Share

5.

Author: Ria Abdullah
last update Last Updated: 2025-04-05 07:26:47

"Ini Adalah kamar kita," ucapnya sambil membuka pintu kamar yang luasnya 5 kali luas kamarku di rumah. Tentu saja aku terpesona karena interior di dalamnya sangat indah dan mewah, perabotan terbuat dari kayu dan kamar di set dengan tema rustic yang elegan

"Wah luas sekali, Pak. Kataku sambil menghempaskan diri di sofa yang empuknya belum pernah kucoba selama hidupku.

"Sofa ini nyaman, aku bisa tidur di sini."

"Terserah kau saja, tapi seperti yang aku katakan, kau bebas tidur di ranjang."

"Tapi ranjangnya adalah ranjang Pak Aldi."

Ia menghampiriku menjongkokkan diri hingga wajahnya sejajar dengan wajahku perlahan ia dekatkan wajah itu sehingga mau tidak mau aku memundurkan diri sambil melirik ke kanan dan ke kiri berusaha menetralisir debaran di dalam hati, tatapan matanya seakan akan membuatku seperti es batu yang ditimpa sinar mentari.

"Kita suami istri 'kan?" tanyanya dengan penuh penekanan.

"Settingan 'kan?" Balasku hati hati.

Dia mengangguk sambil tersenyum lalu menjauhkan dirinya sambil tertawa "Iya tentu saja."

"Apanya?" Aku mengernyit.

"Status kita hanya hubungan profesional ya, aku ingat kembali karena beberapa saat yang lalu aku hampir lupa bawa kau adalah ...."

"Adalah apa?"

"Istri kontrak."

Aku mengangguk sambil membuang napas kasar.

Ia membuka jendela, memperlihatkan keindahan kebun belakang rumahnya yang luas seperti lapangan golf mini disertai kolam renang dan pepohonan yang rindang.

"Saya tidak menyangka dibalik megahnya rumah ini ada kebun yang luas, saya pasti betah."

"Kau betah?" Ia tertawa memperlihatkan deretan giginya yang putih dan rapi, "buatlah dirimu sebetah mungkin, dan ya, tadi kau panggil aku Mas, kini kau panggil lagi Pak, berusahalah untuk konsisten."

"Oh ya, baik Pak, eh, Mas." Aku gugup.

"Ada makan malam dengan keluarga besar nanti malam, bersiaplah, stylist keluarga akan datang mendandaniku?"

"Makan mulu lagi bukankah semalam udah ada resepsi yang megah?"

"Makan malam yang anggotanya hanya keluarga dekat, semua ini dilakukan agar kita semakin dekat dan akrab."

"Sungguh aku harus melakukan itu?" tanyaku dengan mata membulat.

"Bersikaplah sewajarnya seorang istri yang berbahagia dengan pertemuan lalu membaur dengan keluarga suaminya, apa susahnya kau mau uang kan?"

Gue nervous, es balok.

"Soal stylist apakah keluarga Mas punya stylist pribadi?"

Ia mengangguk pasti.

"Wah, aku akan merasa beruntung didandani."

"Ingat, aku sudah menyuruh asistenku untuk mengirim Photo dan nama, serta data keluarga dekat Papa dan Mamaku, kau tinggal hafalkan dan hindari menyebut nama yang salah pada om atau tanteku."

Antusiasku tiba-tiba berubah menjadi kelesuan.

Bayangkan aku harus menghafal dan arrggg ... Sebal sekali.

"Apa?"

"Ya kau juga harus membantu melayani menuangkan teh, sebagai simbol keramahanmu sebagai menantu, dan kau harus hafalkan makanan kesukaan masing masing anggota keluarga dan usahakan tidak tertukar karena beberapa dari mereka mengidap penyakit diabetes dan jantung."

Lagi? seketika tenggorokan kering.

"Berapa banyak anggota keluarga yang akan hadir?"

"sekitar 10 orang paman dan bibi, beserta anak-anak mereka."

Omaigod.

"Kenapa Anda tidak memberi tahu tidak kemarin?"

"Aku lupa."

"Aduh ...." aku menepuk keningku sendiri.

Tadinya aku pikir aku hanya akan berenang cantik dan duduk manis kini aku mendapatkan tugas yang begitu berat.

"Oh Tuhan ....." Aku mengeluh.

"Sesuai dengan gaji kan?"

tanyanya sambil tersenyum mengangkat sebelah alis untuk menggodaku.

