Share

Semoga saja Pak Gio tidak datang

Fatih termenung di meja kantin, apa mungkin ia tega berbicara dengan istrinya tentang kemauan sang ibu? Fatih rasa itu sangat kejam karena akan melukai hati istrinya. Mana mungkin ada wanita yang siap untuk dimadu?

Drt … drt … drt…

Getar benda pipih di saku celananya membangunkan lamunan pria itu. Ia pun lantas mengusap tombol jawab di layar yang tertulis nama istrinya itu.

"Halo, Mas, bagaimana kondisi ibu? Ibu dirawat di rumah sakit mana? Biar Wulan susul kesana," ucap Wulan saat panggilannya terhubung.

"Halo Wulan," jawab Fatih lesu. "Kamu tidak usah khawatir, ibu baik-baik saja. Ibu sudah dapat perawatan,"

"Syukurlah kalau begitu, Mas. Wulan ingin bertemu ibu, boleh Wulan menyusul kalian ke sana? Kalian di rumah sakit mana?" lagi Wulan bertanya dengan pertanyaan yang sama.

"Kita tidak ke rumah sakit, Lan. Kita ke klinik,"

"Klinik?" jawab Wulan heran.

"Iya, klinik milik Dokter Denli, Dokter yang memeriksa ibu tadi pagi," jelas Fatih membuat kedua alis Wulan bertaut bingung.

"Ko m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status