Hari kedua di Paris, Serena begitu antusias. Sejak pagi gadis itu bangun lebih awal memilih menikmati kegiatan masyarakat kota di awal hari. Ia berdiri di atas balkon hotel mengamati orang-orang yang sibuk lalu lalang, serta beberapa kendaraan terlihat hilir mudik ke sana ke mari. Puas memandangi aktivitas lalu lintas dari atas balkon, Serena lekas meraih tas slingbagnya. Gadis yang memakai dres batik itu, tak lupa melengkapi stylenya dengan kacamata hitam yang ia gantungkan di hidung mancung bak perosotan itu. Saat akan melangkah keluar, tiba-tiba suara Gifran terdengar menghentikan langkahnya sejenak.
"Hey gadis bar-bar, mau ke mana kau sepagi ini?" tanya Gifran yang baru saja bangun dan duduk di sofa menyandarkan punggungnya ke belakang, mengamati penampilan dari atas sampai bawah gadis di hadapannya.
"Hari ini aku akan berjalan-jalan menikmati keindahan kota Paris," jawabnya santai.
"Kau itu wisatawan di negara ini. Memangnya kamu berani pergi sendirian! Kam
Tidak terasa perjalanan mereka dalam rangka berbulan madu telah usai. Baik Gifran maupun Serena sudah bersiap mengepak pakaian masing-masing ke dalam koper. Baru mereka check in meninggalkan hotel. Walaupun, perjalanan mereka berdua cukup singkat. Tapi, tetap tidak bisa dikatakan sebgai honeymoon bagi kedua sejoli ini. Mereka terpaksa menerima perjalanan gratis berkedok bulan madu itu hanya untuk tidak mengecewakan keluarga Castanyo. "Ingat sampai di rumah kita kembali menjalankan akting terbaik masing-masing. Jangan sampai mereka curiga," ujar Gifran menutup kopernya. Tak mau kalah dari suaminya itu, Serena pun membalas "Tentu saja suami Kedondongku. Kamu tenang saja. Tidak usah khawatir. Istrimu ini sangat lihai dalam hal berakting. Bukankah, sewaktu membintangi iklan, aku sudah diajak berbohong," ucap Serena seraya mengedipkan sebelah matanya. Gadis itu sengaja melakukan hal tersebut, agar Gifran tak mencemaskan masalah itu sampai di rumah. G
Makan malam di kediaman Castanyo makin ramai dengan adanya anggota baru. Antoni dan Lusi berharap hubungan baru yang dijalani Gifran, semoga bisa berjalan baik. Hanya itu harapan mereka, pasalnya Gifran susah sekali untuk dibujuk memiliki pendamping hidup. Apalagi menikah. Tragedi kemarin ada untungnya juga. Coba kalau tidak, mana mungkin sekarang Gifran menikah dan memiliki istri yang cantik bak bidadari.Dentingan sendok yang terdengar hingga semua orang selesai menghabiskan makanannya. Mereka beranjak menuju ruang tengah. Kecuali Serena. Gadis itu, nampaknya ikut membereskan meja makan yang ada di sana. Membantu menyusun piring kotor lalu diangkat ke tempat cuci piring."Aduh nggak usah Non. Ini tugas bibi. Biar Bibi aja yang beresin. Nggak enak sama Nyonya. Meningan Nona gabung sama keluarga di depan," tegur Bi Ira sungkan.Serena menoleh ke arah bi Ira. "Nggak apa-apa kok Bi. Ini pekerjaan yang sangat mudah kok. Aku biasa bantuin Mama di rumah j
Keesokan harinyaPagi-pagi, Serena bangun menyiapkan segala keperluan Suaminya. Mulai dari pakaian, sampai sepatu yang akan dikenakan berangkat kantor. Usai beres, Serena lekas masuk ke dalam kamar mandi untuk bersiap ke toko. Hanya sekedar mengecek keadaan tokonya sebelum siang nanti, ia menjemput kedua orang tuanya di Bandara.Gifran sudah terlihat rapi dengan setelan jas navy yang sudah disiapkan istrinya. Setelah berpakaian rapi, keduanya memilih turun sarapan bergabung bersama keluarga. Semua keluarga yang ada di meja makan, terlihat sangat senang melihat kedatangan sepasang pasangan baru yang masih hangat-hangatnya.Sampai di meja makan, Gifran membukakakan istrinya kursi seraya mengelus rambutnya. Serena pun terkejut mendapati perlakuan Gifran di hadapan semua orang yang ada di meja makan. Serena pun menoleh ke arah suaminya sekilas. Seolah tahu maksud istri bar-barnya. Gifran hanya mengulas senyum manis.Serena mengambil piring