"Eh iya, iya ... betul." Aku menyeringai gugup.

"Bersiaplah dari sore jam 4, pastikan kau menggunakan pakaian dan aksesorismu dengan rapi dan tunjukkan bahwa kau adalah wanita yang elegan dan cocok bersanding denganku."

"Tenang saja Pak, eh, Mas." Aku menutup mulut dengan jari.

"Kau bisa bahasa Inggris?"

"Kenapa?" Kini feelingku tidak nyaman.

"Beberapa sepupuku adalah lulusan sekolah luar negeri jadi mereka pasti akan menggunakan bahasa Inggris karena terbiasa, usahakan kau berinteraksi dengan mereka."

"Tapi saya tidak terlalu mahir," ucapku yang tiba tiba berkeringat dingin.

"Itu masalahmu, aku tak ingin sikapmu sampai mempermalukanku dan keluargaku."

"Mengapa tidak mengatakan bahwa kontrak menjadi istri mas sangat berat?" Aku mengerutu.

"Kalau dikatakan dari awal, tidak ada yang mau." Dia tertawa lalu keluar dari kamar dan menutup pintu bersamanya.

Aku terperangah sambil terduduk lesu. Mempertimbangkan semua itu rasanya ingin kabur saja, tapi mengingat bahwa ibu membutuhkan biaya untuk cuci ginjal tiap Minggu, aku harus bertahan, aku harus bisa.

Tring ..

"Halo, Assalamualaikum Nak," sapa ibuku dari seberang sana.

"Waalaikumsalam Bu , apa kabar Ibu?" balasku pelan.

"Baik Nak, kamu baik baik di sana?"

"Iya, Bu. Aku udah ketemu mertua dan mereka baik kok Bu."

"Jadi menantu orang kaya dan pengusaha tidak mudah Nak, kau harus pandai membawa dirimu."

"InsyaAllah Bu aku akan jaga diri dan menjaga sikapku."

"Yo wes, ibu tutup teleponnya ya, assalamualaikum," ucap ibu yang sesaat kemudian sambungan telepon berakhir.

Kuhela napas untuk membuang gundah dan ragu dalam dada, aku akan bertekad untuk berbuat dan memberikan yang terbaik baginya, aku pasti bisa.

*

Sore pukul tiga aku memutuskan untuk mandi karena menurut jadwal aku akan didandani satu jam lagi, jadi aku harus mandi terlebih dahulu.

Ketika kubuka pintu kamar mandi, aku semakin terpana dengan keindahan interior kamar mandi yang baknya menggunakan jacuzzi. Sementara jendelanya luas dan langsung ke pemandangan luar sana.

"Duh, sabunnya mana ini?" Sambil kuedarkan pandangan ke seluruh deretan lemari. Kupindai semua tempat namun tak kutemukan sabun yang sering kupakai di rumah, sabun batangan.

Aku terduduk lesu di pinggir bathtub sambil membatin dan menutup wajah.

"Ah, jadi orang kaya mendadak sangat tidak nyaman dan menyulitkan. Harusnya aku tahu ini dari awal. Kemewahan yang ditawarkan Mas Aldi tidak cocok denganku, aku harus banyak belajar dan menyesuaikan diri."

Ya, mulai sekarang segalanya akan diatur, gaya berpakaian, gaya rambut, cara duduk hingga bicara juga sepertinya diatur, aku juga harus mengambil kelas bahasa Inggris dan table manner, agar terlihat sebagai orang yang terdidik dan besar di lingkungan terbaik. Katanya aku tidak boleh mempermalukan Mas Aldi, sebab dia adalah sumber uang dan ATM berjalanku.

Aku tidak boleh membuatnya marah atau kecewa, aku tidak boleh membuat kesalahan, sebab jika Mas Aldi marah maka boleh jadi aku akan dipecat sebagai istrinya.

"Setidaknya izinkan aku untuk menikmati semua kemewahan yah tersaji di depan mata, aku benar benar sedang diberi kesempatan bagus oleh Tuhan untuk berbahagia."

Memang hidupku penuh dengan tantangan dan tidak ada kebahagiaan yang benar-benar aku tidak boleh merasa tertekan atau merasa teraksa karena itu akan menghancurkan kinerja dan fokus ke sebagai istri yang pura-pura bahagia. Aku harus bersikap mesra, baik, manis dan manja di depan keluarganya. Setelah rangkaian pesta dan pertemuan berakhir, maka semua kepalsuan juga ikut berakhir. Ya, aku yakin aku bisa.

