bercerai namun dia sudah menggandeng wanita baru.Mungkinkah aku tidak berarti sama sekali di matanya? Ah, lagipula siapa diri ini sehingga dia harus mengingat dan mementingkanku. Dan wanita yang kini bersamanya terlihat sangat keren dan elegan, jauh sekali dari penampilanku yang kerap mengenakan kemeja, celana jeans dan sepatu kets.Sesaat ketika mata kami saling bertemu pandang, agak canggung Mas Aldi menatapku namun kemudian wanita itu mendekat dan bergelayut di bahunya kemudian mengajaknya pergi."Ayo, Sayang."Mas Aldi tak serta merta bergerak, tataoan matanya lekat padaku. Wajah itu menunjukkan sesuatu yang rindu sekaligus juga genggsi untuk mengakuinya."Tolong jangan tatap aku, jika seperti ini aku akan semakin jatuh cinta dan merindukanmu," batinku sambil membalikkan badan dan menjauh pergi."Nadia ...." Suara itu menghentikanku."Iya ...." Aku ragu untuk kembali menatap sorot bening matanya

  • Pura-pura jadi istri Tuan Muda   15

    Aku kembali ke kota semula, di mana semua kejadian pahit ini bermulai, kembali ke pellukan ibu tercinta yang sudah lama menunggu kehadiranku di rumah.Pertama kali kukentuk pintu rumah sederhana setelah menikah dengan Mas Aldi, daun pintu bergerak dan sesosok orang yang selalu kurindukan itu berdiri dengan tatapan penuh kasih dan langsung memelukku."Ya Allah, Nak, kamu pulang," ujarnya dengan penuh haru."Iya, Ibu, Nadia pulang dan tidak akan pergi kemana-mana lagi," jawabku lesu sambil menitikkan air mata."Nak ...." Bibir Ini bergetar seolah ingin mengatakan sesuatu namun dia menahannya mungkin karena tak ingin membuatku terluka."Tidak usah di ceritakan, pokoknya sekarang kamu tenang, setidaknya kamu sudah kembali ke rumah ibu, ibu gak banyak tanya," ujarnya sambil menggenggam tanganku."Ibu ...." Aku menghambur ke pelukannya dan kami bertangisan."Orang kaya tidak akan pernah menghargai perasaan tulus orang seperti kita, ibu paham apa yang kamu rasakan," bisiknya."Mas Aldi, Bu

  • Pura-pura jadi istri Tuan Muda   14

    Kuhampiri dengan anggun, lalu menghempas diri di antara kerumunan wanita cantik itu. Mas Aldi kaget begitu juga wanitanya."Eh, siapa ini Mas?""Uhm, pegawai saya, maksudku, asisten," balasnya santai."Ehm .. hhem ... saya istrinya, saya benaran istrinya, kami kemari bulan madu, kalian mau lihat surat nikah?""Wooow ...." Mereka kaget sekaligus ada raut tak percaya."Kamar kami nomor 405, silakan ke sana buat yang penasaran," ujarku sambil memperlihatkan kartu kunci kamar."Masak sih?""Atau langsung ke resepsionis, konfirmasi kalo pesanan ini buat pasangan," jawabku santai dan membuat mereka segan dan langsung menjaga jarak pada Mas Aldi."Benarkah itu mas Aldi?" tanya mereka."Eggak, siapa yang bilang Mas Aldi," menggeleng cepat menolak pertanyaan para gadis-gadis cantik itu."Ya udah deh, kalau dia udah punya istri lebih baik kita mundur aja," ujar seorang wanita sambil bangkit dari tempat duduknya dan diiringi oleh gadis-gadis seksi lainnya hingga mereka benar-benar tidak bersisa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status