Taksi yang ditumpangi Serena berhenti tepat di depan lobi bandara. "Pak tunggu sebentar yah. Saya mau mencari mama dan papaku terlebih dahulu," pesan Serena pada sopir taksi. "Baik Nona." Serena melangkahkan kaki ke dalam Bandara mencari kedua orang tuanya yang habis menikmati liburan singkat di Pulau Dewata Bali saat keduanya, honeymoon di Prancis. Tak lama kemudian, Pintu kedatangan bandara di buka. Duo Raja dan Ratu berjalan keluar mencari keberadaan Serena anak semata wayang mereka yang katanya akan menjemput. Melihat Papa dan Mamanya berjalan ke arah kerumunan orang-orang yang menunggu kedatangan sanak saudara mereka, Serena lekas menaikkan kedua tangannya seraya berteriak "Papa, Mama aku disini." Duo Raja dan Ratu segera menghampiri anak semata wayang mereka yang sudah menikah beberapa hari yang lalu. "Sayang, anak Mama yang cantik," sambut Ratu menghamburkan pelukanannya ke Serena dengan wajah merekah. Selama anaknya menikah beb
Usai menyerahkan beberapa oleh-oleh ke Mama dan Papanya Serena beranjak dari sofa. Ia melangkahkan kakinya menuju kamar yang hampir dua minggu tidak ia tempati.Sampai di dalam kamar, ia merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk yang selama beberapa hari ia tinggalkan. Tak berselang lama, matanya seakan berat untuk ditopang, hingga akhirnya ia tertidur.Hingga malam datang, Serena belum juga menampakkan tanda-tanda akan bangun. Ia seakan terlelap dengan mimpi yang indah. Wajar saja, selama menikah dan menjadi istri seorang Gifran Aleandro Castanyo, Serena selalu bangun pagi-pagi menyiapkan segala kebutuhan suaminya yang akan berangkat ke kantor.Jadi, menurutnya sah- sah aja. Selama, dia berada di rumah orang tuanya Serena bebas melakukan apa saja. Termasuk, tidur yang lama,. Seperti kebiasaannya sebelum menikah. Bahkan, tak jarang Serena bisa tidur selama lebih dari dua puluh empat jam, jika kondisi gadis itu tidak baik-baik saja.
Melangkahkan kaki menuruni anak tangga satu per satu Serena menemui suami kedondongnya di ruang tamu yang tengah berbincang bersama papanya. Dengan langkah gontai tak bersemangat, ia mendudukkan bokongnya di salah satu kursi single. Gifran yang melihat istri bar-barnya itu bergeming tatkala, matanya tertuju pada pakaian yang dikenakan istrinya, sepasang piyama bergambar kartun spongebob yang tidak sama dengan perwatakan yang dimiliki istrinya itu. Ingin rasanya Gifran tertawa terbahak-bahak seandainya kedua mertuanya tidak ada."Akhirnya yang ditunggu Nak Gifran muncul juga," sambut Raja menoleh ke arah anak semata wayangnya.Duduk tegap dengan menyilangkan kaki kiri, Serena hanya bergeming menatap suaminya yang duduk di depannya, hanya dibatasi meja kaca sebagai penyekat."Ia pasti menertawakanku, karena penampilanku!" batinnya menebak. Yah, Serena sudah bisa melihat eksprresi Gifran di hadapannya itu. Seolah berkata "Bajumu sangat lucu. Kamu lebih mirip