Tring ...

Ponselku berdering.

"Iya, Mas?" Aku langsung menjawab seperti itu karena sudah tahu yang menelpon adalah Mas Aldi.

"Apalah stylist sudah datang?"

"Sebentar lagi, mereka di jalan."

"Jangan sampai terlambat."

"Iya, Mas."

"Oh ya, sebentar lagi ada pengajar bahasa Inggris yang akan melatihmu dengan cara tercepat, dia akan mengajarimu konversasi sederhana yang bisa kau gunakan di pesta nanti."

"Apa?"

"Iya, Kenapa kau terdengar tercengang?"

"Ti-tidak juga."

Padahal sebenarnya tenggorokanku seakan ditumbuhi duri duri yang tajam.

Ah, capek deh

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Pura-pura jadi istri Tuan Muda   6

    Aku tidak menemukan sabun seperti yang aku cari jadi aku buka lemari yang menyimpan barang-barang kebutuhan mandi mas Aldi. Ada shaving cream, ada shampo khusus laki-laki serta alat pencukur dan semua botol yang memperhatikan yang ku asumsikan mungkin adalah sabun mandi yang dituang ke dalam bak mandi.Karena tidak ada pilihan lain maka akupun menuangkan sabun itu ke dalam rendaman ku agak banyak agar sesuai dengan jumlah air yang hampir penuh dalam bathtub."Apa Mas Aldi lupa kalau sekarang aku sudah satu rumah dengannya sehingga ia lupa meminta kepada asisten yang untuk menyiapkan kebutuhan mandiku?" Sialnya, aku pun lupa memasukkan sabunku di hotel tadi karena terburu-buru diajak pergi olehnya.busa sabun mulai timbul dan aku dengan gembira merendam di dalam air hangat yang mengeluarkan aroma wangi mewah tersebut."Wah, nyaman sekali," ujarku sambil merebahkan diri menikmati hangatnya bak pemandian sembari menikmati pemandangan di luar sana.Karena saking nyamannya aku menyedihk

    Last Updated : 2025-04-09
  • Pura-pura jadi istri Tuan Muda   7

    Pukul 9 malam Mas Aldi pulang aku menyadari kehadirannya karena saat itu memang aku belum tertidur."Kau sudah tidur?" tanyanya yang sedang meletakkan dua kantong plastik di atas meja."Aku tidak menjawabnya sama sekali.""Kalau belum tidur bangunlah dan makan martabak yang aku bawakan untukmu, aku juga bawakan nasi goreng spesial."Aku sudah makan tadi." Tanpa sengaja Aku menjawab ucapannya di balik selimutSejenak ia tertawa lalu kemudian duduk di meja kerja dan membuka komputernya."Jangan bohong, nanti kau lapar.""Aku bilang aku sudah makan.""Tapi si Bibi mengatakan kalau kau belum makan dan tidak turun sama sekali ke bawah, apa yang terjadi?""Aku sedang tidak mood untuk turun ke mana-mana," jawabku."Kamu adalah pengantin di rumah ini dan seharusnya kau membaur dengan mertua dan kedua iparmu," ujarnya sambil menekuni layar laptopnya."Oh ya, aku belum bertemu dengan mereka.""Itu adikku memang sibuk dan hanya berada di rumah di akhir pekan.""Apa yang mereka lakukan?""Merek

    Last Updated : 2025-04-09
  • Pura-pura jadi istri Tuan Muda   1. insiden

    Aku tercenung di kursi ini, berperan sebagai ratu sehari, mengenakan gaun pengantin dengan perhiasan indah yang bertabur berlian mewah. Kaget? iya, aku terdampar dalam pelaminan dan hiruk pikuk pesta ini.Aku seperti boneka yang dipasang di pelaminan sebagai pajangan, sendiri tanpa mengenal siapa pun dari mereka di antara hiruk-pikuk pesta, musik yang menggema dan canda tawa tamu yang berbahagia.Dalam hati aku bertanya? Apakah ini sebuah kenyataan atau hanya mimpi satu malam? Hingga kutolehkan wajah menatap pria dengan tuxedo yang membungkus tubuh atletisnya, dari samping diam diam hati ini bergetar dan mengakui bahwa ia lumayan tampan dan berkharisma, setidaknya ketika kutatap mata elang dengan bingkai bulu mata seperti barisan pedang Arab dan alisnya tebal, raganya terlihat kokoh dan maskulin ditumbuhi bulu-bulu yang cukup membuat siapa saja kuyakin akan menelan ludah.Sesekali, pria yang tadi siang kusebut suami itu melambai dan tersenyum bahagia terhadap teman-teman yang memberi

