Dilihat tp sulit dijangaku
Ucapan yang terlontar dari mulut Serena membuat Gifran kaget. Pasalnya selama ini, ia tak menyangka jika akan secepat ini Serena ingin mengakhiri pernikahan mereka. Yah, Walaupun ini hanya pernikahan diatas kertas, tapi apakah ia harus setuju juga mengakhiri pernikahan yang tidak normal bagi mereka berdua.
Ia tak langsung menjawab pertanyaan Serena. Memilih menghindar ke ruang kerja dengan alasan pekerjaan.
"Loh, kalau sibuk dengan pekerjaannya ngapain tinggal di rumah? Ke kantor saja lebih baik." titah Serena.
Lantas apa yang harus Gifran lakukan? Tidak mungkinkan, iya langsung menyetujuinya juga dengan cepat.
Sebelum mengakhiri pernikahannya, ia harus membereskan kekacauan toko cake milik keluarga Serena terlebih dahulu. Sebab, saat ini Tayo tengah mengumpulkan bukti-bukti penggelapan dana dan bahan baku yang ditukar.
<Serena mondar mandir di dalam kamar hotel merutuki kebodohannya.Berulang kali memukul kepalanya mengingat kejadian beberapa saat lalu di dalam kamar mandi. Usai berpakaian lengkap ia tidak menemukan keberadaan suaminya di sana. Saat ini perutnya terasa lapar, Gifran belum muncul juga. Berniat memesan makanan lewat telepon akhirnya batal, tatkala suaminya kembali dari luar entah dari mana, ia melihat Gifran meletakkan dua box kantong makanan ke atas meja."Makanlah, pasti kamu belum makan seharian ini," ujarnya berlalu tanpa menoleh ke arah Serena.Tidak mau menyianyiakan kesempatan itu, Serena lekas membuka box makanan itu dan mulai melahap makanan cepat saji dengan isian roti daging yang dipanggang diolesi saos mayones, serta keju mozarella daun selada, paprika, dan bahan lain. Serena makan tanpa memedulikan keberadaan suaminya di sana.Menikmati potongan burger dengan se cup soft drink Serena merasa puas dan kenyang. S
Hari kedua di Paris, Serena begitu antusias. Sejak pagi gadis itu bangun lebih awal memilih menikmati kegiatan masyarakat kota di awal hari. Ia berdiri di atas balkon hotel mengamati orang-orang yang sibuk lalu lalang, serta beberapa kendaraan terlihat hilir mudik ke sana ke mari. Puas memandangi aktivitas lalu lintas dari atas balkon, Serena lekas meraih tas slingbagnya. Gadis yang memakai dres batik itu, tak lupa melengkapi stylenya dengan kacamata hitam yang ia gantungkan di hidung mancung bak perosotan itu. Saat akan melangkah keluar, tiba-tiba suara Gifran terdengar menghentikan langkahnya sejenak."Hey gadis bar-bar, mau ke mana kau sepagi ini?" tanya Gifran yang baru saja bangun dan duduk di sofa menyandarkan punggungnya ke belakang, mengamati penampilan dari atas sampai bawah gadis di hadapannya."Hari ini aku akan berjalan-jalan menikmati keindahan kota Paris," jawabnya santai."Kau itu wisatawan di negara ini. Memangnya kamu berani pergi sendirian! Kam
Tidak terasa perjalanan mereka dalam rangka berbulan madu telah usai. Baik Gifran maupun Serena sudah bersiap mengepak pakaian masing-masing ke dalam koper. Baru mereka check in meninggalkan hotel. Walaupun, perjalanan mereka berdua cukup singkat. Tapi, tetap tidak bisa dikatakan sebgai honeymoon bagi kedua sejoli ini. Mereka terpaksa menerima perjalanan gratis berkedok bulan madu itu hanya untuk tidak mengecewakan keluarga Castanyo. "Ingat sampai di rumah kita kembali menjalankan akting terbaik masing-masing. Jangan sampai mereka curiga," ujar Gifran menutup kopernya. Tak mau kalah dari suaminya itu, Serena pun membalas "Tentu saja suami Kedondongku. Kamu tenang saja. Tidak usah khawatir. Istrimu ini sangat lihai dalam hal berakting. Bukankah, sewaktu membintangi iklan, aku sudah diajak berbohong," ucap Serena seraya mengedipkan sebelah matanya. Gadis itu sengaja melakukan hal tersebut, agar Gifran tak mencemaskan masalah itu sampai di rumah. G
Makan malam di kediaman Castanyo makin ramai dengan adanya anggota baru. Antoni dan Lusi berharap hubungan baru yang dijalani Gifran, semoga bisa berjalan baik. Hanya itu harapan mereka, pasalnya Gifran susah sekali untuk dibujuk memiliki pendamping hidup. Apalagi menikah. Tragedi kemarin ada untungnya juga. Coba kalau tidak, mana mungkin sekarang Gifran menikah dan memiliki istri yang cantik bak bidadari.Dentingan sendok yang terdengar hingga semua orang selesai menghabiskan makanannya. Mereka beranjak menuju ruang tengah. Kecuali Serena. Gadis itu, nampaknya ikut membereskan meja makan yang ada di sana. Membantu menyusun piring kotor lalu diangkat ke tempat cuci piring."Aduh nggak usah Non. Ini tugas bibi. Biar Bibi aja yang beresin. Nggak enak sama Nyonya. Meningan Nona gabung sama keluarga di depan," tegur Bi Ira sungkan.Serena menoleh ke arah bi Ira. "Nggak apa-apa kok Bi. Ini pekerjaan yang sangat mudah kok. Aku biasa bantuin Mama di rumah j
