Gifran masuk ke dalam kamar mandi sambil tertawa terbahak-bahak. Ia membayangkan wajah kesal istri bar-bar nya yang menurutnya sangat menggemaskan. Eh, menggemaskan.
"Apa yang kau pikirkan Gifran, pikiranmu kenapa membayangkan gadis itu," gerutunya disertai dengan gelengan kepala. Mandi dibawah guyuran shower Gifran lekas mengakhiri ritualnya. Dengan handuk putih yang melekat di pinggangnya ia berjalan keluar menghampiri kopernya.
Lagi-lagi mata Serena tidak sengaja menatap Gifran yang setengah bertelanjang lewat di hadapannya dengan santai. Ia menatap tak percaya ada manusia yang memiliki tubuh sempurna. Fix suaminya itu memiliki tubuh atletis bak Carlos Daniel Go Jun Pyo!
Serena membayangkan, ia membelai dada bidang yang keras itu sambil mencubiti perut sixpack yang menggiurkan untuk di icip. Dengan mulut terbuka Ia menelan salivanya. Ah, sungguh maha karya penampilan suaminya itu saat ini. Benar-benar defenisi makhluk Tuhan paling sexy di matan
Seminggu kemudianRaja dan Ratu menarik Serena dari dalam kamar hotel tempat ia dimake over. Niat Ratu menarik anaknya karena, calon suami yang ingin dijodohkan dengan anaknya ternyata dan tak lain adalah Gifran. Seorang CEO B&G. Selama ini ia juga tidak tahu sosok laki-laki yang menelfon mereka. Dan jawabannya hari ini.Di dalam ballroom hotel bintang lima, sebuah pesta pernikahan mewah dilaksanakan malam ini. Serena yang terkejut mengetahui kalau selama ini, calon yang menjadi kandidat mamanya untuk dijodohkan dengannya adalah, Laki-laki Kedondong yang merupakn tunangannya sendiri. Dan ia merasa dirinya telah dipermainkan oleh sosok laki-laki di hadapannya saat ini. Terlebih lagi kedua orang tuanya tidak pernah membahas Gifran setiap mereka berkumpul. Serena merasa Mama dan Papanya sengaja menyembunyikan identitas Gifran, agar ia menerima pinangannya. Akan tetapi, takdir berkata lain, Malam ini dalam balutan Gaun berwarna gold, Serena
Tanpa memedulikan sekelilingnya, Serena melangkah menuju sebuah taman yang terletak di belakang hotel. Di sana ia berdiri di dekat pohon cemara yang berjejer tinggi. Menghirup udara segar sambil mengembuskan secara perlahan. Sinar matahari masuk menyeruak melalui celah-celah pepohonan yang rimbun. Di sana, Serena sejenak menikmati suasana tenang dengan View yang sangat cantik untuk instagramable menurutnya. Ia merogoh tas slingbag miliknya mengeluarkan ponselnya. Lalu berpose dikamera dengan menaikkan dua jari telunjuk dan jari tengah membentuk V. Berpose dengan berbagai gaya yang menurutnya konyol. Setelah mengambil beberapa gambar yang dirasa cukup untuknya, Serena kembali ke dalam hotel tempat mereka menghabiskan beberapa hari ke depan. Dengan pedenya Serena mengayunkan langkah kaki masuk ke dalam restoran. Soalnya, sejak tadi di taman, perutnya bersahutan minta segera diisi. Memilih duduk di sudut restoran, salah seorang pelayan laki-laki datang me
Tiga jam yang lalu di hotel Kita berdua harus membuat kesepakatan. Ingat sikap dan perilaku dihadapan keluarga terutama kedua orang tua, harus mesra. Juga di hadapan rekan bisnisku nanti. Jika sewaktu-waktu ada pertemuan penting atau undangan makan malam, kamu juga harus menjaga sikap dan atitude. Buat mereka terkesan, seakan hubungan kita terlihat harmonis. Kamu nggak mau mereka curiga kan? Walaupun kita menikah secara resmi dimata hukum dan agama, tapi kesepakatan kita berdua menikah dan berpura-pura menjadi pasangan suami istri sesungguhnya. Jadi demi keselamatan bersama kita harus menjalankan misi ini," terang Gifran. "Of course, bagiku mudah melakukan itu Tuan, eh ups... maksudku suamiku," ujar Serena yang duduk di sofa sambil mencat kukunya, dengan menampilkan senyum cantiknya menatap Gifran. Oh tidak, Gifran dibuat terpesona dengan senyum cantik istrinya. Ia lekas berdiri dari hadapan Serena untuk m
Dilihat tp sulit dijangakuUcapan yang terlontar dari mulut Serena membuat Gifran kaget. Pasalnya selama ini, ia tak menyangka jika akan secepat ini Serena ingin mengakhiri pernikahan mereka. Yah, Walaupun ini hanya pernikahan diatas kertas, tapi apakah ia harus setuju juga mengakhiri pernikahan yang tidak normal bagi mereka berdua.Ia tak langsung menjawab pertanyaan Serena. Memilih menghindar ke ruang kerja dengan alasan pekerjaan."Loh, kalau sibuk dengan pekerjaannya ngapain tinggal di rumah? Ke kantor saja lebih baik." titah Serena.Lantas apa yang harus Gifran lakukan? Tidak mungkinkan, iya langsung menyetujuinya juga dengan cepat.Sebelum mengakhiri pernikahannya, ia harus membereskan kekacauan toko cake milik keluarga Serena terlebih dahulu. Sebab, saat ini Tayo tengah mengumpulkan bukti-bukti penggelapan dana dan bahan baku yang ditukar.