    Last Updated : 2025-04-05
  • Pura-pura jadi istri Tuan Muda   2. bagaimana bisa

    "Bagaimana tertarik?"Ulangnya."Kenapa harus saya, padahal, kan bisa menyewa model atau wanita yang lebih cantik.""Aku bisa melakukan itu, tapi terlihat tidak masuk akal, dengan gadis biasa golongan menengah lebih natural bagiku.""Apa? Dia Ia menyebutku golongan menengah? Meski itu kenyataan, tapi rasanya kok nyeri ya?" Aku membatin."Berapa lama?""Sampai aku tidak membutuhkanmu," jawabnya."Bagaimana kalo saya menolak?""Aku yakin kamu tidak akan rugi, hidupmu akan bergelimpangan kemewahan, dan derajatku menanjak seketika.","Percuma itu hanya sementara, lagipula kalo sampai ketahuan, maka rumor akan beredar dan menjadi skandal yang tidak akan baik untuk Anda dan perusahaan Anda.""Aku punya tim humas yang akan mengendalikan semua berita yang beredar.""Intinya tujuan anda apa? Demi meluluskan permintaan orang tua atau ada hal lain.""Aku tak bisa menjelaskan, tapi jika kau setuju akan kulit berkas kontrak yang bisa kau pelajari.""Bagaimana jika perjanjian kerja lebih banyak me

    Last Updated : 2025-04-05
  • Pura-pura jadi istri Tuan Muda   3. acara

    Setelah acara pesta berakhir aku diarahkan oleh beberapa asisten keluarga Pak Aldian untuk meninggalkan ballroom, menuju kamar suite yang sudah dipesan khusus untuk pengantin.Ketika pintu kamar terbuka, aku sangat kagum sampai membulatkan mata melihat betapa mewahnya kamar yang disediakan untuk kami di hotel berbintang lima ini. Ranjang dengan ukuran king size yang bertabur bunga, selimut yang dibentuk seperti ornamen dua angsa yang saling berhadapan dan cahaya yang dibuat temaram dengan wangi yang sangat menyenangkan."Silakan masuk Nyonya, Pak Aldian akan datang beberapa saat lagi," ujar asisten tersebut dengan ramah ia yang membantuku mengangkat ekor gaunku lalu mendudukkanku di pinggir ranjang. "Apakah anda ingin mengganti pakaian sekarang nyonya?""Tidak usah, aku akan mengganti sendiri nanti," balasku.Sebenarnya aku bimbang apakah aku harus mengganti pakaian sekarang atau masih akan menggunakannya? karena saat ini aku adalah seorang pengantin.Aku bangkit menyibak tirai je

    Last Updated : 2025-04-05
  • Pura-pura jadi istri Tuan Muda   4. pulang

    Tatkala kubuka mata, terbangun dari lelap tidurku di hari pertama menjadi seorang istri, kudapati ranjang pengantin kami telah sepi kuraba kasur dan bantal bantal sambil mengusap wajah berkali-kali mengumpulkan nyawa dan kesadaranku."Kau sudah bangun?" tanya atasanku itu yang juga suamiku ia terlihat telah mandi dan mengenakan kemeja dan sedang membenahi kancingnya."Iya," jawabku pelan."Apakah semalam tidurmu nyenyak?""Iya," balasku."Sarapan akan dibawakan petugas hotel bangunlah bergegaslah karena kita harus pulang ke rumah.""Ke rumah siapa?" Aku tahu pertanyaanku pertanyaan bodoh.Dia menatapku sekilas lalu berkata, "tujuannya sudah jelas."Mestinya pagi-pagi ini aku mendapatkan suntikan mood dan semangat yang bagus tapi menjumpai si Es balok yang dingin membuatku hanya mampu membuang napas kasar ah, sudahlah.Pukul 9 pagi kami berdua hendak check out dari hotel berbintang 5 yang menjadi saksi malam pengantin bisu kami.Kemudian kami berjalan bersisian menyusuri koridor hotel