Gifran dan Serena tiba di rumah jam sepuluh malam. Sebelumnya, Gifran singgah di apartemen Tayo mengambil beberapa file yang akan diperiksa malam ini. Sebab, besok akan ada agenda rapat bersama para pemegang saham dan investor.Mobil mewah sedan hitam terparkir sempurna di carport keduanya lekas turun usai melepaskan seatbelt masing-masing. Melangkah bersama menuju pintu, masuk ke dalam kediaman Castanyo. Diantara keduanya tak ada yang saling bertegur sapa hingga, keduanya sampai di dalam kamar.Serena lebih dulu masuk ke kamar mandi mengganti kembali pakaiannya. Sejak kejadian di hotel Paris sewaktu berbulan madu, Serena tak ingin lagi teledor. Ia selalu membawa pakaiannya ke dalam kamar mandi.Setelah mengenakan setelan piyama berwarna maroon, Serena melangkahkan ke arah sofa besar membawa bantal dan selimut yang menjadi tempat tidurnya selama ini. Yah, mereka berdua memutuskan untuk tidur berpisah, guna menghindari kontak fisik yang bisa saja te
Hari-hari berlalu begitu cepat, Kedua pasangan suami istri itu di sibukkan dengan aktivitasnya sendiri masing-masing. Usai menyiapkan pakaian Gifran seperti biasa, Serena langsung turun membantu Bibi yang menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga Caatanyo.Dengan keahlian memasak yang dimilikinya, Serena mengolah beberapa jenis makanan untuk menu sarapan. Tak sampai disitu saja, Serena juga sering membuat cake untuk Papa dan Mama mertuanya. Serena ingin meninggalkan kesan yang baik di mata kedua mertuanya, jika dirinya dan Gifran berpisah kelak.Makanya, Serena selalu berusaha menyenangkan hati papa dan mama mertuanya.Menu sarapan yang dibuat sudah siap tersaji di atas meja. Satu per satu anggota keluarga, mulai mendudukkan tubuhnya di kursi meja makan. Seperti pagi ini, Antoni mencoba menu baru yang disajikan Serena, yaitu Nasi goreng Seafood dengan saus gochujang dari Korea. Nasi goreng kali ini benar-benar nikmat untuk lidah orang Indonesia."Nggak
Kesuksesan perilisan produk di Dubai berhasil menyita perhatian dunia. Pasalnya iklan yang terpampang di layar besar yang ada di gedung-gedung pencakar langit di sana menampilkan pasangan suami istri yang menjadi model produk mereka sendiri. Gifran dan Serena bak model internasional yang sangat piawai bergaya di depan kamera. Pencapaian ini membuat nama mereka melejit sebagai pasangan suami istri yang sangat romantis. Awalnya banyak masayarakat awam yang tidak mengetahui identitas mereka, namun seiring dengan laku kerasnya produk clothing B&G membuat keduanya semakin dikenal masyarakat lewat wawancara sebuah majalah fashion dunia.Lusi dan Antoni siang itu bermain di taman samping dengan cucunya lekas memanggil kedua cucunya.“Danish, Dea! Lihat foto siapa ini?” tanya Lusi sembari memperlihatkan gambar foto Gifran dan Serena.“Mama dan Papa! Ini mama dan papa.” Jawab kedua cucunya serentak. Semenjak beredarnya foto Serena dan Gifran di majalah fashion, kedua anak mereka sangat antus
Dua bulan kemudianSetiap pagi manusia disibukkan dengan berbagai rutinitas. Mulai dari bangun tidur bahkan sampai menjelang tidur. manusia masih saja disibukkan dengan berbagai kegiatan yang tiada hentinya. Ini berlaku bagi manusia yang memiliki tingkat kesibukan yang tinggi dalam mengumpulkan pundi-pundi uang dan harta benda.Tidak terkecuali dengan pasangan suami istri yang baru. Tomi dan Tiara pagi-pagi sudah disibukkan dengan kegiatan mereka masing-masing di kantor. walau berbeda tempat kerja keduanya berusaha tetap kompak dan tidak mempermasalahkan hal tersebut.“Mas, pakaianmu sudah aku taruh di atas tempat tidur. Aku turun dulu.” ucap Tiara kepada suaminya yang ada di dalam kamar mandi.Perempuan yang berpakaian kemeja peach kerah bermodel V bertali pita dipadukan dengan rok pensil warna mocca di bawah lutut, menuruni anak tangga menuju dapur. Tiara selalu berusaha setiap pagi menyiapkan sarapan untuk suami tercinta. Walau dengan menu sederhana.Dua potongan roti sandwich menj