Keesokan harinyaPagi-pagi, Serena bangun menyiapkan segala keperluan Suaminya. Mulai dari pakaian, sampai sepatu yang akan dikenakan berangkat kantor. Usai beres, Serena lekas masuk ke dalam kamar mandi untuk bersiap ke toko. Hanya sekedar mengecek keadaan tokonya sebelum siang nanti, ia menjemput kedua orang tuanya di Bandara.Gifran sudah terlihat rapi dengan setelan jas navy yang sudah disiapkan istrinya. Setelah berpakaian rapi, keduanya memilih turun sarapan bergabung bersama keluarga. Semua keluarga yang ada di meja makan, terlihat sangat senang melihat kedatangan sepasang pasangan baru yang masih hangat-hangatnya.Sampai di meja makan, Gifran membukakakan istrinya kursi seraya mengelus rambutnya. Serena pun terkejut mendapati perlakuan Gifran di hadapan semua orang yang ada di meja makan. Serena pun menoleh ke arah suaminya sekilas. Seolah tahu maksud istri bar-barnya. Gifran hanya mengulas senyum manis.Serena mengambil piring
Taksi yang ditumpangi Serena berhenti tepat di depan lobi bandara. "Pak tunggu sebentar yah. Saya mau mencari mama dan papaku terlebih dahulu," pesan Serena pada sopir taksi. "Baik Nona." Serena melangkahkan kaki ke dalam Bandara mencari kedua orang tuanya yang habis menikmati liburan singkat di Pulau Dewata Bali saat keduanya, honeymoon di Prancis. Tak lama kemudian, Pintu kedatangan bandara di buka. Duo Raja dan Ratu berjalan keluar mencari keberadaan Serena anak semata wayang mereka yang katanya akan menjemput. Melihat Papa dan Mamanya berjalan ke arah kerumunan orang-orang yang menunggu kedatangan sanak saudara mereka, Serena lekas menaikkan kedua tangannya seraya berteriak "Papa, Mama aku disini." Duo Raja dan Ratu segera menghampiri anak semata wayang mereka yang sudah menikah beberapa hari yang lalu. "Sayang, anak Mama yang cantik," sambut Ratu menghamburkan pelukanannya ke Serena dengan wajah merekah. Selama anaknya menikah beb
Usai menyerahkan beberapa oleh-oleh ke Mama dan Papanya Serena beranjak dari sofa. Ia melangkahkan kakinya menuju kamar yang hampir dua minggu tidak ia tempati.Sampai di dalam kamar, ia merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk yang selama beberapa hari ia tinggalkan. Tak berselang lama, matanya seakan berat untuk ditopang, hingga akhirnya ia tertidur.Hingga malam datang, Serena belum juga menampakkan tanda-tanda akan bangun. Ia seakan terlelap dengan mimpi yang indah. Wajar saja, selama menikah dan menjadi istri seorang Gifran Aleandro Castanyo, Serena selalu bangun pagi-pagi menyiapkan segala kebutuhan suaminya yang akan berangkat ke kantor.Jadi, menurutnya sah- sah aja. Selama, dia berada di rumah orang tuanya Serena bebas melakukan apa saja. Termasuk, tidur yang lama,. Seperti kebiasaannya sebelum menikah. Bahkan, tak jarang Serena bisa tidur selama lebih dari dua puluh empat jam, jika kondisi gadis itu tidak baik-baik saja.
Melangkahkan kaki menuruni anak tangga satu per satu Serena menemui suami kedondongnya di ruang tamu yang tengah berbincang bersama papanya. Dengan langkah gontai tak bersemangat, ia mendudukkan bokongnya di salah satu kursi single. Gifran yang melihat istri bar-barnya itu bergeming tatkala, matanya tertuju pada pakaian yang dikenakan istrinya, sepasang piyama bergambar kartun spongebob yang tidak sama dengan perwatakan yang dimiliki istrinya itu. Ingin rasanya Gifran tertawa terbahak-bahak seandainya kedua mertuanya tidak ada."Akhirnya yang ditunggu Nak Gifran muncul juga," sambut Raja menoleh ke arah anak semata wayangnya.Duduk tegap dengan menyilangkan kaki kiri, Serena hanya bergeming menatap suaminya yang duduk di depannya, hanya dibatasi meja kaca sebagai penyekat."Ia pasti menertawakanku, karena penampilanku!" batinnya menebak. Yah, Serena sudah bisa melihat eksprresi Gifran di hadapannya itu. Seolah berkata "Bajumu sangat lucu. Kamu lebih mirip