    Last Updated : 2025-04-05

Latest chapter

  • Pura-pura jadi istri Tuan Muda   7

    Pukul 9 malam Mas Aldi pulang aku menyadari kehadirannya karena saat itu memang aku belum tertidur."Kau sudah tidur?" tanyanya yang sedang meletakkan dua kantong plastik di atas meja."Aku tidak menjawabnya sama sekali.""Kalau belum tidur bangunlah dan makan martabak yang aku bawakan untukmu, aku juga bawakan nasi goreng spesial."Aku sudah makan tadi." Tanpa sengaja Aku menjawab ucapannya di balik selimutSejenak ia tertawa lalu kemudian duduk di meja kerja dan membuka komputernya."Jangan bohong, nanti kau lapar.""Aku bilang aku sudah makan.""Tapi si Bibi mengatakan kalau kau belum makan dan tidak turun sama sekali ke bawah, apa yang terjadi?""Aku sedang tidak mood untuk turun ke mana-mana," jawabku."Kamu adalah pengantin di rumah ini dan seharusnya kau membaur dengan mertua dan kedua iparmu," ujarnya sambil menekuni layar laptopnya."Oh ya, aku belum bertemu dengan mereka.""Itu adikku memang sibuk dan hanya berada di rumah di akhir pekan.""Apa yang mereka lakukan?""Merek

  • Pura-pura jadi istri Tuan Muda   6

    Aku tidak menemukan sabun seperti yang aku cari jadi aku buka lemari yang menyimpan barang-barang kebutuhan mandi mas Aldi. Ada shaving cream, ada shampo khusus laki-laki serta alat pencukur dan semua botol yang memperhatikan yang ku asumsikan mungkin adalah sabun mandi yang dituang ke dalam bak mandi.Karena tidak ada pilihan lain maka akupun menuangkan sabun itu ke dalam rendaman ku agak banyak agar sesuai dengan jumlah air yang hampir penuh dalam bathtub."Apa Mas Aldi lupa kalau sekarang aku sudah satu rumah dengannya sehingga ia lupa meminta kepada asisten yang untuk menyiapkan kebutuhan mandiku?" Sialnya, aku pun lupa memasukkan sabunku di hotel tadi karena terburu-buru diajak pergi olehnya.busa sabun mulai timbul dan aku dengan gembira merendam di dalam air hangat yang mengeluarkan aroma wangi mewah tersebut."Wah, nyaman sekali," ujarku sambil merebahkan diri menikmati hangatnya bak pemandian sembari menikmati pemandangan di luar sana.Karena saking nyamannya aku menyedihk

  • Pura-pura jadi istri Tuan Muda   5.

    "Ini Adalah kamar kita," ucapnya sambil membuka pintu kamar yang luasnya 5 kali luas kamarku di rumah. Tentu saja aku terpesona karena interior di dalamnya sangat indah dan mewah, perabotan terbuat dari kayu dan kamar di set dengan tema rustic yang elegan "Wah luas sekali, Pak. Kataku sambil menghempaskan diri di sofa yang empuknya belum pernah kucoba selama hidupku."Sofa ini nyaman, aku bisa tidur di sini.""Terserah kau saja, tapi seperti yang aku katakan, kau bebas tidur di ranjang.""Tapi ranjangnya adalah ranjang Pak Aldi."Ia menghampiriku menjongkokkan diri hingga wajahnya sejajar dengan wajahku perlahan ia dekatkan wajah itu sehingga mau tidak mau aku memundurkan diri sambil melirik ke kanan dan ke kiri berusaha menetralisir debaran di dalam hati, tatapan matanya seakan akan membuatku seperti es batu yang ditimpa sinar mentari."Kita suami istri 'kan?" tanyanya dengan penuh penekanan."Settingan 'kan?" Balasku hati hati.Dia mengangguk sambil tersenyum lalu menjauhkan di

  • Pura-pura jadi istri Tuan Muda   4. pulang

    Tatkala kubuka mata, terbangun dari lelap tidurku di hari pertama menjadi seorang istri, kudapati ranjang pengantin kami telah sepi kuraba kasur dan bantal bantal sambil mengusap wajah berkali-kali mengumpulkan nyawa dan kesadaranku."Kau sudah bangun?" tanya atasanku itu yang juga suamiku ia terlihat telah mandi dan mengenakan kemeja dan sedang membenahi kancingnya."Iya," jawabku pelan."Apakah semalam tidurmu nyenyak?""Iya," balasku."Sarapan akan dibawakan petugas hotel bangunlah bergegaslah karena kita harus pulang ke rumah.""Ke rumah siapa?" Aku tahu pertanyaanku pertanyaan bodoh.Dia menatapku sekilas lalu berkata, "tujuannya sudah jelas."Mestinya pagi-pagi ini aku mendapatkan suntikan mood dan semangat yang bagus tapi menjumpai si Es balok yang dingin membuatku hanya mampu membuang napas kasar ah, sudahlah.Pukul 9 pagi kami berdua hendak check out dari hotel berbintang 5 yang menjadi saksi malam pengantin bisu kami.Kemudian kami berjalan bersisian menyusuri koridor hotel