Serena mondar mandir di dalam kamar hotel merutuki kebodohannya.Berulang kali memukul kepalanya mengingat kejadian beberapa saat lalu di dalam kamar mandi. Usai berpakaian lengkap ia tidak menemukan keberadaan suaminya di sana. Saat ini perutnya terasa lapar, Gifran belum muncul juga. Berniat memesan makanan lewat telepon akhirnya batal, tatkala suaminya kembali dari luar entah dari mana, ia melihat Gifran meletakkan dua box kantong makanan ke atas meja."Makanlah, pasti kamu belum makan seharian ini," ujarnya berlalu tanpa menoleh ke arah Serena.Tidak mau menyianyiakan kesempatan itu, Serena lekas membuka box makanan itu dan mulai melahap makanan cepat saji dengan isian roti daging yang dipanggang diolesi saos mayones, serta keju mozarella daun selada, paprika, dan bahan lain. Serena makan tanpa memedulikan keberadaan suaminya di sana.Menikmati potongan burger dengan se cup soft drink Serena merasa puas dan kenyang. S
Hari kedua di Paris, Serena begitu antusias. Sejak pagi gadis itu bangun lebih awal memilih menikmati kegiatan masyarakat kota di awal hari. Ia berdiri di atas balkon hotel mengamati orang-orang yang sibuk lalu lalang, serta beberapa kendaraan terlihat hilir mudik ke sana ke mari. Puas memandangi aktivitas lalu lintas dari atas balkon, Serena lekas meraih tas slingbagnya. Gadis yang memakai dres batik itu, tak lupa melengkapi stylenya dengan kacamata hitam yang ia gantungkan di hidung mancung bak perosotan itu. Saat akan melangkah keluar, tiba-tiba suara Gifran terdengar menghentikan langkahnya sejenak."Hey gadis bar-bar, mau ke mana kau sepagi ini?" tanya Gifran yang baru saja bangun dan duduk di sofa menyandarkan punggungnya ke belakang, mengamati penampilan dari atas sampai bawah gadis di hadapannya."Hari ini aku akan berjalan-jalan menikmati keindahan kota Paris," jawabnya santai."Kau itu wisatawan di negara ini. Memangnya kamu berani pergi sendirian! Kam
Tidak terasa perjalanan mereka dalam rangka berbulan madu telah usai. Baik Gifran maupun Serena sudah bersiap mengepak pakaian masing-masing ke dalam koper. Baru mereka check in meninggalkan hotel. Walaupun, perjalanan mereka berdua cukup singkat. Tapi, tetap tidak bisa dikatakan sebgai honeymoon bagi kedua sejoli ini. Mereka terpaksa menerima perjalanan gratis berkedok bulan madu itu hanya untuk tidak mengecewakan keluarga Castanyo. "Ingat sampai di rumah kita kembali menjalankan akting terbaik masing-masing. Jangan sampai mereka curiga," ujar Gifran menutup kopernya. Tak mau kalah dari suaminya itu, Serena pun membalas "Tentu saja suami Kedondongku. Kamu tenang saja. Tidak usah khawatir. Istrimu ini sangat lihai dalam hal berakting. Bukankah, sewaktu membintangi iklan, aku sudah diajak berbohong," ucap Serena seraya mengedipkan sebelah matanya. Gadis itu sengaja melakukan hal tersebut, agar Gifran tak mencemaskan masalah itu sampai di rumah. G
Makan malam di kediaman Castanyo makin ramai dengan adanya anggota baru. Antoni dan Lusi berharap hubungan baru yang dijalani Gifran, semoga bisa berjalan baik. Hanya itu harapan mereka, pasalnya Gifran susah sekali untuk dibujuk memiliki pendamping hidup. Apalagi menikah. Tragedi kemarin ada untungnya juga. Coba kalau tidak, mana mungkin sekarang Gifran menikah dan memiliki istri yang cantik bak bidadari.Dentingan sendok yang terdengar hingga semua orang selesai menghabiskan makanannya. Mereka beranjak menuju ruang tengah. Kecuali Serena. Gadis itu, nampaknya ikut membereskan meja makan yang ada di sana. Membantu menyusun piring kotor lalu diangkat ke tempat cuci piring."Aduh nggak usah Non. Ini tugas bibi. Biar Bibi aja yang beresin. Nggak enak sama Nyonya. Meningan Nona gabung sama keluarga di depan," tegur Bi Ira sungkan.Serena menoleh ke arah bi Ira. "Nggak apa-apa kok Bi. Ini pekerjaan yang sangat mudah kok. Aku biasa bantuin Mama di rumah j