Pernikahan Tomi dan Tiara diadakan di salah satu hotel mewah di kawasan ibu kota. Setelah menyelesaikan tadi pagi serangkaian prosesi akad nikah kini dua orang manusia yang berbeda jenis kelamin itu akhirnya bersatu dalam ikatan suci tali pernikahan di mata hukum dan agama.Tiara yang tampil cantik dengan busana kebaya putih tulang membuat auranya sebagai pengantin sangat cantik. kedua sejoli itu memakai pakaian adat pada saat prosesi akad tadi. Tomi pun tampil gagah dalam balutan jas tutup berwarna putih senada dengan pakaian Tiara.“Semoga kalian langgeng dan segera diberi momongan,” ucap mama Tiara kepada keduanya saat proses sungkeman.Rasa haru dan bahagia melihat adik semata wayangnya melepas masa lajangnya membuat Serena menititkkan air mata bahagia. Melihat hal itu, Tayo merengkuh bahu sang istri dan memberi kecupan di pelipisnya.“Jangan sedih, sayang. Bukankah ini yang kau inginkan sejak kemarin-kemarin? Melihat Tomi bersanding dengan pilihannya.” Ucap Tayo menenangkan sang
Tiga bulan sudah, Tomi menjalani serangkaian perawatan untuk memulihkan kondisinya. Tiara dengan setia menemani calon suaminya memberikan dukungan yang tiada henti.“Dari seluruh pemeriksaan, kondisi Tomi sudah kembali baik. Kepala, lengan, dan kaki yang terluka sudah pulih kembali semula. Ini hal yang baik untuk Tomi bisa kelaur dari rumah sakit.” jelas dokter laki-laki paruh baya dengan kacamata yang menggantung di hidungnya.“Benarkah, Dok?” tanya Tomi tersenyum senang.Dokter paruh baya itu mengangguk. Lalu berkata, “Iya, Tuan. Hari ini anda sudah bisa pulang.”Tiara yang berdiri di samping ranjang Tomi pun turut bahagia mendengar penjelasan dokter.“Selamat, sayang. Akhirnya kamu keluar juga hari ini.” Tiara menggenggam kedua tangan Tomi.“Baiklah, kalau begitu Saya permisi,” ujar dokter laki-laki paruh baya itu.”***Kepulangan Tomi menjadi berita yang sangat membahagiakan bagi kakaknya. Pasalnya, selama di rumah sakit, Lela bolak-balik bergantian dengan Tiara menjaga Tomi. Belu
Setelah melakukan penyelidikan, Gifran sudah mengantongi bukti kasus yang menimpa Tomi. Ia sangat geram mengetahui ternyata ada yang senagaja ingin menjatuhkan citra perusahaannya. Selama ini ia berpikir, ia sama sekali tidak pernah mengusik lawan saingannya. Namun, semua itu di luar perkiraannya. Ternyata diam-diam, karyawannya ada yang sengaja berkoalisi dengan pihak lawan untuk menjatuhkannya secara pelan-pelan.Untung saja, Gifran mengetahui dengan cepat. Terlambat sedikit saja, bisa jadi pembangunan yang ada di kota V tersendat karena adanya isu yang mengkambinghitamkan dirinya.“Tuan, tidak usah kahwatir. Saya sudah menghubungi HRD untuk memecat yang bersangkutan. Bisa dipastikan ia tidak akan mendapatkan pekerjaan di manapun di negeri ini. karena kita sudah membeberkan kartu asnya. Begitupun, dengan Tuan Simon. Sekarang ini perusahaannya berada di ambang kehancuran.” Ujar Tayo.Gifran tidak menyangka jika Simon salah satu rekan bisnisnya ternyata memiliki dendam yang sangat dal