  • Pura-pura jadi istri Tuan Muda   3. acara

    Setelah acara pesta berakhir aku diarahkan oleh beberapa asisten keluarga Pak Aldian untuk meninggalkan ballroom, menuju kamar suite yang sudah dipesan khusus untuk pengantin.Ketika pintu kamar terbuka, aku sangat kagum sampai membulatkan mata melihat betapa mewahnya kamar yang disediakan untuk kami di hotel berbintang lima ini. Ranjang dengan ukuran king size yang bertabur bunga, selimut yang dibentuk seperti ornamen dua angsa yang saling berhadapan dan cahaya yang dibuat temaram dengan wangi yang sangat menyenangkan."Silakan masuk Nyonya, Pak Aldian akan datang beberapa saat lagi," ujar asisten tersebut dengan ramah ia yang membantuku mengangkat ekor gaunku lalu mendudukkanku di pinggir ranjang. "Apakah anda ingin mengganti pakaian sekarang nyonya?""Tidak usah, aku akan mengganti sendiri nanti," balasku.Sebenarnya aku bimbang apakah aku harus mengganti pakaian sekarang atau masih akan menggunakannya? karena saat ini aku adalah seorang pengantin.Aku bangkit menyibak tirai je

  • Pura-pura jadi istri Tuan Muda   2. bagaimana bisa

    "Bagaimana tertarik?"Ulangnya."Kenapa harus saya, padahal, kan bisa menyewa model atau wanita yang lebih cantik.""Aku bisa melakukan itu, tapi terlihat tidak masuk akal, dengan gadis biasa golongan menengah lebih natural bagiku.""Apa? Dia Ia menyebutku golongan menengah? Meski itu kenyataan, tapi rasanya kok nyeri ya?" Aku membatin."Berapa lama?""Sampai aku tidak membutuhkanmu," jawabnya."Bagaimana kalo saya menolak?""Aku yakin kamu tidak akan rugi, hidupmu akan bergelimpangan kemewahan, dan derajatku menanjak seketika.","Percuma itu hanya sementara, lagipula kalo sampai ketahuan, maka rumor akan beredar dan menjadi skandal yang tidak akan baik untuk Anda dan perusahaan Anda.""Aku punya tim humas yang akan mengendalikan semua berita yang beredar.""Intinya tujuan anda apa? Demi meluluskan permintaan orang tua atau ada hal lain.""Aku tak bisa menjelaskan, tapi jika kau setuju akan kulit berkas kontrak yang bisa kau pelajari.""Bagaimana jika perjanjian kerja lebih banyak me

  • Pura-pura jadi istri Tuan Muda   1. insiden

    Aku tercenung di kursi ini, berperan sebagai ratu sehari, mengenakan gaun pengantin dengan perhiasan indah yang bertabur berlian mewah. Kaget? iya, aku terdampar dalam pelaminan dan hiruk pikuk pesta ini.Aku seperti boneka yang dipasang di pelaminan sebagai pajangan, sendiri tanpa mengenal siapa pun dari mereka di antara hiruk-pikuk pesta, musik yang menggema dan canda tawa tamu yang berbahagia.Dalam hati aku bertanya? Apakah ini sebuah kenyataan atau hanya mimpi satu malam? Hingga kutolehkan wajah menatap pria dengan tuxedo yang membungkus tubuh atletisnya, dari samping diam diam hati ini bergetar dan mengakui bahwa ia lumayan tampan dan berkharisma, setidaknya ketika kutatap mata elang dengan bingkai bulu mata seperti barisan pedang Arab dan alisnya tebal, raganya terlihat kokoh dan maskulin ditumbuhi bulu-bulu yang cukup membuat siapa saja kuyakin akan menelan ludah.Sesekali, pria yang tadi siang kusebut suami itu melambai dan tersenyum bahagia terhadap teman-teman yang memberi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status