Share

Bab 22

"Nanti pulangnya Mas jemput. Jangan lupa kabari kalau sudah sampai cafe," pesanku pada Inaya saat dia mengantarku sampai ke teras rumah.

Hari ini adalah hari pertama ia kerja di cafe milik Rama setelah dua hari mundur dari jadwal yang sudah mereka sepakati. Sebenarnya, ingin sekali aku melarang dan memintanya untuk tetap di rumah saja. Namun, aku tidak ingin terkesan mengekang Inaya yang bisa saja membuatnya makin tidak nyaman.

Inaya memang sedang membutuhkan lingkungan baru yang bisa membantu agar suasana hatinya membaik. Semoga dengan aku mengizinkannya bekerja, dengan perlahan Inaya bisa melupakan kejadian masa lalu yang menyakitkan untuknya.

Inaya sempat mendiamkanku seharian setelah kami menjenguk Dewi di rumah sakit waktu itu, dan aku paham ia sedang cemburu. Sikap Dewi yang kelewat manja padaku memang tidak bisa dibenarkan. Mantan istriku itu tidak mempedulikan perasaan Inaya yang juga sedang berada di sana menyaksikan interaksi kami.

Ah, aku muak terus dihadapkan dalam sit
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuni
emang enak di curkin dip.... pembalalasan lbh kejam drpada tdk membalas hahhaa
goodnovel comment avatar
Rimah El Be
mng enak d cuekin ,,,
goodnovel comment avatar
Izha Effendi
jgn terlampau berlbhan inaya,,wanita yg taat sama suami bukan sprti itu ..shrusnya bisah lbh mnjga prasaan suami lo
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status