Sementara itu di proyek, Tomi yang baru saja berdiskusi dengan salah satu tehnisi berdampingan keluar. “Tuan awas!” teriak salah satu pekerja yang melihat rangka bangunan roboh. Rangka gedung timur yang sudah terpasang sempurna tiba-tiba saja ambruk menimpanya.Namun na’as, Tomi dan rekannya tidak sempat menyelamatkan diri. Sehingga mereka berdua mengalami cedera parah yang sangat serius. Para pekerja yang menyaksikan insiden tersebut langsung berlarian membawa Tomi dan rekan mereka cedera.Ambulans yang dipesan sudah datang. Kedua orang itu cepat dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan insentif.Di kediaman Tayo, Lela yang baru saja menidurkan Tala, terkejut mendapat kabar dari rumah sakit perihal tentang Tomi. “Tidak. tidak mungkin!” Ia langsung menguhubungi suaminya Tayo untuk mengkonfirmasi apakah berita tersebut benar atau tidak.Sementara itu kantor B&G pusat, semua orang sangat terkejut dan tidak menyangka jika Tomi mengalami kecelakaan kerja. Apalagi Tayo dan Gifran
Hari pertama, Tomi disibukkan meninjau proyek yang sedang dalam tahap pembangunan. Ia yang bertugas sebagai penanggung jawab proyek harus memastikan tidak ada kendala serius selama pengerjaan.Dengan memakai topi pelindung disertai rompi pelindung, Tomi memberikan arahan kepada para pekerja yang sedang sibuk.“Apa tidak ada kendala yang serius di sini?” tanya Tomi kepada salah satu mandor yang bekerja di sini.“Tidak ada, Pak. Sesuai dengan arahan, Bapak kami menyiapkan segalanya dengan baik,” jawab laki-laki umur 40-an yang bertugas sebagai kepala mandor.“Saya harap juga begitu. Sehingga proyek ini bisa selesai sesuai tenggak waktu yang telah ditentukan.”“Iya, Pak. Kami akan bekerja keras menyelsaikan sampai batas waktu yang, Bapak berikan.”Setelah perbincangan sedikit dengan kepala mandor, Tomi pun menuju bangunan yang ada di sebelah timur. Rangka dari bangunan tersebut sudah terpasang, sehingga ia ke sana untuk mengecek apakah sudah berjalan sesuai dengan rencana.Selama berkeli
Tomi bertolak ke kota V untuk memipin pembangunan proyek di sana. sebelum pesawat lepas landas, ia mengabarkan kepada Tiara bahwa sebentar lagi pesawat akan take off. Namun, panggilan video call dari Tiara di ponsel membuat Tomi menggeser icon hijau pada ponsel merek buah.“Kamu hati-hati di sana. Jaga mata. jangan genit-genit. Ada hati yang harus kamu jaga di sini.” pesan Tiara dari seberang dengan wajah yang ditekuk. Ia merasa sangat sedih melepas kepergian Tomi kali ini. tidak biasanya Tiara merasa gelisah. Namun, ia tidak utarakan secara langsung kepada calon suaminya karena tidak ingin membuat Tomi merasa terbebani.Tomi tersenyum mendengar nasehat dari wanita pujaannya yang sebenatr lagi akan menjadi istrinya.“Siap, Nyonya. Aku akan selalu ingat pesan dan nasehat Nyonya,” hibur Tomi di kursi bisnis yang saat ini ia duduki.“Kamu jaga diri. Jaga kesehatan. Jangan telat makan. Jangan begadang. Kalau lagi capek di kantor istirahat sejenak. Jangan terlalu memaksakan bekerja jika ko
Setelah proses lamaran, Tomi disibukkan dengan pekerjaan yang baru menang tender. Selama satu bulan kedepan ia akan berada di luar kota untuk memantau proses pembangunan sebuah kawasan taman kota yang rencananya dimulai pekan depan.“Bagaimana persiapan ke kota V pekan depan, apa persiapannya sudah 90 persen?” tanya Gifran saat Tomi masuk menyerahkan rancangan proposal yang sudah diperbarui usai meeting kemarin.“Iya, Tuan. Semua akan berjalan sesuai dengan rencana. Jadi mulai minggu depan kita Saya dan tim akan menuju lokasi untuk memantau secara langsung permbuatan taman kota yang ada di kota V.” jelas Tomi menyerahkan proposal untuk diperiksa dan ditandatanagi ulang oleh pimpinannya.Gifran megangguk. “Untuk kesekian kalinya aku mempercayakan proyek ini kepadamu. Aku yakin kamu bisa menghandle proyek ini. Berikan yang terbaik untuk walikota V agar ia kagum dengan kita sebagai pelaksana.”“Terima kasih atas kepercayaan, Anda Tuan. Saya akan memberikan yang terbaik untuk perusahaan i